Disclaimer : Naruto dan kawan - kawan milik Masashi Kishimoto aku cuma pinjam

Warning : typo, gaje ide pasaran, dll

Rated : T

Pair : NaruMiko

Sumary : ini hanya cerita tentang kehidupan keluarga kecil Namikaze, Sasuke Namikaze anak dari pasangan Naruto Namikaze dan Mikoto Namikaze yang menginginkan hadirnya seorang adik.

Naruto Namikaze : 27 tahun

Mikoto Namikaze : 30 tahun

Sasuke Namikaze : jalan 4 tahun


Bonus : permintaan Sasuke


" Ahh... a..aku keluar Himee... aah oh..." desah Naruto sambil mendorong tubuhnya jauh memasuki tubuh Mikoto dan melepaskan benih-benihnya memasuki tubuh istrinya.

"ah... Ak..ku ah.. keluarr.. Na...ru... ahh" desah Mikoto sambil memeluk erat tubuh polos Naruto saat merasakan pelepasan dan merasakan sesuatu yang hangat mengalir membasahi bagian bawahnya.

Nafas kedua insan masih terenggah setelah merasakan pelepasan yang terasa nikmat sekaligus membuat tubuhnya terasa lemas. Naruto menggangkat tubuhnya yang masih lelah dari atas tubuh polos Mikoto yang ada dibawahnya, Naruto membaringkan tubuhnya disamping tubuh Mikoto lalu memeluk tubuh istrinya.

"Terima kasih Hime. (ucap Naruto sambil mencium kening Mikoto sebagai rasa terima kasihnya, Mikoto hanya membalas dengan gumam, karna ia masih mencoba mengumpulkan tenaganya) cepat lah tumbuh didalam sana ya, sayang" harap Naruto sambil mengelus perut rata Mikoto dengan lembut.

"Hmm, semoga aja kali ini berhasil. Aku ga tega kalau lihat wajah kecewa Sasuke saat menanyakan krhadirannya disini." Jawab Mikoto dan meremas lembut tangan Naruto yang ada diatas perutnya.

Naruto merengkuh tubuh polos istrinya dan membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh polos mereka, keduanya mulai menutup mata untuk mengarungi dunia mimpi sambil berpelukan saling membagi kehangatan.

Pasangan Namikaze ini, dari empat bulan yang lalu sedang berusaha membuat anak kedua atas permintaan dari putra sulung mereka yang tak lain Sasuke Namikaze yang ingin punya adik gara-gara keinginannya tak diperbolehkan saat ingin membawa pulang putri dari pasangan Fugaku Uchiha dan Koyuki Uchiha, untuk dibawa pulang kerumah dan tinggal bersamanya.

Flahsback on

Waktu itu, waktu menujukkan pukul dua lebih tiga puluh menit saat Sasuke bangun dari tidur siangnya. Sasuke bangun tidur langsung disambut dengan senyum manis dari kaa-chan tercintanya yang kebetulan siang itu Sasuke tidur dikamar orang tuanya, bersama sang ibu. Sasuke membalas senyum ibunya tak kalah manis apalagi si mungil merangkak dan memberi kecupan di kedua pipi Mikoto.

"Ah, putra kaa-chan sudah bangun ternyata ?! Gimana, apa tadi tidur nyenyak" tanya Mikoto setelah mencium kening Sase sebagai balasan dari kecupan dipipinya.

"Hmm, tadi Suke tidul nyenyak sekali dan mimpi makan es clim banyak dibelikan sama tou-chan. Suke sayang kaa-chan, telima kasih sudah nemenin Suke bobo, kaa-chan" ucap Sasuke masih dengan bermalas-malas dalam pelukan ibunya diatas ranjang

"Sama-sama sayang... kaa-chan jauh... jauh lebih sayang sama Suke. Makanya Suke harus jadi anak yang baik jangan kecewakan kaa-chan dan tou-chan, ne." Mikoto mengelus kepala Sasuke yang mengusel didadanya.

"Hmm (gumam Sasuke sambil menggangukkan kepalanya) Suke akan telus jadi anak yang baik dan pintal bial kaa-chan sama tou-chan bangga sama Suke. hihi..." ujar Sasuke sambil terkiki geli seperti teringat sesuatu yang lucu.

"Ada apa ini ? dengan anak kaa-chan. Sepertinya seneng banget"

"Ssst... tapi kaa-chan jangan bilang-bilang tou-chan. Sebenalnya, isi didalam tumbler yang dibawa tou-chan sudah Suke ganti isinya dengan jus tomat. Haha..." Sasuke tertawa lepas saat membayangkan bagaimana wajah ayahnya saat meminum jus toamat padahal kan ayahnya ga suka sama tomat.

Astaga ! Anaknya ini jail banget sudah tau ayahnya anti tomat malah disuruh minum minuman dari tomat. Mikoto hanya geleng kepala sambil tersenyum geli membayangkan wajah konyol suaminya saat meminum jus yang dibawa yang dikira isinya jus jeruk.

"Ya amapun, sayang. Kamu tau kan tou-chan ga suka sama tomat, terus kenapa jus jeruknya diganti sama jus tomat, Suke ? Kamu ini kenapa sih suka banget jailin tou-chan" ucap Mikoto sambil memetot hidung mungil Sasuke.

"Abis tou-chan ngeselin... Masa kemalen tou-chan bilang tomat itu aneh, buah bukan, sayul bukan, telus katanya lasanya ga enak. Suke ga telima makanan kesukaan Suke dijelek-jelekin, padahalkan tou-chan ga pelnah cobain, makanya Suke tukel saja jusnya" adu Sasuke dengan berapi-api pada ibunya, yups Sasuke paling ga suka ada yang menghina kesukaannya entah itu orang yang disayang atau makan dan mainan kesukaannya.

