Cerita Sebelumnya

Mingyu tak sengaja menyentuh payudara Wonwoo saat tidur, Wonwoo yang sensitif merasa risih dan refleks mengamuk walau Mingyu adalah kekasihnya.

"Sayang ampun! Aku tidak sengaja!" Mingyu mohon ampun, ia langsung bangun guna menghindari amukan Wonwoo dipagi hari.

"Ampun sayang, aku minta maaf." Mingyu terus menghindar pukulan bantal dari Wonwoo. Wonwoo yang mulai lelah terdiam, nafasnya masih memburu dengan tatapan datarnya mengarah ke Mingyu. Saat akan memukul lagi, Mingyu menghadapinya kemudian merebut bantal yang dipegang Wonwoo dan menepisnya, saat itu juga ia memeluk erat Wonwoo bertepatan dengan Jihoon yang panik dengan keributan dipagi hari.

"Wonwoo-ya, Mingyu gwenchana?" Jihoon mengetuk pintu dari luar.

"Maaf sayang, maaf." Mingyu memeluk dan membisikkan permintaan maaf sembari mengelus rambut dan mengecup kepalanya Wonwoo.

"Tenang ya, tidak enak kan kita bertengkar dirumah orang, maaf ya." Mingyu menangkup wajah Wonwoo dan mereka saling menatap satu sama lain.

"Coba kamu periksa ada yang lecet tidak? Kalau kenapa-kenapa aku siap tanggung jawab." Mingyu tersenyum sambil menatap Wonwoo. Wonwoo yang masih marah memandang gemas, ia refleks meremas 'adik' Mingyu.

"Oooohffffpppttt." Mingyu membungkuk memegang kemaluannya, mengambil bantal kemudian memeluknya dan duduk menyender sambil menunduk meredakan sakit, , meremas bantal. Wonwoo pergi meninggalkan Mingyu karena Jihoon mengetuk kamarnya terus.

.

.

.

Goes to Jeju Island (II)

.

.

.

Jihoon dan Seungkwan tidak mengerti apa yang terjadi didalam. "Biarkan mereka menyelesaikan masalahnya." bisik Jihoon berlalu menuju kamarnya.

"Ya, bagaimana kalau didalam terjadi pembunuhan?"

"Tidak akan, Kwannie." Jihoon meyakinkan Seungkwan.

Mereka kembali ke kamar masing-masing.

Sementara didalam kamar Wonwoo. Mingyu masih memeluk bantal, Wonwoo merapihkan futon kemudian menyimpannya didalam lemari. Ia menghampiri Mingyu.

"Mingyu… Mingyu…" panggil Wonwoo manja.

"Hmm, kenapa?" Mingyu menengadahkan kepalanya sambil meringis masih merasakan nyeri.

"Mingyu…." Wonwoo memajukan bibirnya.

"Sini sayang." Mingyu menarik tangan Wonwoo menyuruh untuk duduk dipangkuannya dan Wonwoo menurut.

"Sayangku, aku kasih tahu ya. Kamu kalau mau pegang ya pegang saja, jangan diremas seperti tadi. Aku masih ingin punya anak sama kamu." Mingyu menyampirkan rambut ke belakang telinga Wonwoo.

"Habisnya aku kesal sama kamu." Wonwoo mainkan jari telunjuknya ke ujung hidung mancung Mingyu.

"Iya sayang, kan aku sudah minta maaf hmm." Mingyu menyolek hidung mancung Wonwoo.

"Iya aku juga minta maaf." Wonwoo tersenyum.

"Udah dilihat? Lecet tidak? Sama tidak ukurannya?" pandangan Mingyu tertuju ke dada Wonwoo.

"Yang kamu pegang semaleman masih berasa nyut-nyut." ujar Wonwoo manja sambil memegang bagian yang telah Mingyu pegang.

"Mana coba aku lihat, kalau besar sebelah yang sebelah lagi aku pegang lagi biar sama ukurannya."

