Sulay Fanfiction Indonesia

Chapter 13

Meet by Accident

Kim Junmyeon*Zhang Yixing

Anson

Siwon

Soo Young

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Kim Jongin

Eunji

e)(o

YAOI

MPREG!

BxB

Typo(s)

You don't meet someone by accident there's always a reason, a lesson or a blessing

Anson kembali dengan membawa buku pelajaran milik Junmyeon, Yixing menatap penuh penasaran. Sepertinya buku itu tidak asing lagi tetapi dimana dia selalu melihat buku itu. Anson tersenyum, Baekhyun menepuk tangannya memberi semangat. Begitu juga Chanyeol yang meneriakan nama Anson. Jongin, Kyungsoo dan Yifan tersenyum melihat anak kecil yang sudah berani tampil menunjukkan kepintarannya itu. Anson menarik napasnya dan semua mata memandangnya penuh cinta.

" Per…Perjanjian Pernikahan… Satu…"

" A-Ansooon!."

" Ansoon!

" Yixing! Junmyeon! Kalian mengangetkan kami saja. Kembali duduk!." Ucap Siwon

" Ta-Tapi appa…"

" Duduk!. Lanjut Anson sayang." Ucap Siwon

" Perjanjian pernikahan.. Satu tidak boleh saling melakukan kontak fisik yang bersifat intim. Apa itu intim?." Ucap Anson lugu

Semua orang memandang Anson dengan tercengang, Siwon dan Soo Young tidak mampu berkata apa-apa hanya memandang kaget Anson yang tidak mengerti.

" Kedua.. Dilarang membawa wanita baik itu teman ataupun sejenis penghibur. Untung Anson tidak setuju Daddy sewa badut. Badut kan termasuk penghibur." Ucap Anson bangga

Yixing dan Junmyeon sudah menundukkan wajahnya malu, sungguh untuk menghentikan Anson sekarang pun rasanya mereka tidak mempunyai keberanian lagi.

" Ketiga… Kita akan berpisah setelah Anson berumur enam tahun dan Anson akan diserahkan sepenuhnya kepada Zhang Yixing. Mami? Daddy? Kenapa ada nama Anson disini? Apa ini punya kalian? Daddy mami kenapa pisah?." Tanya Anson bingung

" A-Apa masih ada lagi nak?." Tanya Siwon menahan jantungnya

" Ne, ditanda tangani dengan penuh kesadaran dan tanpa rasa cinta Kim Junmyeon dan Zhang Yixing…"

Semua mata kini memandang Junmyeon dan Yixing. Suasana mendadak menjadi sepi, Anson yang tidak mengerti hanya diam setelah membaca apa yang disangkanya sebuah cerita itu.

Appa orang yang pertama kali pergi tanpa mengatakan apapun kepada Junmyeon dan Yixing. Eomma mengikutinya pergi dari acara Anson dengan sedikit menangis.

" A-Appa..Eomma.." Ucap Yixing

" Appa.. Marahlah aku jangan diam… Appa..Eomma…" Ucap Junmyeon

Siwon dan Soo Young tetap melanjutkan jalan nya untuk menuju mobil dan supir yang sudah menunggu mereka. Pergi tanpa berkata apapun ataupun mencium Anson seperti biasanya. Perasaan mereka terlalu hancur mengira bahwa Yixing dan Junmyeon telah menerima takdir mereka untuk menjadi orangtua Anson tampaknya sebuah sekedar angan-angan belaka.

Baekhyun menggendong Jiwon dan meminta Chanyeol untuk berdiri mengikutinya, Yixing yang masih kaget atas kepergian Siwon dan Soo young. Menatap sahabatnya itu dengan air mata penyesalan.

" Baek…"

" Yixing.. Aku tidak menyangka kalian sanggup berbuat seperti ini. Sungguh ini sangat melukakan hati kami. Kalian tahu Anson sudah kami anggap sebagai anak sendiri? Karena Anson jugalah kami bersatu. Alangkah sangat menyedihkan anak sekecil itu hidup dibawah sandiwara kalian. Aku sangat kecewa denganmu Yixing." Ucap Baekhyun

Chanyeol hanya diam menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Junmyeon memandanginya berharap ia akan mengerti dengan kondisinya. Mengikuti Baekhyun dan Jiwon yang pergi dengan isakan dari Baekhyun.