Mikoto mengerakan jari telunjuknya kekanan dan kiri didepan wajah Sasuke "itu ga dijadikan pembenaran atas apa yang diperbuat oleh Susake, pokoknya nanti Suke harus minta maaf sama tou-chan. Dengar sayang, ga semua orang menyukai apa yang kita sukai, jadi Suke ga bisa menyuruh tou-chan untuk menyukai apa yang disukai sama Suke, kamu harus menghargai pendapat tou-chan ga boleh kaya gini" Mikoto menasehati Sasuke lalu mencium kening anaknya saat melihat Sasuke menggangukkan kepala sambil tersenyum.

Drrt... drrt... getar hp diatas meja kecil yang ada disamping ranjang mengalihkan perhatian Mikoto ia melepaskan pelukannya dan mengambil hpnya untuk melihat siapa yang menelfon dirinya.

"Sebenyar nak, kaa-chan angkat telfon dari nenek dulu ya" kata Mikoto pada Sasuke lalu ia bangun dari tidurannya dan mendudukan diri sambil bersandar dikepala ranjang.

"Hallo..." sapa Mikoto dengan lebut.

"Hallo, Mikoto gimana kabar kamu nak ? Apa ibu menggangu mu, nak ?!"

"Baik bu, kabar Sasuke dan Naruto juga baik. Tidak bu, Ibu tidak menggangu kok. Oya kabar ibu dan yang lainnya gimana ? Maaf kita semua belum menenggok ibu dan ayah"

"Syukurlah, jika kabar kalian baik semua. Kabar kami semua disini juga baik nak, ga apa-apa ibu ngerti kok... pasti suami mu sedang sibuk makanya sudah dua minggu ini kalian belum main kesini" Mikoto mendesah lega saat ibunya memaklumi ketidak hadiran mereka.

"Makasih ya bu, ibu udah gertiin kita. Iya bu, akhir-akhir ini Naru masih sibuk dengan proyek barunya. Ini aja Naru masih di Kumogakure dari tiga hari yang lalu. Sampe-sampe membuat Sasuke uring-uringan, bu" Mikoto tertawa kecil saat melihat wajah pria kecilnya merona dan makin tertawa renyah karna mendengar gumaman anaknya kaa-chan malu-maluin aku aja, aku kan jadi malu sama nenek kepala Sasuke yang ada di pangkuan Mikoto langsung menghadap kearah perut guna menutupi wajahnya yang memerah.

"Ha... ha... anak mu itu, tsundrenya minta ampun. Pasti Sasuke rindu ayahnya tapi ga mau ngaku mangka uring-uringan begitu. Mana anak manja itu, Mikoto. Ibu pingin ngobrol sama Sasuke, ibu udah kangen sama cucu ibu yang tampan tapi tsundre ha...ha..." Mikoto menowel pipi tembem Sasuke membuat sang anak makin mempererat pelukannya.

"Ni anaknya habis bangun tidur, bu. Sasukenya ga mau bu, katanya lagi malu. Oya, ibu nelfon aku cuma mau nanya kabar aku saja atau ada yang mau disampaiin bu..?" Mikoto mengelus kepala Sasuke dengan lembut.

" Ya Tuhan, ibu sampe lupa. Untung kamu ngingetin, gini ibu mau ngasih tau kamu kalau Koyuki hari ini mau melahirkan saat ini ibu dan ayah sedang diperjalanan menuju rumah sakit" ibu Mikoto tertawa nerves saat mendapat lirik dari sang suami yang sedang menyetir lalu ia berinisiatif menggecup pipi suaminya yang bernama Madara Uchiha.

" Semoga diberi kelancaran sama Tuhan, oya nee-chan mau melahirkan dirumah sakit mana ? Bu. Aku ke sana nanti sore saja ya bu, bareng sama Naru kebetul sore ini dia pulang"

"Amin, ya udah ibu tutup telfonnya ya. Sampai jumpa nanti sore, salam buat suami mu sama si manja ya, bye"

"Ya ntar aku sampein, ibu hati-hati dijalan ntar tolong kabar-kabari aku gimana keadaan nee-chan, bu. Aku titip salam buat semua ya bu" Mikoto menaruh ponselnya kembali ke meja setelah mengirim sms ke Naruto menggabarkan tentang Koyuki yang mau ngelahirin.

.

.

Skip time sore hari pukul 16 : 45

Naruto melangkahkan kaki secara perlahan saat memasuki ruang keluarga dan ia mendapati anaknya sedang asyik dengan mainannya dan Mikoto istrinya sedang menonton berita sore, Sasuke sedang asyik main mobil-mobilan diatas karpet yang ada diruang keluarga dan sang ibu mengawasi dari atas sofa sambil nonton televesi, mereka terkejut saat mendengar Naruto mengucapkan salam.

"Tadaima" ucap Naruto dengan suara yang sengaja dikeraskan, Sasuke langsung menenggok ke belakang saat mendengar suara dari orang yang di rindukan ia melihat ayahnya berdiri dia belakang sofa yang diduduki sang ibu, sambil tersenyum padanya, dan Sasuke langsung berlari kecil menghampiri ayahnya dan langsung memeluknya dengan erat.

"Hwaa... tou-chan sudah pulang, okaili tou-chan" Sasuke membalas salam ayahnya dengan riang dan memberi kecupan dipipi ayahnya sambil memeluk erat leher ayahnya saat Naruto menggendong dirinya dan ia terkikik senang saat Naruto menciumi seluruh wajahnya dengan gemas.

