Hello, EX
Cast : Kaisoo (Main Pair)
Etc.
Rated : M, Genderswitch
WARNING!
typo everywhere, absurd, dirty talk gagal/?, NC garing, ini fanfic pertama jadi mohon maklum hehe.
Enjoy
.
.
.
Aku membanting handphone ku kasar karna benda itu terus berbunyi tanpa henti, Demi Tuhan ini masih sangat pagi walaupun matahari diluar sana sepertiya sudah muncul, tapi orang sialan yang aku tidak ketahui siapa itu terus saja menelfonku. Jangankan untuk mengangkat dan memarahi habis-habisan si penelfon itu, untuk melihatnya pun aku sangat malas. Tapi ku rasa aku harus menyerah karna benda sialan itu tetap berbunyi tanpa henti, kadang berhenti sebentar lalu berbunyi lagi, memuakkan sekali. salahku memang karna aku lupa menggantinya dengan mode silent.
"Ini masih pagi untuk mengganggu orang! kurang kerjaan sekali menelfon pagi-pagi begini!" Tanpa babibu aku langsung menghujam si penelfon -yang masih tidak ku ketahui siapa karna aku memang tidak berniat untuk mengetahui siapa itu- dengan berbagai cacian dan makian. Terdengar jahat memang, tapi suruh siapa mengganggu tidurku yang sangat kudambakan itu.
"Oh hei calm down..tidak usah marah seperti itu, siapa suruh tidak mengangkat panggilan pertamaku! pagi ini kau harus datang kerumah Sehun, jangan banyak alasan untuk menolak, datang saja sesuai perintahku!" Geez, dari suaranya aku sudah tahu bahwa si penelfon sialan itu adalah Byun Bacon orang paling cerewet seantero dunia! pantas saja panggilan itu tidak mau berhenti! dan apa tadi, dia menyuruhku datang pagi ini kerumah Oh Sehun dan aku tidak boleh menolak?Hell, memangnya dia siapa seenak jidat menyuruhku!
"Hei bitch ini sabtu dan ini adalah jadwal istirahatku seharian penuh!" Aku melayangkan protes penuh kepadanya, benar ini hari sabtu dan dia sndiri tahu aku paling tidak suka jika ada yang mengacaukan acara istirahat penuh hari sabtu ku.
"Tanpa penolakan, datang jam 9 pagi. Jika tidak aku yang akan menyeretmu langsung. See you babe, muah" Aku hampir saja meremukkan handphone yang ada digenggamanku setelah Bacon sialan itu menutup panggilan seenaknya, dan dia selalu saja mengakhirinya dengan kecupan menjijikan itu. Ewh, rasanya aku ingin membuang seluruh koleksi eyeliner miliknya sekarang juga.
Aku melanjutkan tidurku lagi tanpa memikirkan perkataan Baekhyun tadi. Masabodo, pikirku. Aku hanya ingin bermesraan dengan kasur kesayanganku ini untuk sehari penuh.
TOK TOK TOK
'Keparat' batinku. Baru saja aku ingin bermesraan dengan kasurku namun kini muncul lagi suara yang membuatku marah setengah mati. Siapa lagi sih ini?Sungguh aku sangat malas untuk bangkit dari tempat paling nyaman sedunia ini -bagiku- namun suara ketukan iu -oh tidak, tepatnya gedoran- benar-benar mengganggu. Itu tidak mungkin Ibuku, Ibu tidak akan mengganggu sabtu pagiku. Ayah juga tidak mungkin. Dengan gontai aku menuju pintu dan membukanya, aku sudah bersiap untuk memarahi si pengganggu itu namun sebelum aku melakukannya dia sudah menyerobot masuk kedalam kamarku. Dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa si penggangu ini adalah orang yang sama dengan si penelfon sial yang tadi. Byun Bacon, aku benar-benar akan membuang seluruh koleksi eyelinermu itu!
"Astaga Baek,mau apa kau ke-"
"Benar kan, pasti kau tidur lagi. Cepat mandi dan siap-siap bodoh!" Aku bahkan belum selesai dengan perkataanku tapi dia malah memarahiku. Bukankah seharusnya aku yang marah karna dia sudah membuat pagiku hancur!
"Hei jalang cepat keluar dari apartemenku atau aku akan menendang bokongmu sampai rasa sakitnya melebihi rasa sakit sehabis digenjot oleh kekasihmu itu!"
"Oh ya?tapi aku akan menendangmu masuk kedalam kamar mandi lebih dulu sebelum kau menendang bokongku!"