Anson terdiam tidak mengerti mengapa tamu nya satu persatu pergi meninggalkan acaranya. Jiwon yang menatap dirinya sama herannya karena papih dan mamih nya membawanya pulang kerumah. Jongin mendekati Anson memeluknya dan menenangkan.

" Apa paman mau pergi juga?." Tanya Anson

" Tidak Anson.."

" Kenapa haraboji dan halmoni pergi? Paman Chanyeol tante Baekhyun dan Jiwon juga."

" Anson, semuanya sayang dengan Anson. Begitu juga haraboji dan halmoni. Mereka pulang bukan mau meninggalkan Anson."

" Apa daddy dan mami juga akan pergi meninggalkan Anson? Mengapa mereka mau berpisah? Apa karena Anson nakal?." Tanya Anson

Jongin terdiam mendengar perkataan Anson, tidak tahu harus menjawab apa. Anson terlalu pandai untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya.

" Paman... Anson mau tinggal bersama haraboji. Antar Anson kesana." Ucap Anson kepada Jongin

" Anson.. Jangan nak.. jangan tinggalkan mami.." Yixing memegang tangan Anson erat

" Anson mau jadi anak baik, Anson akan belajar banyak dirumah Haraboji dan Halmoni. Anson janji pada mami dan daddy."

" Jongin, bawalah Anson." Ucap Junmyeon

" Junmyeon!..."

" Biarkan Yixing, Anson tidak harus berada di tengah-tengah kekacauan kita." Ucap Junmyeon sedih

Jongin mengangguk kepada Junmyeon, memegang tangan Anson untuk keluar menuju mobilnya. Serta memegang tangan Kyungsoo untuk membawanya pergi. Junmyeon diam kali ini dia hanya bisa memandang Anson pergi dari sisinya. Yixing menangis melihat anak nya menurut pergi darinya. Apa Anson dengan pikirannya ingin belajar lebih baik ataupun pergi karena kecewa dengan kelakuan Yixing dan Junmyeon.

Yifan menyusul bangun dari tempat duduknya dibelakang, memandangi Yixing yang menangis dengan penyesalan. Hatinya ikut merasa sedih. Seakan mengatakan bahwa dia dapat membahagiakan Yixing lebih dari yang Junmyeon lakukan.

" Jaga dia atau dia ku ambil. Setidaknya aku memiliki kesempatan itu." Ucap Yifan kepada Junmyeon dan mendekat kepada Yixing. Mengangkat dagu Yixing dan menatap Yixing yang masih menangis.

" Biarkan aku berusaha mendekatimu dan membuatmu bahagia."

Junmyeon hanya mampu memandangi Yixing mendapat kontak fisik dari Yifan. Kini semua orang tahu antara dia dan Yixing hanya sebuah ikatan pernikahan yang akan segera berakhir.

Berharap Yixing tetap disisinya sementara dirinya hanya mampu membuat Yixing dan Anson menangis? Sama layaknya melemparkan dirinya sendiri di kandang singa.

.

.

Pagi hari tanpa derap kaki dan suara teriakan, Yixing biasa di pagi hari membuatkan sarapan untuk Junmyeon. Mengolesi mentega pada roti kemudian memanggangnya. Junmyeon dengan sedikit sungkan duduk di kursinya. Sejak berakhirnya pesta Anson hingga pagi ini mereka tidak ada saling berbicara satu sama lainnya. Junmyeon yang sadar diri mengambil bantalnya dan tidur di sofa bersama saluran televisi yang hidup hingga pagi. Sedangkan Yixing tidak keluar dari kamarnya hingga pagi ini. Yixing meletakkan roti panggang ke piring dan memberikannya ke Junmyeon. Duduk di kursinya dan menundukkan wajahnya.

" Nanti aku akan kerumah appa." Ucap Yixing

" Untuk apa? Biarkan Anson disana dulu." Ucap Junmyeon

" Aku akan mengakui bahwa surat itu adalah ideku. Dan aku siap dimarah mereka." Ucap Yixing

" Yixing… Tidak, kau tidak perlu melakukan hal itu. Aku akan mencari jalan penyelesaiannya. Kau sabar ya." Ucap Junmyeon menenangkan Yixing

" Junmyeon…"

" Ne.."

" Sebentar lagi.."

