EX-BOY
Cast : Johnny Seo Jung Jaehyun as Main, Mark
Genre : Drama, Romance, Lil bit Hurt
Rating : T
Standart Disclamer applied
• EX-BOY •
Johnny menatap Mark yang tampak ragu menarik koper besarnya. Johnny juga menarik sebuah koper besar dengan tas di hadapannya.
"Are you ready?" tanya Johnny sambil mengusap rambut anaknya pelan.
"Yes, Dad" Mark menghela nafas berat. Johnny melangkahkan kakinya terlebih dahulu menghampiri taksi yang menunggu keduanya. Ia dan Mark akan meninggalkan Chicago untuk kepentingan pekerjaan Johnny di Seoul. Yang membuat Johnny mantap mengiyakan ketika mendapat penawaran ke negara dimana Ia menjadi seorang Mahasiswa.
Johnny memasukkan koper milik Mark ke bagasi dan segera menyusul Mark yang sudah duduk di kursi penumpang. Mark tampak sesekali menoleh ke belakang. Mengingat kenangan masa sekolah menengahnya disana.
"Dad... Ku dengar disana Bullying masih wajar ya?" tanya Mark begitu taksi bergerak meninggalkan rumah Johnny.
Johnny menyamankan tempat duduknya, lalu mengusap rambut Mark pelan "Tidak, Jika kau bisa mengambil hati mereka" Tentu saja siapa yang berani membully Johnny? Tubuh tegap tinggi dengan tatapan tegas membuat siapapun akan berpikir dua kali.
"Dad, aku takut" cicit Mark pelan. Sama halnya yang Johnny rasakan sewaktu pertama kali kesana seorang diri.
"Ada Daddy disini. Jangan takut" Johnny mencoba menenangkan hati Mark. Setidaknya ada satu hal yang membuat Johnny mantap dengan pilihannya.
Keduanya mendarat di Seoul setelah berjam-jam melalui perjalanan yang melelahkan di dalam pesawat. Johnny sibuk mengurus kartu abonomen dan mengaktifkan nomor baru untuknya dan Mark. Sedangkan Mark pamit membeli minuman dingin. Mark menatap Daddynya yang tampak menghubungi seseorang.
"Orangnya Daddy sudah menunggu. Ayo kita cari" Johnny menyeret kopernya. Sedangkan Mark sangat lelah sekalipun Ia tertidur di pesawat. Tidak dengan Daddynya. Daddynya sibuk melihat-lihat Album kenangannya dan hampir tidak tidur namun begitu sampai Seoul tidak menunjukan kelelahan sama sekali.
Johnny melambaikan tangannya ke sesosok Pria paruh baya yang membawa kertas bertuliskan namanya dalam hangul. Mark hanya mengikutinya pasrah.
"Ahjussi!" sapa Johnny ramah.
"Johnny-ssi!"
"Ah iya, perkenalkan, Mark. Anakku"
"Well, Tuan, Seingat saya anda meninggalkan Seoul dua taun yang lalu dan kini sudah memiliki putra sebesar ini?"
"Dia sebenarnya Keponakanku. Orang Tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika masih kecil dan Mom yang membesarkannya. Namun kini Mom memberiku hak asuhnya. Mark, ini Kim Ahjussi. Kepala pelayan di rumah Grandpa di Seoul"
"Saya Mark" ujar Mark malu-malu.
Sebuah Mobil berhenti di depan mereka. Johnny membantu Kim Ahjussi memasukkan kopernya dan milik Mark ke dalam bagasi.
"Daddy, Aku nanti ingin tidur"
"Iya, kau bisa istirahat nanti"
Mobil yang ditumpangi Johnny menyelusuri jalanan kota Seoul yang amat Johnny rindukan. Gedung-gedung pencakar langit yang seingat Johnny dulu masih tahap pembangunan kini sudah selesai. Johnny datang ke Seoul saat musim semi. Dimana hawa dingin masih sedikit terasa. Mobil tersebut memasuki rumah yang sekiranya baru Johnny ketahui.
"Nyonya besar membelikan Anda rumah ini, Tuan. Tenang saja saya sudah mengisi dan merapikannya"
Rumah dengan dua lantai menyambut kedatangan Johnny dan Mark. Tidak terlalu mewah, namun pas dengan selera Johnny. Balkon tanpa atap yang membuat Johnny memikirkan tentang pesta barbeque di malam hari yang ditemani bintang yang Indah saat musim panas, Atau menyaksikan salju turun saat musim dingin yang menenangkan dan indah.
