LUNA

Cast : Sehun, Jongin, etc.

Iseng nulis saat lagi suntuk ma kerjaan. Ini request dari teman paling gokil aku, ga yakin ma hasilnya, tapi yang penting aq dah nyoba bikin genre kek gini. Kalo ga puas, mohon bikin sendiri ya beb #plakk. Yang nagih utang ff yang lain, maaf, aku lagi buntu ide, mungkin abis liburan pikiran aku sedikit lebih fresh n bisa lanjutin lagi.

No edit, typo berserakan

KAIHUN LOVEA

.

.

.

.

.

.

Terlahir dari pack terbesar di antara semua pack lain, Moonlight, bukan berarti akan membuat setiap anggotanya akan diperlakukan dengan baik juga. Hal itulah yang setidaknya harus Sehun rasakan. Ia bagaikan sebuah aib yang harus di musnahkan bagi bangsa werewolf seperti mereka. Sehun terlahir dengan kondisi fisik yang lemah, sering sakit-sakitan. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kedua orang tuanya, mereka takut kalau Sehun benar-benar terlalu lemah dan tak bisa berubah menjadi seorang werewolf yang utuh, dan jika itu terjadi maka tamatlah riwayat Sehun. Werewolf yang tak bisa merubah wujud manusianya menjadi seorang serigala, merupakan sebuah aib bagi sebuah pack, harus dibuang atau di bunuh.

Kekhawatiran kedua orang tua Sehun bukannya tidak beralasan, Alpha mereka, Park Chanyeol, sudah mengumumkan kepada kaumnya, kalau ia bisa merasakan ikatan antara dirinya dan Sehun. dengan kata lain, Sehun adalah seorang Luna, calon pendamping Alpha. Hanya menunggu waktu bagi Sehun untuk bisa berubah menjadi seorang serigala, dan ia akan benar-benar menjadi seorang Luna di pack mereka.

Dan itu semua akan ditentukan malam ini, ketika umur Sehun genap tujuh belas tahun.

Sejak sore hari kedua orang tua Sehun sudah memberikan nasehat panjang lebar pada anak tunggal mereka itu. Harapan besar bagi kedua orang tua Sehun kalau anak mereka akan menjadi pendamping dari orang terkuat di pack mereka.

Namun, harapan tinggallah harapan, saat bulan tengah bersinar penuh malam itu, Sehun gagal mewujudkan harapan mereka. Tubuhnya yang lemah tak mampu melakukan seperti apa yang orang tuanya kehendaki. Sehun gagal merubah wujud manusianya menjadi sesosok serigala, tak ada perubahan apapun bahkan meski Alpha terdahulu yang juga ayah dari calon pendampingnya mencoba membantunya. Tak ada raungan serigala yang terdengar, bahkan Sehun sendiri tak merasakan adanya serigala yang mendekam di dalam jiwanya. Werewolf cacat, itulah yang kemudian digumamkan orang-orang yang berkumpul di tanah lapang itu.

Sehun dengan matanya yang berkaca-kaca, antara malu dan putus asa, segera menoleh pada orang tuanya. Namun, orang tuanya memalingkan wajah, terlalu malu karena anak mereka terlahir cacat. Merasa tak mendapat perhatian dari orang tuanya, Sehun berpaling menatap Chanyeol, berharap calon suaminya itu akan mendekatinya atau menghiburnya.

Bukan itu yang Sehun dapatkan, melainkan wajah datar Chanyeol dan juga tatapan tajam yang terasa begitu menusuk. Namja itu sepertinya tidak menyukai kegagalannya.

"Kau gagal," desisan tajam Chanyeol, membuat Sehun menelan ludahnya dengan gugup. "Werewolf yang cacat, tak pantas untuk menjadi seorang pendamping Alpha."

Deg

Sehun mencengkeram ujung kaos yang dipakainya, matanya terpejam, batinnya berdoa, mengharap Chanyeol tidak akan mengatakan kata-kata terlarang itu. Sehun tak akan sanggup bertahan kalau ia harus menjadi werewolf terbuang.

