Goes to Jeju Island ( I )
Cast :
Kim Mingyu
Jeon Wonwoo (GS)
Kwon Soonyoung
Lee Jihoon (GS)
Boo Seungkwan (GS)
Vernon Chwe
.
.
Special Request Cha KristaFer minta nambah schedule jelong-jelong (dibikin pelan-pelan) dan MeliaWon minta nambah couple.
Warning : Dilarang Plagiat!
Note : Just for fun. Happy Reading Yeorobun!
.
.
.
"Huffftt bosannya" Wonwoo hanya berguling-guling dikasur kamarnya, sementara Jihoon sahabatnya asyik membaca majalah Kpop sembari rebahan dikarpet bulu dikamar Wonwoo.
Wonwoo beranjak lalu menghadap ke cermin panjang dan mematut dirinya. Ia meraba kedua payudaranya dan berpose menghadap ke depan lalu ke samping begitu seterusnya.
"Yak, apa yang kau lakukan eoh?" Jihoon merasa risih melihat tingkah sahabatnya.
"Jihoonie jawab jujur, punyaku kecil ya?" Wonwoo menunjuk payudaranya.
"Hmm biasa saja" Jihoon terlihat cuek lalu pandangannya kembali ke majalah Kpop.
"Aissh benar kan punyaku memang kecil, tubuhku juga kurus. Yak, apa kau tahu cara membesarkan payudara?" mata Wonwoo membulat mencari jawaban terbaik dari sahabatnya.
Jihoon melirik tajam ke arah Wonwoo lalu berpaling pada aset Wonwoo. "Untuk apa? Apa kau melakukannya untuk pacarmu yang mesum itu?"
"Ani, hahaha kenapa kau berfikir begitu? Aku hanya…" Wonwoo terdiam tidak melanjutkan kalimatnya.
"Wonwoo-ya menurutku punyamu sedang, tidak besar dan tidak kecil, nanti kalau kamu punya anak juga besar sendiri" jawab Jihoon cuek.
"Ooohhh…"
"Yak, apa Soonyoung pernah meraba milikmu?"
"Yak, kenapa kau bertanya begitu?" jawab Jihoon sewot.
"Kenapa? Aku cuma tanya kenapa marah? Eoh kau marah berarti….?" Wonwoo menaik turunkan alisnya sembari senyum meledek.
"Yak, Jeon Wonwoo hentikan!" ada semburat merah di kulit putih pucat Jihoon saat ditanya Wonwoo.
"Ohh.. ohh… benar kan tebakanku, ya ya apa yang dia lakukan?" Wonwoo sangat penasaran.
"Itu… itu.. ah sudahlah" Jihoon malu.
"Yak, sekarang siapa yang punya pacar mesum eoh?" Wonwoo meledek kemudian mereka tertawa bersama.
"Jihoonie, rasanya seperti apa?" Wonwoo berbisik mendekati Jihoon.
Yang ditanya malah malu-malu menutup wajahnya dengan majalah sambil cekikikan. "Hmmm.. geli" lalu cekikikan lagi.
"Aahh jangan tertawa dulu, geli bagaimana?"
"Hmmm geli tapi enak" setelah Jihoon menjawab tawa mereka berdua pecah. Mereka hanya berdua tapi sangat heboh.
"Wow, kenapa bisa geli?" Wonwoo masih dalam kepo mode on.
"Dia nyusunya kuat" jawab Jihoon malu-malu.
"Yak, dia menyusu pada beruang? Hahahaha" Wonwoo tertawa keras meledek Jihoon, dengan refleks Jihoon melempar bantal boneka ke wajah Wonwoo.
"Yak, apa kau akan mencobanya?" gantian Jihoon yang penasaran.
"Aku?" ditanya begitu Wonwoo malah menutup wajahnya malu.
"Yak, apa kau sedang membayangkannya?" lalu mereka tertawa lagi.
"Wonwoo-ya apa lusa kau ada acara?"
"Lusa? Tidak ada, memang kenapa?"
"Bagaimana kalau kita ke Jeju? Kerumah sepupuku, disana sedang panen jeruk. Kemarin dia telepon, aku disuruh kesana"
"Aku mau ikut! Jam berapa kita pergi? Naik apa?"