Junmyeon menatap Yixing yang masih menunduk, ia tahu arah pembicaraan Yixing menuju perpisahan mereka. Topik yang bertahun-tahun ini Junmyeon harapkan tidak pernah muncul di antara mereka.

" Apa kau bahagia kita akan berpisah?." Tanya Yixing lagi

Yixing semakin menunduk, Junmyeon tahu Yixing tengah menangis perlahan-lahan. Mengingat sudah keberapa kalinya Junmyeon membuat nangis Yixing. Rasanya tidak mungkin bisa di hitung dengan sepuluh jari. Bertahun-tahun yang seharusnya Junmyeon isi dengan rasa syukur karena memiliki Yixing dan Anson malah dipenuhi dengan tingkahnya yang selalu membuat Yixing sakit hati dan menangis.

Mungkin benar perkataan Yifan, dia tidak sanggup membahagiakan Yixing dengan sebagaimana mestinya. Bukankah suatu keegoisan untuk menahan Yixing tetap bersama dirinya. Lagipula memang Yixing mengkhendaki perpisahan ini jauh lama. Rasa tersiksa mungkin yang dialami Yixing selama bertahun-tahun hidup bersama dirinya. Hanya itu yang terulang-ulang di pikiran Junmyeon kini. Junmyeon bangkit berdiri, meninggalkan Yixing dengan pertanyaannya. Tidak ingin menjawab karena Junmyeon tahu jawabannya untuk mengatakan bahwa dia tidak ingin berpisah hanyalah menambah duka Yixing.

Yixing menumpahkan airmatanya setelah pintu depan terdengar tertutup. Junmyeon memilih pergi meninggalkannya tanpa menjawab pertanyaannya. Mungkin sebagai pertanda bahwa pertanyaan Yixing tidak untuk dijawab. Tentu saja Junmyeon sangat bahagia dan merasa lega dengan perpisahan ini. Junmyeon pernah memiliki pasangan seorang wanita, bahkan jauh sebelum mengenal Yixing. Seseorang yang jauh lebih sepadan untuk berdampingan dengan seorang Kim Junmyeon. Sedangkan dirinya tetaplah seorang laki-laki. Walaupun ia dapat merasakan hamil dan melahirkan seorang anak. Bukankah perjanjian yang dia buat itu karena ia merasa pesimis dengan dirinya yang berdampingan dengan seorang Kim Junmyeon.

" Anson…" lirih Yixing

" Junmyeon… Apa aku harus jujur denganmu tentang perasaanku." Sambung tangisan Yixing

.

.

Dengan bersimpuh di bantalan berwarna maroon Junmyeon menundukkan wajahnya. Tidak berani memandang wajah kedua orangtuanya. Junmyeon memutuskan untuk menemui orantuanya sendiri. Ia merasa bahwa dia adalah kepala keluarga, sudah seharusnya dia mempertanggungjawabkan apapun yang terjadi di dalam keluarganya.

Soo Young menatap putra satu-satunya didepannya. Memandang sedih memikirkan cucunya satu-satunya. Cucunya Anson yang baru saja ditemaninya untuk belajar menulis. Anson mirip Junmyeon, senang mempelajari sesuatu dan cepat menguasai hal baru. Teringat perkataan cucunya bahwa dia akan pulang kembali kerumah setelah ia dapat menjadi sesuatu yang membanggakan untuk kedua orangtuanya. Ia tidak tahu bahwa orang tuanya sendiri yang memiliki limit untuk tetap menemaninya bersama-sama. Soo Young memalingkan wajahnya, menghapus airmatanya.

" Appa..Eomma.. Tolong maafkanlah kami. Jika itu terlalu sulit, cukup maafkan Yixing saja. Karena…Karena…Perjanjian itu aku yang buat." Ucap Junmyeon

" Hiks Myeoni…"

Siwon menahan amarahnya, kalau ingin mengikuti hatinya. Mungkin sebuah tamparan sudah mendarat di pipi Junmyeon. Tapi ia tidak ingin semakin memperkeruh suasana. Menahan segala emosinya antara marah, kecewa dan sedih. Lebih baik daripada ia harus memukuli Junmyeon.

" Jadi sebenarnya apa mau mu?. Tanya Siwon

Junmyeon tidak menjawab, ia semakin menundukkan wajahnya.

" Kenapa kau menginginkan perpisahan Junmyeon? Appa memang tahu kelakuan mu yang kekanak-kanakan. Tapi appa tidak tahu kalau kau sanggup berpikir seperti ini. Apa kau tidak memikirkan nasib Anson nantinya?."

