.

.

.

Hide Your Heat

Story by : Hoshiyowoo

Ship(s) : Soonhoon, Meanie and other

Warning! : M-preg, BxB, Omegaverse, bahasa vulgar, kekerasan, Typo, dll

Genre : terserah anda, bingung, yang pasti ada romance .

Disclaimer : Seventeen belongs to pledis Ent.

.

.

.

Ji-Hoon tak pernah tau bahwa 'birth sex'-nya bisa berubah. Ia yakin hasil yang ia terima pada kelulusan sekolah menengahnya adalah Beta. Tapi kenapa ia mengalami 'Heat'?

Won-Woo tak bisa berbuat apa-apa ketika sesuatu yang sangat ia tahu terjadi pada dirinya. Demi tuhan, ia yakin ia Alpha. Ayah dan ibunya juga Alpha, seluruh keluarga besarnya seperti itu. Tapi kenapa ia mengalami 'Heat'?

.

.

'Ha' laki-laki itu menggeliat. Gusar. Keringat dingin keluar dari tiap pori-porinya. Keningnya berkerut. Bibirnya digigit. Matanya tepejam kuat. Tangan-tangannya memegangi perut dan alat vitalnya. Mengusap dengan kasar agar rasa aneh menyakitkan yang sedang dirasakannya hilang. Ia terlihat frustasi. Sama frustasinya seperti laki-laki kecil di sampingnya. Jihoon tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia ingin memanggil bantuan, namun tak bisa meninggalkan laki-laki ini. Ia juga ingin membantu, tapi takut menyakitinya. Laki-laki itu masih mengusap kelaminnya, mengocok keatas dan kebawah.

"Biar kupanggilkan dokter." kali ini Jihoon benar-benar akan pergi. Ia tak tega membiarkan orang itu menahan kesakitannya selama lima jam.

"Ja-jangan. Nant-thi orang l-lain tahu."

"Lalu aku harus bagaimana? Kau sudah seperti ini sejak lima jam yang lalu."

"Bi-iarkan ssebentar lagi. Biasanya hanya tujuh jam." suaranya melemah, Jihoon benar-benar tidak tega. Ia tahu, ia sungguh tahu bagaimana rasanya. Menyakitkan jika kau tidak melepaskan gairahmu. Tapi laki-laki di hadapannya beruntung, pheromonnya tidak telalu kuat untuk mengundang alpha. Tak seperti dirinya yang harus mengurung diri ketika heat-nya terjadi. Mungkin juga karena saat ini mereka tengah berada di gudang olahraga yang memisahkan kelas Alpha-Beta dengan Omega, dimana jam pelajaran masih berlangsung.

"Apa ini heat pertamamu?" Jihoon tak biasanya banyak bicara seperti ini. Hanya saja, ia tertarik dengan lelaki itu. Bukan-bukan! Bukan tertarik dalam artian romanse tapi tertarik karena ia juga mengalami hal yang sama.

Laki-laki itu menggeleng sebelum Jihoon bertanya lagi. "Apa-apa orang tuamu tahu?" laki-laki itu kembali menggeleng. Jihoon menghela napas, "Siapa namamu?"

"Wonwoo." suara laki-laki itu mulai stabil dan mungkin heat-nya sudah berhenti. Jihoon menghampirinya, setelah menjaga jarak empat meter dari laki-laki itu. "Kau baik-baik saja?"

Wonwoo masih mengatur napasnya. Pakaiannya sudah tidak beraturan dengan campuran keringat dan sperma dimana-mana. Alat kelaminnya masih berdiri tegak. Membuat Jihoon memfokuskan perhatiannya pada benda yang berukuran lumayan itu. Wonwoo tahu laki-laki kecil yang menyelamatkannya dan membawa ia ke gudang itu memperhatikan penisnya sejak tadi. Ia malu, tapi tak bisa berbuat banyak.

"Kau tak keberatan jika aku melepaskannya disini? Aku takut ada yang melihat kalau harus mnenyelesaikannya di kamar mandi."

Muka Jihoon memerah. Ia segera merubah posisi duduknya membelakangi Wonwoo. "Silakan." Entah ia harus menyesal atau tidak, karena setelah itu terdengar desahan dan geraman kecil dari laki-laki yang ia temukan sedang mengalami heat di wilayah Alpha. Jihoon benar-benar tidak menyangka kenapa laki-laki omega itu tidak membawa obatnya, ketika ia tahu ia seorang omega?

Jihoon menggigit bibirnya. Fuck. Desahan laki-laki itu membuat Jihoon tegang. Ia melirik bagian selatan tubuhnya dan benar saja, si kecil Jihoon muai bangkit dari tidurnya.

"Apa kau masih lama?"

"Ah-hha. Ssh ssedikkit llagi. Biasanya ia cepat turun. Fuck fuck! Cepatlah turun! Ahh Arrgh." Wonwoo mengumpat, setengah berbisik sensual.