"Issshh apaan sih" Wonwoo memukul gemas dada Mingyu lalu memeluknya. Mingyu mengecup pundak Wonwoo dan membelai rambutnya sambil tertawa. Wonwoo beranjak dari pangkuan Mingyu.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau mandi, mumpung kamar mandi kosong setelah itu cuci baju kamu biar kalau pulang, baju kotor kamu sedikit."

"Nanti kamu lelah sayang." Mingyu menghampiri Wonwoo mencium keningnya.

"Aku cuma berusaha jadi yang terbaik." ujar Wonwoo malu-malu kemudian keluar kamar menuju kamar mandi.

"Ya ampun kenapa dia begitu menggemaskan, sebentar marah, sebentar ngambek, sebentar manja." Mingyu tersenyum melihat tingkah Wonwoo.

.

.

Saat sarapan, Seungkwan menelepon Vernon untuk makan bersama. Mereka berenam berkumpul. Mata Seungkwan tidak lepas melirik ke arah Wonwoo dan Mingyu, begitu pula dengan Jihoon. Tapi yang sedari tadi diperhatikan sangat tenang menikmati sarapan, malah sesekali Wonwoo menambah lauk ke mangkuk Mingyu dan Mingyu akan tersenyum sambil mengusak rambut Wonwoo, dan raut wajah Wonwoo akan bersemu merah. Soonyoung merasa ada yang aneh pada Jihoon dan Seungkwan, ia mengikuti arah pandang mereka berdua ternyata sedang melihat kemesraan kedua sahabatnya.

Soonyoung mengikuti sikap Wonwoo memanjakan kekasihnya. Ia menyuapi Jihoon yang duduk disebelahnya, lalu tersenyum dan mengusak rambut Jihoon seperti yang dilakukan Mingyu pada Wonwoo. Jihoon hanya diam dan tersadar disangkanya ia merasa iri, lalu ia mencubit kekasihnya. Soonyoung menjadi bingung kenapa Jihoon jadi marah, Seungkwan yang melihatnya tertawa geli.

.

.

"Hari ini aku mohon bantuan kalian semua, karena sedang musim liburan banyak turis yang berkunjung ke Pulau Jeju. Aku sudah dikontak oleh Tour Guide yang membawa rombongan untuk mampir kesini. Jihoon dan Wonwoo aku tugaskan memberi sample kepada para turis, Soonyoung dan Mingyu berjaga di rak sebelah sana." Seungkwan memberikan briefing.

"How about me, honey?" Vernon bingung tidak diberi tugas.

"Kamu diam saja, terakhir kamu membantuku disini malah terjadi keributan."

"Hey, sewaktu itu bukan karena kesalahanku honey."

"Sudah-sudah sebentar lagi bakal ada yang datang, oke." Seungkwan malas berdebat.

Tak lama rombongan datang, setelah berbincang dengan Tour Guide para turis masuk kedalam toko.

"Selamat datang, nama saya Boo Seungkwan selaku pemilik toko. Disini menjual berbagai cemilan khas dari Pulau Jeju yaitu olahan dari jeruk. Silahkan dilihat-lihat, sample akan saya berikan gratis. Beli cokelat 5 box saya kasih bonus 1 box dengan harga yang sama. Ada pertanyaan bisa tanya-tanya dengan saya boleh." ujar Seungkwan panjang lebar sembari tersenyum. Jihoon dan Wonwoo melayani dengan memberi sample untuk dicicipi.

Beberapa turis tidak tertarik dengan sample, ia malah mendekati Mingyu dan Vernon yang berdiri berdekatan.

"Ah dia tampan sekali, ah ya ampun ternyata disini ada pria tampan. Sejak menginjakkan kaki di Jeju hanya batu-batu yang aku lihat." Mingyu hanya tersenyum didatangi 2 turis remaja putri.

"Oppa bagaimana kalau kita foto?"

"Eh foto?" Mingyu bingung sembari melirik ke arah Wonwoo yang sedang sibuk melayani turis.

