Hati tidak bisa berbohong

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Hurt Comfort, Romance

Hati tidak bisa berbohong by WitWula

Pairing SasuSaku

Rated : T

.

.

.

Don't Like, Don't Read

Chapter 4

"Bagaimana bisa hilang?" tanya Sasuke datar. Sebenarnya pemuda raven itu risih dengan rambut Sakura yang tergerai.

Sakura masih memegangi rambutnya, "Di mana jepit itu?"

"Kau sedang mencari apa?" tanya Gaara pada Sakura yang muncul tiba-tiba dari arah belakang.

"Kenapa Gaara-san ada disini?"

"Setiap mau pulang aku selalu ke stasiun ini."

Gaara menatap Sakura takjub, "Rambutmu?"

"Maaf jika rambutku mengganggu." Sakura masih mencari-cari jepit rambutnya.

"Tidak," Gaara melepaskan tangan Sakura pelan dari rambutnya, "Sebaiknya kau gerai rambutmu."

Rambut Sakura kembali tergerai sempurna. "Dan," Gaara melepaskan kacamata yang digunakan gadis itu. "Kau akan cantik jika berpenampilan seperti ini." Gaara tersenyum senang.

Sasuke melotot melihat tingkah Gaara yang menurutnya semakin keterlaluan. "Apa maksudmu?"

Gaara memang tipikal pemuda yang santai dan ramah pada siapapun, sebenarnya apa yang dilakukan cowok bermata jade itu sama sekali tidak salah dan masih dalam tahap normal. Hanya saja bagi Sasuke melihat orang yang bertingkah so akrab seperti Gaara membuatnya muak.

"Sakura pakai kembali kacamatamu!" perintah Sasuke mutlak.

"Gaara-san, bisa kamu kembalikan kacamataku?"

"Ini." Gaara menyerahkan kembali kacamata milik Sakura.

Sakura kembali memakainya. "Arigatou."

Tidak lama kemudian kereta yang ditunggu Sasuke dan Sakura tiba tepat waktu.

"Ayo pergi Sakura."

Sakura mengikuti Sasuke di belakangnya. Sebelum menaiki kereta Gaara melambaikan tangannya dan tersenyum ramah kearah Sakura. "Hati-hati di jalan manis."

Sakura tersenyum malu mendengar ucapan perpisahan singkat dari pemuda berambut maron itu. Dengan tetap salah tingkah, Sakura balas melambai pada Gaara.

Jangan ditanya bagaimana reaksi Sasuke ketika di dalam kereta. Daritadi pemuda itu tetap diam tanpa berniat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Sakura. Sakura sendiri merasa heran dengan tingkah Sasuke yang menjadi kelewat banyak diam, tapi mungkin Sasuke memang sedang tidak mau diganggu dan dengan itu Sakura juga tidak mengusik pemuda itu lagi.

Begitu keluar dari kereta, Sasuke berjalan lebih cepat dan Sakura menjadi tertinggal cukup jauh darinya. Sakura sendiri tidak berniat untuk menyusul bungsu Uchiha itu, dalam pikirannya mungkin saja Sasuke sedang terburu-buru.

Drrrttt...Drrtttt...Suara dering telepon dari saku Sasuke bergetar, menandakan ada telepon masuk. "Moshi..moshii.."

"Apa?" tanya Sasuke.

"Berhentilah mengangguku Dobe!" bentak Sasuke sepihak. Lalu pemuda raven itu mematikan panggilannya.

Dari seberang telepon Naruto menatap heran ponsel orangenya. "Kenapa dengannya? Padahal aku mau memberi tahu ada latihan sore ini."

Setelah memasukan kembali ponselnya Sasuke terus berjalan meninggalkan Sakura, kali ini jalannya lebih cepat dari sebelumnya.

"Tadaima." Ucap Sakura. Sasuke sudah masuk terlebih dahulu dan sekarang pemuda itu tidak terlihat ada dimana.

"Kau sudah pulang Sakura?" tanya Mikoto yang ada di dapur tengah mengambil segelas air.

"Iya Mikoto-sama."

Mikoto melihat ke arah kantong belanja yang masih di jinjing Sakura. "Kau sudah belanja."

Sakura mengangguk. "Sudah."

"Hari ini saya harus masak apa Mikoto-sama?"

Mikoto tersenyum, "Kita masak ikan."

Sakura mengangguk sebagai jawaban.

"O, ya dimana Sasuke?" tanya Mikoto.

Sakura berpikir sejenak, "Mungkin ia sudah ada di kamarnya."

