"Orangtua mereka hanya salah menafsirkan kedekatan Jimin dan Taehyung selama ini. Tidak masalah, sebenarnya, tapi bagaimana jika berakhir perjodohan diantara keduanya? MASA SEME MAKAN SEME?! Bts Bangtan Boys VMIN MINV VKOOK MINKOOK"


author : MY Yeon

"MISUNDERSTAND"

Seme!TaeJimYoonNamChan

Uke!Jungkook

Gs!BaekJin

=hanya sebuah pembuktian apakah cinta bisa berawal dari kesalahpahaman=

MY Yeon hanya memiliki ceritanya, tak bisa memiliki mereka meski banyak mengharap sekalipun

WARNING! AWAS KECEWA!

Happy Reading ^^^

888


Satu minggu paska pernikahan, Jimin beserta Taehyung saling menjauh, merasa risih akan gelar suami istri yang kini menjadi embel-embel keduanya. Meski tak ada satupun yang sudi dipanggil istri, jelas.

Satu bulan setelahnya, mereka kembali lengket seperti biasa. Mereka pikir, tidak ada yang berbeda dengan kehidupan pernikahan mereka selama makhluk yang mendiami sekolahnya tak satupun mengetahui status konyol keduanya -kecuali Jungkook tentu saja-. Berangkat sekolah bersama hingga membersihkan toilet pun bersama karena ketahuan membolos di jam pelajaran pak Han yang rasa-rasanya menyeramkan. Pak Hantu, begitu keduanya mengejek guru kimia mereka. Kedatangannya persis seperti asap beracun yang mengepul di lab tiap kali keduanya bereksperimen memasukkan cairan asal ke dalam tabung reaksi. Lab nyaris meledak karenanya. Yah, katakanlah mereka trauma.

Dua bulan setelahnya, mereka makin menggila. Kebiasaan mengintip Jungkook yang memang sudah mendarah daging kini makin merajalela. Bahkan Jimin dengan ikhlas mengungsi di rumah Taehyung hanya demi menemani istri -uhuk- istrinya itu mengintip Jungkook berganti piyama di depan sana. Jimin tidak sudi dipanggil istri, ingat? Sementara ketika akhir pekan keduanya kompak menghabiskan waktu di rumah Jimin. Kegiatan yang mereka lakukan tentu tidak akan jauh dari berkebun dan berhubungan dengan anak tangga. Berdalih membersihkan lumut di dinding padahal mengintipi anak tetangga.

Jungkook, maksudnya.

Hingga pada bulan ketiga, pertanyaan itu mulai mengganggu mereka.

"Nak, Jimin, kau belum positif juga?" Baekhyun bertanya sembari membuatkannya susu ibu hamil. Hei, bahkan Jimin saja tidak bisa mengandung, Demi Tuhan! Jimin rasanya ingin menangis saja jika tiap hari dicekoki cairan putih semacam ini. Takut beberapa hari kemudian perutnya sungguhan membesar.

"Belum bu, anu, kenapa ibu memberikanku susu ibu hamil? Aku kan tidak hamil?" dan tidak akan hamil! Jeritnya dalam hati.

Baekhyun tertawa, tawa iblis yang terdengar familiar di telinga Taehyung yang sedari tadi diam saja menguping di ruang tengah, dekat dengan dapur. Sibuk menyalin tugas rumah yang telah dikerjakan Jimin dengan sempurna.

"Ehehe maaf Jimin, tapi sebenarnya susu ini milik ibu, bulan kemarin ibu telat PMS, ibu kira Taehyung mau punya adik ternyata tidak. Ibu terlanjur membeli susu ini. Sayang kan kalau dibuang? Jika dibiarkan saja takut kadaluarsa sia-sia. Kau tidak keberatan menghabiskannya kan sayang?"

Mampus. Tawa Taehyung meledak. Jimin menganga tak mengerti bagaimana bisa harga perutnya tak lebih mahal dari harga tujuh boks besar susu ibu hamil. Bagaimana jika perutnya sungguhan membesar setelahnya? Huweeee papa Chanyeol tolong Jiminiiiii

"Hei, Jim." Baekhyun dengan sengaja menggoyang-goyangkan segelas susu di hadapan wajah Jimin bermaksud menggoda dengan aroma vanila. Padahal demi jagat raya! Jimin itu bukan penggemar susu vanila!

"Minum saja Jim, enak loh." Taehyung membisikinya dengan kalimat kurang ajar. Tak lupa dibumbui dengan seringai menjengkelkan. Jimin mendelik, menggeplak wajah Taehyung yang kebetulan dekat dengannya. Hei, sejak kapan Taehyung berada di sampingnya? Alien ini terbang atau bagaimana sih?! Jimin kesal jadinya.

