Seventeen belong to God, Pledis and their parents

Fall For You © Bianca Jewelry

Kim Mingyu X Jeon Wonwoo (GS)

Hong Jisoo X Yoon Jeonghan (GS)

Choi Seungcheol X Jang Doyoon (GS)

Kwon Soonyoung X Lee Jihoon (GS)

Rating: M for safe

Warning: GS. Boys Love. AU. OOC.

.

Note: Rated M for nightlife, mention of light rape, and alcohol. No bed scene thanks! (read author's note for further explanation).

.

"Nggh~"

Desahan itu lolos dari bibir perempuan dengan rambut coklat panjang sebahu. Ia mengalungkan tangannya pada pemuda yang sedang mencium, menggigit kemudian menjilat ceruk lehernya. Kemudian pemuda yang memangku perempuan yang duduk menyamping itu menelusuri leher jenjangnya dengan lidah dengan gerakan naik ke atas sampai ke rahangnya lalu mencium pipi kanan, hidung, pelipis kanan, mata kanan lalu ke mata kiri, turun lagi ke pipi kiri dan sampai di sudut bibir si perempuan. Sementara bibirnya sibuk mencium di sana-sini, tangan kanannya mengelus pinggang ramping perempuan yang tertutup tank top hitam. Sementara tangan kirinya mengelus kaki mulus yang menggunakan hot pants berbahan jeans.

Perempuan itu menjauhkan kepala si pemuda. "Tidak di bibir Gyu," katanya saat pemuda yang dipanggil Gyu—Kim Mingyu—mencium sudut bibirnya. Ia mengelus bibir bawah Mingyu dengan gerakan sensual menggunakan jari telunjuknya dan menempelkan dahinya pada dahi Mingyu. Perempuan itu menatap Mingyu dalam.

Mingyu balas menatapnya dalam. "Kau menggodaku eoh?" tanyanya dengan seringai.

"Mungkin?" balas si perempuan sambil melempar seringai.

Mingyu mendengus. "Dan kau tidak memperbolehkanku mengecup bibir indahmu sekali saja?"

Perempuan itu mengecup mata kanan Mingyu sekilas kemudian mengacak surai abu-abu Mingyu sambil tertawa.

Telepon Mingyu berdering.

"Sialan," umpat Mingyu. Ia mengambil smartphonenya yang diletakkan di meja kemudian menempelkannya di telinga kiri setelah melihat siapa peneleponnya dan menggeser tombol hijau. "Apa?" tanyanya sinis.

Si perempuan meletakkan kepalanya pada pundak kanan Mingyu dan memperhatikan wajah Mingyu sesekali mengecupnya.

"Galak sekali," jawab sebuah suara dari seberang telepon setelah tertawa. "Ikut kumpul di tempat biasa?"

"Kau mengganggu acaraku dengan Jeonghan-noona."

Si penelepon mendengus. "Sudah ke sini saja daripada kau di sana. Banyak wanita cantik yang bisa kau cium bibirnya dan kau garap!"

"Aku mendengarmu, Soon," sahut si perempuan dengan dengusan—Yoon Jeonghan.

Lelaki di seberang telepon yang dipanggil Soon itu meringis—Kwon Soonyoung. "Hai noona."

Mingyu memindah smartphonenya di telinga kanannya agar suara Soonyoung terdengar lebih jelas oleh Jeonghan.

"Hm." Mengerti dengan tempat biasa yang dimaksud, Jeonghan bertanya, "Jihoon bersamamu?"

"Tidak noona."

"Syukurlah," kata Jeonghan menghembuskan napas lega.

"Jadi bagaimana Tiang? Kau kesini atau tidak?"

"Tunggu aku setengah jam lagi."

"Oke, bye!" Soonyoung memutus sambungan teleponnya.

Mingyu meletakkan smartphonenya pada meja. "Noona," panggil Mingyu.

"Hm?" Jeonghan malah makin menyamankan kepalanya pada pundak kanan Mingyu dan memeluk badannya.

"Aku mau pergi."

"Oh." Hanya itu yang keluar dari bibir Jeonghan.

Mingyu berdecak, jengkel dengan respon yang keluar dari bibir noonanya itu. "Geser noona." Mingyu kemudian menggigit pundak mulus Jeonghan.

Jeonghan tertawa. "Iya sayang," katanya kemudian mengecup pipi kanan Mingyu dan berpindah ke sofa di sebelah Mingyu yang kosong.

Mingyu bangkit berdiri dan mengambil smartphone, dompet serta kunci mobil yang ada di meja. Kemudian berjalan menuju pintu utama diikuti oleh Jeonghan. Mingyu kembali menciumi wajah Jeonghan setelah memakai sepatunya. "Aku pergi dulu."

