Selamat membaca ^^

sorry for typo

.

.

Adventurous Dream

22

.

.

Kling!

"Selamat datang– Oh! Tuan Oh Sehun?"

"Waah ternyata kau masih mengingatku Sunny-ssi," goda Sehun pada karyawan kekasihnya itu.

"Tentu saja Tuan Oh, senang bertemu dengan Anda kembali. Anda terlalu lama pergi Tuan, Nonaku setiap hari menjadi monster rusa saat mendengar kabar bahwa Anda tidak pulang tepat setelah 6 bulan"

Sehun tertawa kecil, ia sungguh merasa tak rela meninggalkan Luhan selama 6 bulan ini. Ia merasa seperti bagian dirinya hilang saat tak bersama Luhan. Dan sekarang ia pasti akan semakin diamuk karena tidak menepati janji. Seharusnya ia pulang sebulan yang lalu, tapi kendala perusahaan cabang baru di Kanada mengharuskannya pulang terlambat. "Aku tahu itu Sunny-ssi, rusaku pasti masih tetap cantik walaupun kau berkata seperti monster," kekeh Sehun.

"Ups! Jeoseonghamnida Tuan Oh," ucap Sunny.

"Lalu, apa wanitaku ada di sini? Mama bilang ia belum pulang,"

"Nona Luhan ada di ruangannya, apa perlu saya panggilkan?" tawar Sunny.

"Tidak perlu, aku akan membuat kejutan kecil untuknya," Sehun tersenyum.

"Whoa, semoga berhasil Tuan Oh! Fighting!"

"Ne, Sunny-ssi" lalu Sehun bergegas naik ke lantai dua dimana ruang kekasihnya itu berada. Ia kembali tertawa saat mengingat pembicaraannya dengan Luhan kemarin, Sehun beralasan bahwa ia harus tinggal seminggu lagi di Kanada dan hal itu membuat Luhan semakin kesal padanya. Luhan terus mengamuk karena tak bisa bertemu kekasihnya dan berakhir dengan Luhan yang terisak membuat Sehun merasa bersalah.

Tok Tok Tok.

"Aku sudah bilang aku sedang sibuk Sunny!" terdengar suara yang amat Sehun rindukan berkata ketus dari dalam ruangan. Tanpa persetujuan, Sehun membuka pintu ruangan itu dan ia bisa melihat wanitanya tengah membolak-balik berkas di mejanya.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk! Aku–" Luhan mengangkat kepalanya dan terkejut mendapati kekasihnya yang ada di sana. Ia merasa ingin menangis dan ingin berlari memeluk Sehun, tapi ia urungkan, kekesalan hatinya lebih penting. Ia sedang marah pada Sehun saat ini.

"Apa kau tidak merindukan kekasih tampanmu ini Luhannie?"

"Aku sedang sibuk, bisakah anda keluar?" pinta Luhan dingin. Bukannya merasa khawatir Luhannya akan semakin marah, Sehun malah tersenyum dan perlahan mendekati Luhan.

"Anda mengganggu konsentrasi saya Tuan Oh!"

"Hnng…bogoshippo uri Luhannie" Sehun tanpa izin memeluk Luhan.

"Kau! Lepas!" kesal Luhan.

"Mianhae Lu, hm? Aku minta maaf karena baru kembali," ucap Sehun lalu ia mulai mengecupi puncak kepala kekasihnya itu.

"Hiks…"

"Hey sayang uljima," Sehun terkejut mendengar kekasihnya mulai terisak.

"Kau jahat Sehunnie! Bagaimana bisa kau tak memberitahuku bahwa kau akan pulang! Aku hampir gila tak mendapat kabar darimu! Aku tak masalah kau pulang seminggu lagi atau sebulan kemudian, tapi– hiks… tapi–" Luhan melempar kertas yang dipegangnya dan berbalik menyeruakkan kepalanya ke dada bindang kekasihnya dan mulai menangis.

"Mianhae tak mengabarimu hm? Ini salahku, maafkan aku ne?" bujuk Sehun.

"Kau jahat hiks… kau jahat Sehunnie!" rancau Luhan.

"Ne aku jahat, mian hm? Cha, coba aku lihat kekasih cantikku ini," Sehun memegang kedua pundak Luhan dan menatap matanya yang basah. "Aigoo, rusaku mengapa jadi jelek seperti ini omo!"

"Sehunniee!"

Sehun tertawa, "Araseo, mian chagi. Alasanku tak memberitahumu karena aku ingin memberimu ini," Sehun berlutut lalu memberikan sebuah kotak putih sedang berpita biru pada Luhan.

"Heng? Ige mwoya?"

"Bukalah," pinta Sehun tersenyum.

Luhan membuka tutup kotak itu dengan perlahan, jantungnya berdegup kencang penasaran dengan apa yang akan ia dapatkan. Spontan bibirnya mengerucut lucu saat melihat kepala boneka rusa dari dalam kotak, ia mengambilnya lalu mengguncangkannya di hadapan Sehun, "ige mwoya? Kau pikir aku anak kecil yang akan memaafkanmu karena boneka rusa ini?!" kesal Luhan.

"Tapi aku tidak memberimu ini untuk meminta maaf darimu sayang,"

"Lalu?" dahi Luhan berkerut.

"Aku memberimu itu karena rusa itu lucu, sepertimu" ucap Sehun tersenyum. "Lihat, aku punya satu seperti ini, tentu saja rusa dengan topi hitam karena aku namja," Sehun meletakkan boneka rusa miliknya di meja di hadapan Luhan.

Luhan makin tidak mengerti, ia menatap aneh pada kekasihnya. "Masih lucu aku daripada boneka ini Sehunnie!" protes Luhan.

"Sedangkan milikmu, rusa manis dengan pita di kepalanya" Sehun meletakkan boneka milik Luhan berdampingan dengan bonekanya. "Mereka serasi bukan?"

Luhan dengan masih merasa aneh melihat pada dua boneka rusa di hadapannya, ia sesungguhnya benar-benar bingung dengan kekasihnya saat ini. Terdiam cukup lama, Luhan mulai memincingkan matanya, matanya menangkap sesuatu yang berkilau di kedua leher boneka rusa itu.

"Se– Sehunnie…"

"Apa kau melihatnya?" tanya Sehun.

"I-ini…k-kau"

Sehun tersenyum, "ya aku memberikannya padamu. Aku berjanji padamu bukan?"

Sehun berlutut di hadapan Luhan, ia mengambil cincin dari leher boneka rusa namja "Luhannie, maafkan jika ini kekanakan. Tapi aku bukan ingin bermain-main denganmu, aku ingin kita lebih serius ke tahap selanjutnya. Lu, maukah kau menerima cincin ini sebagai tanda bahwa kau hanya milikku dan mengikat dirimu padaku?"

Cairan bening yang sedaritadi berkumpul di pelupuknya mengalir tanpa Luhan sadari, ini terlalu mendadak dan membuatnya terkejut. Baru saja Sehun membuatnya sedih karena merasakan begitu merindukannya setengah mati, lalu membuatnya marah karena tak bisa menghubunginya, dan sekarang membuatnya hampir mati merasakan debaran jantungnya yang begitu hebat melihat Sehun berlutut di hadapannya.

"Se-Sehunnie…"

"Sehun mendongak, "would you?"

Luhan mengangguk mantap, "I do Sehunnie… I do!" lalu ia menjatuhkan tubuhnya ke pelukan kekasihnya.

"Gomawo, Lu. Saranghae," bisik Sehun.

"Nado Hun-ah, nado saranghae"

.

.

Siang ini Luhan berencana makan siang dengan kekasihnya. Ia sedang membereskan bahan-bahan kue yang baru ia gunakan sambil memegang telefon di tangannya, ia berbicara dengan seseorang di seberang sana.