Seakan tak punya pilihan lain, Jimin tersenyum masam, meraih segelas susu yang diberikan Baekhyun dan menghabiskannya dalam beberapa detik saja tanpa bernapas. Sungguh rekor baru Jimin terpecahkan.

"Nah sekarang istirahatlah. Tae, antar istrimu ini ke kamar. Biar buku-buku itu ibu yang bereskan." petuah Baekhyun yang tak dapat dibantah. Taehyung menggamit lengan Jimin kemudian menyengir jahil. Jimin mendelik, mencubit kulit punggung tangan Taehyung sekuat tenaga. Oh betapa Taehyung ingin melempar Jimin ke bawah sana sekarang juga. Sayangnya, mereka baru meniti lima langkah tangga. Niatnya Taehyung baru akan melempar Jimin di anak tangga ke seratus.

Tapi ternyata, anak tangga rumah Taehyung hanya berjumlah sembilan puluh sembilan. Taehyung menyesal tidak jadi melempar Jimin ke bawah sana.

"Mulai besok kita tinggal di rumahku saja." Jimin mengacak-acak rambutnya kesal. Inginnya sih berteriak dan mengacak kamar Taehyung, bila perlu memecahkan barang-barang pecah belah di dalamnya. Tapi sayangnya, Taehyung tak punya satupun vas atau apapun itu yang bisa dipecahkan. Segalanya terbuat dari jahitan kain dan busa. Hampir semuanya berbentuk boneka singa, Jimin tak habis pikir.

"Serius?" Taehyung tersenyum penuh arti. Ia kemudian mematikan lampu, menyibak tirai besar yang menutupi jendelanya dan menunjuk ke depan sana. Ke tempat di mana siluet hitam itu meliuk-liuk.

Jimin meneguk ludah ketika dirasa air liurnya hampir membanjiri kamar Taehyung. Entah mendapat kemampuan darimana, di tengah kebutaan cahaya yang dialami keduanya saat ini, jemarinya dengan mudah menemukan teropong milik Taehyung dan menatapi pemandangan indah yang selalu muncul di jam-jam segini.

"Jungkook mengenakan piyama putih bergaris hitam malam ini. Hanya atasan. Bawahnya dia memakai-"

"Bokser iron man warna kuning?" potong Taehyung yang dihadiahi pelototan mata sipit Jimin. Tak terima mengapa Taehyung seakan hafal dengan apa yang dikenakan Jungkook padahal dirinya sama sekali tak menggunakan teropong, hanya mata telanjang yang tentunya tak dapat melihat Jungkook dengan jelas.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

Taehyung mengangkat bahu. "Terbiasa." kemudian nyengir kuda. Hoseok tentu akan bangga jika melihat Taehyung dengan terampil menirukan senyum khasnya.

"Tidak!" Jimin menjerit tak disangka. Senyum Taehyung luntur seketika layaknya direndam r*nso. "Pokoknya besok kita pindah!" Jimin melempar tubuhnya ke ranjang setelah melempar teropong Taehyung sembarang. Dalam hati ia merapalkan kalimat 'Jangan tergoda. Jangan tergoda.' berulangkali. Jimin lebih sayang perutnya kok ketimbang perut Jungkook. Eh. Apa benar? Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya risau.

"Ayolah Jim, jika di rumahmu kita akan kehilangan semua pemandangan indah ini." rayu Taehyung. Jemarinya mengguncang tubuh Jimin. Tak diberi sahutan, alhasil Taehyung ikut berbaring di sebelahnya.

"Jimiiiin." Taehyung meniup-niupkan napas hangatnya di telinga Jimin yang mulai memerah. Bersyukurlah dengan kamar yang gelap karena jika tidak tentu Taehyung akan menertawakannya tak tanggung-tanggung.

"Park Jimiiiin." Taehyung mendekap Jimin dari belakang dengan santai seakan tindakannya wajar. Tidak tahu saja dia kalau jantung Jimin nyaris melompat dari balik tulang rusuknya.

"Kim Jimiiiiin."

"Yaakk! Kau pikir apa yang kau pegang Tae?!" Jimin mencak-mencak sembari menyingkirkan telapak tangan Taehyung yang mendarat di sarang burungnya. Kurang ajar. Burungnya jadi menggeliat terbangun karena itu. "Dan apa pula dengan marga Kim itu hah? Park Taehyung?"

Taehyung menahan napas. Tengkuknya bergidik. Yakin sekali jika Jimin tanpa sadar menindih tubuhnya seperti ini. Jimin berat asal kalian tahu saja.

"Jiim."

"Apa?!" semprot Jimin. Napasnya terengah karena menahan amarah.

"Burungmu keras sekali. Tulang semua ya?" celetuknya seakan tanpa dosa.

Mata Jimin membola, dan lebih membola lagi tatkala ia merasakan pergerakan lain dekat burungnya. Keras, dan sepertinya besar, lebih besar daripada...