"Kita naik pesawat saja yang cepat, kita pesan dari sekarang"
"Oke, aku ambil laptop dulu. Sebentar aku kasih tau Mingyu dulu"
"Yak, dia kan ada project di Busan dengan Soonyoung"
"Iya, aku hanya minta izin kalau aku mau pergi sama kamu" Wonwoo terlihat sibuk mengetik pesan diponselnya.
"Mwo? Minta izin? Lalu kamu tidak izin pada Eomma dan Appa kamu?"
"Tentu saja aku minta izin pada mereka, aku takut Mingyu marah kalau aku tidak izin"
"Oohh begitu, iya dia bakal kelimpungan mencari tuan putrinya kalau tidak ada kabar"
"Lalu, apa kamu sudah memberitahu pada 'Oppa' kalau kamu mau pergi?"
"Hmm iya aku kasih tau dia sekarang"
.
.
Jihoon dan Wonwoo bertemu di bandara Gimpo lalu mereka langsung antri untuk check-in.
"Ya, sepertinya aku tahu pemilik maskapai ini" ujar Wonwoo saat mengantri.
"Jinjja? Kamu kenal darimana?"
"Ya, dilihat dari namanya saja aku sudah tahu. Jin Air, pasti punya Jin Oppa Bangtan" Wonwoo tertawa sendiri.
"Yak, pabo bukan Jin Oppa dari Bangtan tapi aktor Yeo Jin Goo yang tampan itu" ujar Jihoon tak kalah gila hingga mereka tertawa berdua sampai orang yang mengantri didepan menengok ke arah mereka.
"Maaf" Wonwoo dan Jihoon menunduk minta maaf pada orang didepannya yang melirik dengan tajam.
"Saya rasa Jin Air milik Yoo Shi Jin" (karakter Song Joongki di DOTS) jawab pria didepan Wonwoo dan Jihoon.
"Oh, Ahjussi senang drama juga" ujar Wonwoo lalu mereka semua tertawa.
.
.
Sesampainya dibandara Jeju mereka dijemput oleh pegawai keluarga Boo.
"Jihoonie!" teriak Boo Seungkwan sepupu Jihoon menghambur keluar rumah saat tahu Jihoon sudah sampai lalu memeluk sepupunya.
"Yak, berat" omel Jihoon lalu Seungkwan melepas pelukannya.
"Bogoshipo" Seungkwan mencubit pipi Jihoon dengan gemas.
"Aish jangan cubit pipiku, pipimu lebih gembil" Jihoon membalas mencubit pipi Seungkwan.
"Kenalkan sahabatku Jeon Wonwoo"
"Annyeong panggil saja Wonwoo"
"Annyeong, aku Boo Seungkwan, panggil saja Kwannie. Ayo masuk"
"Itu toko?" tanya Wonwoo menunjuk bangunan didepan rumah.
"Iya itu toko milik keluarga, tapi sekarang aku yang pegang, kita tidak hanya menjual buah jeruk saja tapi ada beberapa yang diolah menjadi cokelat, vitamin c dan masih banyak lagi. Nanti aku kasih sample, kalau kamu suka bisa dibawa pulang ke Seoul untuk oleh-oleh, nanti aku kasih diskon khusus tenang saja" Seungkwan mempromosikan dagangannya panjang lebar dan Wonwoo hanya ber-oh seraya mengangguk tanda mengerti.
"Seungkwan ini pengusaha muda Wonwoo-ya, ia mewarisi usaha keluarga" jelas Jihoon.
"Huaaa daebak" puji Wonwoo.
"Yak, katanya kamu sudah punya pacar? Mana?" tanya Jihoon.
"Ahhh itu" Seungkwan malu-malu menutup kedua pipi gembilnya.
"Aku penasaran siapa laki-laki yang mau sama gadis cerewet sepertimu"
"Yak, Lee Jihoon jangan kaget, kamu pasti menyesal" Seungkwan memajukan bibirnya tidak terima atas perkataan Jihoon. Seungkwan menunjukkan kamar tamu untuk Jihoon dan Wonwoo.
.
.
Seungkwan mengajak Jihoon dan Wonwoo ke kebun jeruk milik keluarganya yang sangat luas. Ia mengajak untuk memetik jeruk-jeruk. Mereka terlihat senang sembari bercerita dan bercanda khas para gadis.
"Wonwoo-ya apa kamu sudah punya pacar?" Seungkwan bertanya disela-sela memetik jeruk.
"Hmm iya ada Kwannie, oh Astaga!" Wonwoo berteriak.
