EROTIC NIGHTMARE

...

WRITE BY BeibiEXOl

PLAGIAT?! GO TO THE HELL!

.

.

.

Luhan : 23 Tahun

Sehun : 32

...

Luhan adalah pemuda berbakat yang terkenal dengan keahlian memasaknya, ia juga dikenal sebagai seorang supernova dibeberapa majalah. Sejauh ini orientasinya adalah lurus, sebelum ia bertemu pemuda menyebalkan yang bernama Oh Sehun.

Dan malam ini Luhan bertemu kembali dengan sosok dingin Oh Sehun di restoran ia bekerja. Lelaki yang duduk angkuh sambil menatapnya datar.

"Ini adalah Tortellini terlezat yang pernah aku makan selama tinggal sembilah tahun di Korea, anda sangat berbakat Luhan-ssi" Seorang wanita muda tersenyum sambil menatapnya kagum.

"Terima kasih atas pujian anda, nona" Luhan tersenyum maskulin bangga akan pujian yang diiberikan wanita pelanggannya itu sejenak melupakan kalau wanita itu bersama Oh Sehun.

"Sehun-ah, lain kali kita makan di sini lagi ne" Wanita itu menatap Sehun berbinar.

"Terserah" Jawab lelaki yang dipanggil Sehun.

Luhan mendengus akan respon Sehun sebelum pamit kembali kedapur dan melanjutkan pekerjaannya. Sekitar jam 11 malam ia sudah bersiap untuk pulang dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir sambil menyalakan rokok.

"Ehm"

Pemuda mungil itu menatap kaget lelaki yang berdiri di sebelah mobilnya. Ya, dia adalah Oh Sehun.

"Apa yang kau lakukan disini? Tidak mengantar pulang wanita cantik itu huh?" Ujarnya malas lalu menghisap roroknya santai.

"Tidak, aku ingin bertemu dengan mu"

"Ayolah, jangan bercanda! Aku bukan gay dan malam itu hanya kesalahan" Luhan menyeringai malah mendekati Oh Sehun sambil menghembuskan asap roroknya didepan wajah lelaki itu, membuat Sehun mau tidak mau terbatuk kecil.

"Sejauh ini juga ku pikir kau lelaki yang sehat alias lurus" Luhan masih dalam posisi menghimpit Sehun sambil memandang wajah lelaki didepannya intents.

Sehun tersenyum kecil, ia merebut rokok yang ada disela jari Luhan dan membuangnya ke lantai basement lalu menginjaknya malas. Dengan tubuhnya yang lebih besar ia dengan mudah membalikan posisi mereka dan membuat Luhan terpojokkan.

"Ku rasa aku menyukai mu, anak nakal" Ujarnya.

"Menjauh dari ku dan aku tidak menyukai mu. Ahjussi" Luhan menatap Sehun tanpa peduli aura dominant pada diri lawannya itu.

"Aku serius. terakhir kali saat kau mencumbu ku malam itu, aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku selalu mencari-cari hal yang menyangkut tentang diri mu. Kau Xi Luhan " Bisik Sehun di akhir.

Luhan mendengus "Lalu kalau kau tau tentang ku kenapa? dan wow! Kau bertingkah seperti orang mesum!" Luhan menatap Sehun jijik, ayolah? Ia mengingat setiap cumbuan mereka malam itu dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Apa tidak terdengar seperti orang sakit?

"Jadilah milik ku"

"Cih! Lalu mau kau apakan wanita tadi? Bukan kah dia tunangan mu"

"Aku baru saja membuangnya" Sehun mengendikan bahu tanpa rasa bersalah membuat Luhan ternganga akan sifat pemuda didepannya ini.

"Aku juga sudah bicara dengan ayah angkat mu"

What! Lelaki sialan ini sudah bicara dengan ayah? Dan kini Luhan yakin kalau Oh Sehun benar-benar sakit jiwa!

"Jangan bercanda" Luhan tau dan sepenuhnya tau kalau lelaki ini sangat Serius. Dia adalah Oh Sehun, terlahir dari keluarga bangsawan, pewaris Daehan grup dan direktur perusahaan OSH. Lelaki 31 tahun yang digilai oleh banyak wanita dan hampir mendekati sempurna.

"Sudah lah, ini sudah malam aku harus pulang" Luhan mencoba mendorong Sehun.

"Jangan berbohong, aku tau setiap kau membawa mobil itu berarti kau akan ke club malam. Rumah mu bisa ditempuh dengan berjalan kaki dalam beberapa menit" Sehun menatapnya datar.

Dari mana si sialan ini tau kebiasaan ku! Dia benar-benar sudah gila!

"Huh, aku memang mau ke club! Jadi lepaskan aku!"

Dan ajaib Sehun melepaskan Luhan namun tentu saja tidak hanya itu, Sehun malah kembali mendorong Luhan di kap mobil dan mencium bibir pemuda itu ganas.

"Hmpp! Yack! Kau sudah gila-hmp! Lepas brengsek!"

Sehun masih menghisap bibir atas dan bawah Luhan bergantian, tangannya berada dikedua sisi tubuh pemuda yang lebih mungil itu mengunci pergerakan agar tidak kabur.

Chup!

Sehun melepaskan pautan bibirnya dan menatap wajah Luhan yang memerah marah belum sempat Luhan protes Sehun mengangkat tubuh pemuda itu menduduki kap mobil dan mengikis jarak diantara mereka lagi, terus mencium bibir Luhan dengan penuh nafsu, tangannya ikut membelai wajah baby face pemuda itu.

Luhan awalnya ingin berontak tapi, hanya karena sapuan nafas berat Sehun diwajahnya kakinya mendadak lemas, tubuhnya bahkan sejak kapan sudah terjatuh di atas mobilnya sendiri dengan Sehun yang menindihnya. Tangan Sehun yang membelai pipinya dan bibir dingin yang terasa manis bersentuhan dengan bibirnya, lalu lidah liar Sehun yang terus-terusan menggesek rongga mulutnya. Benar-benar membuatnya lemah.