" Aku tahu aku salah Appa."

" Apa kau tidak ingin mengubah perjanjian itu Myeoni? Bukankah kau sendiri yang buat? Batalkan saja." Ucap Soo Young mengebu-ngebu

Junmyeon kembali tidak menjawab pertanyaan eomma nya, bukan dia yang membuat perjanjian itu. Ingin hatinya memang dia tidak ingin berpisah dengan Yixing. Walau bagaimanapun dia telah jatuh hati kepada orang yang melahirkan anaknya itu. Ia juga tidak akan sanggup berpisah dengan Anson. Jika dahulu ia menyetujui surat perjanjian itu karena tidak ingin membuat Yixing terus salah paham dengannya. Apa masih ada waktu untuk membatalkan semua ini. Hanya keajaiban yang Junmyeon rasakan mampu mengubah semuanya.

" Apa Yixing tidak mencintaimu?." Tanya Soo Young lagi penuh harap

" Berhentilah berharap. Yixing lebih baik mendapatkan seseorang yang lebih pantas untuknya. Ucap Siwon sambil meninggalkan Junmyeon dan Soo Young

Apa yang appanya katakan benar-benar menohok perasaannya. Yixing berhak mendapatkan seseorang yang lebih pantas untuknya. Junmyeon meminta pamit kepada eommanya. Tidak menyapa Anson hanya melihat dari pintu kamar Anson, dia sedang menulis dan belajar.

" Maafkan daddy selama ini berharap kau tidak cepat tumbuh besar. Daddy Cuma tidak mau cepat berpisah dengan mamimu." Ucap Junmyeon pelan.

.

.

Ruangan bekerja Yixing sama sepinya dengan rumahnya, tidak berkonsentrasi dan hanya mampu merenung. Teman sebelahnya menggantikan bunga di meja Yixing dengan tersenyum menyemangatinya. Yixing membalas dengan anggukan kecil dan senyum tipis. Pintu terbuka tampak Yifan masuk mendekati meja Yixing.

" Bunga yang bagus.." ucap Yifan

Yixing mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Yifan.

" Keluar sebentar? Ada yang ingin kubicarakan." Ajak Yifan

Yixing mengangguk lagi dan berdiri, sesungguhnya ada yang ingin Yixing katakan dengannya juga.

Yixing memilih untuk duduk di taman yang bunga di pohonnya sedang menanti untuk menyambut musim semi. Musim yang biasanya Yixing pergunakan untuk berpiknik bersama Junmyeon dan Anson. Anson akan berlari-lari di sekitaran pohon dan Junmyeon dengan bodohnya akan berpura-pura menjadi seekor anjing yang mengejar Anson. Yixing tersenyum mengingat kenangan-kenangan manisnya.

" Senyummu indah, tahukah kau?." Tanya Yifan

" Eh terimakasih.." ucap Yixing

" Yixing… Apa terlalu cepat jika aku mengatakan bahwa aku tertarik dengan mu?." Yifan memandangi Yixing serius

" Yifan…"

" Tidak perlu dijawab sekarang. Aku bisa menunggu hingga tahun depan." Ucap Yifan

" Ani. Aku yang tidak bisa menunggu Yifan." Ucap Yixing

" Eh?."

" Bertahun aku hidup dirumah tangga seperti ini. Perasaan menyukai saja tidak cukup."

" Aku bisa mencintamu, sekarang juga bisa." Ucap Yifan cepat

" Percayalah, aku sudah lelah dengan rasa cinta satu arah. Aku tidak bisa menerima mu. Kau layak mendapatkan seseorang yang bisa membalas cintamu juga. Dan mungkin… Aku akan mengambil cuti. Berkas mu akan kupindahkan ke Yeri. Mianhe."

" Apa kau menjauhi ku?."

" Saat ini aku hanya butuh ketenangan. Mianhe Yifan."

.

.

Yixing masih menunggu Junmyeon dirumahnya, tanpa Anson dan Junmyeon keadaan rumah sangatlah sepi. Kadang Yixing rindu berteriak kepada Junmyeon ataupun rebutan kamar mandi layaknya bertahun-tahun ini. Namun kini Junmyeon semakin menjadi pendiam. Memakan makanannya dengan diam dan cepat pergi begitu sarapan selesai. Pulang kerumah ketika sudah malam dan bersiap untuk segera tidur. Tidak banyak komunikasi yang dilakukan mereka, bahkan Yixing bisa menghitung berapa banyak kalimat yang keluar dari Junmyeon.