"Okairi, anata" Mikoto membalas salam Naruto sambil tersenyum manis dan wajahnya langsung merona saat Naruto mencium pelan bibirnya dan sedikit melumat disaat orang tuanya asyik berciuman Sasuke sedang sibuk mencoba menyingkirkan telapak tangan ayahnya yang menutupi mata.

"Iih ! Tou-chan nyebelin. Masa mata Suke ditutupin, Suke kan ga bisa liat, tou-chan!" Mikoto langsung mendorong dada Naruto saat mendengar jeritan anaknya.

"Ha... ha... gomen... gomen..." Naruto tertawa nerves saat mendapatkan pelototan dari istrinya, ia duduk disamping Mikoto dan Sasuke dipangkuannya, Naruto mengecup kening Mikoto sebagai tanda maaf atas ke khilafannya dan berharap bisa mengurangi rasa marah yang melanda sang istri.

"Kenapa tou-chan pake tutup-tutup mata Suke segala sih. Emang tadi ada apaan sih ?"

"Emm, tadinya tou-chan mau memberi Suke kejuatan tapi kamunya ga sabaran ya akhirnya ga jadi" balas Naruto cepat sambil mengalihkan pembicara agar anaknya ga jadi ngambek.

"Benalkah, telus mana... mana... kejutannya tou-chan Suke udah ga sabal" tanya Sasuke dengan antusias dan matanya berbinar senang, Naruto memindahkan Sasuke ke pangkuan istrinya dan ia langsung berdiri.

"Tapi Suke harus tutup mata dulu, baru tou-chan kasih tau" pinta Naruto sebelum menggambil tasnya yang masih tergeletak dilantai, Sasuke langsung menuruti ucapan Naruto tanpa banyak protes.

"Oke, sekarang Suke boleh membuka matanya" Sasuke membuka matanya secara perlahan dan matanya langsung berbinar senang saat mendapati miniatur mobil Chevrolet Corvette C7, itu adalah mobil-mobilan yang sangat di inginkan oleh Sasuke dari beberapa minggu yang lalu selepas pulang dari kunjungan mereka bertiga dari rumah orang tua Mikoto, Sasuke tak sengaja melihat pamannya Itachi Uchiha turun dari mobil Chevrolet Corvette C7 milik temannya dan si kecil langsung jatuh hati sama model mobilnya dan mengutarakan keinginannya pada sang ayah kalau dia ingin miniatur mobil

"Telima kasih tou-chan, Suke sayang tou-chan emmuach emmuach" sangkin senangnya Sasuke memeluk Naruto erat dan memberi kecupan secara berlebihan membuat Mikoto dan Naruto hanya tertawa senang melihat tingkah anak mereka.

"Tou-chan juga sayang Suke"

.

.

.

Mikoto dan Naruto beriring sambil bergandengan dan Sasuke berada digendongan Naruto mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan yang ditempati menantu keluarga Uchiha istri dari putra sulung pasangan Madara Uchiha dan Yume Uchiha yang tak lain adalah orang tua Mikoto, Mikoto mengetu pintu kamar kelas vip kamar yang dihuni kakak iparnya. Mereka bertiga langsung memasuki kamar setelah dipersilahkan untuk masuk.

Mikoto dan Naruto langsung menyalami Uchiha senior lalu memberi selamat pada Koyuki yang di atas ranjang karna masih butuh istirahat, Naruto hanya menyalami dan mengucapkan kata selamat serta turut bahagia dan Mikoto langsung memeluk kakak iparnya dengan pelan dan memberikan kata selamat serta membisikkan kata-kata yang diakhiri dengan kikik kan kecil nee-chan harus hati-hati sama Fuga-nii, biasanya lelaki akan ganas dan liar karna cemburu saat melihat dada kita ada yang menyedot selain dirinya dan balas dendam karna puasa lama hihi... wajah Koyuki langsug merona mendengar bisikkan dari adik iparnya, ia membayangkan bagaimana kalau Fugaku yang liar dan ganas, saat suaminya mode tenang aja dia tepar, lalu apa yang akan terjadi jika apa yang dikata kan sang adik ipar benar adanya. "Hadeh, mikir apa aku ini ? Ini pasti gara-gara Fuga-kun makanya otak ku jadi ketular mesum" Koyuki ngedumel dalam hati.

"Kek, kata tou-chan dan kaa-chan kita ke sini mau liat dede bayi tapi kok Suke ga lihat dede bayinya..?" Tanya Sasuke sambil memandang kakeknya dengan tatapan polos tak ayal pertanyaan dari Sasuke membuat semua orang dewasa yang ada didalam ruang tersebut tersenyum gemas karenanya.

"Tunggu sebentar lagi pasti dede bayinya akan datang. Paman Fuga sedang minta ijin sama dokter dulu biar dibolehin bobo disini bareng bibi Yuki" terang Madara pada cucunya sambil mengelus lembut surai hitam Sasuke dengan lembut, senyum hangat pun terpasang diwajahnya.

"Oh, apa dede bayinya sakit kek ? Makanya halus ada doktel yang jagain dede bayi" tanya Sasuke lagi dengan memasang serius sekaligus cemas dan membuat orang dewasa yang disana malah terkikik geli saat melihat tampang imut Sasuke.

"Dede bayi sehat kok, Suke tenang aja" mendengar jawaban dari kakeknya Sasuke mendesah lega hingga mengundang tawa kecil dari orang-orang dewasa dan membuat Itachi langsung menyerang keponakannya karna tak tahan dengan tingkah pola Sasuke yang menggemaskan, ia menyerang dengan kecupan gemas diwajah imut Sasuke dan menggelitikinya hingga Sasuke tertawa lepas.