"Hahh ... hahh .." Luhan menatap Sehun yang masih berjarak sangat dengat dengan wajahnya. Ia juga baru sadar kalau kepalanya merebahi lengan kekar Sehun, melindungi kepalanya dari kerasnya kap mobil. Dan Luhan juga baru sadar kalau pemuda didepannya ini sangat Seksi! Dengan kemeja putih yang kancing atasnya terbuka- what! Tangannya entah sejak kapan mencengkram kemeja lelaki itu! oh tuhan! Ini godaan! Godaan!

"U-uuh .. hhh" Luhan masih bernafas dan ia merutuki suara nafasnya yang terdengar seperti desahan.

Dan Fuck! Holy fuck!

Sehun tersenyum! TERSENYUM MENGEJEK!

Ia siap mendorong Sehun "EUMPH!"

Namun lelaki tidak tau diri itu kembali menciuminya. Dan entah kali ini lebih lembut, uuh setan dari mana yang merasukinya? Karena saat ini Luhan membalas ciuman gila itu, dan ikut memainkan lidahnya meng-eksplor mulut seorang Oh Sehun. Tentu saja sebelum cahaya menyilaukan menginterupsi kegiatan mereka. Luhan mendadak kaget dan mendorong Sehun, kali ini ia berhasil mendorong pemuda itu namun saat kakinya menginjak lantai, lututnya tidak kuasa menahan tubuhnya dan ia jatuh duduk dilantai berdebu itu.

Beberapa detik ia melihat tangan besar didepannya menawarkan bantuan "Ti-dak perlu" Ujarnya bertumpu pada lutut dan perlahan mencoba berdiri. Ia menatap Sehun garang "Gila!" Umpat Luhan kesal sambil menghapus sisa air liur yang entah milik siapa dibibirnya. Sedang kan Sehun menjilat bibirnya tertarik "Ciuman yang luar biasa"

Luhan terperangah, kenapa lelaki itu harus mengomentari ciuman mereka? Tidak kan terdengar memalukan dan sedikit murahan?

Luhan sudah mengumpulkan tenaganya dan berjalan melalui Sehun lalu memasuki mobilnya yang baru saja menjadi saksi bisu atas kejadian memalukan tadi.

"Tidak buruk, dibanding ciuman batu malam itu" gumamnya membuat Sehun sedikit kesal.

...

Sedikit flashback, malam itu Luhan pergi ke club bersama teman-temannya. Mereka bersenang-senang layaknya anak muda yang hobi bermain-main dengan segala hal. Dan saat itu disana terdapat pula tiga orang lelaki berpakaian mencolok dalam artian seperti pangeran zaman modern yang memakai pakaian serba mahal dengan gaya yang sangat classy ditambah ketiganya sangat tampan dan berwajah aristokrat apalagi dilayani seperti raja di club tersebut.

"Bagaimana kalau kita taruhan? Tiga orang disana adalah Kris Wu, Park Chanyeol dan Oh Sehun"

"Tiga lelaki yang sempurna"

"Kudengar Kris dan Chanyeol itu gay. Dan Sehun itu straight"

"Lalu apa yang ingin di pertaruhkan?" Luhan tertarik menatap temannya 'Kim Jongin'

"Mudah saja! GODA! Goda Oh Sehun"

"Siapa? Krystal yang menggoda?"

"Bodoh! Dia pacarku! Tentu saja kau Luhan" Jongin menjitak sayang temannya.

"Hey, aku juga straigt kalau kau ingin tau!" Protes sang rusa.

"Ya, aku sangat tau! Kau pernah menolak berhubungan dengan ku 2 kali kalau kau lupa. Kita hanya bermain-main, ingat?"

"Benar! Mari kita lihat apakah Luhan si penakluk wanita mampu membuat seorang Oh Sehun menjadi gay!" Zitao tersenyum lebar "Atau kau tidak berani? Karena dia Oh Sehun?"

"Ayolah, aku Luhan dan tidak ada yang tidak bisa ku taklukan"

"Seohyun nuuna pernah menolakmu karena wajahmu terlalu cantik untuk ukuran lelaki jika kau lupa, tuan Lu" Jongin menaik turunkan alisnya menyebalkan dan hanya mendapat pukulan di kepala oleh Luhan.

Luhan memperhatikan Sehun yang asik minum tanpa memperhatikan kedua temannya yang sudah menghilang dilantai dansa atau temannya yang satu lagi hilang menggandeng lelaki manis mungkin kekamar atau entah kemana.

Luhan menghampiri Sehun, membuat pemuda itu mendongak menatapnya yang berdiri didepannya.

Sehun tidak peduli kembali meminum birnya nikmat, Luhan merenyit melihat itu sudah botol keberapa yang diminum lelaki itu. 'Semakin mabuk, semakin mudah'

Dan dengan percaya diri Luhan duduk kepangkuan Sehun membuat pemuda itu menatapnya bingung. Sebelum Sehun sempat berbicara Luhan sudah melumat bibir lelaki itu pelan-pelan menyesap bibir tipis lelaki berkulit pucat itu.

Di sisi lain, Sehun awalnya bingung, namun ia menikmati lumatan yang diberikan orang asing ini. Ia sebenarnya tidak mabuk karena ia adalah lelaki yang dihidupnya selalu ditemani oleh bermacam-macam minuman keras, ia seratus persen yakin minuman yang baru beberapa botol ia minum ini tidak membuatnya mabuk tapi entah kenapa ia merasa melayang dan bahagia dan ... ia merasa melupakan apapun yang ada didalam pikirannya. Tapi tidak dengan orang asing yang tengah menciumnya ini. Ia melingkarkan tangannya memeluk tubuh mungil orang asing itu dan mengelusnya, ia tidak lagi sadar kalau tubuhnya sudah tertidur disofa dan ditindih oleh orang asing itu.

Lututnya mendadak lemas tanpa bisa ia mengerti

Pikirannya menjadi kosong dan hanya diisi oleh sensasi rasa dari orang asing itu tanpa bisa ia kontrol.