"Ahjussi... Aku ingin berkeliling"
• EX-BOY •
Jaehyun merasakan bahunya di colek. Konsentrasi dimana Ia mengoreksi data siswa membuatnya sedikit terganggu.
"Ada apa?" Tanya Jaehyun.
"Ada murid pindahan dari Chicago yang lusa akan mulai belajar disini. Kelasku sudah penuh. Jadi, Aku masukkan dia ke kelasmu, ya?"
"Baiklah. Tidak buruk"
"Tentu saja kau kan pernah menangani Pria Chicago juga kan?" Yuta meletakkan berkas di hadapan Jaehyun yang membuatnya ditatap tidak terima.
"Jangan bahas dia lagi, ku mohon" Jaehyun membuka berkas yang baru saja ia terima. Mark Seo. Jaehyun terdiam sesaat. Kenapa marganya sama?
"Well namanya sama kan? Semoga kebetulan"
"Ya... Semoga saja" Jaehyun memutuskan untuk tidak membacanya lebih lanjut dan tidak menyadari ada sebuah nama yang Ia rindukan tertulis sebagai 'Wali' di berkas tersebut.
Jaehyun melirik jam diatas pintu ruangan guru. Waktunya memberi homerun untuk kelasnya.
"Yuta, Aku ke kelas dulu" Yuta yang tampak sibuk dengan komputernya hanya mengacungkan jari jempolnya.
Jaehyun berjalan menuju kelas 10-1 dimana Ia menjabat sebagai wali kelas di kelas tersebut. Kelas yang sebelumnya ramai langsung menjadi tenang begitu Jaehyun masuk.
"Selamat siang" sapa Jaehyun.
"Siang, Sonsaengnim"
"Besok lusa, kalian akan mendapat teman baru. Pindahan dari Chicago"
Seisi kelas lalu bersorak kegirangan.
"Bagi siapa saja di kelas ini yang ketahuan membully, aku tidak segan memanggil orang tuanya" ujar Jaehyun tegas yang hanya dijawab oleh helaan kecewa.
"Buka buku bahasa inggris kalian halaman 78 dan kumpulkan paling lama sebelum Jam pelajaran saya habis. Tidak ada tapi"
Jaehyun mendudukkan dirinya sembari mencatat di jurnalnya. Matanya tidak sengaja menemukan sebuah foto diantara halaman-halaman jurnalnya. Foto dimana sehari sebelum Ia pergi dari orang tersebut dimana dirinya sedang bersandar pada dada bidang pria itu yang tertidur. Jaehyun mengusapnya pelan, lalu kembali membuka halaman berikutnya.
• EX-BOY •
Johnny tidak mengerti kenapa Ia masih hafal dengan jalan ke sebuah flat sederhana berlantai lima. Flat orang yang sangat Ia rindukan. Johnny turun dari mobilnya dan memasuki flat tersebut. Ia menekan lift menuju lantai 3. Masih sama dengan ingatannya.
Johnny berjalan menuju pintu bertuliskan 15. Ia mengetuk pelan pintu tersebut. Bukan orang yang Ia cari, namun masih ada hubungan pertemanan dengan orang itu.
"Johnny?" tanyanya serak.
"Jaehyun tidak disini lagi, Ten?"
"Tidak Ia sudah pindah saat diterima menjadi guru"
Johnny tersenyum mendengarnya, "Bisa aku meminta alamatnya? Aku baru sampai di Seoul sejam yang lalu"
Ten tidak heran. Johnny memiliki stamina yang kuat. Berkutat dengan kegiatan kampus hampir 20 jam, masih terlihat segar.
"Maaf aku tidak bisa"
"Kenapa? Dia sudah punya pacar?"
"Dia guru sekarang. Dan mencarinya di jam sekolah kurasa percuma. Pulang dan Istirahatlah"
"Ten. Please"
"Johnny, Turuti saja apa yang ku minta, Okay?"
"Ten. Aku merindukannya"
"Johnny"
"Aku masih mencintainya, Ten"
Dan Johnny hanya pasrah saat Ten menutup pintunya kasar.