Suasana didalam kamar inap Koyuki terasa begitu hangat penuh akan cada tawa, Itachi sibuk mengerjai Sasuke yang sedang khusyuk makan buah anggur merah lalu sesekali dia akan mengadu pada ayah atau kakeknya karna buahnya diumpetin sama Itachi. Lalu para wanita sibuk merumpi tentang banyak hal dan terkadang Mikoto dan ibunya ajan memberi wejangan ini dan itu untuk Koyuki. Naruto mengobrol dengan -uhuk- ayah mertua a.k.a Madara keduanya asyik mengobrolkan tentang pengalaman pekerjaan mereka masing dan kadang Itachi ikut menimpali obrolan keduanya.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka semua terutama si kecil Sasuke yang begitu antusias saat melihat salah satu suster mendorong box yang Sasuke yakini isi adalah dede bayi. Suster yang tadi mengantar bayi tersebut langsung undur diri setelah pamit kepada mereka. Fugaku mendapat pelukan selamat atas kelahiran anak pertamanya dari Mikoto dan Naruto ia mengucapkan terima kasih kepada keduanya. Lalu Fugaku melangkah kan kaki menghampiri istrinya yang ada diatas ranjang dia merengkuh tubuh Koyuki dengan sayang.

"Makasih sayang kamu udah mau berjuang dan melahirkan putri yang cantik untuk ku. Aku sangat menyayangi kalian derdua kalian adalah anugrah dalam hidup ku dan aku akan selalu berusaha membahagiakan kalian selama aku masih bernafas. Aku mencintai mu, sangat" Fugaku membisikan dengan pelan serta meneteskan air mata karna rasa syukur kedua belahan jiwanya selamat dan sehat semua.

Koyuki tak dapat menahan air mata harunya saat mendengar bisikan kata-kata demi kata yang keluar dari mulut suaminya. Ia tak menyangka, suami yang ia kira menikahinya hanya untuk rasa tangung jawab ternyata begitu mencintainya, pasalnya awal hubungan mereka hanya didasari dengan sebuah sandiwara dan kebohongan demi menjaga nama baik kedua belah pihak dan setelah hampir enam tahun bersama baru sekarang tiga kata itu keluar dari mulut suaminya, hari ini lengkap sudah kebahagiaan yang Koyuki rasakan keluarga yang hangat putrinya lahir selamat dan sehat tapa kekurangan apa-apa dan barusan ia mendengar kata-kata yang telah lama ia nanti untuk keluar dari bibir sang suami.

"Dasar bodoh! Kenapa kau membuat ku menunggu begitu lama untuk mendengar kata-kata itu keluar dari mulut mu. Apa aku harus melahirkan dulu agar kau mau mengaku cinta padaku, hah. Dasar Fugaku bodoh, mesum, manusia es, brengsek, ga peka, tapi aku mencintai mu" Fugaku mengahapus air mata Koyuki yang mengalir membasahi pipi mulus sang istri, ia mencium lembut kening Koyuki dan langsung mendapat celutukan pedas dari Itachi saat keduanya hampir berciuman.

"Ehem, ingat kak. Disini masih ada yang dibawah tujuh belas tahun. Berasa dunia milik berdua yang lain ngontrak" celetuk Itachi, Madara tersenyum tipis sambil menggendong Sasuke yang darivtadi terlihat begitu senang memandangi makhluk mungil yang masih tertidur pulas. Yume tersenyum lega akhirnya kedua bisa saling mencintai, meski awal hubungan kedua begitu banyak rintangan tapi sekarang ia lega, karena akhirnya mereka berdua bahagia apalagi ditambah si kecil lekap sudah.

Mikoto dan Naruto turut tersenyum bahagia karena perjuangan Fugaku tak sia-sia untuk mengikat Koyuki sang pujaan hati meski dengan cara licik, kini akhirnya berbuah manis. Catat! yang mengetahui awal kisah cinta FugaKoyu yang sebenarnya hanya NaruMiko dan Madara. Itachi juga ikut tersenyum bahagia melihat kebahagiaan kakaknya, meski dalam hati merasa iri karna sampai sekarang ia belum bisa mendapatkan gadis yang ia cintai. Gimana bisa dapetin kalau Itachi saja tidak berani mengutarakan isi hatinya atau pdkt dengan sang gadis, sampai tuwir pun juga ga bakalan dapet -_-' kalau dirimu masih jadi pengecut bang Tachi.

Tak terasa waktu sudah menujukkan pukul setengah delapan keluarga kecil Naruto berniat untuk pulang tapi masalah ada pada si kecil Sasuke yang dari tadi tidak mau di ajak pulang ia keukeuh ingin mengajak si baby pulang bersama.

"Sasuke dengerin, tou-chan ngomong. Dede bayi ga bisa dibawa pulang bareng kita nak, dia butuh bibi Yuki, ibunya. dede bayi masih butuh asi dari ibunya, sayang, kalau dede ikut kita kasian dedenya nanti dia kehausan karna ga bisa minum asi dari bibi Yuki" ucap Naruto dengan tegas.

"Kalau gitu, bibi Yuki ikut pulang belsama kita saja gampang kan. Ayo, bibi Yuki dan dede pulang belsama Suke, ke lumah" Sasuke menatap Koyuki dengan pandangan memelas, tangan mungil Sasuke masih berpegangan erat dengan ranjang yang ditempati Koyuki, agar ga bisa diangkat paksa sama ayahnya

"Maaf sayang, tapi bibi ga bisa ikut. Suke kan tau bibi masih harus diperiksa sama dokter terus yang menemani paman Fuga nanti siapa ? kalau bibi dan dede ikut Suke"

"Kalau bibi butuh doktel ntal tinggal telefon saja suluh datang ke lumah Suke, paman Fuga sudah besal dia bisa jaga dili sendili, tapi kalau takut tinggal sendili paman Fuga ikut ke lumah Suke juga ga apa-apa, jadi bibi mau ikut kan sambil bawa dede" Sasuke masih mencoba menawar tapi dibalas dengan gelengan.