Semuanya adalah hal baru bagi seorang Oh Sehun yang sudah hidup 32 tahun dengan merasakan kerasnya dunia, indahnya dunia, ia bukan lelaki polos. Ia bisa se-sukses ini bukan karena orang lain tapi karena dirinya bisa, dialah Oh Sehun.

Tidak pernah ia merasa sepasrah ini diperlakukan oleh seseorang apalagi oleh orang asing!

Ia membuka matanya ditengah kesadarannya yang hampir hilang, menatap wajah manis orang asing itu. Mata yang sangat indah.

"Uh-" Sehun hampir mendesah saat orang asing itu menghentikan ciumannya. He's want more!

Luhan mengerjapkan matanya menatap lelaki yang ternyata sangat diluar dugaan, ia menyeringai. Mengulurkan tangannya meminta.

Lelaki dibawahnya mengerjap bingung menggenggam tangan Luhan dan mencium tangannya.

Membuat Luhan merinding sekaligus ingin tertawa.

"Aku minta bayaran, ini tidak gratis" Ujarnya malas menggesek jempol dan telunjuknya menandakan ia ingin uang.

Sehun kembali mengerjap seperti orang linglung mengambil dompetnya di saku celana dan memberikannya pada Luhan.

Luhan tertawa kecil mengambil uang serta cek bernilai jutaan di dompet Sehun "Ku dengar kau sangat kaya, apa ku ambil segini tidak apa-apa?" Luhan menatapnya polos dan Sehun mengangguk masih memuja wajah Luhan.

"Kalau begitu terima kasih" Luhan beranjak dari tubuh Sehun dan sofa, ia menatap Sehun sejenak yang nampak seperti orang bodoh. Sebenarnya ia mengambil semua uang cash yang ada didalam dompet Sehun, ia bahkan tidak menyangka lelaki seperti dia menyimpan banyak uang cash. Dan dengan niat jahil ia menatap Sehun kembali "Terlalu mudah. Ini ku kembalikan" Ujarnya meletakan semua uang yang ia ambil keatas tubuh Sehun. "Ah, aku hanya minta selembar untuk bukti oke?" Ujarnya entah kenapa terasa menghina dan akhirnya benar-benar beranjak meninggalkan Sehun.

Begitulah sebagian flashback pertemua pertama mereka yang singkat.

Cukup memalukan untuk seorang Oh Sehun memang.

...

Kembali ke masa saat ini Luhan menatap kesal Sehun yang ikut masuk kedalam mobilnya "Yack! Siapa yang menyuruhmu ikut masuk hah!"

"Aku perlu tumpangan" Ujar Sehun entah kenapa kembali terasa dingin. Dan hal itu menambah ke-maskulin-an lelaki itu.

"Kau kan orang kaya dan pasti punya banyak mobil. Tapi, bukankah seharusnya kau kesini mengendarai mobil mu?!"

"Sudah kuberikan pada wanita itu"

"HEOL!" Luhan mendengus, ia menghela nafas kembali menatap Sehun serius "Pergilah, keluar dari mobil ku" Ujarnya datar.

Sehun mengabaikannya malah bersender santai di kursi penumpang sambil menatap Luhan.

"Kau bisa naik taksi tuan Oh. Aaaah! Apa jangan-jangan semua uang atau dompetmu juga kau berikan pada wanita itu" Luhan menatapnya mengejek.

"Kalau ku bayar, apa kau mau membawaku ikut bersamamu?"

"Apa maksudnya pula? Dan, aku tidak perlu uang mu!"

Sehun mengendikan bahu, lalu malah mencium bibir Luhan kilat.

Luhan menatapnya tidak percaya! Ia tidak mimpi kan?! Kenapa ada orang seaneh Oh Sehun?! Tidak kah lelaki ini bisa membaca situasi yang terjadi? Apakah pantas saat orang marah dan ingin mengusirmu kau malah menciumnya?!

Luhan tiba-tiba ingin mencekek lelaki yang lebih tua 8 tahun darinya itu.

"Memangnya kau mau aku antar kemana huh?"

"Kemanapun kau pergi-"

"JANGAN BERCANDAA! Cepat katakan atau kau kupaksa turun dari sini!"

"Aku serius, bolehkah aku terus bersama mu?"

"Tidak" Jawab Luhan cepat dan datar enggan menatap Sehun karena muak, lalu menyulut api pada rokoknya.

"Hey, asal kau tau aku bukan orang yang sabar. Aku menolak mu, bisakah kau pergi dari mobil ku?" Ujarnya setelah menghisap rokok lalu membuangnya perlahan. Sehun menatap Luhan setenang air "Dan perlu kau tau juga, kalau aku orang yang keras kepala"

Luhan tidak tau harus bagaimana menghadapi Oh Sehun, lelaki ini membuatnya benar-benar frustasi. Ia menyesal telah menggoda manusia aneh seperti Sehun.

"Terserahlah" Jawabnya final melajukan mobilnya keluar basement yang entah kenapa mulai terasa pengap. Sedang kan Sehun hanya diam dan terus memperhatikan dirinya, dan hal itu tentu membuatnya salah tingkah. Luhan mendengus kesal kembali menghisap rokoknya mengabaikan lelaki aneh disampingnya.

"Apa kau selalu merokok?"

"Ya"

"Hm, kau kecanduan merokok?"

Luhan mendesis sebal, baru kali ini ada orang lain selain ayahnya yang berkomentar gamblang tentang kebiasaan merokoknya. Bahkan pacar-pacar wanita atau teman-temannya tidak pernah menyebutnya pecandu? Ayolah, semua orang merokok saat ini, dan saat kau memiliki kebiasaan merokok bukan berarti pecandu, kenapa tidak dikatakan penggemar atau apalah yang lebih enak didengar. Fakta tentang Oh Sehun, dia benar-benar kolot!

"Ya" Terserah lelaki itu saja lah.