"Iya sayang, sebentar aku sedang membereskan dapurku"

"Tapi aku merindukanmu…"

Luhan tertawa, "Sehunnie yaampun, kau bahkan bisa melihatku dari tempat dudukmu. Mengapa harus menelefon?"

"Makanya, cepatlah"

"Araseo bawel, tunggu sebentar aku akan keluar" Luhan mematikan sambungannya dengan Sehun yang nyatanya kekasihnya itu duduk di meja pelanggan.

"Oh, Nona akan makan siang bersama Tuan Oh?" tanya Sunny.

Luhan tersenyum, "ne Sunny, kalian jangan lupa makan siang ya" pesan Luhan.

"Siap Nona! Kalau urusan makan tentu saja saya tidak akan lupa," kekeh Minho.

"Baiklah, kami pergi dahulu" pamit Luhan.

Sehun membukakan pintu mobil untuk Luhan, kemudian ia menutupnya lalu berputar mengitari mobilnya dan masuk ke belakang kemudi.

"Kita akan ke mana Sehunnie?" tanya Luhan.

"Makan siang di restoran Cina, tak masalah kan?"

Luhan mengangguk, "aku sudah rindu makanan dari tanah kelahiranku"

"Baguslah. Klienku ingin makan di restoran Cina, ia berasal dari sana. Sekretarisku yang sudah memesankan tempatnya"

"Jadi kita akan makan dengan klienmu?" tanya Luhan terkejut.

"Ne," Sehun mengangguk.

"Kau mengajakku? Ini kan urusan bisnismu Hunnie"

Sehun tertawa lalu mengusak kepala Luhan gemas, "urusanku akan menjadi urusanmu dan urusanmu akan menjadi urusanku juga Lu." Sehun menggenggam tangan Luhan lalu mengecupnya, "aku tidak mau ada penghalang diantara kita sedikitpun, kita harus saling terbuka dan selalu bersama ne?" pinta Sehun, ia melirik Luhan sekilas lalu kembali menatap jalan raya yang cukup padat.

Luhan bersemu merah dan tersenyum, "kau ini, tentu saja"

"Lagipula klienku akan membawa isteri beserta anaknya. Aku kan akan segera menikah, aku tidak melajang Lu, aku bisa kan membawa calon isteriku?"

Luhan tertawa, "aigoo kekasihku manis sekali. Kau boleh membawaku kemanapun Sehunnie, aku akan bersamamu selalu"

"Itu baru Rusaku," kekeh Sehun.

"Aku manusia, bukan rusa!" Luhan mempoutkan bibirnya membuat Sehun tertawa melihat tingkah imut kekasihnya.

Sehun memutar kemudinya memasuki pekarangan restoran Cina bintang lima. Sehun keluar dari mobil lalu berputar membukakan pintu untuk Luhan, ia menjulurkan tangannya yang langsung disambut Luhan. Sehun memberikan kuncinya pada petugas parkir valet di sana. Lalu keduanya melenggang masuk ke restoran.

BUKK!

"Huueeeee!"

Sehun terkejut saat seorang anak kecil menabrak kakinya dan terjatuh. Anak itu menangis karenanya. "Hikss… hueeee!"

Luhan yang melihat gadis kecil itu terjatuh lantas berjongkok dan menenangkannya, "hei sayang. Apa kau baik-baik saja?" tanya Luhan ramah.

"Hueee…Mommy, sakit sekali. Jia Li takut" Luhan sedikit terkejut karena gadis kecil di depannya berbicara dengan bahasa kelahirannya. Lalu Luhan kembali berbicara dengan gadis kecil itu dengan bahasa Mandarin, "Jia Li, apa sakit?" tanya Luhan.

Gadis kecil itu berhenti menangis dan mengangguk, "Jiejie bisa berbahasa Mandarin?" tanyanya imut.

Luhan mengangguk, "kalau begitu beritahu Jiejie, Jia Li bersama siapa ke sini?" tanya Luhan dalam bahasa Mandarin.

"Wae Lu? Apa gadis kecil ini tersesat?" tanya Sehun.

"Aku tersesat ajjushi," jawab Jia Li.

Sehun dan Luhan, keduanya terkejut saat gadis kecil itu ternyata mengerti bahasa Korea. "Mwo ajjushi?" Sehun seperti tidak terima, tapi Luhan memukul lengannya dan memberi kode agar tak macam-macam dan membuat gadis kecil ini kembali menangis.

"Cha, Jia Li datang dengan siapa ke sini?" tanya Luhan lagi.

"Mommy dan Daddy…"

"Siapa nama mommy dan daddy Jia Li? Nanti Jiejie bantu Jia Li cari mommy dan daddy," ucap Luhan sambil menggendong Jia Li.

"Mommy, Wu Zitao dan daddy Kris Wu" jawab gadis kecil itu.

"Kris Wu? Sepertinya aku pernah mendengarnya, atau jangan-jangan…"

"Wae Sehunnie?" tanya Luhan.

"Sepertinya mereka klienku,"

"Jinja? Kalau begitu ayo kita pastikan," ajak Luhan.

"Agh!" Ketika baru 2 langkah berjalan, kaki Luhan terkilir akibat tak mampu menggendong Jia Li sambil menggunakan heels tingginya.

"Gwaenchanha Lu? Apa sakit? Sini biar Jia Li aku yang menggendongnya," Sehun hendak mengambil alih Jia Li dari gendongan Luhan tapi Jia Li malah mengeratkan pelukannya pada leher Luhan dan menggeleng keras.

"Jia Li sayang, ayo sini sama Gege ya?" Sehun menjulurkan kedua tangannya.

"Tidak mau! Ajjushi bukan gege, ajjushi ya ajjushi!" kesal Jia Li mempoutkan bibirnya.

"Sayang jangan berdebat, kakiku semakin sakit" keluh Luhan.

"Araseo, sini sama Sehun ajjushi. Kasihan Luhan Jie, kakinya sakit. Ayo cantik," rayu Sehun dengan senyum manisnya. Luhan tersenyum senang ketika akhirnya Jia Li mau digendong oleh Sehun.

"Jia Li tidak mau Luhan Jie sakit," bisik Jia Li.

"Jiejie tidak sakit parah sayang, hanya sedikit sakit." Ucap Luhan menenangkan Jia Li. Ia berpegangan pada jas Sehun sedangkan Sehun merangkul pinggang Luhan dengan satu tangannya dan tangan lain ia gunakan untuk menggendong Jia Li.

"Oh Tuhan! Jia Li! Kau dari mana saja sayang?! Mommy dan daddy mencarimu ke mana-mana" seorang wanita berkulit eksotis dengan tingginya yang sangat proporsional ditambah heelsnya membuat dirinya semakin tinggi terlihat mendekati Sehun dan Luhan.

"Mommy!" pekik Jia Li senang, ia menggeliat di gendongan Sehun, lalu Sehun menurunkannya.

"Terima kasih sudah menemukan anakku," ucap Mommy Jia Li.

"Ne, tidak masalah Nyonya," balas Sehun sambil terseyum. Sehun dan Luhan, keduanya terdiam sejenak saat melihat siapa Mommy Jia Li.

"Tao?" gumam Luhan.

"Ne, Nona? Kau tahu namaku?" tanya wanita itu terkejut.

"Yeobo, Jia Li sudah– astaga Jia Li!"

"Daddy!" Jia Li menghambur ke pelukan sang ayah yang langsung menggendongnya. "Sehun Ajjushi dan Luhan Jie yang mengantarkan Jia Li," ceritanya pada sang ayah.