"Demi Tuhan Baek ini masih pagi, kau bilang aku harus kesana jam 9!"
"Lihat sayang, ini sudah jam 8 lewat dan kau bilang ini masih pagi?" Ujarnya sambil memegang kepalaku dan mengarahkannya kearah jam dinding berada. Yeah, tapi tetap saja menurutku ini masih pagi!
"Memangnya ada apa sih sampai-sampai aku harus ikut!"
"Reunian lah, memangnya apa lagi!"
"Baek, kau tahu kalau ak-"
"Tanpa penolakan sayang, mau mandi dulu atau langsung ku seret kerumah sehun?"
"Aku tidak akan pergi. Kau tahu kenapa" Aku kembali tidur dan menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, tanpa memperdulikan Baekhyun yang sedang mengomel tidak jelas ditempatnya berdiri. Aku tidak mau bertemu dengan orang-orang itu lagi, tidak akan pernah. Sudah cukup mereka membuat hatiku benar-benar sakit sampai aku tidak bisa melupakan rasa sakit itu sampai sekarang. Teman?Cih, teman apanya. Mereka lebih pantas disebut iblis daripada teman.
"Kyung, hanya karna 1 orang lalu kau menganggap mereka semua sama?Tidak. Jika begini kau malah seperti sedang menunjukkan kelemahanmu pada musuhmu sendiri. Buktikan pada mereka bahwa kau baik-baik saja!" Kini dia sudah berada ditepi ranjangku dan menarikku untuk bangkit.
"1 orang kau bilang?Bukan, lebih! bahkan lebih dari 1 orang. Mereka bersekongkol kau tahu itu. Jangan tertipu oleh wajah polos bak malaikat orang-orang sialan itu. Aku bahkan tidak sudi melihat wajahnya lagi!" Kini nada bicaraku sedikit meninggi. Bahkan mataku sudah sedikit berkaca-kaca sekarang, jika mengingat hal itu sungguh hatiku sangat sakit, rasanya menagispun tidak akan meredakan luka itu. Bamun perkataan Baekhyun ada benarnya juga, jika aku bersikap seperti ini terus, mereka pasti merasa berhasil karna telah membuat seorang Do Kyungsoo hancur. Tidak, aku tidak ingin dianggap seperti itu.
"Kyung.." Baekhyun bangkit dari duduknya dan memegang bahuku lalu menarikku kedalam pelukannya. Aku ingin sekali menangis, tapi tidak, aku bukan Kyungsoo yang lemah lagi.
"Baik, aku akan pergi. Ini karna aku ingin membalas mereka satu persatu. Jangan melarangku, kau tahu aku pendendam, Baek" Aku melepaskan pelukan Baekhyun dan segera menuju ke toilet untuk membersihkan diri.
Kini aku sudah siap untuk pergi. Aku mengenakan Hoodie berwarna hitam dengan jeans warna senada serta Coat berwarna mocha latte. Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan lebih memilih mendengar musik kesukaanku, terkadang Baekhyun mengajakku bicara namun aku hanya menganggapinya dengan jawaban ya, tidak, atau hanya bergumam.
"Jongin juga datang" Mataku membulat sempurna saat Baekhyun menyebut nama Jongin, benarkah, benarkah dia datang?Mustahil, dia sedang sekolah asrama di Charterhouse School di Godalming, Inggris. Mustahil jika dia datang kemari, dan setahuku bulan ini bukan bulan liburan dimana para siswa bisa pulang ke kampung halaman mereka. Aku mengetahui itu dari Jongin.
"Mustahil.." Gumamku.
"Aku serius bodoh!" Aku memutar bola mataku muak, terserah dia sajalah dia mau bilang apa. Bisa saja itu hanya akal-akalan Baekhyun agar aku lebih bersemangat lagi.