"Astaga!" Jimin beranjak terburu-buru. Wajahnya terlihat merah padam jika saja lampu dinyalakan. Berbekal kemaluannya, eh, berbekal rasa malunya, Jimin menuding Taehyung tanpa ragu. "K-kau nafsu denganku ya?!" mati-matian menyembunyikan fakta jika nyatanya burungnya yang lebih dulu terbangun.

"Apa?! Kau yang nafsu denganku! Iya kan? Mengaku saja!"

Jimin menatapi Taehyung dengan pandangan menilai. Matanya telah terbiasa dengan kegelapan. "Tidak mungkin. Tidak mungkin aku menginginkanmu yang kerempeng seperti ini. Tidak montok sama sekali." cibir Jimin. Strategi perang nomor satu, buat lawanmu menyadari kelemahannya.

"Aku memang kerempeng. Tapi aku berisi di tempat yang tepat, brengsek."

"Di mana? Pantat? Pantatku jelas lebih montok dari kau!"

"Kemaluanku."

"Apa?!" sial. Jimin baru menyadari kebodohannya sendiri. Kenapa ia jadi membanggakan pantatnya sih? Sesuatu yang harusnya dibanggakan oleh seorang uke. Hei, kenapa? Harusnya Jimin membanggakan kebanggaannya kan? Oh mungkin jauh di dalam lubuk hatinya menyadari jika milik Taehyung memang sedikit lebih besar dan panjang dari miliknya. Ingat, hanya sedikit!

"Bagaimana? Berniat menenggelamkan bagian tubuhku yang berisi ke dalam bagian tubuhmu yang berisi?" Taehyung berujar ambigu. Butuh waktu beberapa puluh detik ketika akhirnya Jimin mengerti maksud ucapan Taehyung. Saat itu Jimin dengan jelas mendengar suara sabuk dilepas dan zipper diturunkan.

Hei, sejak kapan Taehyung berdiri?

"Ayo, Jim. Milikku mulai sakit."

Katakanlah Jimin gila karena merasa suara Taehyung sebegitu seksinya. Jimin meneguk ludah. Tanpa sadar netranya terus menatapi bagian tubuh Taehyung yang berisi. Hampir, hampir saja jemari Jimin menjangkau milik Taehyung ketika tawa Taehyung meledak layaknya bom. Bising dan merusak telinga, sungguh.

"Bercanda, Jim, astaga." Taehyung mengusap sudut matanya yang berair karena terlalu menikmati tawanya. Jimin merasa berjiwa psikopat ketika keinginan mencabik dan melempar Taehyung ke planet asalnya muncul.

"Aku akan menuntaskannya di kamar mandi. Ikut?"

"Sialan. Pergi kau!"

Dan tendangan dari Jimin mengirimkan Taehyung memasuki kamar mandi.

Uh, earphone mana earphone? Jimin memerlukannya agar ia tak perlu mendengar suara desahan Taehyung yang memicu pergerakan liar burungnya.


.

.


Sementara itu di kamar ayah dan ibu Taehyung.

"Bagaimana? Jimin mau meminumnya?" kepala Namjoon menyembul dari balik laptop di ranjang. Kebiasaan buruk dengan mengerjakan banyak laporan sembari berbaring menelungkup. Baekhyun menghampiri Namjoon, menempatkan tubuhnya sendiri di atas punggung Namjoon yang kekar. Nah, tidak ada yang tahu kan jika Baekhyun sedemikian genitnya? Lihat saja jemarinya yang jahil mengusap jakun seksi Namjoon yang selalu membuatnya menjilat bibir. Yah, tidak ada yang tahu kecuali Namjoon.

"Tentu. Kau tahu kan menantu kita itu penurut?"

Namjoon hanya menggumam, telunjuknya bergerak lincah menggeser kursor, meng-klik beberapa dokumennya.

"Kenapa tidak kau minum sendiri saja sih? Toh tidak masalah."

"Kau tahu aku tidak suka vanila." Baekhyun menghirup wangi rambut Namjoon. "Aku lebih suka vanila yang lain." bisiknya di telinga.

Setelahnya, hening.

Baekhyun cemberut, hampir saja mengamuk sebab godaannya tak berarti apa-apa. Tapi tidak jadi ketika Namjoon berbalik, menempatkan Baekhyun di atas tubuhnya dan menyambar bibirnya, mengecupnya kilat. "Omong-omong, aku juga suka susu yang lain."

Baekhyun tentu tahu kemana arah pandang Namjoon.

Dan di balik dinding kamar mereka, Taehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi dibuat kewalahan mencari di mana keberadaan earphonenya.


.

.