"Se-Sehun?" gumam daddy Jia Li.

"Yi-Yifan?!" pekik Luhan dan Sehun berbarengan.

..

..

Kelimanya pun akhirnya masuk ke ruangan yang sebelumnya mereka pesan sebagai tempat janji mereka untuk makan siang bersama.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini, sebagai klien" ucap Yifan. Yifan telah menceritakan bahwa mereka semua menghilang dari dunia mimpi tetapi mereka terlahir kembali sebagai manusia biasa. Mereka tersebar entah di bumi bagian mana saja. Tapi Yifan muncul menjadi seorang ayah dari putrinya, Jia Li dan suami dari Huang Zi Tao, isterinya di dunia mimpi. Yifan memang bisa mengingat semuanya, sedangkan isterinya tidak mengingat apapun, tapi Tao percaya bahwa ia juga berada di dunia mimpi bersama sang suami.

"Aku pun tidak percaya. Kami bahkan tidak lagi memikirkan bagaimana dunia mimpi itu sekarang, tapi pertama kami menemukan Xiumin noona dan Chen Hyung," jelas Sehun.

"Benarkah? Apa mereka mengingat kalian?" tanya Tao.

"Tidak, seperti dirimu Tao-ssi," jawab Luhan.

"Hey jangan terlalu formal denganku," kekeh Tao.

"Hm, baiklah" angguk Luhan.

"Luhan Jie, coba kue ini. Ini sangat enak!" girang Jia Li sambil menyodorkan satu sendok kue berwarna merah pada Luhan. Luhan yang melihatnya lantas memajukan kepalanya dan melahap kue yang diberikan Jia Li. "Enak bukan?" tanya Jia Li.

Luhan merasakan kuenya lalu mengangguk, "ini enak sekali,"

"Aku tahu Luhan Jie akan menyukainya!" girang Jia Li membuat keempat orang dewasa di sana gemas padanya.

"Jia Li harus berkunjung ke toko kue Luhan Jie, nanti Luhan Jie akan berikan kue yang enak untukmu," Luhan mengusak kepala Jia Li.

"Jongmalyo Jie? Mommy, daddy ayo ke toko kue Luhan Jie!" pinta Jia Li imut.

Kedua orangtuanya tertawa, "nanti kita pasti akan mengunjungi toko kue Luhan Jie saat liburan, eotte?" tawar sang ayah.

Jia Li menggembungkan pipinya lucu, "huft lama sekali,"

"Jia Li…" mommy-nya menegur.

"kalau beitu Luhan Jie harus membuatkan kue yang banyak," pinta Jia Li dengan suara imutnya.

"Tentu saja sayang," kekeh Luhan sambil menciumi pipi gembul gadis kecil Kris dan Zitao itu.

"Yaksok," Jia Li menjulurkan jari kelingkingnya.

Luhan menyambutnya sambil tersenyum, "yaksok,"

Zitao tersenyum melihat kedekatan putri kecilnya dengan Luhan, "aku rasa Luhan sudah siap memiliki anak, kapan kalian akan menikah?" tanyanya tiba-tiba.

"Uhuk!" Sehun dan Luhan tersedak jus mereka dan terlihat berusaha menahan diri agar tidak kembali terbatuk.

"Sayang, pertanyaanmu mengejutkan mereka. Entah wajah mereka memerah karena malu atau karena tersedak," suaminya itu malah ikut menggoda pasangan di depan mereka.

Sehun berdehem sebelum berbicara, "tenang saja nyonya Wu, kami akan mengirim undangan yang pertama pada kalian jika kami menikah," balas Sehun. Luhan hanya bisa tersenyum malu.

Zitao dan Kris tertawa melihat pasangan lucu tersebut, "aigoo, aku jadi mengingat masa lalu" kekeh Kris.

"Kau tidak adil Kris, aku bahkan tidak mengingat masa lalu kita" nyonya Wu itu mempoutkn bibirnya.

"Mianhae sayang," Kris mengecup bibir isterinya.

"Astaga! Di sini masih ada anak kalian!" tegur Luhan sambil menutup mata Jia Li yang sedaritadi asik dengan kuenya.

"Ada apa Luhan Jie?" tanya Jia Li polos.

"Tidak ada apa-apa," jawab Luhan tersenyum manis.

Kris melihat jam di tangannya, "maafkan aku, sepertinya kami harus pergi. Lain kali kita harus berkumpul bersama," tawarnya sambil memakai kembali jasnya.

"Itu bisa di atur," Sehun mengangguk, "baiklah, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik Tuan Wu," Sehun menjulurkan tangannya berjabat tangan.

Kris menyambut jabatan tangan itu, "aku harap juga begitu,"

"Kau harus main ke rumah kami kapan-kapan Nyonya Oh," ucap Zitao tersenyum menggoda.

"Berhenti menggodaku Nyonya Wu. Pasti aku akan berkunjung ke rumahmu," balas Luhan tersenyum. Lalu Luhan merendahkan tubuhnya dan memeluk Jia Li, "sampai jumpa cantik,"

"Sampai jumpa Luhan Jie, Sehun Ajjushi," Jia Li melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Kenapa dia terus memanggilku ajjushi," gumam Sehun sebal, Luhan menyenggol tangannya lalu menggeleng pada Sehun.

"Sampai bertemu nanti malam, Tuan Oh" ucap Kris. Sehun mengangguk dan tersenyum. Sehun dan Luhan tetap di sana melihat keluarga kecil itu beranjak masuk ke mobil mereka.

"Sayang, kita pulang atau kembali ke tokomu?" tanya Sehun menggenggam tangan Luhan.

"Aku pulang saja, bukankah nanti malam acaramu? Aku ingin menyembuhkan kakiku juga"

"Apa kakimu sangat sakit?" tanya Sehun khawatir.

"Nanti malam aku pasti datang Sehunnie, kakiku tidak terlalu parah" Luhan meyakinkan.

"Apa kau akan tampil cantik untukku?" goda Sehun.

Luhan menoyor pipi Sehun lembut, "kau ini percaya diri sekali," kekeh Luhan, semburat merah mulai muncul di pipinya.

"Aku tak sabar melihatmu nanti malam," ucap Sehun semangat. Luhan hanya tertawa lalu masuk ke mobil setelah Sehun membukakan pintu untuknya.

.

.

Malam hari tiba, jika di salah satu aula perusahaan Oh Group terlihat banyak tamu-tamu penting yang sudah mulai berdatangan ke acara peresmian pimpinan baru perusahaan, maka lain lagi di sebuah rumah yang sangat familiar bagi kita, rumah keluarga Lu.

"Lu? Sayang? Belum selesai juga?" teriak sang Mama dari lantai bawah.

"Sebentar Ma!"

"Kita hampir terlambat sayang," kini sang Baba yang mengingatkan.

"Oke Luhan turun," lalu tak lama anak mereka yang super lama hanya untuk mempersiapkan diri menuju acara penobatan kekasihnya. Luhan turun dengan anggun, ia mengenakan terusan hitam polos yang memperlihatkan bahu mulusanya, dress itu melekat pas di tubuh rampingnya hingga tepat di atas lututnya. Bagian atasnya ia padukan dengan lace putih yang tetap tak menutupi bahunya. Rambutnya sendiri ia biarkan tergerai lalu ia sematkan hiasan rambut di sebelah kanannya membuat dirinya semakin manis. Kakinya dibalut heels putih bertali.

"Whoa, apa ini anak Baba?" goda Zhoumi melihat anaknya turun.

"Baba jangan menggodaku!" gerutu Luhan.

"Sehun pasti akan terpesona padamu Lu," kini Mama-nya ikut menggodanya.