"Malam ini, aku Park Chanyeol, Alpha dari pack Moonlight, merejectmu, Oh Sehun, putra dari beta Oh Jin Hyuk sebagai pendamping hidupku," telunjuk Chanyeol kemudian mengarah pada seorang namja mungil bermata bulat yang sedari tadi menatap ke arah Sehun dengan pandangan yang sulit di artikan. "Dan malam ini juga akan mengumumkan kalau aku memilih, Do Kyungsoo, sebagai Lunaku."

"Tidak..." Sehun bersimpuh di atas rumput dan mulai terisak, ia melirik pada lengannya, perlahan tato yang menjadi pertanda kalau dirinya adalah pendamping Alpha terlihat memudar dan beberapa detik kemudian lenyap. Air mata mengalir deras di pipi Sehun. Chanyeol benar-benar merejectnya.

"Eomma..." panggilan lirih Sehun dijawab dengan kebisuan. Namja manis itu menatap kedua orang tuanya dengan pandangan terluka. Namun orang tuanya bahkan tak sudi untuk melangkah mendekat kepadanya.

"Dasar tak berguna, sia-sia kami membesarkanmu kalau akhirnya kau hanya bisa mempermalukan kami."

Kata-kata itulah yang orang tuanya ucapkan sebelum kemudian beranjak pergi meninggalkannya.

Sehun hanya bisa menangis sembari terus menatap kepada orang-orang yang mulai pergi meninggalkannya di atas bukit itu, sendirian.

"Pergilah dari tempat ini dan jangan pernah kembali, pack ini tak butuh seseorang yang cacat sepertimu."

Sehun menggeleng atas ucapan Chanyeol, di sini adalah rumahnya, kemana ia harus pergi kalau di usir?

"Kau tau bukan konsekuensi bagi serigala cacat sepertimu?" kali ini Kyungsoo yang bicara. "Pilihannya hanya ada dua, pergi atau mati. Chanyeol sudah berbaik hati untuk tidak membunuhmu. Jadi pergilah."

Sehun benar-benar tak menyangka, bahkan Kyungsoo, sepupunya sendiri, tega berkata seperti itu. tak ada pilihan lain, Sehun perlahan beranjak dari duduknya di atas rumput. Ia melangkah menuju hutan yang lebat di bawah bukit. Tak ada gunanya lagi ia berada di sini, semua orang sepertinya tidak menginginkan kehadirannya lagi. Dari pada ia harus mati di tangan Chanyeol, Sehun lebih rela pergi menjauh dan berjuang seorang diri.

Sehun tidak buta, ia juga tahu dengan fakta dari serigala cacat, tak akan ada pack yang akan mau menerimanya, karena itulah ia tidak akan mencari sebuah pack dan meminta perlindungan, ia akan terus berusaha bertahan hidup dengan usahanya sendiri.

.

.

.

.

.

.

Namanya Kim Jongin, Alpha dari pack Blue Demon. Pack tertua yang ada di dunia. Usianya sendiri sudah mencapai 998 tahun dan sampai detik ini ia belum mendapatkan pasangan. Selama ratusan tahun memimpin pack sebagai seorang alpha, ia tak kunjung menemukan Lunanya. Hal ini kadang menjadi beban pikirannya. Bukankah setiap Alpha membutuhkan seorang pewaris? Dan ia tidak tahu, berapa ratus tahun lagi ia akan menunggu menemukan belahan jiwanya itu.

"Hyungieeeee..."

Jongin menoleh ke arah pintu dan menemukan adik iparnya yang imut dan manja melangkah masuk sambil membawa nampan berisi beragam makanan kesukaannya.

"Hyungie kenapa mengurung diri di dalam kamar terus sih, kenapa tidak makan bersama kami lagi." Bibir merah itu terpout lucu.

Jongin terkekeh pelan, "Bukankah ada Jaehyunie yang menemanimu, winwinie?"

"Jaeyi sedang berburu, dan dia tidak mengizinkanku untuk ikut."

Pandangan Jongin turun ke perut Winwin dan tersenyum, membayangkan kalau sebentar lagi ia akan memiliki keponakan membuatnya senang.

"Hyungie, kenapa tersenyum seperti itu?"