Suara pintu terbuka terdengar, Junmyeon pulang dengan wajah lelahnya. Yixing mencoba tersenyum. Setidaknya sejak Anson masih betah dirumah kedua orang tua Junmyeon, Yixing berusaha untuk tetap bahagia. Menerima bahwa itu kemauan dari Anson sendiri.

" Kau sudah pulang?. Ayo makan aku masak….."

" Aku ingin mandi saja lalu tidur." Ucap Junmyeon sambil melalui Yixing

" Junmyeon…Ayolah makan… Aku menunggumu.." Pujuk Yixing

" Makanlah, aku hanya ingin mandi." Ucap Junmyeon

" Junmyeon! Bukan hanya kau yang kehilangan Anson aku juga! Aku rindu dengannya! Sekarang kau menghindariku. Aku tahu ini semua kesalahanku. Karena akulah surat perjanjian itu ada." Ucap Yixing

Junmyeon diam ditempatnya, mendengar perkataan Yixing. Sesungguhnya dia ingin membalik badannya dan memeluk Yixing. Namun perkataan appanya terus terngiang di telinganya. Yixing berhak mendapatkan yang lebih baik. Junmyeon meneruskan langkahnya, memutuskan tidak jadi mandi melainkan langsung ke kamar.

" Hiks… Mengapa mereka semua menjauh dariku hiks.."

Junmyeon menutup pintu kamarnya, berusaha sekuat tenaga tidak berlari mendekati Yixing dan mendekapnya. Sudah seharusnya dia menjauhi Yixing. Agar orang yang disayanginya itu mendapat yang lebih pantas sekedar dirinya.

.

Yixing tertidur dibawah sofa dengan pipi sembab nya. Junmyeon yang belum bisa memejamkan matanya keluar dari kamarnya. Menghampiri Yixing yang sudah tertidur karena lelah menangis.

Mengusap air mata Yixing yang melembabkan wajahnya.

" Mianhe Yixing…"

Junmyeon mengangkat tubuh Yixing, membawanya ke dalam kamar. Tangan Yixing melingkar di leher Junmyeon, Junmyeon membiarkannya. Meletakkanya perlahan di kasur agar Yixing tidak terbangun. Yixing tidak melepaskan tangannya di leher Junmyeon.

" Don't go…" Bisik Yixing diiringi isakan

" Never.." Balas Junmyeon

Junmyeon menghapus airmata Yixing kembali, mendaratkan ciumannya ke bibir Yixing. Tidak ada penolakan dari Yixing. Junmyeon semakin meresapi ciumannya. Ciuman pertama dalam keadaan dua-dua tengah sadar.

Bibir Junmyeon memulai lumatan pada bibir Yixing, Yixing membalas dengan lumatan serta mengubah posisi tangannya yang kini jari-jari tangannya sudah berada di antara rambut hitam Junmyeon.

Bukan pertama bagi mereka, tapi nyatanya inilah hubungan paling intim yang mereka rasakan. Sejak proses pembuatan Anson yang tidak mereka ingat sama sekali.

" Apa boleh?." Tanya Junmyeon melepaskan ciumannya

Yixing tahu kemana pembicaraan Junmyeon, Yixing mengangguk sebagai jawabannya. Tapi Junmyeon tetap diam menunggu bibir Yixing berbicara dan memutuskan.

" Ne Junmyeon." Ulang Yixing

Junmyeon melepaskan satu persatu kemeja Yixing, memang sejak Yixing diterima kerja sebagai pengecara dan ia tidak pernah berhenti memakai kemeja-kemeja ketatnya. Junmyeon hampir setiap hari membayangkan dapat membuka kancing baju Yixing. Beruntunglah kali ini mimpinya akan terwujud, entah mengapa malam ini Yixing masih mengenakan salah satu kemeja ketatnya.

Yixing tersenyum malu-malu, setelah bertahun-tahun tidur satu kasur rasanya baru kali ini Junmyeon melepaskan baju dan mandangi badannya dengan seksama. Junmyeon mencium leher Yixing.