"Mama!" Kedua orangtuanya tertawa lalu mereka segera bergegas menuju tempat acara.

Mereka akhirnya sampai di tempat acara. Setelah ketiganya turun, petugas penyambut tamu undangan mengarahkan ke tempat mereka. Di aula terlihat sudah banyak tamu yang berdatangan, acara belum dimulai dan banyak pelayan yang berlalu lalang ke sana kemari mengantarkan berbagai jenis minuman dan makanan ringan. Meja kursi para tamu undangan perlahan mulai penuh, hanya meja keluargalah yang masih terlihat kosong, meja keluarga itu terlihat ada 5 bangku di sana.

Masih ada 5 menit sebelum acara dimulai saat Luhan mengecek pada ponselnya. Ia mendekat pada Mama-nya, "Ma, Luhan ke toilet sebentar," Mamanya mengangguk dan mengatakan jangan terlalu lama karena acara akan segera di mulai. Entah mengapa Luhan merasa cukup gugup berada di ruang itu, padahal ini acara Sehun, bukan acaranya, tapi dadanya terus saja berdebar.

"Heii! Mengapa kalian di sini?" Heechul menghampiri keduanya yang tengah asik berbincang sembari menunggu acara dimulai.

"Oh, eonnie! Waah kau cantik sekali," puji Victoria.

"Mengapa kalian duduk di sini? Di mana Luhan?" tanya Heechul.

"Bukankah ini kursi kami?" Zhoumi balik bertanya.

"Sudah kuduga, kalian duduk bersama kami tentu saja," Heechul memberitahu.

Victoria menggeleng, "eonnie, banyak mata melihat. Apa tidak masalah?"

Heechul tertawa, "astaga Victoria, tentu saja. Bukankah kita akan menjadi besan sebentar lagi?"

"Benar juga apa yang di katakana Heechul Noona," kekeh Zhoumi.

"Kalian ini," Victoria menggelengkan kepalanya, "tapi Luhan masih di toilet–"

"Tenang saja Vic, aku akan membawanya nanti," ucap Heechul.

"Baiklah,"

Akhirnya Zhoumi dan Victoria setuju dan berpindah ke meja khusus keluarga itu. Tentu saja banyak mata yang melihat dan mereka juga mengenal siapa Zhoumi Lu dan Victoria Lu itu. Mereka yang melihatnya mulai berbisik dan menyangka bahwa kedua keluarga itu memiliki hubungan.

Mari kita tinggalkan aula, sekarang kita menuju toilet yang dituju Luhan. Luhan menolehkan kepalanya ke sana kemari mencari toilet terdekat dari aula. Ia tersenyum saat melihat tanda toilet di ujung sana. Dengan tergesa ia melangkah karena sebentar lagi acara dimulai, ia tidak ingin terlambat.

"Ya! Kalian tahu? Presdir yang akan diperkenalkan pada acara ini kelewat muda dan sangat tampan," celoteh seorang wanita.

"Tentu saja aku tahu, makanya aku mau diajak orangtuaku kemari. Siapa tahu aku bisa mendapatkan presdir muda itu," suara wanita lain terdengar.

"Kau jangan bermimpi! Lihatlah siapa yang cantik diantara kita," suara wanita lainnya terdengar.

"Kau pikir kau yang tercantik?"

Luhan bisa menebak ada 3 wanita di dalam toilet itu, setelah mengambil napas untuk menetralkan jantungnya ia melangkah masuk. Belum apa-apa saja kekasihnya itu sudah direbuti oleh 3 wanita sekaligus. Sungguh Luhan bisa gila! Luhan melangkah masuk dengan tenang, ia berhenti di depan wastafel kosong dan mulai membenahi penampilannya sambil memasang telinga.

"Ya ya ya, kalian harus lihat ini. Ada berita mengatakan Oh Sehun akan segera menikah! Apa ini?"

"Jinja?! Aku tak percaya!" Luhan melirik pada tiga wanita di sebelahnya dan berdehem kecil yang tak bisa ketiganya dengar, ia merasa gugup saat ini. Apa yang terjadi jika dirinya terungkap? Ia memang sudah sering diberitakan, tapi sungguh ia tak mau dijadikan bahan gosip.

"Siapa wanitanya?" tanya wanita bergaun merah.

"Entahlah, mereka menerka bahwa dari kalangan artis"

"Astaga jika kalangan artis seharusnya berita itu sudah menyebar. Apa kesempatan kita hilang menyandang panggilan nyonya Oh?"

"Sebentar…"

Luhan mulai cemas, ia segera merapikan peralatan makeup-nya dan berencana pergi dari sana, sebentar lagi acara juga dimulai.

"Keluarga Lu hadir dalam acara ini, dan mereka satu-satunya dari kalangan artis yang datang. Jangan-jangan…" ketiga wanita itu melihat ke arah Luhan, Luhan tersenyum tipis lalu melenggang pergi.

"Apa anak keluarga Lu yang mendapatkannya? Agh! Bagaiamana mengalahkannya kalau begitu" celetuk si wanita bergaun hitam.

"Aku menyerah saja," kini wanita bergaun biru menyahut.

"Kalau begitu aku lebih baik pergi saja sekarang, untuk apa aku di sini," si gaun merah berbicara.

Luhan dengan cepat melangkah menjauh dari toilet, ia menetralkan napasnya yang terengah. Apa dia akan habisi jika masih di sana? Hiii membayangkannya saja ia tak sanggup. Aigoo uri Luhannie kurang percaya diri ternyata, padahal readers tahu sendiri kan bagaimana akhir percakapan tiga wanita yang memperebutkan Presdir muda tersebut? Kkkk.

"Sehunnie?" panggil Luhan saat melihat Sehun di depan pintu aula bersama beberapa pengawal, dan mungkin salah satunya ada asisten atau sekretarisnya (?). Lalu cepat-cepat Luhan menutup mulutnya rapat-rapat karena sadar orang-orang di depan pintu aula menoleh padanya.

"Lu? Mengapa di luar?" tanya Sehun menghampiri Luhan.

"Ma-maafkan saya Tuan Oh. Silakan masuk, saya akan menunggu sampai anda masuk–"

Sehun menahan tangan Luhan yang hendak pergi, "astaga sayang, ini acara kita berdua. Bukan hanya acaraku. Dan berhenti berbicara formal pada kekasihmu" tutur Sehun.

"Tapi kita sedang ada di acara perusahaanmu Sehunnie" bisik Luhan penuh penekanan.

"Sudah ayo," Sehun menggenggam tangan Luhan dan mengajaknya bersama dengan rombongannya untuk masuk ke aula. Luhan hanya tersenyum tipis sambil sedikit membungkuk pada rombongan di belakangnya yang ternyata mulai senyum-senyum. Mereka tentu saja tahu siapa Luhan, meski bukan arti tetapi Luhan cukup banyak digemari pria-pria di Korea Selatan.

"Angkat dagumu dan terus pegang erat lenganku, aracci?" ucap Sehun.

"Apa tidak sebaiknya aku masuk nanti saja Sehunnie?" Luhan mulai mengeluarkan jurus puppy eyesnya, Sehun hanya menggeleng tegas. Luhan mulai menunjukkan wajah imut memelasnya membuat pria-pria di sana menahan napas melihatnya.

"Sayang berhenti bertingkah imut, semua pria-pria ini menatapmu. Aku tak suka" bisik Sehun. Bisa dilihat para pengawal itu berdehem dan kembali ke wajah datar mereka karena ketahuan memerhatikan wanita atasannya itu.

Sementara itu acara akan dimulai, Nyonya Lu dan nyonya Oh terlihat cemas karena Luhan belum juga datang. "Di mana anak itu…" gumam Victoria.