Pagi ini akhir pekan. Jimin menyeret Taehyung ganas ketika laki-laki itu bahkan baru bangun dari mimpi basahnya. Menghiraukan celana Taehyung yang basah, Jimin terburu-buru. Kesadaran Taehyung tak sampai lima puluh persen ketika baru bangun tidur, kesempatan Jimin agar pemuda itu tak menyadari jika dirinya baru saja dibawa ke rumah Jimin. Lupakan pakaian, lemari Jimin penuh baju-baju bermerek dan mereka biasa berbagi segalanya.

Terkecuali celana dalam.

"Jim, mana Taehyung?" tanya Seokjin ketika putra semata wayangnya baru saja menghampiri mereka di ruang makan.

"Melanjutkan mimpi basahnya." jawab Jimin cuek. Yoongi yang tengah meminum susunya tersedak. "Jangan bicara jorok di ruang makan." tegurnya kemudian menggeplak belakang kepala Jimin sadis.

Terlalu sadis caramu...

Ponsel Yoongi berbunyi.

"Ya halo?"

"Iya sayang hyungi ke rumahmu sekarang oke?"

"Iya, iya. Susu pisang? Roti gandum? Iya sayang hyungi belikan. Sampai jumpa cantik."

Tut

Jimin melirik ayahnya dengan isyarat mata ketika memperhatikan tingkah aneh Yoongi yang tengah kasmaran. Nyengir tidak jelas sampai senyumnya berubah menyeramkan. Jimin jadi takut kalau-kalau gigi Yoongi terjatuh dari tempatnya. Yoongi hyung kan persis kakek-kakek, begitu alasannya.

"Hyung."

"Hm."

"Sejak kapan Yoongi hyung punya pacar?"

"Kasih tau tidak ya? Haha." kemudian melenggang pergi setelah menyambar kunci mobil sembarang. Ketiga orang yang ditinggalkan di ruang makan hanya menganga, nyaris menjatuhkan rahang mereka. Ini bukan tentang kunci mobil Jimin yang dibawa Yoongi, melainkan karena...

"Serius? Yoongi mau ngapel dengan masih menggunakan piyama dan sandal kumamon begitu?" Chanyeol sungguh tidak habis pikir dengan adiknya yang biasa sok swag itu.

Guk

Guk

Gukk

Dengar? Bahkan gonggongan Holly terkesan mengingatkan, tapi memang dasarnya Yoongi telah terbutakan dengan yang namanya cinta.

Ck. Jimin berdecak. Untung saja Jimin tidak sedang mencintai siapapun.

Benarkah, Jim? Lalu kenapa pipimu menghangat hanya karena mencium wangi parfum familiar disertai sepasang lengan melingkari bahumu dari belakang detik ini juga hm?

"Pagi bu, pagi yah," Taehyung tersenyum manis. Seokjin beserta Chanyeol kompak menanggapi salamnya. Taehyung kemudian melirik pipi Jimin yang sudah semerah darah perawan. "Pagi sayang, morning kiss please?"

Bezengggg.

Kiss kiss otakmu terkikis!

Sial. Jimin lupa jika Taehyung selalu berakting sok mesra jika berhadapan dengan ayah dan ibunya.


.

.


Katakanlah MY Yeon sedang setres, sedang banyak pikiran mengganggu di kepalaku yang cantik ini /? x.x

Maaf jika chapter ini mengecewakan T.T atau mungkin terkesan memaksakan. aku ngerasa chap ini ga ada humornya sama sekali, duh. chapter ini udah tiga kali lebih ganti narasi omong-omong.

yang kangen Holly, udah ku munculin ya :3

yang bingung mau manggil aku apa, panggil aja sayang /?

yang berminat ringtone ala ala jangkrik, silahkan hubungi Jimin. yang punya nomornya tolong kasih tau aku /?

last, big thanks to :

jimintv / Guest / Guest / itsathenazi / kangyeseul / 24noona / Mint'Holly / Sapisapi / mita / wenjun / XiuZulfan / ChimSza95 / Uozumi Han / Hinter EBrille / tity / BaeBiJi / AwesomeTae / OH7 / Pongpongie / Kei88 / December D / Ran Konako / Mas Jimi / lilcyriel / ChimChim9395 / vmin babies / / sonshimigureumi / GaemGyu92 / ORUL2 / MelvyE / Mara997 / Park Min Mi / Tania403 / Park Byun Soo / applecrushx / Arlovskaya / vanillatae / Kookienoona / XStarB104 / Elixir Edlar Gak Login (kkak kapan loginnya? wkwk) / MingyuAin / Park RinHyun-Uchiha / tobikkoARMY / Baby Shin Chimchim / GestiPark / mohon maaf jika ada yang terlewat / btw aku senang daftar review disini bertambah hihi

hasil votting yang menang VMin yaa :3 jadi pilihannya tinggal dua, VMin, atau ku jadiin versatile duaduanya haha /kabur/

salam hangat (tempelin ketiak Jimin satu-satu /?)

tertanda,

MY Yeon