"Cepat selesaikan!" Jihoon benar-benar tidak kuat, suara laki-laki itu benar-benar membuatnya teransang. Tanggannya bahkan sudah berada di dalam celananya, mengusap ujung penisnya yang mengeras. Sssh, Jihoon menggigit bibirnya lebih kuat, ia tak bisa mengeluarkan desahannya disini, di tempat ini, dengan orang asing. "Aahh nnh." Sial-sialan! Kenapa deshan laki-laki itu semakin kencang.

Masa bodo. Masa bodo dengan citranya. Jihoon tidak sabar. Pikirannya kacau. Tubuhnya sudah penuh akan gairah. Tangan yang awalnya hanya menyentuh pucuk penis, kini mulai menjalar pada bagian batang. Memijat-mijat pelan sebelum mengocok dengan cepat. Tubuhnya merapat pada tembok. Memposisikan penis antara tembok dan tubuhnya. Sambil mengocok, ia juga menggesekkan penisnya. Mencari posisi yang memberikannya sensasi luar biasa.

"AH AHH, nnnh." Jihoon terkejut dengan suara desahannya sendiri. Dengan segera, ia meraih ujung seragamnya untuk menyumpal mulutnya. Ini salah satu alasan Jihoon tidak ingin manstrubasi di sembarang tempat, desahannya sangat keras.

"Hei. Jaga suaramu, bisa-bisa orang berdatangan kemari!" Wonwoo sudah selesai dengan aktivitasnya. Penisnya sudah tertidur nyaman di balik celana seragamnya. Ia bersiap-siap untuk pergi dari gudang kalau saja laki-laki kecil yang bahkan Wonwoo tidak tahu namanya itu sedang manstrubasi. Apalagi dengan desahan yang keras dan bisa membuat orang lain terangsang. Wonwoo hampir mendesah, namun dengan cepat mengendalikan tubuhnya. Ia tidak boleh terpengaruh. "Mau kubantu?"

Jihoon mengernyit. Laki-laki bermata tajam itu menghampirinya perlahan dan menawarkan bantuan. Tentu saja Jihoon menolak. Ia tidak ingin ada seseorang yang menyentuhnya. "Aku bisa sendiri." Balasnya setenang mungkin sebelum mendesah tertahan. Ia kembali mengocok penisnya dengan kasar.

"Kau tahu, aku pernah jadi Alpha dan tahu bagaimana cara memuaskan pasangan. Aku pernah melakukannya satu atau dua kali dengan laki-laki." Wonwoo sudah berada dihadapan Jihoon. Jihoon kembali menggeleng memberi penolakan. Ia masih menggerak-gerakan tangannya dengan acak. Sebenarnya ketika mengalami heat,ia selalu dibantu Jeonghan-teman omeganya- untuk memuaskan napsu. Ini kedua kalinya ia melakukan manstrubasi.

Wonwoo menggeram kesal. Ia melepaskan tangan Jihoon dengan paksa, menarus pada gulungan kaus yang laki-laki itu gigit. "Tidak perlu keras kepala. Aku ahlinya dalam mengocok, pegang saja bajumu agar tidak kotor. Ini akan segera selesai."

Ia mulai menggerakan tangan besarnya. Memainkan puncak penis Jihoon dan membuat laki-laki kecil itu meremang. Desahannya keluar lagi, lebih keras dari sebelumnya. Jihoon buru-buru menutup mulut dengan kedua tangannya. Wonwoo terlihat menikmati kegiatannya. Ketika laki-laki itu berkata bahwa ia ahli dalam mengocok, itu memang benar. Jihoon mengakuinya karena ia benar-benar dibuat melayang oleh Wonwoo. Oh, andai saja ini ruangan Jeonghan yang kedap suara, Jihoon pasti akan berteriak sekeras mungkin. Jujur, ini terlalu menyiksa ketika kau harus menahan desahanmu.

Oh dewa. Ini benar-benar nikmat. Jihoon ingin memasukan jari pada lubang analnya seperti yang dilakukan Jeonghan akhir-akhir ini padanya. Kalau saja ini ruangan Jeonghan, ia pasti akan melakukannya. Gerakan Wonwoo semakin nikmat. Tubuh Jihoon menggeliat keenakan, sepertinya sebentar lagi ia akan keluar.

"Hei, putingmu sepertinya nikmat. Boleh kusentuh?"

Jihoon melebarkan matanya dan menggeleng kuat. Tidak-tidak! jangan puting! Itu adalah bagian sensitif nomor dua setelah lehernya. Tapi sepertinya Wonwoo mengabaikan penolakan Jihoon dan meletakan ujung jarinya pada puting kiri. Jihoon mendesah keras karena gumpalan ujung seragamnya telepas begitu pula dengan spermanya yang menyembur ke bagian perut. Wow, ini hebat.

Tapi tunggu dulu! Sepertinya Jihoon mendengar suara lain ketika ia berteriak. Seperti suara pintu yang di buka. Matanya kembali melebar, jangan bilang kalau ada orang yang masuk. Jihoon mengintip di balik tubuh Wonwoo yang sedang membersihkan spermanya.