"Tak apa, Winwinie mau menemani hyung makan siang?" memiliki seorang adik ipar semanja Winwin mau tak mau membuat Jongin harus mengurangi kadar galaknya saat berhadapan dengan namja itu. ia tak mau lagi melihat Winwin menangis histeris seperti di awal pertemuan mereka.

"Ayo mak..." ucapan Jongin terhenti saat indra penciumannya yang sangat tajam menangkap sebuah bau asing yang memasuki wilayah kekuasaan packnya. Bau itu bercampur dengan bau yang sangat ia kenal. Apa Jaehyun sedang bertarung dengan seseorang di luar sana?

"Ada apa hyung?" Winwin sudah terlalu hapal dengan kebiasaan Jongin saat ada sesuatu yang terjadi.

Jongin tak menjawab, namja tampan itu memejamkan kedua matanya dan saat ia membukanya, sepasang iris tajam berwarna biru tengah menatap tajam ke depan. "Sepertinya kita kedatangan tamu."

Winwin tahu sejak awal Alpha mereka bukanlah seorang werewolf biasa. Iris matanya yang biru berbeda dengan yang lain. Iris itu hanya dimiliki oleh seorang Alpha terkuat yang pack mereka miliki. Dulu saat pertama melihatnya, Winwin menangis ketakutan, tapi sekarang tidak lagi. Ia tahu kalau Jongin bukanlah orang yang jahat, namja itu hanya sesekali menggunakan kemampuannya saat ada musuh yang memasuki kawasan mereka.

Dan kenapa nama pack mereka Blue Demon, Winwin juga pernah menanyakan hal itu pada Jaehyun, dan Jaehyun mengatakan itu karena iris mata sang Alpha yang berwarna biru adalah karena ia keturunan seorang demon yang menikah dengan bangsa mereka. untuk menghormati ayah mereka jadilah pack itu diberi nama Blue Demon.

"Siapa hyung?"

"Aku masih belum tahu, sepertinya dia akan tiba di sini sebentar lagi bersama Jaehyun. Ayo kita keluar." Jongin menggandeng tangan Winwin dan mengabaikan makanan yang sudah disiapkan oleh adik iparnya itu.

"Alpha."

Semua orang yang ada di aula menunduk hormat saat Jongin muncul di sana.

"Jaehyun sudah datang?" Jongin membimbing Winwin untuk duduk di kursi yang berada tepat di samping kursinya dan menatap lurus ke depan.

"Belum, alpha."

Jongin mengangguk dan ia diam menunggu hingga beberapa menit kemudian, adiknya muncul di pintu aula dengan seseorang yang berada di dalam gendongannya.

Winwin yang melihat suaminya menggendong orang lain langsung ribut, mengomel, dan hampir saja menghambur ke hadapan suaminya itu kalau saja Jongin tidak menahan pergerakannya dengan kekuatan matanya itu.

"Siapa yang kau bawa, Jaehyuna, apa dia penyusup?"

"Entahlah Alpha, aku menemukannya pingsan di tepi sungai perbatasan wilayah kita." saat berada di aula, Jaehyun memang tidak pernah memanggil hyung pada kakaknya itu.

"Dia dari pack mana?"

"Aku tak yakin, tapi sepertinya dia manusia biasa, aku tak mencium adanya serigala di dalam tubuhnya." Jaehyun meletakkan namja itu di atas karpet tebal ditengah aula.

Jongin menggunakan penciumannya untuk mendeteksi siapa namja itu sebenarnya. Memang sangat samar, tapi ia bisa merasakan adanya serigala di dalam tubuh namja itu. "Kalau dia manusia, ia tak akan sebodoh itu memasuki kawasan hutan terlarang. Ia bisa mati sia-sia, kecuali ia datang karena benar-benar frustasi dengan hidupnya." Jongin beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah namja yang masih pingsan.

Dari dekat, Jongin bisa melihat wajah itu begitu manis, tapi sayang kecantikannya tertutupi dengan banyaknya luka goresan di wajah dan juga bagian tubuhnya yang lain.