"Sudahlah yeobo, Luhan pasti akan kembali," lain dengan kedua wanita itu, wajah Tuan Lu terlihat biasa-biasa saja, bahkan ia terlihat tersenyum kecil dan terkekeh yang tak disadari siapapun.

"Hadirin sekalian, mari kita sambut Pimpinan baru Oh Group, Oh Se Hun" suara pembawa acara terdengar bergema. Lalu para tamu undangan mulai berdiri memberi penghormatan. Ada pemandangan berbeda di sana, seorang Oh Sehun ternyata tidak sendirian, di sebelahnya ada wanita cantik yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya.

Apa tunangan?!

Para tamu undangan juga mulai bertanya-tanya siapa wnita di samping presdir baru mereka itu. Sementara itu Tuan Lu terlihat tersenyum melihat keduanya, sebenarnya ia tahu acara penobatan ini akan bersamaan dengan acara pertunangan keduanya. Yah, ini surprise dari para pria pada ketiga wanita mereka.

Sehun membawa Luhan hingga ke atas podium, keduanya berdiri di sana menghadap para tamu undangan. Agar tak membuat malu dirinya dan kekasihnya di depan tamu, Luhan bersikap seolah-olah ia memang diagendakan menemani Sehun. Ia berdiri di samping Sehun dengan senyum manisnya menunggu Sehun menyelesaikan sambutannya.

"Selamat malam hadirin sekalian. Terima kasih untuk para hadirin sekalian telah meluangkan waktunya untuk hadir di acara ini. Mari kita semua berkerjasama dan saling mempercayai untuk memajukan kembali perusahaan yang telah dirintis oleh mendiang ayah saya Oh Kyuhyun selama 15 tahun ini"

"Saya Pimpinan baru Oh Corp, Oh Sehun imnida" Sehun membungkukkan badannya 90 derajat diikuti Luhan yang sedikit merunduk hormat. Semua tamu undangan bertepuk tangan setelah peresmian pimpinan baru mereka.

"Kemudian acara selanjutnya yaitu pertunangan antara presdir kita, Tuan Oh Sehun dengan Nona Luhan, putri dari Tuan Zhoumi Lu dan Nyonya Victoria Lu." MC dengan tiba-tiba memberitahukan acara selanjutnya yang membuat Luhan terkejut.

"Se-Sehunnie…" cicit Luhan, bisa dibilang ia cukup tidak percaya dengan acara selanjutnya ini.

Sehun tersenyum lalu mengulurkan tangannya dan Luhan menyambutnya setelah mendapat keyakinan dari kekasihnya. Setelah Sehun menyematkan cincin di jari manis Luhan dan Luhan telah menyematkan cincin di jari manis Sehun serta tepuk tangan meriah dari para tamu undangan, kini acara dilanjutkan dengan acara informal, hanya pesta kecil yang diisi mengobrol biasa sambil menyantap makanan kecil dan minum. Luhan dan Sehun baru saja menyambut tamu mereka dari Jerman.

"Apa kau lelah?" tanya Sehun khawatir pada Luhan yang terlihat memucat.

"Aniya Sehunnie. Gwaenchanha,"

"Do Kyungsoo!"

Luhan berhenti melangkah ketika mendengar suara seseorang. "Ada apa?" tanya Sehun.

"Aku seperti mendengar seseorang memanggil Kyungsoo, tapi aku tidak yakin"

"Sayang, nama Kyungsoo itu banyak di Korea. Mungkin itu Kyungsoo yang kain,"

"Tapi kita harus melihatnya juga Sehunnie"

Sehun mengangguk, "araseo, kkajja"

Luhan dan Sehun mencari sosok Kyungsoo di antara ratusan orang di sana. "Sehu…Sehunnie, bukankah itu Kyungsoo dan…"

"…Jongin," sambung Sehun. Keduanya pun menghampiri kedua orang yang mereka kenal itu. Tapi perawakan mereka terlihat masih seperti anak sekolahan. Keduanya terlibat pertengkaran di sana.

"Jongin! Berhenti menggoda wanita-wanita genit itu!" bentak Kyungsoo.

"Aku tidak menggoda mereka! Lalu memangnya aku salah karena berkenalan dengan mereka? Ada apa dengan dirimu?!" –Jongin.

"Mengapa kau tidak juga mengerti sih?!" –Kyungsoo.

"Mwo? Apa yang tidak aku mengerti?!" –Jongin.

"Aku menyukai bodoh!" gadis bermata bulat itu meninggalkan laki-laki bernama Jongin, tak disangka ia menabrak Luhan.

"Eh? Gwaenchanha?" tanya Luhan. Gadis bernama Kyungsoo itu hanya menundukkan kepalanya, bahunya bergetar seperti menahan tangis.

"Boleh hiks… boleh aku memeluk eonnie?"

"Eh? Ya, kemarilah" Luhan merentangkan tangannya dan segera gadis itu menangis kencang di pelukan Luhan. "Aigoo, mengapa kau menangis cantik?" Luhan mengelus surai hitam gadis yang ia kenal sebagai Kyungsoo itu.

"Hey anak muda! Apa kau yang membuat gadis cantik ini menangis?" tegur Sehun pada laki-laki yang ia kenal sebagai Jongin.

"Ya Kyungsoo! Apa kau menangis?" tanya Jongin mengabaikan pertanyaan Sehun.

"Ya anak muda! Bukan begitu cara bertanya pada wanitamu yang bersedih."

"Ish ajjushi, kau mengganggu saja! Diamlah!" kesal Jongin.

"Astaga! Mengapa semua anak kecil memanggilku ajjushi? Aku baru berusia 23 tahun!" desah Sehun frustasi.

"Ada apa Kyungsoo-ya?" tanya Luhan berbisik lembut. Kyungsoo menggeleng ribut dipelukannya.

Jongin mengacak rambutnya frustasi, "ya! Jika kau sudah menyatakan perasaanmu seharusnya kau mendengarkan bagaimana perasaanku!" kesal Jongin.

Luhan dan Sehun saling bertatapan penuh arti, mereka sepenuhnya sudah mengerti situasi apa ini. Sepertinya Kyungsoo merasa malu karena sudah menyatakan perasaannya. Sehun menoyor kepala Jongin gemas, anak muda di sampingnya ini tinggi sekali harga dirinya "buat wanitamu berhenti menangis dahulu baru kau berbicara padanya. Lelaki macam apa kau" ejek Sehun.

"Ajjushi!–"

"Panggil aku hyung, atau aku akan memberitahu semua orang bahwa kau membuat wanita menangis" ancam Sehun.

"Astaga aku tak membuatnya– araseo, hyung diamlah!"

"Kyungsoo-ya, mianhae. Aku hanya ingin membuatmu cemburu saja, tidak lebih. Ternyata kau cemburu dan aku senang melihatnya. Apa kau mengerti? Agh! Bagaimana mengatakannya!" Jongin terlihat frustasi sendiri.

Kyungsoo mulai melepaskan pelukannya pada Luhan dan melihat ke arah Jongin, "maksudmu?" Sehun dan Luhan menahan tawanya melihat wajah Jongin yang sudah memerah.

"Astaga!" kesal Jongin.

Sehun memukul pundak Jongin, "ayolah anak muda. Menyatakan perasaanmu saja kau tidak bisa!"

"Ish ajjus– Hyung diam dulu!"

"Aku akan mempersingkatnya," Jongin mengambil napas dalam, "saranghae Do Kyungsoo. Maukah kau menjadi kekasihku?"

Mata Kyungsoo membulat, "aku mau!" hebohnya lalu memeluk Jongin. Sehun dan Luhan bertepuk tangan untuk keduanya.