Jeonghan tersenyum. "Sampai jumpa."

Kemudian pintu tertutup dan Jeonghan kembali ke ruang tamu.

.

Kim Mingyu, playboy kampus dengan wajah tampan dan gigi taring yang menggemaskan yang mampu memikat hati para wanita manapun. Mahasiswa tahun kedua fakultas Natural Sciences di Seoul National University. Walaupun sangat mesra dengan Jeonghan, sebetulnya mereka tidak memiliki status apapun. Wanitanya berada dimana-mana. Mantan pacarnya sudah tidak terhitung jumlahnya. Sekarang tidak terikat hubungan dengan perempuan manapun dan menikmati masa bermain-main dengan Jeonghan. Anak salah satu CEO pemilik perusahaan ternama di Korea Selatan dan sering membantu ayahnya di kantor.

Yoon Jeonghan, playgirl kampus. Sama saja dengan Mingyu yang suka berganti pasangan. Selingkuhan Choi Seungcheol dan memiliki hubungan tanpa status dengan Kim Mingyu. Perempuan yang sebenarnya nakal tapi pura-pura polos itu adalah mahasiswi tahun keempat fakultas Social Sciences di Seoul National University. Sering menghabiskan waktu di tempat biasa yang diucapkan Soonyoung untuk mencuci mata mencari mangsa baru dan sekedar minum-minum ringan serta membuang waktu.

Kwon Soonyoung. Teman kumpul-kumpul Mingyu yang sudah punya pacar mungil tapi galak. Suka menghabiskan waktu di tempat biasa saat malam minggu atas izin pacarnya. Sebetulnya pacarnya itu tidak suka bila Soonyoung main di tempat itu. Tapi terkadang Soonyoung bosan dan atas nama solidaritas, mau tidak mau setiap malam minggu bila diajak temannya ia akan datang. Bila ketahuan pacar mungilnya menghabiskan waktu di tempat itu tanpa izin dan menggoda perempuan lain bisa mati dia. Mahasiswa tahun ketiga fakultas Musik di Seoul National University. Merupakan ketua dari ormawa dance.

.

Satu bulan yang lalu…

"Appa, Eomma, aku pulang," kata Seungcheol saat memasuki ruang tamunya dan hendak melangkah ke kamarnya.

Tuan Choi berdeham. "Sini dulu Seungcheol. Ada yang ingin Appa bicarakan."

Seungcheol menurut dan melihat ke ruang tamu yang ada ayahnya, ibunya serta dua orang paruh baya dan seorang perempuan—yang Seungcheol akui, perempuan itu cukup manis.

"Ada apa Appa?" tanya Seungcheol setelah duduk di sebelah ayahnya.

"Ini teman Appa. Kau sudah mengenal mereka 'kan? Anak perempuannya baru saja kembali dari Amerika beberapa hari yang lalu. Perkenalkan dirimu kepada anak perempuan mereka Cheol-ie."

Seungcheol mengangguk dan berdiri. "Annyeonghaseyo. Aku Choi Seungcheol. Mahasiswa fakultas Musik tahun keempat di Seoul National University. Senang bisa bertemu denganmu," kata Seungcheol kemudian membungkukkan badannya dan duduk kembali di sebelah ayahnya.

"Perkenalkan dirimu, nak," kata Nyonya Jang lembut kepada anaknya.

Doyoon berdiri. "A-annyeonghaseyo. Aku Jang Doyoon. Sudah lulus dari Harvard University dan sekarang bekerja di tempat ayahku. Aku juga senang bisa bertemu denganmu lagi," kata Doyoon kemudian membungkukkan badan dan duduk kembali. Ia menundukkan kepalanya.

"Jadi begini Cheol-ie. Ayah dan Tuan Jang sudah bersahabat lama. Dan kau tahu 'kan hubungan bisnis kami saling ketergantungan. Jadi kami memutuskan untuk menjodohkan kalian. Lagipula kau juga tidak memiliki kekasih 'kan sekarang ini?"

Seungcheol membulatkan matanya sementara Doyoon menundukkan kepalanya semakin dalam dan memainkan jarinya dengan gugup.

"Bisnis ya bisnis saja. Kenapa pula aku harus dijodohkan dengan perempuan yang bahkan tidak aku kenal?!" kata Seungcheol dengan intonasi suara yang meninggi.

Doyoon berjengit.

"Seungcheol, jaga bicaramu," tegur Nyonya Choi.