"Kenapa... kenapa masih ga di bolehin bawa dede pulang baleng Suke. Padahal kan Suke ingin jagain dede pingin nemenin, pingingin ngajak main baleng tapi kenapa ga boleh" ucap Sasuke dengan lirih.

"Dengar ya anak kaa-chan yang paling tampan. Dede bayi harus tinggal sama ayah dan ibunya dirumah mereka, seperti Suke yang tinggal di rumah kita bersama kaa-chan dan tou-chan, jadi Suke harus nurut. Ayo kita pulang Suke kan masih kecil jadi ga boleh lama-lama di rumah sakit" Mikoto berbicara dengan lembut dan mencoba memberi pengertian.

"Kan tadi Suke juga udah ngajak paman dan bibi untuk tinggal baleng kita, tapi kenapa masih ga boleh bawa dede pulang, juga" ujarnya dengan lirih dan syarat akan kekecewaan dan mata Sasuke mulai berembun.

Naruto hanya bisa memijit pelipis pusing jika sudah berdebat dengan anak sendiri pasti ada saja jawaban yang membenarkan dirinya. Madara dan Yume hanya bisa geleng kepala sambil tersenyum tipis melihat cucu mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Fugaku dan Koyuki hanya tersenyum geli melihat perdebatan anak kecil vs orang dewasa, 'apa nanti putri kami kaya gitu, juga ?' Tanya FugaKoyu dalam hati sambil tersenyum. Itachi menatap minat perdebatan Sasuke vs orang dewasa, mulai dari kakek, nenek, kak Koyuki, hingga naruto dan Mikoto berulang kali berbicara dan membujuk tapi bukan Sasuke namanya kalau tak menjawab pertanyaan dengan bertanya balik, senyum jail terpoles dibibir ia bangun dari duduknya dan melangkah menghampiri Sasuke.

Itachi berjongkok dan membisikan sesuatu ditelinga Sasuke yang dibisiki memasang wajah serius namun terlihat menggemaskan.

"Benalkah apa yang paman katakan ?" Sasuke bertanya dengan mimik sangsi atas apa yang diucapkan oleh Itachi.

"Benar lah, paman ga mungkin bohong. Jadi sekarang Suke harus nurut dan jadi anak yang baik. Anak kecil juga ga boleh lama-lama berada di rumah sakit" Itachi mengacak gemas rambut Sasuke namun tangan besarnya langsung ditamik oleh tangan mungil Sasuke, yang kini sedang menatap tajam dirinya. Tapi Sasuke ga sadar kalau tatapan tajamnya ga ada seram-seramnya yang ada malah terlihat menggemaskan. Sasuke merapikan kembali rambutnya yang diacak-acak sang paman dengan jemari kecilnya sambil manyun.

"Oke, Suke akan nulut. Tapi kalau paman bohong nanti Suke bilangin lahasia paman ke, nee- " Itachi langsung membekap mulut Sasuke sebelum kelepasan dan memberitahu orang-orang yang ada di dalam ruangan ini.

Itachi hanya cengegesan ga jelas saat orang tua serta kakak-kakaknya memandang dirinya dengan tatapan menyelidik.

"Arrh..." teriak kan Itachi menggema saat telapak tangannya digigit oleh Sasuke.

"Kenapa kau mengigit ku, bocah ?" Itachi mengibaskan tangannya dan menatap Sasuke dengan mengintimidasi tapi yang ditatap hanya natap balik dirinya dengan pandang polos tanpa dosa dan tak ada raut ketakutan sama sekali, dan yang lain hanya menahan tawa melihat perilaku keduanya.

"Abis, paman ngeselin mangkanya Suke gigit. Suke jadi ga bisa nafas gala-gala mulutnya ditutupi" elak si kecil, membuat yang lain terkikik kecil dan membuat Itachi makin dongkol 'mana ada orang susah nafas gara-gara mulutnya ditutup, orang nafas kan dari hidung' ngedumel Itachi dalam hati. Itachi mengembuskan nafas perlahan ga lucu kan kalau ia berantem sama anak kecil.

"Ya udah, sana kau pulang saja. Kalau aku ladeni omongan mu ntar yang ada malah makin panjang" Itachi menggerakkan tangganya dengan gaya mengusir kepada Sasuke dan dibalas dengan leletan lidah dari Sasuke.

"Suke, tou-chan ga ngajarin kamu jadi anak nakal, ya ! Ayo minta maaf sama paman" ucap Naruto yang sedang melipat tangannya didepan dada. Sasuke masih ga bergeming dengan kepala menunduk saat mendengar teguran dari ayahnya. Ais, kenapa aku halus minta maaf..? kan paman duluan yang nakal, pikir Sasuke.

Mikoto tersenyum lembut dan mengelus kepala anaknya hingga Sasuke menggangkat kepalanya dan menatap ibu dengan mata berkaca-kaca. "Dengarin apa kata tou-chan, nak. Kan kasian tangan paman jadi sakit, Sasuke kan anak laki-laki jadi harus mengakui kesalahannya agar bisa menjadi orang yang hebat" ucapnya dengan lembut.

"Tapi kan paman duluan yang mulai, telus kenapa halus Suke yang minta maaf duluan"

"Bukan masalah itu sayang. Kami juga ga menyalahkan Sasuke, Tapi kaa-chan dan tou-chan ingin kau mau mengakui kesalahan mu dan meminta maaf atas apa yang kamu perbuat, nak." Mikoto menjelaskan dengan lembut.