"Hmm tapi saya bukan artis."

"Ya, yang ini juga tampan. Mereka berdua mirip idol yang sedang naik daun itu." ujar temannya menunjuk Vernon.

"Ah benar aku juga berfikir begitu, mereka mirip rapper itu kan? Ayo sebentar saja kita foto."

Mingyu menatap Vernon bingung. "Okay ladies, setelah foto kalian harus belanja yang banyak ya." Vernon menyetujui permintaan turis.

"Okey." jawab kedua gadis itu lalu mereka berfoto bersama.

"Ya, aku juga mau foto." ujar turis lain lalu menjadi heboh. Mingyu dan Vernon dikerubungi turis yang mayoritas remaja putri. Seungkwan menepuk jidatnya, Jihoon dan Wonwoo hanya bisa melongo. Soonyoung yang berdiri agak jauh juga bingung.

"Oppa, aku juga minta foto." seorang gadis kecil menarik baju Soonyoung.

"Eh foto sama aku? Kenapa?"

"Oppa mirip idol kesukaan aku, yang jadi leader team performance. Ia jago ngedance." gadis kecil itu tersenyum.

"Begitukah? Aku mirip dia? Baiklah." Soonyoung menuruti permintaan gadis kecil itu.

"Harap tenang ya ladies, beli 10 box cokelat gratis foto bersama saya atau teman saya oke." otak bisnis Vernon jalan melihat kesempatan.

"Tenang saja, aku akan borong yang banyak." ujar turis yang lain.

Benar saja, dagangan Seungkwan laris manis berkat pria tampan. Hingga pasokan menipis dan mereka sibuk menata isi dagangan saat toko sepi.

.

.

Seungkwan mengajak berkeliling Jeju, sebagai hadiah karena sudah dibantu berjualan. Mereka berenam naik mobil SUV milik Vernon. Dengan Vernon dibelakang kemudi, Seungkwan disampingnya. Pasangan SoonHoon dibangku tengah dan Mingyu beserta Wonwoo dibangku paling belakang.

"Tujuan kita kemana honey?" Vernon melirik kekasihnya, tapi Seungkwan cuek.

"Seopjikoji" jawab Seungkwan singkat.

"Hey, kamu marah? Aku kan sudah bilang that's not my fault honey." Vernon mencubit gemas pipi Seungkwan, karena kekasihnya cemburu dengan turis yang datang lebih mendekati Vernon yang notabene mempunyai paras yang tampan.

"Come on, tidak enak kan sama yang lain." Tak lama Seungkwan tersenyum.

"Okay, sekarang kita menuju Seopjikoji Coast melihat pemandangan laut Jeju yang cantik, perjalanan kali ini akan dipandu oleh Guide yang berpengalaman dan cantik yaitu saya sendiri." Seungkwan menjadi ceria lagi, ia menjelaskan menengok ke belakang, Vernon tersenyum geli.

"Apa perjalanan kita jauh?" tanya Jihoon.

"Aniyo, jalanan disini lengang dan lebar jadi kita akan cepat sampai, Wonwoo mana?" mata Seungkwan mencari ke bangku belakang.

"Ah, dia tertidur" jawab Mingyu yang sedang mengelus rambut Wonwoo yang tidur dipahanya.

"Oohh… mereka mesra sekali." Seungkwan berkomentar lirih.

"Yak, mereka memang seperti itu." Soonyoung terkekeh geli.

Tak lama mereka sampai ditempat yang dituju, berjalan kaki menikmati pemandangan laut yang dipagari karena dibawahnya ada jurang dan banyak bebatuan. Terdapat padang rumput dan beberapa kuda yang bisa disewa pengunjung.

"Aju Nice!" komentar Soonyoung melihat keindahan laut di pulau Jeju.

"Hmm benar, pemandangan disini bagus. Disana laut dan sebelah sini padang rumput." Jelas Seungkwan.

"Kwannie, kenapa kuda disebelah sana ada nomornya? Apa itu kuda pacu?" Wonwoo bertanya.