"Selamat untuk kalian berdua," ucap Luhan.

"Gomawo eonnie, maaf mengganggu acara kalian. Kalian pasangan yang serasi," ucap Kyungsoo tersenyum.

"Tentu saja kami serasi, ya kan sayang?" Sehun merangkul pinggang ramping Luhan.

"Tapi… apa kalian tak mengingat kami?" tanya Luhan pada keduanya.

"Apa kita pernah betemu Noona?" Jongin mulai berpikir.

"Entahlah, sepertinya aku pernah bertemu kalian. Tapi lupakan saja, lebih baik kalian yang sekarang,"

"Apa Noona?"

"A-ah ani, apa kalian datang bersama orangtua kalian?" tanya Luhan mengalihkan pembicaraan.

Kyungsoo mengangguk, "em, Jongin dengan eomma-nya sedangkan aku dengan appa,"

Luhan mengangguk mengerti, "bisa aku minta kontak kalian? Cha, kalian bisa datang ke toko kue milikki jika ingin bertemu denganku lagi. Aku akan memberi kalian kue yang enak"

"Whoa, gamsahamnida eonnie" pekik Kyungsoo senang.

.

.

"Apa kau sakit?" tanya Sehun khawatir. Acara sudah berakhir dan Sehun dan Luhan baru keluar dari aula. Orangtua mereka sudah pergi terlebih dahulu, orangtua Luhan ada jadwal syuting sedangkan ibu Sehun langsung pulang karena lelah.

Luhan tersenyum, "ani, aku hanya lelah"

"Kalau begitu ayo aku antar pulang," Sehun menuntun Luhan ke mobil.

Sampai di depan rumah, keduanya melihat dua orang yang ada di depan gerbang rumah Luhan sambil melihat ke dalam. "Siapa mereka Lu?" tanya Sehun.

"Aku juga tidak tahu, apa salah satu wartawan yang akan mewawancarai Mama dan Baba?" tanya Luhan heran.

"Tidak mungkin Lu, perempuan itu hamil"

"Benar juga," angguk Luhan. Keduanya pun turun dari mobil dan menghampiri dua orang yang ada di dekat gerbang. "Permisi…" tegur Luhan.

"Lu-Luhan!"

Tak dipungkiri, Luhan juga terkejut melihat wanita yang baru saja ditemuinya, ani, itu tidak bisa dibilang baru saja ditemuinya. Lebih tepatnya 7 bulan yang lalu ia bertemu dengan wanita berambut pendek. Tapi sekaran wanita itu sudah sedikit berubah, perutnya membesar dan rambutnya memanjang hingga sepundak.

"Minseok-ssi, Jongdae-ssi?" tanya Luhan.

Wanita hamil itu menggeleng, air matanya terus keluar tanpa tanda untuk berhenti. "Hunn-ah, Luhannie…"

Sehun dan Luhan sama-sama terdiam. Apa ini? Pikir mereka. Tiba-tiba wanita bernama Minseok itu memeluk Luhan dan menangis histeris, "hiks…Luhannie…hiks, eonnie mian hm? Aku minta maaf karena baru mengenalimu…hiks"

"Xi-Xiumin eonnie?" tanya Luhan takut-takut.

"Hm, ini kami Lu, Hunn-ah. Maafkan kami karena baru mengingat kalian," ucap pria bernama Jongdae atau yang dikenal sebagai Chen di dunia mimpi.

"Hyung!" Sehun seperti baru menyadarinya, ia memeluk Hyung yang bisa dibilang tidak terlalu dekat dengannya itu, "kalian baik-baik saja?" tanya Sehun.

"Kami baik-baik saja, kami membuka kedai bubble tea seperti di Jeju. Berkunjunglah," ucap Jongdae tersenyum.

"Kalian sampai pindah kemari, gomawo" ucap Luhan.

"Hanya kalian keluarga kami, kami terlahir sendiri tanpa saudara. Kami seperti pindah dari dunia mimpi ke dunia nyata," kekeh Jongdae.

"Kalian bisa jelaskan di dalam, ayo masuk eonnie, oppa" ajak Luhan. Luhan Minseok, dan Jongdae berjalan masuk ke rumah sedangkan Sehun kembali ke mobilnya dan memasukkannya ke pekarangan rumah Luhan.

"Eonnie, oppa, bisa kalian jelaskan?" pinta Luhan saat semuanya sudah du ruang tamu.

Chen mengangguk "Saat kita bertemu di Jeju waktu itu seperti ada yang berbisik padaku bahwa aku adalah Chen"

"Sama seperti Jongdae, aku juga seperti mendapat bisikan bahwa aku adalah Xiumin. Cukup lama, setelah itu kami sepenuhnya mengingat saat-saat di dunia mimpi,"

"Astaga aku sangat bahagia, hiks…" ucap Luhan mulai terisak, "terima kasih telah kembali,"

"Jika saja pertunangan kalian tidak tersebar, kami pasti masih berkeliaran di sekitaran Seoul tanpa tahu harus ke mana. Chukhae untuk kalian," ucap Jongdae.

"Gomawo Hyung,"

"Akhirnya adikku ini akan menikahi gadis cantiknya, selamat Lu" kekeh Minseok sambil memeluk Luhan.

"Gomawo eonnie," ucap Luhan. "Eonnie, berapa usia kandunganmu?" tanya Luhan.

"Emm, 7 bulan lebih,"

"Whoa, adik bayi cepatlah besar" Luhan mengelus perut Minseok. "Oh ya eonnie, oppa, kalian menginap ya?" pinta Luhan.

"Apa tidak sebaiknya kami ke hotel saja?" tolak Jongdae.

Luhan menggeleng, "aniyo oppa, kalau ada keluarga kalian di sini mengapa harus ke hotel" kekeh Luhan.

"Araseo, gomawo nae dongsaeng," Jongdae mengacak rambut Luhan.

"Ya Hyung! Berhenti menyentuh tunanganku!" sungut Sehun.

"Aigoo" kekeh Jongdae membuat semuanya tertawa. "Ah ya aku hampir lupa menanyakan ini, apa kalian bertemu dengan yang lainnya?"

Sehun mengangguk, "kami bertemu YIfan, Tao, dan anak mereka Jia Li. Tapi hanya Yifan yang mengingat semuanya yang terjadi di dunia mimpi."

"Jinja? Apa sifatnya berubah?" tanya Minseok terkejut.

"Tentu saja eonnie, mereka semua baik sekali, apalagi anak mereka yang menggemaskan" jawab Luhan.

"Apa ada lagi?" tanya Jongdae.

"Kyungsoo dan Jongin, mereka menjadi pasangan remaja yang lucu," jawab Luhan. "Tapi mereka tak mengingat apapun," lanjutnya.

Minseok dan Jongdae mengangguk paham, "kami sudah bertemu Suho hyung dan Lay noona, tetapi nama mereka di sini adalah Kim Joonmyeon dan Zhang Yi Xing. Mereka dokter, dan mereka mengingat semuanya" tambah Jongdae.

"Be-benarkah? Bagaimana kalian bisa bertemu dengan mereka?" tanya Luhan cepat.

"Yixing noona adalah dokter kandungan Minseok,"

"Hiks…Lay eonnie masih hidup, ia masih diberi kesempatan hidup" isak Luhan, ia sungguh takut jika eonnie-nya itu menghilang untuk selamanya.

"Syukurlah Lay noona," gumam Sehun.

"Bisa kita bertemu mereka?" pinta Luhan.

"Besok kita bisa bertemu mereka Lu,"

Luhan menggeleng, "aku ingin sekarang,"

"Sayang, ini sudah malam. Lagipula kau pasti lelah, lihat kau sudah pucat dan juga kasihan Minseok noona jika keluar malam seperti ini, tidak baik untuk kandungannya." Sehun mencoba memberi pengertian pada tunangannya.