Sedangkan Sehun masih setenang biasanya, ia memang mengagumi cara Luhan merokok. Bagaimana bibir mungilnya menghisap batang rokok itu, bagaimana kalau bibir itu juga menghisap penisnya? Pasti akan terlihat lebih seksi. Dan Sehun juga kagum melihat asap yang keluar dari bibir Luhan, saat bibirnya terbuka kecil sambil mengeluarkan asap. Hal itu benar-benar seksi. Tapi- TAPI! Sehun tidak ingin Luhan suatu hari nanti divonis kanker paru-paru karena kebiasaan merokok pemuda itu! Kesehatan Luhan lebih penting daripada imajinasi liar Sehun saat memandang Luhan merokok. Lagi pula Sehun tidak menyukai asap rokok. Walaupun saat berciuman bibir Luhan terasa seperti tembakau manis dan menthol, tapi pasti akan terasa lebih manis tanpa rasa tembakau, bukan?

"Luhan, ku rasa kau harus menghentikan kebiasaan merokokmu itu. Kau bisa menghisap penis ku sebagai gantinya, atau apapun yang ada ditubuhku kalau kau mau" Sehun tersenyum lembut entah kenapa terasa menjijikan dimata Luhan.

"Menjijikan. Aku masih normal untuk tidak menghisap penis mu bodoh"

"Tidak terlalu normal untuk tegang saat berciuman dengan ku, hmm?"

FUCK! FUCK! FUCK!

"Terserah" Jawab Luhan kalem, namun entah kenapa umpatan dihatinya terlalu nyaring sampai terdengar ke-neraka.

"Yang pasti, tidak ada yang bisa melarangku merokok" Tambahnya sambil menghembuskan asap rorok kewajah Sehun.

"Bagaimana dengan ini"

Awalnya Luhan bingung namun sedetik kemudian ia tidak tau lagi harus berkomentar apa saat Sehun merebut rokoknya lalu secepat kilat mencium bibirnya lalu melumatnya!

Mereka dijalan dan Luhan sedang mengemudi!

Namun saat ini yang dapat ia lihat adalah hidung Sehun!

BRAAK! TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN!

Fuck Oh Sehun!

Sampai mereka menabrak sesuatu pun lelaki itu masih tidak melepaskan bibirnya!

Luhan mengumpat dalam hati lalu menggigit bibir Sehun. Membuat lelaki gila itu kaget dan menjauh dari sisinya. Dan kesempatan emas itu langsung ia pakai untuk kabur, cepat-cepat Luhan keluar dari mobil melihat keadaan object yang ia tabrak.

Ternyata mobilnya menabrak truk makanan yang terparkir dipinggir jalan, dan ada banyak orang yang menonton insiden buatannya ini. Luhan merutuki nasib sialnya, ia meminta maaf pada paman-paman paruh baya yang lari tergopoh yang ternyata adalah supir bayaran untuk mengantar makanan itu.

Paman tersebut sibuk menangisi kardus makanan instan yang harus ia kirim kesupermarket-supermarket malam ini, baru saja ia mengantar satu kardus saat kembali mengambil kardus lain malah dihadiahi belakang truknya yang memang terbuka penyok dan kardus makanan yang berjatuhan.

"Aigooo! Kenapa kau tidak hati-hati anak muda! Kau tau betapa pentingnya ini untuk seorang kurir seperti ku eoh! Uhuhuuu! Bagaimana ini! Bos pasti marah besar padaku! Bagaimana caramu mempertanggung jawabkan semua ini eoh! Makanya! Anak SMA itu tidak boleh mengendarai mobil! Apa kau mabuk eoh! Maafkan aku! Tapi aku harus menelpon polisi! Dan menuntun pertanggung jawaban mu!"

Luhan bingung mau menjawab dari mana "I-itu! Ahjussi, bisa anda tenang dulu! Saya akan tanggung jawab atas semuanya" Bujuk Luhan mencoba tenang. Walaupun ia cemat setengah mati.

"BAGAIMANA BISA TENANG! UHUHUUU!"

"A-Ahjussiii ... jangan menangis. Cup cup"

"KAU PIKIR AKU BAYI! AKU TIDAK MENANGIS! KAU LIHAT SENDIRI TIDAK ADA AIR MATA!"

"Kalau begitu kenapa dari tadi uhuhu segala! Ku kira kan Ahjussi menangis!"

"Loh! Kok kau yang malah marah padaku! Disini aku yang jadi korban loh!"

"Ah iya! Aku lupa! Maafkan aku Ahjussi, ku mohon tenangkan pikiran anda. Aku berjanji akan tanggung jawab atas semua ini!"

"UHUHU! BAGAIMANA CARAMU BERTANGGUNG JAWAB ANAK MUDA! BAGAIMANA INI!"

Luhan menghela nafas kasar, ia menatap orang-orang yang terus memanndangnnya kesal "Apa yang kalian tonton! Ini bukan syuting dorama! Pergi sana!"

"Hey! Hey! Jangan pergi, tolong rekam saat anak ini membentak ku lagi ya!"

"Ahjussi!" Luhan mendadak benar-benar kesal dan bingung. Ia tidak pernah mengalami kecelakaan sejauh ini, jadi ia tidak tau bagaimana cara bertanggung jawab.

"Aku akan memberi mu uang untuk ganti rugi!"

"Benar-benar anak yang tidak sopan! Kau pikir dengan uang semua beres! Lalu bagaimana aku menjelaskan semua ini pada bos!"

Luhan mengalihkan pandangannya pada Sehun yang baru saja keluar mobil ia masih dia saat Sehun mulai berbicara pada Paman itu dan beberapa menit sebelum ia sempat mencerna pembicaraan mereka, si Paman cerewet itu tersenyum menggaruk kepalanya dan berterima kasih.

Sehun mengangkat alisnya membalas tatapan bingung Luhan "Sudah beres sayang, ayo kita lanjutkan kegiatan kita yang sempat tertunda" Ajaknya dengan ekspresi menyebalkan.

"A-apa?"

Dan tanpa bicara apapun lagi Sehun menggandeng tangannya, membawanya berjalan mengikuti arus pejalan kaki dan mulai menyebrangi jalan. Seakan lupa kalau mobil kesayangannya masih tak berdaya ditempat tadi.

"Yack! Oh Sehun!"

"Aku suka saat kau menyebut nama ku"

"Yack! Masalahku belum beres, mobil ku bagaimana?!"