Sasuke mengghapus air mata yang sempat mengalir karna merasa sedih, ia kira orang tua-nya menyalahkan dan marah padanya padahal Sasuke merasa ia hanya membela diri dari kelakuan jail pamannya, tapi setelah mendengar penuturan ibunya ia sedikit paham dan mengerti akhir dia menggangukkan kepala dan berjalan menghampiri pamannya.

"Paman Suke minta maaf" ucap Sasuke lirih dengan menundukkan kepalanya berdiri didepan Itachi yang sedang pura-pura marah padanya, Itachi hanya diam tak menanggapi ucap ponakannya.

Sasuke yang merasa ucapnya tak direspon oles sang paman langsung menengadahkan kepalanya ia memlihat pamanya membuang mukanya tidak mau menatap dirinya, serta merta matanya yang bulat langsung berkaca-kaca ia merasa pamannya marah besar.

"Paman Suke minta maaf, Suke janji ga akan nakal lagi, tapi kalau paman yang nakal duluan akan Suke balas" bibir Sasuke mulai bergetar karna menahan tangis.

"Paman masih marah sama Suke, jadi paman ga mau maafin Suke" Sasuke langsung terisak kecil mendengar ucapan Itachi, Sasuke menangis bukan karna takut pamannya sedang marah padanya, bukan. Tapi dia menangis karna merasa sedih saat permintaan maafnya ga diterima. (pengalaman dari ponakan ku yang kecil pas dia minta maaf sama adik yg bungsu terus adikku diam aja, ponakan ku malah nangis, terus tangisnya tuh kelihatan sedih banget)

"Hisk... tou-chan, paman ga mau maafin Suke hisk... hisk... padahalkan Suke sudah minta maaf hisk... hisk.." adu Sasuke pada ayahnya sambil menangis, melihat Sasuke menangis Itachi menjadi salah tingkah apalagi saat Madara melototi dirinya.

'Hah, niatnya pingin ngerjai malah kaya gini jadinya, emang susah kalau lawannya anak kecil' kata Itachi dalam hati, Itachi menghampiri Sasuke dan memeluk tubuh kecilnya tapi Sasuke memberontak dan memeluk ayahnya, (nah lo ! Sekarang giliran Sasuke yang ngambek, bang Tachi hihi... ^_^)

"Hei, maafin paman, Suke. Tadi paman hanya becanda, permintaan maaf Suke juga udah paman terima kok, jadi udah ya nangisnya ntar gantengnya ilang loh !" Sasuke masih ngambek jadi ga ngurusin ucapan pamannya dia hanya membenamkan wajahnya dibahu ayah yang saat ini sedang menggendong dirinya.

Mikoto hanya terkekeh ringan saat melihat anaknya sedang ngambek, ia menggelus kepala Sasuke pelan " sudah lah Chi, biarin aja kalau kamu aja dia bicara pun percuma, kalau udah ngambek dia ga akan mau bicara sama orang yang bikin dia ngambek, biarin aja dulu kalau udah lupa baru meninta maaf" terang Mikoto.

"Ayah, ibu kami pulang dulu Fuga-nii dan Yuki-nee sekali lagi selamat atas kelahiran putri kalian, Chi nee-chan pulang dulu ya" pamit Mikoto pada keluarganya, Mikoto memeluk ayah dan ibunya lalu memeluk Koyuki

"Bu, yah kami pulang dulu, Fuga-nii Yuki-nee selamat atas kelahiran putri kalian semoga dia jadi anak yang baik dan berbakti pada orang tua"

"Bawa mobilnya hati-hati jangan ngebut" nasihat Madara setelah mencium pipi Sasuke.

"Makasih sudah berkunjung dan do'a-nya" Fugaku menjabat tangan Naruto sambil tersenyum, Naruto mengganguk dan membalas senyum Fugaku.

Naruto mendekati anak FugaKoyu, untuk memenuhi permintaan Sasuke yang ingin mencium dede bayi sebelum pergi, Naruto membungkuk agar memudahkan Sasuke yang ada digendongannya, mencium kening dede bayi, Naruto dan Mikoto berjalan menuju pintu setelah pamit kepada semuanya, Itachi memandang kepergian keuarga kecil nee-channya dengan pandang kosong karna sebelum pergi Naruto sempat membisikkan kata-kata yang membuat hatinya gusar.

.

.

.

Keluarga kecil Naruto saat ini sedang makan disalah satu restoran seafood favorit mereka, Naruto dan Mikoto terlihat begitu menikamati menu yang mereka pesan tapi berbeda dengan si kecil yang tak bersemangat menikmati makan malam yang tersaji.

"Suke, kenapa kamu makannya terlihat tak berselera begitu..? Apa kamu ga suka sama menunya, apa mau tou-chan pesankan menu yang lain.." Naruto menghentikan makannya sejenak saat melihat anaknya terlihat murung.

Sasuke memandang ayah sejenak terlihat ingin mengucapkan sesuatu tapi ia urungkan, dan kembali menatap sup tomat bola-bola daging yang ada dihadapannya tangan mungilnya memainkan sendoknya, Naruto memperhatikan segala tindak tanduk anaknya dan melirik istrinya dengan pandangan 'Sasuke kenapa..?' Mikoto hanya menggeleng pelan tanda tak mengerti.

"Ada apa ? Suke, jika ada sesuatu yang ingin diomongi bilang aja, jangan diem gini kamu malah membuat kaa-chan dan tou-chan khawatir" Mikoto bertanya dengan lembut, ia menggambil alih sendok dari tangan Sasuke hendak menyuapi Sasuke.

"Apa tou-chan dan kaa-chan ga akan malah, kalau Suke bilang, Suke ingin punya adik" Naruto terkekeh mendengar perkataan anaknya, kenapa musti marah..? Ia justru senang karna dirinya memang menginginkan anak lagi tapi istrinya tidak mau kata Sasuke masih terlalu kecil untuk memeiliki adik.