"Wonwoo-ya , kuda yang diberi nomor itu yang dilindungi pemerintah. Itu kuda terbaik. Tulang kuda juga bagus untuk obat, untuk stamina tubuh."

"Obat kuat?" Soonyoung terkekeh geli.

"Mingyu-ya setelah ini sebaiknya kamu mengkonsumsi obat kuat." Soonyoung meledek sambil melirik ke Wonwoo.

"Memangnya, obat kuat untuk apa?" Wonwoo bingung.

"Kamu jangan dengarkan dia sayang, tanpa obat juga aku masih kuat." Jawaban Mingyu membuat Soonyoung tertawa girang.

"Baby ayo kita foto, pemandangannya cantik seperti kamu." Soonyoung mengajak foto Jihoon, yang lain berjalan sampai ujung dekat mercusuar lalu kembali ke tempat parkir.

"Ayo kita pindah tempat, kita ke Seongsan Ilchulbong, tempat untuk melihat matahari terbit." Ajak Seungkwan.

.

Sesampainya di Seongsan Ilchulbong atau dikenal dengan Seongsan Sunrise Peak mereka foto bersama dimonumen bentuk batu besar depan pintu masuk.

"Disana bukit untuk melihat matahari terbit, tapi karena sudah siang jadi cukup panas hahaha." Seungkwan menjelaskan sambil tertawa.

"Kamu kuat tidak jalan keatas? Atau mau disini saja?" Mingyu khawatir Wonwoo lelah.

"Ayo kita ikut mereka, jarang-jarang bisa berlibur bersama." Wonwoo tersenyum lalu mengikuti yang lain.

.

Setelah lelah mendaki bukit Seungkwan mengajak berpindah tempat lagi.

"Sekarang aku ajak kalian ke daerah medan magnet namanya Mysterious Road."

"Magnet?" tanya Jihoon.

"Ya nanti kita sama-sama buktikan."

.

"Kita sudah sampai." Ujar Vernon.

"Guys, saat ini Vernon akan mematikan mesin mobil dan tidak menginjak rem, juga tidak menarik rem tangan, alias dalam keadaan netral. Kalian akan rasakan sendiri."

Penjelasan Seungkwan membuat bingung 2 pasangan yang duduk dibelakang, saat itu mobil bergerak sendiri kedepan dengan jarak sekitar 100 m tanpa menyalakan mesin. Terlihat jalanan saat itu agak menanjak.

"Bagaimana? Mobil bergerak sendiri tanpa dinyalakan. Jadi disini seperti ada medan magnet untuk kendaraan, tapi tidak berlaku kalau berjalan kaki hahaha."

"Huaaa daebak!" seru mereka berempat yang duduk dibelakang.

"Ya, disini juga ada medan magnet." ujar Soonyoung.

"Jinjja?" Seungkwan bingung.

"Yups, orang dibelakangku mereka saling menarik satu sama lain." Lagi-lagi Soonyoung meledek.

"Haaiissh dasar kau." Mingyu memukul bahu Soonyoung dan semua yang dimobil tertawa.

"Kemana lagi kita?" tanya Vernon.

"Hmm bagaimana kalau ke Yongduam Rock?" usul Seungkwan.

"Disana ada apa?" tanya Jihoon.

"Hanya laut tapi terkenal ada bentuk kepala naga yang muncul dari dasar laut."

"Sepertinya menarik" Wonwoo setuju, lalu mereka kesana.

.

"Itu bentuk kepala naga." Seungkwan menunjuk tumpukan batu dilaut.

"Karena kena ombak terus menerus jadi berbentuk seperti itu." Mata mereka semua masih mengamati bentuk kepala naga yang dimaksud.

"Oh ya sejak kalian di Jeju pasti sering melihat patung Dolhaerubang, atau lebih dikenal dengan nama patung kakek. Konon kalau mau punya anak laki-laki harus memegang hidung patung kakek ini." Seungkwan menunjukkan patung yang menjadi ikon pulau Jeju dan sangat terkenal.