"Sudah beres, dan besok pagi saat kau bangun mobil mu itu sudah kembali seperti baru dan terparkir rapi di basement apartement mu"

"O-oh ... begitukah ..." Luhan terdiam sejenak menatap Sehun yang tersenyum kecil padanya, apa pula yang dipikirkan lelaki itu "Hey! Kau bisa berbuat seperti ini tapi jangan seenaknya padaku! " Luhan melepaskan genggaman tangan Sehun. Ia mendengus melihat gedung apartement-nya sudah didepan mata.

"Yang kau lakukan dimobil tadi! Aku tidak akan memaafkannya!" Ujar Luhan menatap Sehun sengit.

Dan kenapa Sehun masih mengikutinya?!

"Dan berhenti mengikuti ku!"

"Sudah ku putuskan kalau malam ini aku aku akan terus bersama mu, ingat aku orang yang sangat keras kepala" Sahut Sehun dengan wajah datar malah menggandeng Luhan memasuki lift.

"KAU!" Luhan menunjuk wajah Sehun garang "Berhenti mengikuti ku atau aku akan melaporkan mu kepolisi!" Ia mengangkat ponsel dihadapan Sehun. Sehun tertawa, memperlihatkan gigi taringnya yang terlihat lucu dimata Luhan. "Ayolah, aku bukanlah level mereka" Ujarnya menatap Luhan lucu.

Apa yang salah?

Memangnya sehebat apa seorang Oh Sehun?

"Kemarilah" Sehun menyuruh Luhan mendekatinya dan tentu saja ditolak mentah-mentah oleh empunya.

"Jangan membuat ku tertawa" Sinis Luhan.

"Kalau begitu, aku yang akan menghampiri mu" Sehun mendekati Luhan, memojokan 'lagi' tubuh mungil pemuda itu di dinding lift dan berbisik "Yang ini dari tadi sangat menggoda" Ujarnya meremas bokong Luhan sambil menatap tajam mata pemuda itu. Luhan menganga syok dan tidak terima. Awalnya ia heran saat Sehun dijalan tadi tidak menempel disampingnya dan ternyata lelaki mesum itu sibuk memperhatikan bagian belakangnya! Fuck Oh Sehun!

"Kurang ajar! Berhenti menyentuh tubuh ku brengsek!" Ujarnya kesal mencengkram lengan Sehun yang masih menempel dibokongnya.

Luhan menatap Sehun dingin "Kalau boleh jujur, tuan Oh kau terlalu tua untuk ku. Dan kalaupun aku gay, aku lebih tertarik pada aktor Lee Min Ho" Luhan menyeringai.

Sehun merenyit "Hey, aku tidak setua itu untuk kau sebut tua"

"Kau memang sudah tua! Kau pedophile!"

"A-APA?" Sehun terdiam saat Luhan meneriakinya pedofil dan berlari keluar lift. Ia mendegus lalu tertawa kecil mengikuti langkah si mungil di lorong lift.

Tinggal tiga langkah Luhan merasa berhasil kabur dari Sehun dan berniat memasuki rumahnya, tubuhnya sudah melayang ke udara dan berakhir digendong Sehun ala karung beras. Luhan menjerit tidak terima. Dan Sehun dengan tidak tau diri menekan password rumah Luhan dengan lihai dan memasukinya tanpa permisi.

"YACK! KAU GILA! PSIKOPAT! TURUNKAN AKU! BAJINGAN! AHJUSSI PEDOFIL!" Luhan memukul punggung Sehun sekuat tenaga dan menggigit pundak lelaki itu. Namun Sehun tidak bergeming malah memasuki kamarnya dan melemparnya seperti jalang.

Sebelum ia sempat kabur lelaki itu malah menindihnya dengan tidak tau diri.

"Apa mau mu? Jika kau berbuat macam-macam aku tidak akan pernah memaafkan mu" Luhan menatap nyalang Sehun.

Sehun tersenyum kecil mencium kening Luhan "Tidak perlu setakut itu, anak kecil. Sudah ku bilang aku hanya ingin bersama mu malam ini, bukan berarti aku akan memperkosa mu"

"B-brengsek!"

Cup

"Brengsek masihlah nama tengah ku" Sehun melepaskan kunciannya pada Luhan setelah mengecup singkat bibir pemuda itu. Ia mengamati kamar yang bernuansa mancester united dan macam-macam pernak-pernik bola.

"Selera yang kekanakan" Komentarnya.

Sedangkan Luhan duduk ditempat tidur menenangkan jantungnya yang masih deg-degan. Ia benar-benar takut jika saja Sehun berniat memperkosanya, ia seratus persen bukan gay dan lubangnya masih rapat. Ia menghela nafas lalu menatap Sehun kesal "Aku tidak butuh komentar mu! Dan aku tidak percaya kata-kata mu! Kau terlihat seperti kakek-kakek mesum! Aku tidak bisa menjamin keperawananku kalau kau ada dirumah ku! Cepat pergi dari sini!"

Sehun yang tadi sibuk melihat pemandangan kamar pemuda yang disukainya berbalik menatap Luhan. ia bingung kenapa pemuda ini selalu menganggapnya pedofil mesum?

Huh ... kau tidak sadar kalau kau memang mesum Oh Sehun ..

"Aku berjanji, lagi pula aku tidak ingin kau membenciku"

"Hey! Aku sudah membenci mu kalau kau ingin tau!"

Sehun tersenyum tipis memandang Luhan "Tempat tidurmu cukup besar, mungkin aku akan betah tinggal disini"

"Hey!" Luhan ingin protes.

"Tenang saja, aku akan menunggu kapan pun kau siap. Tapi satu hal, biarkan aku disini malam ini. Ini sudah sebulan kita tidak bertemu. Dan kalau kau lupa malam ini adalah pertemuan ke tiga kita"

Luhan ingat, setelah malam ia mencium Sehun di club keesokan harinya lelaki itu menghampirinya dan langsung menyatakan kalau lelaki itu menyukainya. Namun tentu saja ditolak mentah-mentah, dan setelah hari itu Sehun tidak ada kabar lagi selama sebulan dan tiba-tiba saja malam ini ia datang dan menciumnya lalu membuatnya lemas!