Luhan menenggelamkan wajahnya pada dada Sehun, ia masih merasa khawatir jika tidak melihat eonnie-nya sekarang, tapi ia juga tak boleh egois. Tak lama ia tertidur di dekapan Sehun yang masih berbincang dengan Minseok dan Jongdae. Perlahan Minseok juga tertidur dan menyisakan dua pria yang masih berbincang dengan wanita mereka yang berada di dekapan keduanya.

"Hyung, kau bisa gunakan kamar bawah di sana. Aku akan bersama Luhan," ucap Sehun.

"Araseo, kami tidur duluan ne," Jongdae mengangkat tubuh isterinya dan membawanya ke kamar meninggalkan Sehun yang masih betah memandangi wajah wanita yang baru saja menjadi tunangannya itu.

..

..

Pagi harinya, rumah keluarga Lu cukup heboh karena kehadiran doketr kandungan yang tak lain adalah Yixing beserta suaminya Kim Joonmyeon. Kedua pasangan dokter itu masih di ruang tamu berhadapan dengan Zhoumi dan juga Victoria.

"Mama? Baba? Sudah pulang?" tanya Sehun sambil menuruni tangga.

"Se-Sehun-ah, mengapa kau turun dari lantai dua. Apa Luhan mengalami morning sick?" tanya Victoria menghampirinya.

Sehun mengerutkan keningnya, "mwo?"

"Ya ima! Kau menghamili anakku?" tanya Zhoumi.

"N-ne? Aniyo Baba, aku kan sudah berjanji padamu tidak akan menyentuh Luhan sebelum kami menikah,"

"Lalu mereka akan memeriksa siapa?" tanya Victoria menunjuk pada dua orang di ruang tamu.

Mata Sehun membulat, "H-Hyung? Noona?!" pekik Sehun lalu menghampiri keduanya meninggalkan Baba dan Mamanya yang masih terdiam bingung.

"Hun-ah?" keduanya berdiri dan memeluk Sehun yang datang pada mereka.

"Hyung, noona aku merindukan kalian, terutama kau Noona. Luhan terus menangis cukup lama saat mendengar kau kembali," ucap Sehun.

"Minhae Hun-ah,"

"Mengapa kalian di sini?" tanya Sehun akhirnya.

"Nyonya Kim mengalami kram pada perutnya, kami harus datang," jelas Yixing.

"Ah benar juga. Di sini ada Jongdae Hyung dan Minseok noona," kekeh Sehun.

"Mama, Baba kami lupa memberitahu kalian. Ada teman kami yang berkunjung dan isterinya sedang hamil," cengir Sehun.

"Mwo? Astaga, aku pikir Luhan yang hamil. Aku hampir memberitahu kabar gembira ini pada Hechul eonnie" kekeh Victoria.

"Mama, jinja! Sepertinya Mama ingin membuat kepalaku dipenggal Baba" kekeh Sehun. Nyonya Lu itu hanya tertawa.

Jongdae keluar dari kamarnya dan mendapati ruang tengah rumah keluarga Lu sangat ramai. "Ah annyeonghaseyo Tuan dan Nyonya Lu" sapa Jongdae.

"Apa ini teman Luhan dan Sehun? Tampan sekali" Victoria mendekati Jongdae.

"Mama berhenti menggoda suami orang," kekeh Sehun, "tapi lebih tampan aku bukan?"

Victoria mendekati Sehun dan memukul lengan calon suami anaknya itu, "kau! Senang sekali menggoda Mama!" kesalnya.

"Kalau begitu kami pergi dahulu ya. Baba senang sekali rumah ini jadi ramai," ucap Zhoumi.

"Baba dan Mama ada syuting?" tanya Sehun.

"Jangan bertanya jika sudah tahu jawabannya," jawab Zhoumi pura-pura galak, sedetik kemudian ia tertawa, "kami berangkat"

"Ne, hati-hati Tuan Lu," Jongdae, Yixing, dan Joonyeon membungkukkan badan mereka.

.

.

Pagi ini Luhan, Sehun, Minseok, Jongdae, Yixing, dan Joonyeon berencana berkumpul bersama yang lainnya seperti Kris, Zitao, Kyungsoo, dan Jongin di toko kue Luhan. Mereka sedang menunggu Kyungsoo dan Jongin datang.

Toko Luhan ditutup sementara untuk urusan pribadi. Para karyawan juga diliburkan hari ini. Joonmyeon dan yang lainnya berbagi cerita mereka bagaiamana bisa berada di dunia nyata. Kebanyakan mereka terbangun begitu saja di dunia nyata bersama pasangan mereka masing-masing. Mereka tidak mengingat apapun kecuali Kris dan Joonmyeon yang memang masih mengingat semuanya. Mereka memecahkan menagapa Kyungsoo dan Jongin muncul di dunia nyata sebagai sosok yang berbeda, Kyungsoo dan Jongin kebanyakan menerima kepedihan di dunia mimpi, hati mereka tidak bersatu di dunia mimpi dan keduanya mendapat pengalaman cinta yang menyakitkan. Itulah mengapa otak mereka menyerukan untuk melupakan segala sesuatu di dunia mimpi termasuk diri mereka karena tak sanggup menangani hati mereka.

Mereka belum memecahkan di mana keberadaan Baekhyun dan Chanyeol.

"Lihat mereka sudah berkumpul, kau lama sekali menjemputku!" gerutu seseorang yang baru saja masuk.

"Ya ampun, aku sudah bilang jika aku terlambat sayang. Mengapa masih memarahiku?"

"Aku tidak suka orang yang tidak tepat waktu"

"Tapi kau menyukaiku Kyung, kau yang bilang waktu itu"

"A-ani!"

Kedelapan orang yang sudah datang melihat ke arah pintu, mereka terkekeh mendengar celotehan pasangan remaja itu. "Astaga kalian menggemaskan sekali. Aku ingin menikahkan kalian secepatnya" goda Minseok.

"Minseok eonni jangan menggoda kami!" ternyata Kyungsoo masih dalam mode kesalnya.

"Araseo araseo,"

Kyungsoo menginterupsi tempat Sehun dan duduk di samping Luhan lalu memeluk Luhan, "Lu eonnie, si hitam menyebalkan!" adu Kyungsoo.

"Ya itu tempatku!" ucap Sehun tidak terima.

"Oppa, pinjamkan Luhan eonnie untukku sebentar!" kesal Kyungsoo.

"Aigoo lihatlah maknae kita ini sangat manja pada Luhan. Mereka berbeda sekali," Yixing mengingat masa-masa saat di dunia mimpi. Tapi ia tak menceritakan detilnya karena tak mau membuat Jongin dan Kyungsoo bingung dan terbebani, itu kesepakatan mereka semua.

"Permisi…"

Semua mata memandang ke arah pintu masuk. Mereka terkejut saat melihat seseorang di pintu masuk. "Apa toko ini tutup? Bisakah aku memesan hanya satu kue? Kekasihku sangat menginginkannya," ucapnya dengan senyum lebar yang khas.

"Si-siapa kekasihmu?" tanya Yixing.

"Eh?" pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia agak bingung mengapa semuanya menatap padanya terkejut.

"Annyeonghaseyo, Byun Baekhyun imnida!" seru seorang wanita dengan perut besarnya.

"BAEKHYUN, CHANYEOL?!" teriak merekea bersamaan.

"Ka-kalian mengenal kami?" tanya Chanyeol heran.

.

.

Akhirnya mereka semua berkumpul.