Hmm tentang Kim Jongin, kira-kira laki-laki itu marah atau tidak ya padaku?mengingat saat terakhir kali aku meninggalkannya secara tidak sopan, dan aku memutus seluruh komunikasi dengannya. Jika aku jadi dia sih, pasti aku marah. Aku dan Kim Jongin ini sudah berpacaran sejak SMP, dan saat lulus dia memilih sekolah di Inggris, sedangkan aku tetap melanjutkan di Korea. Dengan terpaksa aku menjalani long distance relationship dengannnya selama hampir 3 tahun. Aku belum pernah bertemu dia lagi sejak saat kelulusan, dia juga belum pernah pulang ke Korea, entahlah padahal aku sudah memaksanya untuk pulang. Sebenarnya kami sudah putus bulan april tahun lalu, aku sempat frustasi -karna aku sangat mencintai si hitam itu- dan kami kehilangan kontak untuk beberapa bulan. Tapi dia kemudian datang lagi dan mengajakku untuk berkomitmen, tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan tawarannya itu. Dan alhasil aku selalu dibuat marah, kesal, bahkan menangis karnanya. Bahkan dia berkali-kali meninggalkanku dan datang lagi padaku seolah tidak terjadi apa-apa dan lebih bodohnya lagi aku selalu menerimanya padahal aku sudah tahu seperti apa akhirnya. Bodoh memang. Entah mendapat keberanian dari mana, beberapa bulan lalu aku meninggalkan Kim Jongin -sebelumnya aku tidak pernah berani karna rasa cita sialan itu-, bahkan aku tidak merasa frustasi atau stress seperti saat dia meninggalkanku. Yah sebenarnya aku juga tidak benar-benar berniat meninggalkannya sih, aku hanya ingin memberi waktu untuk diriku sendiri, membiarkanku fokus pada ujian nasional yang sudah dekat. Karna jujur saja, jika aku terus menerus berhubungan dengan Jongin, hari-hariku pasti akan diwarnai oleh rasa kesal, marah, kecewa, dan jengkel. Dia selalu membuatku merasakan itu, memepermainkan perasaanku, saat sudah seperti itu aku tidak berniat melakukan apapun selain mengurung diri dikamar dan ehm menangis. Tentu itu sangat berpengaruh untuk kegiatan belajarku, aku tidak mau nilaiku anjlok karna dibuat galau terus menerus oleh Kim Jongin. Sejujurnya kini aku malah mulai merasa terbiasa tanpanya, aku tidak lagi terlalu sering memikirkannya, walau terkadang rasa rindu itu datang tanpa diundang. Yah mungkin kini aku sudah proses untuk move on darinya. Doakan saja.
Tanpa terasa kini mobil Baekhyun sudah berada didepan rumah Oh Sehun, Sehun ini sebenarnya adalah teman sekelasku, aku melanjutkan sekolah yang sama dengannya. Tidak hanya Sehun sih, ada Chanyeol, Baekhyun, Luhan, dan Kris, teman-temanku yang melanjutkan disekolah yang sama. Tentu aku akan datang langsung jika hanya kami-kami saja yang datang.
Aku menghela nafas kasar sebelum akhirnya aku membuka pintu mobil dan masuk kedalam rumah Sehun. Aku sudah sering kemari, namun entah mengapa hari ini terasa beda. Mungkin aku akan bertemu dengan para iblis-iblis itu ya.
Aku langsung disambut oleh candaan khas mereka begitu aku masuk, Chanyeol dan Kris tersenyum lebar ke arahku dan langsung memelukku. Astaga, seperti baru bertemu saja. Pikirku.
"Kyung ku pikir kau tidak akan datang!" Ujar Kris sambil tertawa cengengesan, ewh. Aku mengedarkan pandanganku dan bisa ku lihat tatapan para iblis itu, ada yang menatapku heran, ada yang menatapku muak, dan ada yang menatapku seperti tatapan..takjub?Yah, aku memang bertambah cantik, bahkan lebih cantik dari para jalang iblis itu.
Aku berjalan dengan angkuh menuju mereka, aku tersenyum kecut dan mengatakan,
"Long time no see, bitch"Pada salah seorang perempuan yang menatapku muak tadi. Choi Sulli, salah satu jalang yang masuk dalam daftar orang-orang yang ku benci, walaupun dia bukan otak dari segala rencana busuk yang menghancurkanku saat itu. Sulli tersenyum sinis dan berlalu dari hadapanku. Cih, seperti cantik saja, badan seperti triplek begitu, tertiup angin saja sudah terbang ke tumpukan sampah. Batinku.
Aku kembali melanjutkan langkahku meenelusuri rumah Sehun, namun aku tidak menemukan dimana Oh Sehun itu. Bisa ku lihat diantara mereka semua ada yang sedang bercanda, bermain gadget, mendengar musik, bahkan ada yang sedang bercumbu astaga. Aku menuju halaman belakang rumah Sehun, tempat favoritku dirumah ini. Namun mataku menemukan sesosok pasangan yang sedang duduk di sofa, sangat familiar, ku picingkan mataku dan dapat ku tangkap sosok itu adalah,
Kim Jongin dan Jung Soojung.
'Waw'
.
.
.
.
.
.
TBC