"Ya ada apa?" tanya Jihoon berbarengan dengan Seungkwan bingung melihat Wonwoo yang mencari sesuatu.
"Aku lupa mengaktifkan ponsel sejak turun dari pesawat" Wonwoo menyalakan ponselnya dan benar saja banyak notif masuk ke ponselnya dan itu semua dari Mingyu.
"Kenapa dia?" tanya Seungkwan pada Jihoon.
"Sang pangeran pasti kalang kabut tuan putri tidak memberi kabar" Jihoon tertawa dan Seungkwan sedikit mengerti apa yang dimaksud Jihoon.
"Yeoboseo, mian, iya aku sudah sampai dari tadi" Wonwoo menelepon Mingyu lalu pergi agak menjauh dari Jihoon dan Seungkwan.
"Aku penasaran seperti apa pangeran temanmu itu"
"Oh, dia sangat protektif terhadap Wonwoo. Kalau sehari tidak ada kabar, sudah seperti cacing kepanasan"
"Jinjja? Protektif? Pangerannya sangat ketakutan kehilangan kekasihnya yang cantik, pasti tampang sang pangeran biasa saja jadi ia takut kalau ditinggal"
"Yak, kenapa temanmu mau dengan laki-laki protektif seperti itu? Menurutku Wonwoo cantik, tubuhnya ideal, dia tinggi, langsing, sempurna. Apa karena pangerannya sangat kaya?"
Jihoon hanya tertawa geli mendengar kesimpulan Seungkwan.
"Maaf, hehehe" Wonwoo sudah kembali sambil cengar cengir.
"Ayo kita pulang hari sudah sore" Seungkwan mengajak pulang, mereka membawa jeruk-jeruk yang sudah dipetik.
"Wonwoo-ya apa pangeranmu marah?" Seungkwan penasaran.
"Ani, dia hanya khawatir" Wonwoo tersenyum.
Saat makan malam, Seungkwan memperkenalkan kekasihnya kepada Jihoon dan Wonwoo.
"Ya, kenalkan ini Vernon pacarku" Seungkwan tersenyum bangga memperkenalkan kekasih bulenya. Jihoon dan Wonwoo hanya terdiam tidak percaya dengan yang dilihat.
"Annyeonghaseyo, nama saya Vernon" pemuda bule itu memperkenalkan diri lalu duduk berhadapan dengan mereka.
"Huaa daebak! Sepupumu punya pacar bule, sementara pacar kamu produk lokal" Wonwoo berbisik kepada Jihoon.
"Ya, Jihoon bagaimana?" Seungkwan meledek.
"Bagaimana apanya?" Jihoon cuek lalu beralih ke makanannya. Wonwoo hanya diam melanjutkan makanannya.
"Sepupu kamu yang mana honey?"
'Hmmppffttt' Jihoon tersedak mendengar sapaan untuk Seungkwan dari Vernon, Wonwoo membantu memberikan minum. Seungkwan dan Vernon hanya terdiam melihatnya.
"Itu sepupu aku namanya Jihoon yang kecil dan mungil, sebelahnya Wonwoo sahabat Jihoon"
"Ahh begitu" Vernon tersenyum.
"Wonwoo-ya, bagaimana? Pacar aku tampan kan?"
"Eh?" Wonwoo bingung lalu melirik Jihoon, Jihoon hanya tertawa. "Iya Kwannie" Wonwoo memberi dua jempol kearah Seungkwan.
"Kalau dengan pangeranmu lebih tampan mana? Kalau pacarnya Jihoon sih aku sudah tahu yang matanya sipit itu"
"Eh pangeran? Maksudmu pacarku? Ooh tentu saja pacarku lebih tampan" jawab Wonwoo cuek dan Jihoon tertawa geli mendengarnya sementara Seungkwan cemberut.
"Enough honey, setiap wanita kan punya standar masing-masing"
"Bagaimana kalian bisa pacaran?" Jihoon membuka suara.
"Ah, dia ini sedang ada penelitian disini lalu kita tidak sengaja bertemu dan jatuh cinta deh" Seungkwan malu-malu menutup pipi gembilnya lagi dengan kedua tangannya.
"Hmm iya, aku mahasiswa jurusan bisnis. Aku ingin tahu perkembangan industri disini, saat sedang survey aku berkenalan dengan Kwannie dan dia orang baik, dia banyak membantuku disini" jelas Vernon singkat, Wonwoo dan Jihoon ber-oh ria lalu mengangguk.