"Tou-chan ga mungkin marah lah, apa Sasuke yakin ingin punya adik..? Kalau sudah punya adik Sasuke harus siap kalau kasih sayang kaa-chan dan tou-chan terbagi. Apa, ga apa-apa jika begitu..?" Sasuke mendengarkan penjelasan ayahnya dengan serius, sesekali tangannya menyingkirkan tangan ibunya yang hendak menyuapinya.

"Hum, (Sasuke mengganguk) Suke ga apa-apa. kata Shikadai-nii, punya adik itu melepotkan tapi juga menyenangkan, makanya Suke ingin punya adik..?! telus waktu kemalen kita ke lumah sakit untuk melihat anak paman Fuga yang telihat kawai, membuat Suke makin ingin mempunyai adik" terang Sasuke, Naruto mengganguk mengerti Shikadai anak sulung dari pasangan Shikamaru Nara dan Sabaku Temari, yang baru mempunyai adik tiga bulan yang lalu.

"Kalau tou-chan, ga masalah jika Suke ingin punya adik. Tapi Suke mintanya sama kaa-chan, dia mau engga..? Kan yang akan hamil kaa-chan dan kerepotan selama sembilan bulan" kata Naruto sambil nyengir kearah istrinya, Naruto merasa senang karna sekarang mempunyai sekutu.

"Apa ga bisa ?! Keinginan Suke ditunda dulu beberapa tahun lagi. Suke kan masih kecil dan masih membutuhkan perhatian lebih dari kaa-chan, kaa-chan ga mau nanti Suke merasa kekurangan kasih sayang dari kaa-chan mau pun dari tou-chan" jelas Mikoto dengan lembut, ya memang ini lah yang menjadi alasan Mikoto jika sang suami ingin meminta anak lagi.

"Ga mau! Suke mau-nya punya adik cepet-cepet" Sasuke memandang ibunya sengan pandangan memohon, Mikoto berfikir sejenak sebelum akhirnya mengganguk dan membuat Sasuke mekik girang dan langsung memeluk ibunya dan mengucapkan terima kasih berulang kali Naruto memandang kedua orang yang disayanginya dengan pandangan sayang.

.

.

.

"Ohayo kaa-chan, tou-chan" Sasuke yang baru turun dari lantai dua sudah terlihat rapi langsung menyapa Naruto dan Mikoto yang sudah lebih dulu didalam ruang makan, Naruto dan Mikoto membalas sapaan anaknya dan memberi kecupan dipipi Sasuke.

Sekarang Sasuke lebih mandiri setelah ia mengutarakan keinginannya, mulai dari mandi dan makan ia lakukan sendiri, ia juga sudah ga terlalu manja dan lebih dewasa saat ditanya kenapa Sasuke sudah ga manja oleh kakek Jiraya (ayah Naruto) ia menjawab dengan mantap 'soal Suke akan jadi nii-chan, jadi Suke halus lebih dewasa dan ga boleh manja lagi' Jiraya tersenyum senang mendengar jawaban Sasuke, itu berarti cucunya akan bertambah sekarang dia sudah mempunyai emat cucu, tiga cucu dari pasangan Minato dan Kushina yang kembar berusia lima tahun dan si kecil berusia delapan belas bulan.

.

.

.

Sore hari Mikoto dan Sasuke mereka lewati dengan duduk santai disofa ruang keluarga, Sasuke tiduran dengan berbantalan paha ibunya, tangannya sibuk membalikkan buku cerita yang dibelikan oleh ayahnya.

"Kaa-chan" panggil Sasuke tanpa melepaskan pandangannya dari buku.

"Hmm" Mikoto menjawab dengan gumaman.

"Apa di dalam pelut kaa-chan sudah ada debay-nya..?" Ini bukan kali pertama Sasuke menanyakan hal tersebut dari dua bulan yang lalu. Mikoto menggelus kepala Sasuke yang kini sedang menciumi perutnya dengan sayang.

"Belum sayang, Sasuke harus sabar semua butuh proses. Jika ingin lebih cepat, Sasuke juga jangan lupa berdo'a dan meminta sama Tuhan kan Dia yang bisa memberi kehidupan didalam perut kaa-chan" Sasuke menampilkan raut kecewa meski pun hanya sekilas tapi Mikoto bisa melihatnya, maklum Sasuke merasa kecewa pasalnya sudah hampir tiga bulan setelah dari hari waktu sang ibu mengiya kan keinginannya, hingga saat ini debay yang dinanti-nanti tak hadir juga.

Flahsback of

.

.

.

Sayup-sayup terdengar suara orang yang sedang muntah-muntah didalam kamar mandi membuat Naruto terbangun, ia bergegas bangun berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamar, Naruto melihat istrinya sedang membungkuk didepan closet sambil menggeluarkan isi perutnya, ia menghampiriistrinya dan membantu dengan memijit tengkuk Mikoto.

"Apa sudah merasa baikkan..?" Tanya Naruto saat Mikoto menegakkan tubuhnya, ia menggelap kening istrinya yang berkeringat.

"Huum (Mikoto mengganguk) kepala ku pusing sekali, anata" Mikoto menjatuhkan keningnya dibahu lebar Naruto sang suami.

Naruto menggangkat tubuh Mikoto dengan gaya bridal stel dan membawa keluar dari kamar mandi, Naruto membaringkan tubuh lemah Mikoto keatas ranjang dan menyelimuti tubuh istrinya dengan selimut hingga sebatas dada.

"Aku buatkan teh hangat dulu ya sebentar" Naruto mencium sekilas kening Mikoto sebelum keluar kamar.