"Bisa kau panggilkan ia sebentar," perintah Mikoto seraya membuka kantong belanjaannya.

"Baik Mikoto-sama."

Sakura bergegas menuju kamar Sasuke, kamar pemuda raven itu ada di lantai dua tepat bersebelahan dengan kamar kakaknya Uchiha Itachi.

Setelah di depan kamar Sasuke, langsung saja Sakura mengetuk pintu kamar pemuda itu. "Sasuke-sama, Anda dipanggil Mikoto-sama."

Sasuke membuka pintu kamar. "Ada apa?"

"Saya sendiri tidak tahu."

"Kau masuk dulu." Sasuke menarik tangan Sakura paksa dan membawanya ke dalam kamar.

Sakura gelagapan. "Kenapa saya harus masuk dulu Sasuke-sama?"

"Duduk disini." Perintah Sasuke dan menunjuk ranjang king size miliknya.

Gadis berambut pink itu menuruti perintah Sasuke dengan mendudukan dirinya sendiri di ranjang besar pemuda raven itu.

"Buka kacamatamu." Perintah Sasuke mutlak.

Dalam hati Sakura terus bertanya-tanya tentang tingkah aneh Sasuke sejak pulang sekolah tadi, dan tanpa banyak bertanya Sakura melepaskan kacamatanya sendiri dan memegang kacamatanya.

"Berikan padaku." Sasuke mengulurkan tangannya meminta kacamata Sakura.

"Tapi,"

"Cepat!"

Dengan setengah hati Sakura memberikan kacamata miliknya. "Ini Sasuke-sama."

Sasuke mendekat, tentu saja dengan tingkah Sasuke yang tiba-tiba itu membuat jantung Sakura berdetak semakin memburu.

Tidak disangka sebelumnya ternyata pemuda raven itu memeluknya lembut. Dan ketika memeluknya Sasuke melepaskan jepit rambut Sakura yang membuat rambut pink panjang gadis itu tergerai indah.

"Sasuke-sama." Sakura ingin melepaskan pelukan pemuda itu karena ia tidak mau tindakan Sasuke hanya berupa kesalahpahaman.

"Biarkan seperti ini Sakura."

Sakura berusaha melonggarkan pelukan Sasuke, "Tapi kenapa?" Sakura tidak sanggup untuk meneruskan pertanyaannya karena rasa gugup yang melanda.

"Aku tidak suka kau bersama pemuda tanpa alis itu."

Sakura berpikir, 'Pemuda tanpa alis?' batinnya.

"Maksudmu Gaara-san."

Sasuke diam. "Tapi kenapa?" Sakura bertanya dan membiarkan pemuda itu tetap memeluknya.

Cup, Sasuke mencium bibir Sakura sekilas, "Kau milikku Haruno Sakura."

Secara tidak langsung Sasuke mengutarakan perasaannya, jantung Sakura berdetak makin memburu. Apakah ini artinya cintanya kepada pemuda itu terbalas? Sakura semakin bingung dengan perasaannya. Itu artinya ia boleh berharap, tapi benarkah apa yang dikatakan Sasuke? Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir kebingungan-kebingunan yang membuat perasaannya semakin kacau.

"Kau adalah milikku dan itu artinya kau tidak boleh bersama pemuda lain Sakura." Sasuke kembali memakaikan kacamata Sakura.

Sakura terperangah, "Aku."

"Apa."

"Aku juga mencintaimu Sasuke-sama."

"Itu artinya kau mau menuruti permintaanku."

Dahi Sakura berkerut bingung, "Permintaan?"

"Permintaan untuk menjadi kekasihku."

Sakura diam seribu bahasa. Drrrttt...Drrtttt...Ponsel Sasuke kembali berdering.

Tck. Siapa yang meneleponnya disaat seperti ini, dengan setengah hati Sasuke mengangkat teleponnya. "Moshi-moshi."

"Teme kemana saja kau, hari ini ada latihan."

"Aku tidak akan datang." Sasuke mematikan telepon yang ternyata dari Naruto.

"Dasar Teme, kenapa tingkahnya seperti gadis yang sedang PMS."

.

.

.

.

.

Bersambung.

Balasan Review

guest : Iya, terima kasih reviewnya. ^_^

Guest : Ini udah lanjut, hehe. Makasih reviewnya^_^

Bang Kise Ganteng : Makasih untuk koreksinya ka, rinci banget aku suka. Hehe.^_^ sekali lagi makasih reviewnya ka.