"Aku tidak peduli" Luhan mendengus keluar kamar dan menuju ke dapur untuk mengambil air dingin.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau menyukai ku Lu"

Luhan menatap Sehun yang berdiri dibelakangnya, ia meletakan gelas kemeja dapur lalu menatap Sehun menyeringai "Bagaimana kalau kau menyerahkan seluruh harta mu pada ku?"

Luhan tau yang ia katakan benar-benar licik, tapi siapa peduli. Ia membenci lelaki mesum itu!

Sehun tersenyum "Aku tidak memberikan apapun tanpa timbal balik. Tapi kalau kau mau, kau juga harus memberiku sesuatu. Aku pengusaha, aku tidak memberikan sesuatu jika itu tidak menguntungkan ku"

Luhan mendengus "Kalau begitu aku tidak mau menyu-hmpp jang-hmpp-an lagipmm" Luhan kembali mengumpat saat bajingan Oh Sehun menciumnya lagi dan lagi. Melumat bibir atas dan bawahnya seperti bibirnya adalah lolipop dan menghisap bibirnya sampai terasa berdenyut "hmpp- brengsek!"

"Aku tidak tahan untuk tidak mencium mu" Sehun mengusap bibirnya dengan jari dan menatapnya frustasi.

"Kau lelaki jalang!" Umpat Luhan marah dan berakhir menonjok wajah Sehun.

Sehun hanya diam dan beberapa saat terdengar bantingan pintu kamar mandi. Sehun menghela nafas, mengambil kaleng bir didalam kulkas dan meminumnya.

Chat room Kris, Chanyeol, Sehun

Chanyeol : "Aku tidak lagi terkejut kau membatalkan pertunangan mu dengan Victoria. Apa karena jalang yang memperkosamu di club itu? ahaha"

Kris : "Kau benar-benar menyedihkan kawan"

Chanyeol : "Aku tidak bisa berhenti tertawa melihat foto mu yang seperti pelacur dengan uang ditubuh mu. Seharusnya anak remaja itu menelanjangi mu saja malam itu"

Sehun : "Aku bergabung di grup itu tidak untuk mendengar ejekan kalian. Apa yang harus aku lakukan? Ia meminta semua harta ku?"

Kris : "Dan kau harus memberikannya bro. Haha"

Chanyeol : "Benar! Lalu aku akan menguras harta mu yang ada pada bocah dibawah umur itu"

Sehun : " Sial, dia 23 tahun. Itu umur normal dari pada harus mengencani anak sma berumur 17 tahun. Haha"

Chanyeol : "Fuck! Baekhyun itu walaupun 17 tahun ia bisa menjadi dewasa kalau diranjang"

Kris : "Pedo"

Sehun : "Pedo"

Chanyeol : "Yang penting kami saling mencintai! Kalian akan mendapatkan undangan pernikahan kami beberapa bulan lagi setelah ia lulus. Dan Baekhyun sudah 18 tahun!"

Chanyeol : "Sebentar lagi ia 19 tahun"

Sehun : " Tidak peduli! Bagaimana caranya agar Luhan tertarik pada ku?"

Kris : "Menari telanjang"

Chanyeol : "Kau tinggal tunjukan padanya bagaimana rasa nikmat bercinta anal. Aku yakin ia ketagihan"

Sehun : " ㅗ"

(: artinya emoticon jari tengah)

Sehun leave this grup

Sehun mendengus, tidak ada satupun temannya yang memberi nasehat wajar. Ia menatap Luhan yang baru saja keluar kamar mandi yang ada diujung lorong ruangan diantara kamar luhan dan kamar pakaian. Luhan memasuki kamarnya tanpa menatap Sehun yang duduk di counter mini bar didapur Luhan.

Mereka tidak melakukan apapun malam itu, Sehun pun hanya bisa pasrah tidur di sofa ruang tamu dan bersyukur di ruang tamu memiliki penghangat. Ke-esokan paginya Luhan bangun keluar kamar dengan Sehun yang sudah berpakaian rapi ala kantoran khas eksekutif muda sedang duduk di counternya sibuk dengan laptop. Dan entah kenapa dengan kemeja hitam dan celana hitam Sehun menjadi lebih misterius dan seksi. Padahal hanya dengan kemeja putih dan celana hitam tadi malam saja sudah mumbuatnya hampir hilang akal. Ah! Kapan juga ia mengambil pakaian baru dan barang-barangnya itu?

"Kau belum pulang juga?" Luhan menatapnya sinis, sedangkan Sehun melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 8 pagi "Apa memang kebiasaan mu bangun jam segini?"

"Hm. Ada masalah" Balas Luhan sarkastik.

"Tidak" Sehun tersenyum kecil menghampiri Luhan, mengulurkan tangannya. Namun, pemuda mungil itu buru-buru mundur satu langkah. Tidak ingin kejadian tidak mengenakan terulang kembali.

"Rambut mu berantakan" Ujarnya dengan aura penguasa yang membuat Luhan terdiam kaku membiarkan Sehun menyisir rambutnya dengan jari-jari runcing pemuda itu "Good morning, my love" Ujarnya dengan suara baritone yang terdengar seksi ditelinga Luhan lalu mengecup kening Luhan membuat si empu-nya berdesir hebat.

"L-lepas" Luhan mencengkram lengan Sehun yang ada diatas kepalanya, mencegah jemari itu mengelus rambutnya lebih lama dan mungkin membuat darahnya kembali berdesir hebat dan membuatnya memerah.

Luhan mendengus kesal, ia menatap Sehun yang juga menatapnya. Entah kenapa setiap menatap iris hitam itu terasa begitu mengintimidasi, Sehun itu seperti monster yang menakutkan bagi Luhan. ia seperti iblis tampan yang terus menggodanya, Sehun terasa begitu tinggi dan saat lelaki itu berpaling rasanya ia tidak bisa dijangkau namun saat lelaki itu menatapnya ... Luhan terjerat! Dan tidak bisa lepas..