• EX-BOY •
Bel tanda pelajaran telah berakhir berbunyi. Jaehyun keluar dari kelas terakhir hari ini dan langsung ke ruang guru. Mengoreksi tugas para siswanya sebelum pulang. Bisa saja Jaehyun membawa buku tersebut ke flatnya agar Ia segera pulang, namun baginya kewajiban di sebuah tempat harus di selesaikan disana bagaimanapun juga.
Yuta, Guru bahasa Jepang yang menjadi teman baru Jaehyun saat menjadi guru di sekolah ini benar-benar membantu. Walaupun Jaehyun rasa Yuta sedikit cerewet, Namun hanya dengan Yuta lah Ia bisa bercanda. Karena sebagian guru di sini lebih tua dari Jaehyun.
Yuta meletakkan sebotol Matcha Latte dingin dan sebuah roti di depan Jaehyun.
"Lebih baik Teh hijau daripada kopi jika kau sedang lembur"
"Arigatou, Nakamoto" Jaehyun menggodanya.
"Aku heran anak-anak kelas akhir sering kali menanyakan hal-hal tidak senonoh padaku. Kau tau Jae? Mereka menanyakan arti desahan pada Video porno yang kuyakin mereka sengaja"
"Itu biasa, Yut. Jangan di bawa berlebihan"
"Aku yakin wajahku memerah saat itu"
Jaehyun hanya tertawa mendengarnya.
"Jay"
"Hum?" Jaehyun masih mengoreksi satu per satu buku di hadapannya.
"Dulu, Kau dengan orang itu, Kalian sebaya atau bagaimana?"
"Dia lebih tua dua tahun dariku. Dan terkadang sifat kekanak-kanakannya muncul jika bersamaku. Kenapa?"
"Ada Junior dulu di kampusku yang menghubungiku"
"Lalu?"
"Dia mengajakku keluar akhir pekan besok. Berdua"
"Dating?"
"Aku tidak berpacaran!"
"Bukan tidak, hanya belum" sanggah Jaehyun santai.
"Jay!"
"Jika dia yang menjemputmu berarti itu Date!"
"Maka dari itu aku bertanya padamu. Aku kan belum pernah pergi dengan orang sini selain dirimu"
"Kau mau bertanya apa, Sensei?"
"Aku harus pakai apa? Apa yang harus kulakukan agar terlihat tidak gugup?"
Jaehyun hanya mengusap pelan pelipisnya.
"Pakai pakaian yang membuatmu terlihat manis. Tapi aku dulu berpenampilan seadanya karena aku tidak suka terlihat terlalu manis. Dia mungkin akan tertarik. Jika kau terlalu gugup, kunyah permen karet saja daripada kau mengompol di celana"
Yuta memukul kepala Jaehyun dengan buku di hadapannya.
"Jika Ia mengajakmu makan, terimalah. Aku dulu sudah sering diajak ke Restoran ataupun kios kaki lima. Tidak buruk. Yang penting dia bertanggung jawab saat mengajakmu"
"Kau terlihat, Merindukannya?"
Jaehyun terdiam dengan pena di tangannya. Ia merasa orang itu kembali lagi.
TBC or End?
Maaf ya saya bikin fanfict baru lagi padahal yang lain masih on progress TT namanya juga ide di buang sayang TT /bisa aja ngelesnya/ dan ini saya rasa drama pake banget TT
Well. Ini Fanfic pertama saya dengan pair NCT. Saya suka sama JohnJae gara-gara baca ff Thirsty sebenarnya, Kaya tipe saya banget. Ngga bikin uke terlalu girly.
Well, kalau kalian mau saya menambahkan sesuatu ke dalam ff ini, tulis di Review ya! Saya akan pikirkan dulu bagaimana sebelum saya masukin ke Fanfic ini.
Mungkin ada beberapa kata yang asing di telinga kalian atau kalian belum pernah denger?
Homerun : Pelajaran yang dibawakan oleh Wali kelas
Flat : Flat berbeda dengan Apartemen ya. Flat itu biasanya ga sampe 10 lantai dan setiap lantai bisa sampai 5 ruangan. Atau versi elitnya kos-kosan kalo di sini. Kalo Apartemen biasanya tiap lantai cuma 1-2 orang bahkan paling banyak 3 ruang, dan menjulang tinggi. Biasanya harga sewanya mahal (kata temen saya yang tinggal di Seoul)