"Mwo? Anak laki-laki?" Mingyu bersemangat lantas menarik tangan Wonwoo mendekat ke patung. Mingyu menuntun tangan Wonwoo untuk mengelus hidung patung kakek lalu mengarahkan ke perut Wonwoo.

"Yak, ini untuk wanita hamil dan tentunya sudah menikah! Apa Wonwoo sedang hamil?" Seungkwan mengomel.

"Eeehh harus hamil dulu ya?" Mingyu bertanya dengan tampang polosnya. Jihoon, Soonyoung dan Vernon tertawa melihat kebodohan Mingyu.

"Aigoo." Seungkwan memijat pelipisnya.

"Sayang, kita kembali lagi kesini setelah menikah, bulan madu kesini." ajak Mingyu.

"Aku maunya ke Bali." jawab Wonwoo.

"Tapi aku mau punya anak laki-laki." Mingyu merajuk.

"Itu terserah nanti diberinya apa, sebagai gantinya aku elus hidung kamu saja." jawab Wonwoo cuek.

Soonyoung tertawa paling keras melihat perdebatan kedua sahabatnya.

"Aku tahu tempat yang bisa membuat hamil." Vernon menyeringai nakal senyum-senyum sambil nyenggol lengan Seungkwan.

"Ooohh…." Seungkwan tersenyum lalu mencubit Vernon. Mingyu, Wonwoo, Soonyoung dan Jihoon menjadi bingung saling menatap satu sama lain.

"Ayo kita kesana!" ajak Seungkwan bersemangat lalu kembali menuju mobil.

"Kenapa perasaanku tidak enak ya." ujar Jihoon.

"Baby, kamu mau cumi?" Soonyoung menawari jajan cumi bakar.

"Hmm boleh."

"Wonwoo-ya apa kamu mau beli juga?" Seungkwan menawari.

"Tidak terima kasih Kwannie." tolak Wonwoo.

"Wonwoo alergi seafood." Mingyu menjelaskan.

"Oohh…"

"Kamu mau es krim? Sepertinya enak." tawar Mingyu.

"Iya mau, es krim Jeju." Wonwoo mengiyakan.

Setelah mereka membeli cemilan kemudian melanjutkan perjalanan.

.

"Ya, kita sudah sampai, ayo kita turun." ajak Seungkwan.

"Ini tempat apa? Perasaanku makin tidak enak." Jihoon merasa ada yang janggal.

"Astaga! Jeju Loveland!" Soonyoung menutup mulutnya saat membaca tulisan dipintu masuk.

Seungkwan dan Vernon tertawa geli, Wonwoo hanya diam. Jihoon melirik kearah Seungkwan dan mencubitnya. Seungkwan hanya tertawa.

"Ini?" Mingyu menatap Soonyoung lalu tertawa nakal berdua dan saling pukul.

"Ayo kita masuk" ajak Vernon sambil menggandeng Seungkwan.

"Mingyuuu…." Wonwoo agak shock saat baru masuk dengan yang dilihat. Ia memalingkan wajahnya, tangannya meremas lengan Mingyu. Wonwoo bersembunyi dibalik punggung Mingyu sambil mengampit lengan Mingyu. Mingyu hanya tersenyum walau menahan gejolak dalam dirinya. Ia cukup terangsang melihat patung-patung seronok berbagai bentuk adegan sex maupun bentuk alat kelamin ditambah Wonwoo yang menempel pada dirinya.

'Oh my God, cobaan apa ini' batin Mingyu menahan diri walau celananya mulai terasa sesak.

"Yak, kamu gila itu difoto?" Jihoon mengomel melihat Soonyoung foto tiap patung.

"Baby, kita bisa pakai gaya ini." Soonyoung sangat excited. Jihoon memukul kekasihnya yang mulai mesum. Berbeda dengan Seungkwan dan Vernon sangat menikmati berkeliling.