"Kita harus membangunkannya untuk mengetahui ia adalah penyusup atau bukan." Jongin menempelkan telapak tangan kanannya di dahi namja itu dan mulai mengeluarkan kekuatannya. Cahaya biru sesaat menyelimuti tubuh namja itu dan dalam sekejab, bersamaan dengan pudarnya cahaya biru di tubuhnya, seluruh luka itupun menghilang.

Jongin menjauhkan tangannya sembari terus mengamati namja itu, tak ada tanda kepemilikan ataupun tanda pengenal berbentuk tatto kalau ia berasal dari suatu pack. Apa ia benar-benar manusia biasa, tapi selama ini penciuman Jongin tak pernah salah.

"Eunghhh..."

Terdengar lenguhan pelan, dan perlahan mata yang sedari tadi terus terpejam itu kini terbuka. Dan Jongin tak bisa untuk tidak lebih terkejut lagi saat pandangan mereka bertemu dan ia melihat kilatan warna biru di mata namja itu. Sebagai seorang alpha yang juga keturunan seorang demon, Jongin berbeda dengan serigala lain yang akan mengenali pasangan dari bau tubuh mereka, ia mengenali pasangan dari mata yang mempunyai warna biru yang sama dengannya. "Luna...?"

.

.

.

.

.

.

Sehun tak tahu apa yang terjadi padanya, hingga saat ia terbangun dari pingsannya setelah berhari-hari kelaparan. Ia akan mendapatkan perkataan yang mengejutkan. Namja yang baru pertama kali ia lihat saat membuka mata, dan baru kemudian ia ketahui sebagai alpha itu, menyebut dirinya sebagai Luna. Apakah namja itu tahu kalau ia adalah mantan calon seorang Luna?

Yang jelas selama seminggu lebih Sehun berdiam diri di sini, ia tak memperoleh jawabannya.

"Hai, Luna... kenapa melamun di sini. Ayo sarapan bersama.."

Itu Winwin, selama beberapa hari ini Sehun lumayan banyak berbicara dengan adik ipar Alpha itu.

"Winwin-ah..." panggil Sehun pelan.

"Ya?"

"Ku rasa aku harus pergi dari sini."

"Eh, kenapa?" Winwin tampak terkejut.

"Selama seminggu ini, aku sudah merepotkan kalian. Kini saatnya aku pergi." Sehun tahu saat semua orang di pack ini mengetahui tentang dirinya yang cacat, perlakuan mereka akan berbeda. Dan ia tak mau hal itu terjadi, karena itulah ia harus pergi secepatnya.

"Kau kan Luna kami, kenapa harus pergi?" Winwin tampak keberatan dengan keputusan Sehun.

"Luna?" Sehun tersenyum pedih, dari pada Luna, mungkin mantan calon Luna kata yang lebih tepat untuknya.

"Ya, kau Luna kami. Bukankah Jongin hyung sudah mengatakannya."

Sehun menggelengkan kepalanya, "Maaf, tapi aku harus pergi." Rasanya berat meninggalkan pack ini, Sehun tidak pernah mendapat perlakuan sebaik di sini, tapi ia sadar siapa dirinya sendiri, serigala cacat yang hanya akan menjadi aib bagi pack ini.

"Siapa yang memperbolehkan kau pergi tanpa seizinku?"

Suara itu membuat Sehun menoleh dan ia menemukan Jongin dengan mata birunya yang selalu menatapnya dengan tatapan tajam itu kini berada tak jauh dari tempatnya duduk.

Dengan sedikit kaku, Sehun berdiri dan membungkuk ke arah Jongin, memberi hormat. "Terima kasih atas kebaikan anda yang sudah menerima saya tinggal beberapa hari di pack ini, tapi maaf sekarang saya harus pergi. Saya tidak ingin merepotkan anda dan pack anda."

Sehun menegakkan badannya dan balas menatap mata Jongin.

"Siapa bilang kau merepotkan, mungkin kalau yang datang satu pasukan, itu pasti agak merepotkan, tapi kau bahkan hanya satu orang, tak ada yang merasa repot dengan kehadiranmu."

"Maaf."