"Lalu kamu tinggal dimana?" Jihoon masih menginterogasi.
"Aku sewa rumah dekat sini. Besok mau kemana? Apa sudah ada rencana?" tanya Vernon.
"Besok mereka akan bantu aku sedikit di toko karena mau ada turis datang jadi pasti ramai"
"Ya, aku mau saja bantu tapi ada bayarannya" usul Jihoon.
"Arasseo, tenang saja. Kuberi kalian coklat yang paling enak. Deal!" Seungkwan membuat keputusan sendiri. Wonwoo dan Jihoon hanya diam kemudian tertawa.
.
.
Setelah makan dan membersihkan diri, Jihoon dan Wonwoo bersiap untuk tidur.
"Dia kemana sih, kok pesanku pending semua? Ponselnya juga mati" Wonwoo mengomel sendiri.
"Mungkin lowbatt, lupa di charge" jawab Jihoon menenangkan.
"Ah molla, aku mengantuk" Wonwoo menaruh ponselnya kemudian memejamkan mata mencoba untuk tidur.
"Istirahatlah Wonwoo-ya besok kita akan sibuk. Jaljayo" ucap Jihoon.
"Ne, jaljayo" balas Wonwoo.
.
.
Tok tok tok…
"Yak, Jihoon bangun" Seungkwan membangunkan Jihoon.
"Wae Kwannie apa sudah pagi?" Jihoon melirik jam di ponselnya masih jam 23.00.
"Nam Ahjussi bilang ada tamu 2 orang diluar katanya mencarimu"
"Siapa ya?"
"Molla, coba kita lihat"
Seungkwan mengikuti Jihoon keluar rumah melihat siapa yang mencarinya.
"Baby, aku datang! Annyeong Seungkwan!" sapa Soonyoung sambil cengar-cengir.
"Mwo? Kenapa kamu bisa sampai sini?" Jihoon kaget kekasihnya datang menyusul tengah malam.
"Ya ya, itu siapa?" Seungkwan berbisik tanya ke Jihoon melirik seseorang yang datang bersama Soonyoung.
"Mingyu~~" panggil Wonwoo, diam-diam ia mengikuti Jihoon dan Seungkwan keluar kamar.
"Sayang" Mingyu menghampiri kekasihnya sembari tersenyum, menangkup wajah mungil Wonwoo dan mencium keningnya.
"Omo omo, apa dia? Pangeran itu?" tanya Seungkwan lirih, sementara Jihoon hanya tertawa geli dengan ekspresi Seungkwan.
"Ya ya, kalian tidak bertemu beberapa hari saja rasanya seperti habis pergi Wamil?" omel Soonyoung.
"Aisshh ganggu suasana romantis saja kau" Mingyu balas mengomel.
"Mianhae Seungkwan kalau kita datang sudah larut, aku cuma menuruti dia yang kebingungan dari tadi siang takut pacarnya kenapa-kenapa, dia memaksa kesini"
"Yak, kamu sendiri yang minta liburan ke Jeju untuk refreshing setelah project selesai."
"Aisshh dasar. Yak, perkenalkan dirimu"
"Annyeonghaseyo, namaku Kim Mingyu"
Seungkwan terhipnotis sejak awal melihat Mingyu. "Ah ne, namaku Boo Seungkwan, kalian masuk saja"
"Sayang, tunggu" bisik Mingyu kemudian memakaikan jaketnya ke tubuh Wonwoo. "Baju tidur kamu tipis dan sexy, aku tak mau ada lelaki lain yang melihatnya selain aku" kalimat Mingyu membuat Wonwoo tersipu malu. Saat itu Wonwoo memakai baju tidur 2 piece dengan model atasan tanpa lengan bertali kecil dan celana pendek.
Mereka semua masuk kedalam.
"Kalian naik apa sampai selarut ini? Jihoon masih penasaran.
"Kita naik kereta lanjut menyeberang naik kapal" Soonyoung menjelaskan.
"Lalu kesininya naik apa?" tanya Wonwoo.
"Itu sayang, kita menumpang mobil orang dari pelabuhan. Mobil truk sayur, hehehe…" Mingyu menggaruk kepalanya sambil cengar cengir.