"Omo besar sekali! Hahaha!" Seungkwan heboh melihat patung alat kelamin pria.

"Why? Kamu suka yang besar honey?" Vernon ikutan menggila.

"Sayang, patungnya sexy." bisik Wonwoo.

"Mereka hanya patung sayang, menurutku hanya kamu yang sexy." Ucapan Mingyu membuat Wonwoo tersipu malu.

"Sayang, apa kamu tidak terangsang?" Wonwoo penasaran.

"Ahh itu, sebenarnya sih hahahaha." Mingyu tertawa garing.

"Sayang, apa punyamu seperti itu?" Wonwoo menunjuk patung pria bugil.

"Sayang, jangan tunjuk-tunjuk. Nanti aku kasih lihat aslinya tanpa sensor ya hahahaha." Mingyu hanya bisa tertawa sambil menahan hasratnya yang menggebu karena Wonwoo sangat polos.

"Baby, kepalaku pusing."

"Eoh kenapa?"

"Banyak sekali yang dilihat."

"Aigoo kamu sih terlalu bersemangat!" Jihoon memukul Soonyoung. Saat itu Soonyoung agak sulit berjalan, baru melangkah sebentar langsung berhenti dan merasa tidak nyaman, ia berpegangan dengan Jihoon.

"Yak, michyeosseo? Kamu tegang?" Jihoon berbisik setelah melihat celana Soonyoung menggembung.

"Eheemm hehehehe" Soonyoung cengar-cengir.

"Yak, sepertinya ada yang butuh obat kuat dari tulang kuda hahahaha!" Mingyu meledek saat melewati Soonyoung.

"Awas kau Kim!" Soonyoung mengatur nafas lalu mulai berjalan tegak.

"Bagaimana wisatanya? Menyenangkan bukan?" Vernon tertawa, begitu juga dengan Seungkwan yang tidak tahan melihat ekspresi Soonyoung dan Mingyu.

"Kenapa kamu kelihatan santai saja?" Soonyoung heran dengan Vernon.

"Oh aku sudah pernah kesini sebelumnya jadi sudah tidak kaget."

"Huuuh pantas saja." Mingyu menggerutu.

Hari sudah malam, mereka memutuskan pulang tapi mereka menyempatkan mampir untuk makan malam.

" Kamu mau tidur sendiri apa aku temani?" Vernon mencoba merayu Seungkwan.

"Menginaplah, mereka semua berpasangan masa aku tidur sendiri."

"Yes!" Vernon girang diajak menginap.

.

Setelah membersihkan diri, mereka semua masuk kekamar bersama pasangannya.

SoonHoon

Soonyoung membuka gallery diponselnya melihat foto yang ia ambil.

"Oppa kenapa masih dilihat? Nanti repot." Jihoon mengomel.

"Kan ada kamu baby, kenapa harus pusing?"

'Bugghh' Jihoon memukul kepala Soonyoung dengan bantal lalu pergi tidur.

"Yak, baby jangan tidur dulu?"

"Aku lelah Kwon." jawab Jihoon cuek.

"Terus, aku bagaimana? Ya ya, baby…" Soonyoung merajuk tapi Jihoon tidak mau tahu, ia ditinggal tidur.

.

Verkwan

"Honey, besok mereka pulang semua?"

"Hmm iya, mereka masih kuliah." Jawab Seungkwan sambil menyisir rambutnya sebelum tidur. Lalu menyusul Vernon tiduran disebelahnya.

"Eeeuuungghh hari ini sangat melelahkan." Seungkwan meregangkan otot-ototnya.

"Sini aku pijat."

"Oh asyik." Seungkwan bangun lalu duduk dan Vernon memijat tubuh kekasihnya.

"Pakai minyak zaitun saja sambil kamu tengkurap, bagaimana?"

"Aigoo, nakal kamu ya. Sudah begini saja."

"Haha tahu saja, kamu memang wanita cerdas."

.