"Lagi pula, bukankah aku sudah bilang kalau kau adalah Luna, dan kepergian seseorang dari pack ini bukan ditentukan oleh orang itu sendiri, tapi oleh diriku, dan aku tidak mengizinkanmu pergi."

"Tapi, Alpha..."

"Aku tidak mengizinkanmu pergi, Luna."

"Maaf, sepertinya anda salah paham, tapi aku bukan Luna."

Jongin mengernyitkan alisnya, merasa sedikit terganggu dengan ucapan Sehun. ia melangkah lebih dekat pada Sehun. "Sepertinya ada yang tidak kau pahami di sini. Ikut aku."

Sehun ingin menolak, tapi ia tahu kalau seorang alpha tak bisa dibantah, karena itulah ia menurut. Turut melangkah mengiringi langkah kaki Jongin.

Jongin membawa Sehun menuju ke tengah hutan, tepatnya ke padang rumput nan luas, meski Sehun belum pernah ke sini, namun ia menyadari kalau padang rumput ini mungkin tempat seorang werewolf pertama kali bertransformasi atau bisa juga tempat mating ?

"Jadi... bila jelaskan padaku, kenapa kau mengatakan kalau dirimu bukanlah Luna?"

Satu-satunya cara bagi Sehun untuk cepat pergi dari sini adalah bicara dengan Jujur. Karena itulah ia kemudian menceritakan apa yang sudah terjadi kepadanya.

"Jadi kau dari pack Moonlight?"

"Mantan anggota pack tepatnya." Ralat Sehun. "Aku sudah di usir dari sana."

"Dan Alpha Moonlight merejectmu karena kau bilang dirimu cacat?"

Sehun hanya mengangguk.

Pandangan Jongin menerawang sejenak dan Sehun menanti dengan cemas, menunggu saat dimana Jongin mengusirnya pergi.

"Kau tidak cacat Sehuna..." pandangan Jongin kemudian fokus pada wajah cantik Sehun.

"Jangan menghiburku, Alpha. Aku yang mengalaminya sendiri, tubuhku tidak bisa berubah menjadi serigala. Aku tidak punya serigala di dalam diriku."

"Apa kau ingin aku menariknya keluar agar kau percaya padaku?"

"Alpha."

Jongin maju satu langkah hingga kini jarak yang menyisakan tubuh mereka hanya tersisa satu langkah lagi. "Saat aku bilang kalau kau Lunaku, itu adalah kenyataan. Aku bisa melihat tanda-tandanya dari matamu. Kau mungkin sudah mendengar tentangku dari Winwin, caraku mengetahui siapa mateku berbeda dengan yang lain, karena itulah kau mungkin juga tak bisa mencium bauku. Kecuali..." tatapan Jongin berubah melembut saat ia melanjutkan ucapannya. "Aku sudah mengklaim dirimu."

"Klaim?" Sehun tidak bodoh, ia tahu artinya itu, ia akan terikat selamanya dengan Alpha. "Tapi aku..."

"Kau bukan tak bisa berubah, tapi belum... serigalamu akan muncul setelah aku mengklaim dirimu, aku boleh tidak percaya padaku, tapi itulah kenyataannya. Hanya aku yang bisa menarik keluar sisi serigalamu Sehuna."

Sehun tahu, Jongin itu sangat tampan, ia sendiri tak munafik kalau ia tertarik pada Alpha itu, tapi membayangkan dirinya menjadi pasangannya, Sehun merasa kalau ia tidak pantas.

"Jangan bayangkan yang tidak-tidak, kau sangat pantas untukku."

Sehun cemberut, kenapa Jongin tahu tentang apa yang ia pikirkan sih.

Jongin tersenyum seraya menarik tangan Sehun hingga tubuh keduanya saling menempel. "Kau tahu, sejak pertama kali melihatmu membuka mata, aku langsung jatuh cinta padamu."

Jongin melayangkan satu ciuman di bibir Sehun, bukan ciuman penuh nafsu, hanya sebuah ciuman lembut yang menenangkan.

"Alpha..."

"Ya." Jongin mengecup kening Sehun dengan lembut dan kemudian tersenyum.