Seungkwan menahan geli perjuangan 2 pemuda demi menyusul kekasih hatinya.
"Jihoon, kau yang atur mereka, itu ada kamar kosong, aku tinggal dulu"
"Ne, gomawo Kwannie"
"Oppa dan Mingyu kalian tidur disana" Jihoon menunjuk sebuah kamar.
"Baby, aku tidur sama kamu ya, aku malas dengan dia. Sudah 3 malam aku tidur dengan dia, aku selalu ditendang. Setiap bangun tidur pinggulku sakit"
"Mwo? Itu karena kamu tidurnya berantakan main peluk-peluk aku"
"Aissh sudah-sudah kalian selalu bertengkar saja" Jihoon mengomel.
"Ya sudah kalau itu mau kamu, aku juga tidak menolak kalau tidur dengan nona manisku" Mingyu tersenyum bahagia.
"Arasseo, Wonwoo-ya apa kau keberatan sekamar dengan pangeranmu?" tanya Jihoon.
"Aku? Hmmm…" Wonwoo ragu, ia malu tapi dalam hatinya melompat kegirangan.
"Sayang, sama aku saja ya" Mingyu menatap Wonwoo meminta kepastian sementara Wonwoo menunduk malu lalu mengangguk. Mingyu tersenyum lalu mencium puncak kepala Wonwoo.
"Aku ambil barang-barangku dulu" pamit Wonwoo dan Mingyu mengangguk, ia tidak berhenti tersenyum, hatinya berbunga-bunga.
"Mian, Wonwoo-ya" Jihoon merasa tidak enak, Wonwoo merapihkan kosmetiknya dan memasukkan ke dalam tas.
"Gwenchana Jihoonie" Wonwoo senyum-senyum.
"Yak, apa kau akan mempraktekkannya?" Jihoon melirik ke arah dada Wonwoo.
"Aahhh Jihoonie aku malu" raut wajah Wonwoo berubah merah lalu mereka berdua tertawa kecil.
Wonwoo masuk ke kamar membawa koper dan melihat Mingyu sedang merapihkan futon.
"Sayang, sebaiknya kamu ganti baju dan cuci muka" Wonwoo membuka tas Mingyu mencari sesuatu.
"Ini bersih?" Wonwoo mengendus aroma baju Mingyu.
"Itu belum dipakai masih bersih, yang ini baju kotor"
"Kenapa dicampur begini, aku kan sudah bilang dipisah yang mana baju kotor dan bersih" Wonwoo mengomel.
"Iya maaf, aku lupa sayang. Aku asal masukkan saja." Wonwoo memberikan kaos ganti dan peralatan mandi serta handuk. Mingyu menurut langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.
Sekembalinya Mingyu, ia melihat Wonwoo sudah melepas jaket miliknya, dan mengikat rambut panjangnya sehingga bagian leher belakang dan punggungnya terlihat. Wonwoo masih sibuk merapihkan barang, Mingyu mendekati Wonwoo lalu memeluknya dari belakang, mencium pundak putih Wonwoo yang terbuka.
"Tidurlah, kamu pasti lelah. Ponselmu sedang aku charge, baju kotormu sudah aku pisah besok aku cuci" tangan kanan Wonwoo mengelus tengkuk leher Mingyu. Mingyu membalikkan badan Wonwoo lalu mencium kening sang gadis pujaan. Perlahan menurunkan wajahnya kemudian mencium bibir kekasihnya, awalnya hanya menempel kemudian saling melumat memainkan lidah keduanya. Tangan Wonwoo meraba dada bidang Mingyu kemudian naik ke leher, Mingyu makin merapatkan tubuh Wonwoo. Tangannya yang semula mengelus pinggul Wonwoo bergerak keatas mengelus punggung dari dalam baju tidur Wonwoo. Mingyu melepaskan ciuman menatap mata kekasihnya.
"Kamu mau menggoda aku ya?"
"Eh? Maksudnya?" Wonwoo bingung.
"Kamu tidak pakai dalaman lagi ya sayang?" bisik Mingyu pelan dan lembut sambil tersenyum, lalu menatap Wonwoo yang terdiam malu. Wonwoo menggigit bibir dalamnya lalu melepas pelukan kemudian bersembunyi dalam selimut. Mingyu tertawa geli melihat kekasihnya malu, ia mematikan lampu kemudian menyusul Wonwoo.