Naruto memasuki dapur dan melihat beberapa maid sedang mengerjakan tugas masing-masing.

"Ohayo tuan, apa ada yang bisa saya bantu" tanya salah satu maid soalnya tumben-tumbenan tuan rumah pagi-pagi buta sudah memasuki dapur.

"Ohayo mou, ga ada. Aku hanya ingin membuat teh hangat untuk istri ku. Meri-san ntar tolong suruh Sora memasak untuk sarapan, soalnya istriku sedang tidak enak badan" ucap Naruto sambil mengganduk teh yang sedangbia buat.

"Baik, tuan" Naruto mengganguk sekilas dan berjalan meninggalkan dapur menuju kamar.

.

.

.

"Bagaimana keadaan istri saya dok..?" Tanya Naruto pada dokter yang ia panggil ke rumah untuk memeriksa kesehatan Mikoto.

"Anda tenanga saja Namikaze-san, istri anda sehat-sehat saja beliau hanya butuh istirahat dan harus mengkonsumsi makanan yang bergizi agar janin istri anda tumbuh dengan baik" Naruto memasang wajah tak percaya saat mendengar penjelasan barusan.

"Jadi, maksud dokter istri ku..." Naruto tak dapat melanjutkan kalimatnya saat si dokter mengganguk dan menjabat tangannya

"Iya, tuan. Selamat istri anda dinyatakan positif hamil" ucap si dokter sambil tersenyum, Naruto tersenyum sangking bahagianya mata biri-nya berkaca-kaca.

"Terima kasih Tuhan, makasih dok atas bantuannya"

"Sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi" pamit dokter tersebut, lalu bangun dari duduknya diatas sofa yang ada di rang tengah.

"Oh ya, mari-mari saya antar sampai ke depan. Sekali lagi terima kasih dok" Naruto mengatar dokter tersebut dengan obrolan ringan, dia adalah dokter pribadi keluarga Namikaze bernama Yakushi Kabuto, makanya Narutovterlihat akrab.

.

.

.

Naruto memasuki kamar dengan muka berseri-seri, ia langsung memeluk Mikoto dan Sasuke yang kebetulan ikut berbaring disamping ibunya.

"Coba tebak, tou-chan bawa kabar gembira apa..?" Naruto duduk disamping Mikoto, setelah mencium kening Mikoto dan dan Sasuke perut rata istrinya pun tak luput dari kecupan sayangnya.

Naruto mengelus perut rata istrinya dan tersenyum lembut mamberi isyarat pada Mikoto, membuat Mikoto mekik senang dan langsung memeluk sang suami.

"Apa benar" tanya Mikoto setelah melepaskan pelukkannya dan dibalas dengan anggukkan.

"Tou-chan sama kaa-chan kenapa sih, kelihatannya seneng banget..?" Tanya Sasuke dengan kening mengkerut sambil manyun, Sasuke bingung sekaligus kesal karna tak mengerti dari tadi ayah dan ibunya membahas apa?.

Wajah Sasuke makin bingung saat ibunya narik tangan mungilnya dan menaruhnya keatas perutnya.

"Apa Suke udah siap ? untuk mendengar kabar gembira ini " Sasuke menatap ayah, ibunya dan mengganguk ragu.

"Kaa-chan hamil nak. Disini, didalam perut kaa-chan ada debay yang sedang tumbuh" jelas Mikoto sambil mengerakkan tangan Sasuke yang ada diatas perutnya.

"Benalkah" tanya Sasuke dengan mata berbinar-binar menatap perut ibunya.

"Iya, nak. Selamat sebentar lagi Suke akan jadi nii-chan" Naruto tersenyum lembut sambil menggelus lembut kepala Sasuke.

"Telima kasuh kaa-chan, tou-chan" Sasuke memeluk perut ibunya lembut dan menciumnya dengan sayang.

"Yey... sebental lagi aku akan jadi nii-chan... sebental lagi aku akan jadi nii-chan" Naruto dan Mikoto tersenyum senang, melihat putranya melompat-lompat kecil dan terlihat begitu bahagia.

.

.

.


FIN


Aku ucapkan terima kasih banyak untuk yang udah review, nge fav dan mem foll fic gaje ini... ^_^

Semoga chapter bonus ini bisa menghibur kalian semua... ^_^


Omake 1

Itachi berjalan menghampiri Sasuke yang sedang memeluk kaki ranjang karna tak ingin pulang, ia berjongkok disamping Sasuke dan membisikkan kata-kata

"kalau Suke ingin punya dede bayi, minta saja sama kaa-chan dan tou-chan Suke. Kau bisa meminta sebanyak yang kau mau pada mereka" bisiknya pada Sasuke

Omake 2

"Jika kau tak segera bertindak dia akan menjadi milik orang lain, beberapa hari yang lalu ada yang datang melamar Ino dan jawabannya akan diberikan satu minggu lagi. Semua keputusan ada ditangan mu, terus bersembunyi dan menjadi penggecut atau maju untuk memperjuangkan cinta mu" Itachi hanya bisa mematung mendengar bisikan dari kakak iparnya.

Naruto hanya menggaguk sambil tersenyum saat Itachi menatap dirinya dengan pandangan 'jadi kau mengetahuinya' Naruto memang sudah lama tahu jika adik iparnya naksir sama sepupunya, tapi ia hanya diam saja dan memperhatikan perkembangan asmara kedua tapi hampir empat tahun berlalu Itachi masih belum juga mengambil tindakkan apapun makanya dia sengaja membisikkan kata-kata yang ia karang sendiri agar Itachi segera bertindak.


Akhirnya selesai juga ^_^

Sekali terima kasih untuk kalian semua semoga menghibur kali

Jangan lupa riview-nya ^_^ kritik dan saran diterima