" Junmyeon..Gelii…"

Bukan menghentikannya Junmyeon semakin mencium dan meresap leher Yixing. Menggigitnya dan menyedot perlahan.

" Eeunghh…" erangan Yixing yang tidak mampu ditahannya.

Junmyeon membuka sendiri bajunya, masih berada di atas tubuh Yixing. Mencium Yixing kembali dengan panas, Yixing adalah miliknya sekarang, nanti dan selamannya.

Yixing membiarkan Junmyeon melepas sisa pakaiannya. Yixing dapa mencium segala aroma yang dihasikan dari tubuh Junmyeon. Aroma yang selalu ia sukai sepanjang ia mengenal Junmyeon. Aroma yang selalu dirindukan Yixing ketika Junmyeon memutuskan mengikuti wamil dahulu.

Yixing mencengkram pinggiran kasurnya, Terasa sakit dengan apa yang tengah dilakukan Junmyeon dibagain bawah badannya.

" Apa sakit?." Tanya Junmyeon

" Lanjutkan saja.." Ucap Yixing

Junmyeon mengangguk dan tersenyum kepada Yixing. Mencium Yixing kembali sambil terus mencoba memasuki bagian bawah Yixing.

" Aaahkk.."

Junmyeon diam tidak melanjutkan usahanya yang setengah jalan telah masuk itu.

" Junmyeon.. bergeraklah perlahan.."

Setelah menerima persetujuan Yixing Junmyeon menggerakkan miliknya perlahan.

" Jangan perlahan…" Ucap Yixing lagi

Junmyeon tersenyum paham akan maksud Yixing, dengan cepat ia menuruti keinginan pasangannya itu. Segera Junmyeon menujamkan miliknya sedalam mungkin dengan tempo.

" Aaahh..Aaahh.." desahan kesakitan Yixing kini berubah menjadi erangan nikmat.

Disela tumbukan pinggulnya, Junmyeon mengelus rambut Yixing. Menyesali mengapa baru sekarang mereka merasakan seperti ini.

" Juunmyeeoon…"

" Sama-sama." Jawab Junmyeon

" Aaagghh…"

Junmyeon menahan tubuhnya dengan tubuh Yixing. Menjadi satu antara keringatnya dan keringat Yixing.

" Gomawo…" Bisik Junmyeon di telinga Yixing.

Junmyeon membaringkan tubuhnya disebelah Yixing mendekap orang yang paling disayangnya dan dicintainya selain Anson. Yixing mengangguk dan memegang tangan Junmyeon erat. Tidak ada pernyataan cinta layaknya remaja yang sedang jatuh cinta. Hanya perlakuan layaknya dua orangtua yang tengah berkelahi kemudian berbaik kembali diatas ranjang. Yixing tahu, Junmyeon sudah mulai berubah layaknya seorang suami dan seorang ayah.

.

.

Beberapa bulan kemudian….

Dengan masih setia Jiwon memandangi Anson yang tengah menuliskan beberapa kata-kata untuknya. Sebenarnya Jiwon meminta Anson untuk menggambar anak ayam. Tapi malah Anson mengatakan dia akan membuatkan cerita tentang seekor anak ayam untuk Jiwon. Bagi Jiwon apapun itu asal Anson yang membuatkan untuknya.

" Ini Jiwon." Ucap Anson memberikan selembar kertas untuk Jiwon

" Apa ini Jiwon tidak tahu oppa."

" Ini cerita untuk Jiwon, nanti Anson hyung akan bacakan ne." ucap Anson tersenyum

" Ne oppa." Ucap Jiwon bahagia.

Baekhyun dan Yixing menatap anak-anak mereka yang asik sendiri. Baekhyun menyeduh teh untuk Yixing, hal yang seharusnya dilakukan Yixing karena dia adalah tuan rumah. Tetapi karena ini adalah Baekhyun membiarkannya sesuka hati daripada menyusahkan dengan omelan-omelannya lebih menguntungkan bagi Yixing.

" Jadi Junmyeon sebentar lagi lulus ne? akhirnya." Ucap Baekhyun

" Ne, segeranya dia akan menyusul Chanyeol."

" Lalu apa komentar mertuamu?."

" Soal apa?."

" Soal apa? Apa perlu aku bertanya lebih jelas?."

" Ne Baekhyun soal apa? Hubungan kami sangat baik."