"Sayang, kamu kenapa hmm?" Mingyu menarik selimut namun Wonwoo enggan melepas selimut yang menutupi tubuh sampai kepalanya.
"Ya sudah, jaljayo sayang" Mingyu ikut tidur disebelahnya namun ia hanya pura-pura saja. Wonwoo menengok kesebelahnya mengira Mingyu sudah tidur, ia memandang dalam kegelapan. Mingyu tahu kalau ia sedang diperhatikan, ia membuka mata dan melirik ke arah Wonwoo hingga membuat Wonwoo kaget. Saat akan menutup kepalanya lagi dengan selimut, Mingyu mencegahnya sambil tertawa lalu memeluk Wonwoo sambil mencium wajah Wonwoo bertubi-tubi. Mingyu menarik Wonwoo dalam dekapannya.
"Sweet dreams" hanya itu yang diucap Mingyu lalu ia tertidur karena tubuhnya sangat lelah. Wonwoo hanya diam merasakan nafas hangat dikepalanya, ia tidak bisa bergerak karena Mingyu sangat erat memeluknya seperti guling (iya guling hidup maksudnya).
Bip pip pip pip pip pip pip pip pip
Alarm ponsel Wonwoo berbunyi, tangan sang empunya mencari ponselnya untuk dimatikan. Setelah mematikan alarm, dengan setengah sadar ia merasa ada sesuatu yang berat diatas tubuhnya, saat tubuhnya bergerak ia merasakan geli. Ada sesuatu yang menyentuh dibagian tubuhnya.
"Gyu… Mingyu…"
"Hnggg…"
"Mingyu… Bangun"
"Kenapa sayang?"
"Tangan kamu, itu…"
Mingyu membuka matanya dan menatap Wonwoo lalu mencium kepala Wonwoo. "Ada apa sayang?"
"Tangan kamu"
Mingyu melirik tangan kanan, lengan atas sebagai bantalan kepala Wonwoo, lalu melirik tangan kirinya ternyata nyasar kedalam baju tidur Wonwoo dan ia merasakan sesuatu yang kenyal berkulit halus dengan ujung bulatan yang menonjol. Keduanya terdiam saling menatap, dengan perlahan Mingyu mengeluarkan tangannya dari dalam baju yang Wonwoo pakai. Wonwoo bangun lalu memukul-mukul Mingyu dengan bantal.
"Sayang, ampun! Aku tidak sengaja!" Mingyu mohon ampun, ia langsung bangun guna menghindari amukan Wonwoo dipagi hari.
"Ampun sayang, aku minta maaf"
Jihoon yang berada dikamar sebelah langsung kaget mendengar suara Mingyu, ia terbangun tapi tidak untuk Soonyoung yang masih terlelap. Ia bergegas keluar kamar mencari tahu, begitu pula dengan Seungkwan keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih pakai roll disana sini.
"Jihoonie, ada apa?" tanya Seungkwan dengan wajah masih memakai masker dan rambut di roll. Jihoon sempat kaget melihat Seungkwan namun kembali fokus ke sumber suara.
"Wonwoo-ya, Mingyu gwenchana?" Jihoon mengetuk-ngetuk pintu kamar yang ditinggali Wonwoo dan Mingyu. Tak ada jawaban, Jihoon mencoba mengetuk kembali.
Pintu kamar dibuka dan Wonwoo keluar dengan aura hitam ditambah ekspresi dingin, rambut agak kusut. Ia tidak mempedulikan Jihoon dan Seungkwan, berlalu menuju kamar mandi. Jihoon dan Seungkwan saling pandang lalu beralih kedalam isi kamar. Terlihat Mingyu menyender sambil memeluk bantal dipojokan kamar sambil menunduk. Kondisi kamar lumayan berantakan dengan selimut yang berpencar dari alas tidur.
Tak lama Wonwoo keluar dari kamar mandi lalu kembali masuk ke dalam kamar, sempat melirik ke arah Jihoon dan Seungkwan dengan senyum tipis dan menutup pintu kamar kemudian menguncinya. Jihoon dan Seungkwan bergidik ngeri dengan ekspresi Wonwoo.
.
.
.
Tbc
Chukkae uri Sebongie dapat Bonsang di Golden Disk Award bertepatan dengan 600 days with Seventeen.
Thank's yang udah mau baca ff receh ini ^^.
Selamat hari Mingyu
15 Jan 2017