"Apa aku benar-benar pasanganmu?"

"Ya, apa kau senang?"

Sehun mengangguk dan ia mengalungkan tangan ke leher Jongin saat namja tampan itu mencium lagi bibirnya. kali ini disertai gigitan dan hisapan yang menenangkan untuk Sehun.

"Aku akan mengklaimmu, agar kau tak pernah berpikir untuk pergi lagi," Jongin bergumam di sela-sela ciumannya.

Jongin menelusupkan satu tangannya ke dalam kaos yang di pakai Sehun dan meraba nipplenya yang perlahan menegang.

"Alpha..." Sehun menggeliat, merasa tak nyaman.

"Panggil namaku, Oh Sehun." Jongin mengeluarkan lagi tangannnya, meraih ujung kaos yang dipakai Sehun dan menariknya ke atas. Ia melepaskan kaos itu dari tubuh Sehun, melemparkaanya ke atas rumput dan kembali mencium bibir Sehun.

Sehun melenguh pelan, saat bibir tebal Jongin berpindah ke lehernya, mengecup, menjilat dan terus seperti itu hingga namja tampan itu menemukan spot yang tepat di leher Sehun. ia mengeluarkan taringnya dan mulai menancapkannya di titik spot itu. Sehun menjerit, merasakan sakit saat taring Jongin mengoyak kulit lehernya. Sehun terengah saat merasakan darahnya yang hangat mengalir keluar dan langsung di hisap oleh Jongin. Namja manis itu menggeliat, hisapan Jongin terasa mengalirkan suatu rasa asing yang nikmat. Sehun bisa merasakan ereksinya terbangun, dan Jongin juga rupanya menyadari itu, karena namja tampan itu langsung melepaskan celana yang dipakainya.

Sehun sudah benar-benar telanjang saat Jongin akhirnya melepaskan hisapannya.

Namja manis itu terengah saat Jongin sedikit menjauh darinya. Memperhatikan bekas gigitannya yang sudah menutup dan kini tergantikan tanda mate yang telah muncul.

"Apakah dia sudah pernah mengklaimmu?"

Sehun menggeleng, ia jatuh berlutut di hadapan Jongin saat merasakan rasa sakit yang teramat sangat, seperti ada seseorang yang melepaskan seluruh tulang dari tubuhnya.

"Serigalamu ingin keluar, bertahanlah Sehuna..."

Sehun mengangguk, namun saat tulangnya berderak dan mencoba menyesuaikan diri, Sehun menjerit kesakitan.

"Bertahanlah." Jongin mengamati tiap detik perubahan di tubuh Sehun. hingga akhirnya tubuh telanjang Sehun tergantikan oleh sesosok serigala berbulu seputih salju.

"Luna..." Jongin tersenyum. "Siapa namamu?" tanyanya pada serigala Sehun.

"Shixun." Suara serigala itu terdengar begitu merdu di telinga Jongin.

"Nama yang indah dan kurasa sudah saatnya kau berkenalan dengan matemu, Kai." Jonginpun bertransformasi menjadi seekor serigala besar berwarna hitam.

Hanya sebentar, sesaat setelah serigala Jongin mencium wajah serigala Sehun, namja cantik itu kembali berubah menjadi wujud manusianya, masih dengan keadaan telanjang tentunya.

"Jongin..." masih dengan napas terengah karena lelah setelah melewati perubahan pertamanya menjadi serigala, Sehun menggerakkan tangannya untuk mengelus wajah serigala yang ia ketahui sebagai wujud lain dari Jongin itu.

Serigala itu menjulurkan lidahnya dan menjilati pipi Sehun.

"Alpha..."

Sehun tak bisa mengelak dari jilatan-jilatan itu, ia bahkan kini sudah terbaring telentang di atas rumput tebal karena dorongan dari serigala Jongin. Serigala itu kini beralih menjilat dada telanjang Sehun, membuat namja manis itu menggeliat kegelian. "Berhenti Jongin..."

"Aku tak bisa Sehuna, ini adalah bagian dari klaimku atas tubuhmu."