" Ditambah lagi karena kau sekarang tengah mengandung lagi kan?." Tanya Baekhyun sewot

" Haha, jadi kapan kau akan menyusul kami?." Tanya Yixing mengusap perutnya

" Ne betul kita harus menyusul mereka secepat mungkin." Ucap Chanyeol yang baru datang dengan Junmyeon.

" Oh diamlah Park! Aku hanya memberikan kakak untuk Jiwon bukannya adik!." Jawab Baekhyun

" Bagaimana caranya?." Tanya Chanyeol lugu

" Pikirkan sendiri." Ucap Baekhyun meninggalkan Chanyeol.

Junmyeon duduk disamping Yixing, mengusap perut Yixing yang sudah membesar dengan bahagia. Chanyeol memandang keduanya dengan iri.

" Kalian sudah mendapat undangan Jongin dengan Kyungsoo?." Tanya Chanyeol menghilangkan kedengkiannya

" Sudah, aku sudah dapat memprediksi nama anak mereka nantinya." Ucap Junmyeon

" Rainbow cake? Nastar? HAHA ." Tawa Chanyeol

" Bukan…tapi brownies hahah." Jawab Junmyeon

" Sampai kapan kalian berhenti mengolok-ngoloknya?." Tanya Yixing kesal

" Sampai mereka mendapatkan good looking Jongin. Mereka iri dengan Jongin Yixing" Jawab Baekhyun

" Tidak siapa yang iri."

" Benar kami tidak iri."

" Oh ya kalian iri. Dan hentikan, Yixing mengapa wajahmu aneh seperti itu."

" Sepertinya… Aku mau melahirkan…"

" Oh tidak ini masih tujuh bulanmu!." Ucap Baekhyun

" Daddy mami kenapa? Apa adik Anson menendang lagi?. Tanya Anson

" Yixing? Apa benar?."

" Ne Junmyeon cepaaaat!."

" Cepat buat apa?."

" CEPAT ANTAR AKU KE DOKTER JUNMYEEEON!."

" CHANYEOL! Mana kuncimu?."

" Kunci rumah ku kan dengan Baekhyun!."

" KUNCI MOBIL..KUNCI MOBIL!."

" Ayo kita pergi sekarang!."

" Jiwon ikut..jiwon ikut.."

" Daddy Anson bawa tas yang mami sudah siapkan!."

" Baekhyun gendong Jiwon! Hentikan memoles bedakmu!."

" Kyaaak cukup gendong aku ke mobil KIM JUNMYEON!."

End

*JANGAN LUPA REVIEW KAKA^^*

Ga tau mau ngomong apa T.T

Maaf lama upload authornya lagi galau hiks hiks

Maaf kalau ending nya ga sesuai dengan harapan kalian

Mood bener-bener lagi kacau daripada gantungin pembaca sampai kapan ga jelas lebih baik aku end kan aja T.T

Sebenarnya dari akunya masih pengen 3 chap lagi haha tapi yah T.T huaa ga tau dah kenapa dengan mood aku nih T.T

Ok abaikan wkwkw^^

I'll be missing you all T.T

Bye bye!

Terimakasih buat:

Pembaca dan yang Review FF ini ditulis dari awal yah:

Lione Liem, SFA30, D'eXcrusius Paripachuka, D14napink, Guest09, Xiao Yueliang, Kim Raein, Angsongsaening, Cici Fu, Samuel903, Twilightside, Xingbaobei, SLS, Cumberbatch's, Anson, Titie Zhang, HappyVirusByun, Yxingbunny, MicoPark, Pearl Luce, Choi, MinieZhang, Dhelsyi edafos, Emanggueanaknakal, AuliaMRQ, ,Otps-daughter, dearssi, Rikaexo, Chole, KittiToKitti, Neriyura, Yixingcom, ParkNada, Yeojaakoriya23, AakJendol, SilentB, YiiraW, Jang Ha Na, Heather Amaranth, , SayangSulay, Nanalavender, Naruhina Sri Alwas, Zhangkjm22, Adindallss, Qwertyxing, Hyung, Sulay, ChennyChen, Xiangbaobei, NamaKamu, Adeknya Mas Icing, Hkysg, SariPutri383, HyeJinPark, Heeriztator,Exxxoel, ADFVNHGFKYHBF dan para GUEST!

Makasih makasih makasih sudah sudi membaca dan mereview. Memberitahu kesalahan dan semangatnya! Sayang semua nya!

Bye bye!