Luhan dan Sehun adalah para penjelajah mimpi yang secara tidak sengaja saling terhubung di masa lalu. Mereka melalui banyak ketakutan dan ketidaktahuan mengenai dunia ilusi yang mereka ciptakan sendiri.

Tokoh yang mereka ciptakan sesuai hati dan pikiran mereka yang hanya bisa ditemui saat mereka tertidur kini ada bersama mereka di dunia nyata.

Yixing dan Joonmyeon, pasangan suami isteri itu melanjutkan karir mereka sebagai dokter. Yixing adalah dokter kandungan sedangkan suaminya adalah dokter bedah. Mereka belum memiliki anak karena kesibukan mereka, tapi dengan melihat Jia Li (Putri Kris dan Zitao) membuat mereka ingin memiliki anak,

Pasangan selanjutnya adalah Kris dan Zitao, mereka memang dari dunia mimpi hingga dunia nyata ditakdirkan menjadi pasangan suami isteri yang dikaruniai anak di antara mereka. Wu Jia Li, putri mereka yang menggemaskan masih barusia 5 tahun. Jia Li kini sedang berbahagia karena mendapat 2 adik sekaligus, yaitu Kim Daeul dan Park Jacson.

Minseok dan Jongdae, mereka melanjutkan bisnis kedai bubble tea mereka hingga membuka cabang. Dengan dikarunia anak laki-laki yang tampan menyerupai ayahnya membuat keluarga kecil mereka terasa sangat sempurna.

Chanyeol dan Baekhyun, yang baru saja mereka temui akhirnya mengingat siapa sebenarnya mereka. Mereka baru saja melangsungkan pernikahan selepas Baekhyun melahirkan Park Jacson ke dunia. Chanyeol awalnya belum memiliki pekerjaan tetap dan hanya bekerja di kafe sebagai pelayan. Tapi perusahaan Sehun sedang membutuhkan karyawan tambahan, Chanyeol pun melamar di perusahaan Sehun dan diterima. Walaupun hidup sederhana, keluarga kecil itu terlihat sangat hangat dan bahagia.

Yang paling akhir adalah Kyungsoo dan Jongin, kalian tahu sendiri bukan bahwa keduanya muncul sebagai remaja di dunia nyata kkkk. Keduanya memang kerap bertengkar lucu, Kyungsoo selalu mengadu pada Luhan dan Sehun selalu menjadi dampak pertengkaran keduanya karena ia harus menjauh dari Luhan dan mendekat pada kekasih Kyungsoo, Jongin.

Mereka semua sekarang ini ada di tempat yang sama. Di sebuah aula hotel bintang lima dimana pada hari ini digelar pernikahan tokoh utama dalam kehidupan mereka semua. Yap, Luhan dan Sehun hari ini akan menikah, setelah pemberitaan heboh di sosial media yang disebabkan kedua orangtua Luhan yang mengumumkan bahwa Putri mereka akan menikah.

"Lu eonnie! Cantik sekali!" Kyungsoo masuk ke ruang rias pengantin wanita bersama yang lainnya.

"Kyungsoo-ya," Luhan meminta adiknya itu untuk memeluknya.

"Kau cantik sekali Lu," ucap Yixing.

"Bagiamana ini eonnie aku gugup!" Luhan melepaskan pelukannya pada Kyungsoo, "bagaimana jika aku membuat kesalahan?"

"Jangan berbicara seperti itu nyonya Oh," goda Zitao.

"Jebal Tao-ya jangan membuatku tambah gugup," pinta Luhan yang malah membuat seisi ruangan itu tertawa.

"Tapi sepertinya ada satu hal yang akan membuat Sehun kesal," Minseok berucap.

"Ma-maksudmu eonnie?" tanya Luhan takut.

"Gaunmu cantik dan cocok sekali denganmu. Tapi aku yakin Sehun akan mengamuk jika lelaki lain melihatmu, lihat saja punggungmu yang terbuka itu." Kekeh Minseok.

"Aku tidak bisa menolak karena Mama dan eomma yang memilihkannya," ucap Luhan sedih.

"Tapi aku rasa ada sesuatu di balik Nyonya Lu dan Nyonya Oh memberi gaun ini untukmu," goda Baekhyun. Minseok dan Zitao mengangguk membenarkan.

"Jangan bicarakan di sini wahai para isteri, di sini masih ada Kyungsoo dan Jia Li," Yixing mengingatkan agar para isteri itu tidak membicarakan hal-hal berbau dewasa di sini.

"Aku lupa, mianhae Kyungsoo-ya. Tapi aku yakin pasti Kyungsoo mengerti juga" kekeh Baekhyun. Wajah Kyungsoo memerah malu, ia sudah pasrah jika bergaul dengan para ibu-ibu ini.

Acara dimulai…

Pintu terbuka memperlihatkan pengantin wanita yang menjadi sorotan hari ini. Dengan memegang erat tangan Baba-nya, ia melangkah dengan anggun beriringan dengan sang Baba. Dengan senyum manis yang tercetak di wajahnya, ia melihat ke satu , ia hanya melihat pada calon suaminya yang tengah menunggunya di depan sana.

Langkah demi langkah semakin membuat jarak kedunya semakin dekat. Kedua mata itu menatap bahagia pada mata lainnya. Sampai tangan yang tak telalu kokoh itu memindahkan tangannya pada tangan kokoh penggantinya, keduanya saling tersenyum.

Keduanya mengucapkan janji suci dan setelah itu mereka resmi menjadi sepasang suami isteri. Dengan tepukan tangan meriah dan teriakan-teriakan yang mengharuskan keduanya melakukan ciuman pertama mereka di depan umum, Sehun memajukan wajahnya mendekat pada Luhan dan mendaratkan bibirnya tepat di bibir manis Luhan.

Luhan mengalungkan tangannya pada bahu Sehun membuat suasana aula pernikahan itu makin meriah. Keduanya menutup mata dan tersenyum dalam ciuman mereka.

.

.

END

.

.

Yeyeye wuhuuuu akhirnya cerita ini tamat saudara-saudara :D

Eh lupa nyapa,

Annyeooongg! ^^ Hehehehe

Wahh ternyata lama juga ya menyelesaikan cerita ini wkkk, hampir satu tahun buat menyelesaikannya hihihi. Semoha chapter terakhir ini memusakan ya :D gak ngerti lagi sama cerita super duper panjang ini haha, cerita pertama berchapter panjang :'

Makasi atas support kalian semua yang menyukai dan mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir. Aduh maaf aku gak bisa nyebuti kalian satu-satu karena daku dah ngantuk berat buat post ini cerita huhuhu.

Balasan Review

#knightwalker314: auu kamu bisa aja wkkk, huhu makasi atas review-review dan penyemangat kamu selama ini ya :'

#sarahachi: wehehehe, kace aja nih bilang gitu :p mereka baik-baik aja kok hihi, makasi atas semangat dan review-review kamu selama ini ^^

#misslah: sudah di next ^^ makasi udah mendukung dan terus mereview ^^

#LuVe94: makasi loh sudah kembali ^^ mereka berakhir bahagia kan hihihi, makasi juga semangat dan review-annya selama ini :)

Untuk semua yang tak tersebutkan, yang mendukung cerita ini...

Gamsahamnida

*loveforHUNHAN yeayy!

.

.

Nantikan cerita dengan judul baru selanjutnya yaa ^^

21/01/2017 - 30/12/2017

ADVENTUROUS DREAM

END

22/22


Note:

Ok semuanya pembaruan chapter ini bukan pengubahan cerita ataupun apa. Mau ngasitau kalo aku buat pilihan cerita baru 2018. Silakan cek MY STORIES yang dikasi judul "OPTION" hehehe gamsahamnida sebelumnya :)