"Kau menakutkan" Gumam Luhan tanpa sadar mundur. Sehun menatapnya kaget namun kembali tenang "Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Luhan tersadar atas apa yang ia ucapkan, ia diam bingung. Dan ketakutan saat Sehun menatapnya tajam, lagi-lagi ia tidak berani bergerak. Sehun kembali menghimpit tubuhnya.

Wajah mereka semakit dekat lalu Sehun memiringkan wajahnya, berbisik "Padahal aku tidak menggigit" Ujarnya mengecup daun telingan Luhan dan menjilatnya basah.

Luhan merinding saat merasakan basah air liur Sehun dan lidah Sehun yang menjilat daun telinganya. Luhan mendorong Sehun namun pemuda itu tidak bergerak mundur se-inchi pun malah semakin merapat ketubuhnya.

"Aroma mu sangat fantastis Luhan" Ujarnya menghirup dalam-dalam leher Luhan dan terus mengecup kecil kulit lehernya, membuat Luhan kembali tergoda dan melayang.

"Aku ingin merasakan setiap inchi tubuh mu. Mencium, menjilat, menghisap kulit lembut mu" Ujarnya di sela menciumi dada Luhan. ah! Sejak kapan kacing piyama-nya terlepas semua?!

Dengan kurang ajar tangan lelaki itu malah memasuki celananya dan meremas-remas bokongnya membuat lututnya lemas.

"Kau sangat manis dan menggoda" Desis Sehun mengangkat Luhan ke-meja keramik dan semakin merapatkan tubuhnya sampai Luhan dapat merasakan kalau kakinya bersetuhan oleh benda keras dibalik celana Oh Sehun.

Luhan menggigit bibir bawahnya menahan desahan saat putingnya di hisap keras oleh si lelaki brengsek Oh Sehun. Sehun membuka paha Luhan lebar-lebar menatap gundukan mungil yang tegang dan basah bersembunyi dibalik celana rusa yang menggemaskan.

Luhan seperti mabuk! Ia tidak tahan dan ia yakin penisnya sudah menegang dari tadi saat Sehun pertama kali mencumbu lehernya.

Sehun berada diantara paha Luhan, ia merapatkan tubuh mereka memeluk Luhan dan mencium bibir pemuda itu lagi. Menghisap dalam-dalam bibir bawahnya lalu bibir atasnya bergantian, lalu menghisap lidahnya dan menuai protes dari Luhan yang berbunyi desahan. Lidah Sehun meengobrak abrik mulut pemuda yang lebih kecil itu, mengabsen satu per satu gigi putih bersih Luhan lalu menghisap pipi pemuda itu sampai pipi Sehun mengembis dan menjilat pipi Luhan layaknya anak kecil menjilati Lolipop ukuran besar.

PLOP

Saat Sehun melepas cipokannya pada pipi Luhan. Sedangkan tubuh Luhan mulai melengkung menikmati saat penisnya bergesekan dengan perut sixpack Sehun. Sehun mengecup bibir Luhan lagi lalu menciumi dagu pemuda itu dan terus turun ke leher dan kembali keputing susu kemerah mudaan milik Luhan yang juga mengeras.

"Kau sangat indah" Desis Sehun selagi menjilati perut Luhan "Manis ..." Ujarnya lagi.

"Eungh .. Sssh..Oh Sehhhun brengh sek"

Sehun tersenyum kecil mendengar suara Luhan yang terdengar seksi mendesah. Ia mengangkat tubuh Luhan dan menggendongnya seperti Koala, lalu memajukan tubuhnya melesak penis Luhan pada perutnya membuat si empunya meleguh nikmat dan mendesah.

Luhan memenjam kan matanya, menatap langit-langit yang terasa berputar. Tangannya melingkar dileher Sehun dan kakinya bergantung di pinggang Sehun. Dengan sangat erat, ku ulangi dengan sangat erat! Pinggang Luhan bahkan ikut menubrukan penisnya pada perut Sehun yang terasa sangat kokoh.

Tangan Sehun yang berada dipunggung Luhan, satunya mulai meremas-remas bokong Luhan. Sehun melangkah perlahan menuju kamar.

"Eunghhg" Kali ini bukan desahan Luhan, melainkan Sehun saat Luhan menggigit dadanya yang masih berlapis kemeja hitam.

Sehun tersenyum kecil saat si anak nakalnya mulai menggigiti antara dada dan lehernya yang tidak tertutup kain. Dikala Luhan mencium-menghisap-menggigit kulit dadanya Sehun menciumi pundak pemuda itu.

BRUK!

Luhan terhempas keranjang, ia menatap Sehun marah dan lapar. Sedangkan Sehun melepas ikat pinggangnya dan melepas tiga kacing atas kemejanya yang sudah basah karena air liur Luhan. Lalu menerjang Luhan dan menindih pemuda itu menciumi lehernya.

"A-aku tidak akan memaafkan mu bajingannnhhhh aaaahhh!" Luhan memekik saat Sehun kembali menghisap putingnya.

Lalu kembali mengangkat tubuhnya dan menarik celananya beserta boxernya lalu melempar asal kelantai. "I-ini gila! Hentikan!" Pekik Luhan menatap Sehun nyalang yang tengah menjilati pusarnya.

Sehun membalasnya dengan menyeringai malah menurunkan lidahnya dipermukaan kulit Luhan sampai keujung penis pemuda itu.

"Kau yakin ingin berhenti disini sayang?"

"Hhuuhuu uh ... euunggh ... b-rengsek"

Sehun menatap wajah Luhan, air mata membasahi pipi pemuda itu dan bibirnya kaku karena marah.

Sehun tersenyum lembut mengecup bibir Luhan dan menatapnya lembut "Katakan Lu, Katakan kau ingin sentuhan ku" Ujarnya dengan suara berat menggoda. Luhan memejamkan mata menggelengkan kepalanya. Sehun tersenyum mengerti, ia mengecup kening Luhan lalu tubuhnya mundur dan mulutnya menganga melahap sepenuhnya penis mungil pemuda bermata indah itu.