Meanie

Mingyu memandang punggung Wonwoo yang berbalut gaun tidur lalu mengelusnya. Wonwoo saat itu tidur membelakangi Mingyu. Mingyu mengecek, ia melihat Wonwoo masih terjaga, lalu ia mencium pipi Wonwoo. Wonwoo berbalik jadi menatap Mingyu.

"Kamu belum tidur? Lagi mikir apa?" Mingyu tersenyum sambil menatap Wonwoo sembari tiduran.

"Aku takut tangan kamu nakal lagi."

"Mwo? Astaga ya ampun sayang, kan tidak sengaja." Mingyu tertawa kecil.

"Kenapa? Tidak boleh ya?"

"Hmmm boleh sih." jawab Wonwoo lirih namun Mingyu mendengarnya dengan jelas. Ia berpindah mendekati Wonwoo.

"Serius? Boleh pegang?"

"Hnnggg… tapi jangan kasar."

"Kapan aku kasar? Memang pernah?"

"Isssh berlaga lupa, waktu di apartemen kamu saat kamu sakit."

"Jinjja? Koq aku lupa ya? Kalau diulang lagi pasti aku ingat." Mingyu cekikikan, Wonwoo memukul gemas.

"Yang mana dulu aku pernah kasar?"

"Yang ini sebelah kanan, yang semalaman kamu pegang juga."

"Yang ini?" Mingyu menyentuhnya dengan lembut. Jantung Wonwoo berdegub kencang, wajahnya sudah memerah tapi karena gelap jadi tidak terlihat. Wonwoo bangun lalu mereka saling tatap. Mingyu kaget takut ada amukan dimalam hari.

"Kenapa sayang?"

"Aaakuuu… aku maluu" hanya itu jawaban Wonwoo dan Mingyu menarik nafas, ia lega sempat mengira kalau Wonwoo akan mengamuk lagi.

"Ya sudah, sudah malam kita istirahat saja ya. Besok kita pulang." Mingyu merebahkan diri sementara Wonwoo masih terdiam.

"Kenapa lagi sayang?"

"Aku mau dipeluk lagi saat tidur"

"Oh astaga, sini gadis manisku." Mingyu merentangkan tangan dan Wonwoo mendekat tidur dalam dekapan Mingyu.

"Sayang, aku boleh tanya? Tapi jangan marah." Mingyu merapatkan pelukan.

"Apa?" Wonwoo melingkarkan tangannya ke tubuh Mingyu.

"Kamu jarang pake bra ya? Sewaktu dirumah kamu saat aku datang juga tidak pakai."

"Hihi kamu perhatiin juga, iya suka merasa sesak kalau tidur. Tapi kalau pergi-pergi pakai koq!"

"Ooh jadi sekarang tidak pakai juga ya?"

"Hmm iya."

"Koq tidak berasa ya? Boleh pegang lagi?"

"Issshh apaan sih?" Wonwoo mencubit pinggang Mingyu.

Mingyu mengecup puncak kepala Wonwoo, kemudian keduanya tertidur karena lelah.

Keesokannya mereka berempat pulang kembali ke Seoul dengan membawa buah tangan dari Seungkwan. Tidak lupa produk yang Seungkwan jual yaitu coklat bergambar patung kakek dan gambar jeruk khas pulau Jeju.

.

.

.

END

Bhaakk! Ini apa? Jadi ngelantur begini, mian mian *bow*

Huaa seneng ada readers baru yang mau review (walau cuma dikit yang review). Lokasi di Jeju yang lain nanti aq bikin juga di Meanie and Their Children ya, cuma belom berkembang masih buntu jadi butuh pelukan Mingyu, haisshh digeplak Wonu.

Untuk plot Loveland aq stuck banget karena blom pernah kesana jadi nanya-nanya sama si 'Mbah' tapi jadi malu sendiri pas liat foto-fotonya wkwkwk #abaikan.

Okey, yang mau review boleh. Aku orangnya nyantai koq.

Have a nice day ^^

Rabu, 18 Januari 2017