Suara Jongin berdengung di dalam pikiran Sehun dan kali ini seakan mengerti, tubuh Sehun tak lagi berontak saat serigala itu menjilatinya.

"Ahh..." Sehun mendesah, saat jilatan lidah serigala Jongin tepat mengenai holenya, ia membuka lebar kedua kakinya dan membiarkan serigala itu menjilat untuk membasahi holenya yang belum pernah terjamah.

Sesaat Sehun terkejut saat melihat kejantanan serigala itu yang begitu besar dan itu sudah menegang.

"Akhhhhhhh..." Sehun menjerit sekuat-kuatnya saat serigala itu memasukkan kejantanan besarnya dalam sekali hentakan, darah langsung mengalir dari hole Sehun yang robek.

"Oh Sehun, sekarang kau milikku untuk selamanya."

Sehun terisak, menahan sakit, saat serigala itu memaju mundurkan kejantanannya dengan begitu liar. Sehun tak tahu lagi bagaimana holenya sekarang, mungkin terluka semakin parah karena gerakan serigala Jongin yang begitu brutal.

Hingga beberapa hentakan yang terasa nikmat dan juga menyakitkan, Sehun merasakan semburan rasa hangat di dalam holenya. Dan perlahan-lahan sosok serigala itu berubah kembali menjadi sosok Jongin dengan kejantanannya yang masih mengeras di dalam hole Sehun.

"Gigit aku Sehuna, klaim juga diriku."

Sehun mengangguk dan Jongin segera mencabut kejantanannya dari hole Sehun, ia mengamati sejenak hole Sehun yang terluka dan kemudian menjilatnya.

"Sshhh..." Sehun mendesah, ada hawa dingin yang memasuki holenya dan ajaib setelah itu ia tidak merasakan rasa sakit lagi.

"Holemu sudah sembuh, maaf atas kekasaranku tadi."

Sehun hanya mengangguk dan Jongin segera mengangkat tubuh Sehun ke dalam pelukannya. Secara otomatis Sehun melingkarkan kedua kakinya di pinggul Jongin. Keduanya kembali berciuman dengan kedua tangan Jongin yang meremas remas pantat Sehun.

Masih dengan saling berciuman, Jongin kembali memasukkan kejantanannya ke dalam hole Sehun, dan memompanya dengan gerakan cepat. Hantaman kejantanan Jongin di titik spot di dalam holenya membuat Sehun tak kuasa untuk tidak mendesah dengan kuat.

"Gigit aku sekarang Sehuna..." geram Jongin

Dan tepat saat keduanya mencapai orgasme, Sehun menancapkan taringnya ke pangkal leher Jongin. Mengecap darah yang mengalir di sana dan mereguknya.

Sehun melepaskan hisapannya saat Jongin berjalan dengan langkah cepat menuju sebuah pohon di tepi padang rumput, menyandarkan punggungnya di sana dan kembali menusukkan kejantanannya berkali kali di dalam hole Sehun.

Sehun mendesah, jemarinya mengelus tanda mate yang tercipta di leher Jongin, mengecup bibir Jongin lagi lalu kembali mendesah seiring tusukan Jongin yang makin menggila.

"Jongieeehhh..."

"Aku mencintaimu Sehuna... dari pertama kali melihatmu hingga nanti dan untuk selamanya. Lunaku"

"Aku juga mencintaimu, tuan Alpha, sekarang, hingga nanti untuk selamanya."

Dan keduanya kembali mencapai klimaks dari percintaan mereka.

"Waktu akan terus berlalu, namun aku akan memastikan kita akan terus saling mencintai karena kita sudah terikat untuk selamanya. Kau milikku dan aku milikmu, forever."

Jongin mengecup kening Sehun dengan penuh sayang sebelum memeluk tubuh polos itu dengan erat.

.

.

.

.

.

.

END

Ily, ini ff requestnya, aku ga bisa bikin enceh mating serigala, jadi ya segitu aja encehnya #plakk kalo mau yang hot, baca di atas kompor yang nyala aja #plakk jangan ngambek lagi ya beb, ntar yayangnya ga dateng. Hehe...

Buat yang baca, tolong review ya...

KAIHUN LOVEA