"Waw." Satu kata keluar dari orang yang baru saja memergoki dirinya. Itu laki-laki. Berambut biru, dengan anting-anting di telinganya. Pundaknya lebar menutupi tubuhnya yang sedikit kurus. Sedang mengunyah permen karet dan menatap lurus padanya. Jangan lupakan matanya yang bisa membuat Jihoon tidak bisa berkutik. Dilihat dari seragamnya, ia seorang Alpha.

"Aku sudah membersihkanmu. Anggap saja ini sebagai balas budi karena sudah menolongku." Wonwoo sepertinya belum sadar dengan apa yang terjadi. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati Jihoon tengah menatap horor sesuatu di belakangnya. Wonwoo tersentak, jangan bilang ada guru yang memergoki mereka. Wonwoo memutar kepalanya, matanya ikut-ikuta menatap horor orang itu. Kwon Soonyoung.

Soonyong masih menatap tajam Jihoon sebelum beralih pada Wonwoo. Ia menarik sudut bibirnya sambil mengunyah permen karet dengan kuat. Ia menyeringai dan mulai menghampiri mereka berdua. "Well-well. Sepertinya ada yang bercinta tanpa sepengetahuanku. Anak kucing dan kelinci. menjijikan."

Wonwoo menjauhi Jihoon dan duduk di sampingnya, meringkuk ketakutan.

"Ada apa Soonyoung?" suara dari arah pintu sedikit banyak menolong Jihoon dan Wonwoo. Laki-laki tinggi tegap. Berambut coklat gelap dengan wajah datarnya.

"Tidak ada yang istimewa, hanya saja aku memergoki anak kucing dan kelinci sedang bercinta."

"Seorang Alpha dan Beta." Laki-laki itu ikut menyeringai dan menghampiri Soonyoung. Tak lupa ia mengabil ponsel canggihnya di dalam saku. Ia membuka aplikasi kamera dan siap memotret. "Sepertinya akan seru jika kusebarkan ke seluruh penjuru sekolah."

Masing-masing Jihoon maupun Wonwoo sama-sama tersentak. Tidak! Itu tidak bisa dibiarkan! Tidak boleh! Jihoon melirik Wonwoo yang ketakutan, sepertinya laki-laki itu kenal dengan kedua orang disana. Jihoon juga takut, tapi ia tidak bisa membiarkan laki-laki itu mengambil foto mereka.

"J-jangan. Kami tidak melakukan apa-apa." Jihoon mencoba memberikan tatapan mautnya. Biasanya Jeonghan tidak akan melawannya jika ia sudah memberikan tatapan itu.

Soonyoung menyeringai, ia mendekati Jihoon yang semakin menempel pada tembok. Sedangkan Wonwoo sedikit menjauh dari Jihoon. Laki-laki berkepala biru itu berjongkok di hadapan Jihoon.

"Soonyoung." Laki-laki tinggi itu mulai serius, begitu menyadari teman Alphanya bertingkah aneh.

Soonyoung menengok sebentar ke arah Mingyu kemudian kembali menatap Jihoon. Jihoon memeluk lututnya. Ia tidak pernah merasa begitu takut seumur hidupnya. Mata laki-laki yang di sebut Soonyoung itu seperti pedang. Tajam dan membuat Jihoon panas.

Jihoon melirik Wonwoo, mencari pertolongan. Dan laki-laki itu mengisyaratkan sebuah kode. Jihoon mengerti, ia mengedipkan matanya dan dibalas anggukan kecil oleh Wonwoo.

"Soonyoung, kita bisa memberi pelajaran kepada mereka setelah pulang sekolah. Sekarang kita harus mengambil bola basket sebelum pak Kim yang kemari untuk mengambilnya." Mingyu menggeram.

"Tidak perlu memberinya pelajaran, karena aku tak ingin melihat wajah mereka lagi." Soonyoung bangkit dan tiba-tiba menendang perut Jihoon cukup keras. Jihoon berteriak kesakitan. Wonwoo yang melihatnya segera menghampiri laki-laki kecil itu, bahkan Mingyu yang bisa melihat Soonyoung seperti itu saja mengernyit heran.

"Cepat pergi." Suara rendah Soonyoung menjadi sirine bagi Jihoon dan Wonwoo. Wonwoo segera membatu Jihoon untuk berdiri. Laki-laki itu masih memegangi perutnya yang luar biasa sakit. Tanpa mengeluarkan sepetah kata pun mereka berdua keluar dari gudang meninggalkan dua pria Alpha yang masih berdiam ditempat mereka semula.

.

.

Salam kenal. Ini Hoshiyowoo, author baru di ffn.. Berhubung ff soonhoon makin jarang ditemui, saya memutuskan untuk membuat cerita sendiri. Ini ff pertama saya, mohon bantuannya dan tolong berikan komentar yang membangun^^

Terima kasih.