Luhan membuka matanya kaget dan memekik. Ia mendesah saat penisnya berada digoa hangat dan sempit lalu ujung penisnya digesek oleh lidah dan testisnya dijilati oleh Oh Sehun! Oh Sehun! Telah memasukan penisnya kedalam mulut lelaki itu!

Sehun menjilati penis Luhan yang sudah basah oleh cairan pre-cum, lalu memasukan bola kembar mungil Luhan kedalam mulutnya, memainkan bola testis itu dengan lidahnya membuat pemuda sudah hampir telanjang dibawahnya ini menggelinjang dan mendesah nikmat. Sehun kembali memasukan batang penis Luhan kedalam mulutnya dan memaju mundurkan kepalanya. Menghisap kuat-kuat batangan itu lalu kembali memaju mundurkan kepalanya dengan lihai.

Luhan bahkan sudah tidak sadar mendesah nyaring. Air liurnya menetes kebantal tanpa ia sadari karena kenikmatan yang diberikan oleh lelaki brengsek yang secara tidak tau malu memasuki rumahnya dan membuatnya mendesah-desah seperti perempuan.

Luhan bahkan tidak peduli kalau ia dengan kurang ajar menjambak rambut Sehun dan memaju mundurkan kepala lelaki itu. ia bahkan hampir membuat lelaki itu tersedak karena dorongan tangan nakalnya.

Sehun merenyit karena ia benar-benar tersedak kali ini, Luhan benar-benar lose control dan entah kenapa tidak terasa menyebalkan baginya.

Sehun menggenggam kedua tangan Luhan agar tidak terus-terusan menjambaknya "Kau tidak perlu membantuku sayang" Ujarnya lembut sambil menjilati penis Luhan dan hanya dijawab desahan dan desahan pemuda itu.

"Aaaahhhh uuuh .. eungghhh ... uuuuhhh hhhhhss sshhhhaah ..."

Sehun mempercepat hisapannya, ia merasa penis Luhan yang mulai membesar menandakan pemuda itu sebentar lagi akan sampai.

"Aaah-ak-akhuuu! Akan keluaar aaaaahhhhh!"

Sehun menguatkan hisapannya dan memercepat gerakannya.

"AAAAAAHHHHHH!"

Dan Luhan mengeluarkan cairan spermanya didalam mulut Sehun, lelaki itu melahap habis cairan keputihan itu bahkan meleleh sampai keluar mulutnya namun ia kembali menjilatinya sampai habis. Ia menjilati cairan sperma Luhan yang memeleh sampai ke anus berkerut pemuda itu membuat tubuh Luhan menegang. Namun dengan cepat Sehun menyudahi dan mencium lembut bibir Luhan.

"A-asin"

"Ah, maaf. Ku kira rasa dirimu sudah habis didalam mulut ku" Sehun tersenyum menyenangkan, namun Luhan mendadak pucat dan menatap Sehun garang "APA! AKU MENCICIPI CAIRAN KU SENDIRI!"

Dan Sehun tertawa- sumpah tawa ini benar-benar tulus dan sekali lagi menyenangkan! Bukan menyebalkan!

"Rasa mu nikmat sayang" Ujar Sehun kembali mengecup Luhan dan mengelus kening berkeringat pemuda itu.

Dan semua perlakuan Sehun itu benar-benar manis! Bahkan Luhan si keras kepala pun dapat merasakannya! Ia bahkan ikut tersenyum! Tersenyum menatap wajah Sehun! Ini adalah pertama kali!

Sehun selesai mengelus surai Luhan dan kembali mencium bibir pemuda itu dengan lumatan membuat pemuda itu kembali meleguh.

"Ku rasa cukup untuk pagi ini tampan" Ujar Sehun membuat Luhan cemberut dan memerah layaknya tomat. Ia mendadak kesal karena tidak terima dengan tanggapan Sehun.

Sehun beranjak dari tempat tidur dan menutupi tubuh polos Luhan dengan selimut.

Ia tengang!

Tapi ia berjanji tidak akan menyentuh Luhan karena ia tidak ingin pemuda yang ia cintai kesakitan.

Luhan menatap Sehun bingung.

Sedangkan Sehun mengambil ponselnya yang baru saja Luhan sadari bergetar sejak tadi dimeja nakas.

Sehun terlibat pembicaraan yang menurut Luhan serius dilihat dari raut wajah pemuda itu lalu beberapa saat Sehun memasukan ponselnya kedalam kantong cela- WHAT! Lihatlah celananya yang membuat Luhan sesak itu!

Luhan kembali merasa khawatir dan takut membayangkan bagaimana besarnya benda dibalik celana itu nantinya jika memasuki lubang anusnya. FUCK! Apa yang kau pikirkan Luhan bodooooh!

Dan Luhan semakin merinding ketakutan saat Sehun berjalan mendekatinya dengan seringai aneh! Luhan mengeratkan cengkramannya pada selimut. Nyalinya menciut begitu pula penisnya.

"Hmpp ... Kau benar-benar menggemaskan. Jangan berekspresi seperti itu kalau tidak mau aku menyerangmu habis-habisan sekarang juga" Sehun tertawa menyebalkan. Kali ini menyebalkan! Dan sangat-sangat menyebalkan bagi Luhan.

"Pe-pergi sana dan urus penis mu diluar!" Luhan tetap meringkuk entah kenapa.

Sehun menaikan rambutnya santai berdiri tegap disebelah Luhan yang telanjang dibalik selimut.

"Bagaimana kalau aku beronani disini?" Ujarnya dengan wajah stoic.

Luhan menatap horror "PERGI DARI KAMAR KU! NIGHTMARE!" Teriaknya hampir terdengar seperti pekikan perempuan sambil bersiap melempar jam weker kearah Sehun. Membuat lelaki yang diteriaki itu tertawa lepas dan berjalan santai keluar kamar.

"Ngomong-ngomong jam weker yang lucu" Ujarnya sebelum benar-benar menghilang dari kamar.

Luhan menatap horror jam weeker hellokitty yang diberikan Jongin pada ulang tahunnya yang ke 21. SIALAAAAAAAAAN!

...

TBC