"Tuh 'kan ahjussi. Sudah aku bilang Seungcheol tidak akan mau dijodohkan denganku," kata Doyoon dengan tawa canggung.

Tuan Choi mendelik ke arah Doyoon.

"Maaf," kata Doyoon kemudian menundukkan kepala lagi.

Seungcheol yang menganggap perkataan Doyoon sebagai ketidaksetujuan menyahut. "Lihat. Dia juga tidak mau untuk dijodohkan denganku."

"Seungcheol," kata Tuan Choi menggeram.

"Apa?" tantang Seungcheol.

"Pokoknya perjodohan akan terus dilanjutkan dan kau tidak boleh menentang!" kata Tuan Choi final.

"Pokoknya aku tidak mau dijodohkan dengan dia!" kata Seungcheol yang sudah berdiri hendak meninggalkan ruang tamu.

"Kau bisa melakukan pendekatan dulu Cheol-ah. Kami tidak menyuruhmu menikah langsung!" ucap ibunya lembut.

"Pokoknya aku tidak mau."

"Kalau kau menolak, semua fasilitasmu akan Appa cabut!" ancam Tuan Choi.

Seungcheol bergeming di tempatnya.

"Sudahlah ahjussi, kalau Seungcheol tidak mau tidak usah memaksa."

Tuan Choi kembali mendelik pada Doyoon. Doyoon menundukkan kepalanya lagi.

Seungcheol menghentakkan kaki dan meninggalkan ruang tamu.

"Seungcheol!" seru Nyonya Choi. "Maaf ya, putraku sudah keterlaluan," katanya sungkan.

"Tidak apa-apa. Mungkin dia butuh waktu," balas Tuan Jang. "Kalau begitu kami pamit dulu."

"Hati-hati, maaf ya. Nanti aku akan membujuk anakku," kata Tuan Choi dan mengantar kepulangan keluarga Jang.

.

Seungcheol keluar dari kamarnya dan hendak meninggalkan rumahnya setelah keluarga Jang pulang.

"Cheol-ah mau kemana?" tanya Nyonya Choi saat Seungcheol melewati ruang tamu. Sementara Tuan Choi melirik Seungcheol.

"Main dengan teman."

"Jangan pulang malam-malam," kata Nyonya Choi.

"Aku kembali ke apartemen."

"Ya sudah, hati-hati."

Seungcheol meninggalkan ruang tamu dan menuju motor sport kesayangannya—Ducati Streetfighter 848—dan mengendarainya ke sebuah klub malam langganannya.

.

"Lihatlah kelakuan anakmu," kata Tuan Choi saat Seungcheol meninggalkan rumah.

Nyonya Choi tertawa. "Biarkan saja, namanya juga remaja."

"Pasti dia akan menyesal karena sudah menolak perjodohan," dengus Tuan Choi.

Nyonya Choi kembali tertawa. "Nanti juga dia akan ingat kenapa kita menjodohkannya dengan Doyoon yeobo."

"Semoga."

.

Seungcheol memutar-mutar gelas kecil yang berisi vodka di tangan kirinya. Sementara tangan kanannya menyangga kepalanya.

"Aku dijodohkan," kata Seungcheol akhirnya setelah keheningan menyelimuti mereka bertiga. Tidak bisa disebut keheningan juga karena musik bertempo cepat sedari tadi memenuhi ruangan dan cukup memekakkan telinga.

Dua lelaki di kanan dan kiri Seungcheol tertawa keras.

"Aku tidak salah dengar hyung?" tanya Soonyoung masih di sela tawanya.

Pemuda Cina yang berada di sebelah kiri Seungcheol—Wen Junhui—berdeham setelah puas tertawa dan bertanya, "Bagaimana bisa?"

Seungcheol mengangguk. "Kau tidak salah dengar. Hubungan teman lama dan urusan bisnis."

"Klasik sekali," cibir Jun. Ia memutar duduknya mengarah ke lantai dansa yang dipenuhi lautan manusia.

"Lalu kau menerimanya?" Giliran Soonyoung yang bertanya dan ikut memutar kursinya.

"Tentu saja tidak. Mana mau aku dijodohkan dengan gadis yang tidak aku kenal, walaupun aku akui dia manis," jawab Seungcheol ikut memutar kursinya.

"Lalu kenapa kau tolak?" tanya Jun.

"Dari wajahnya terlihat anak baik-baik. Bukan tipeku."

"Lalu tipemu seperti apa?" tanya Soonyoung.

"Seperti—" Seungcheol menatap perempuan cantik dengan rambut coklat sebahu dengan crop top off shoulder lengan panjang berwarna merah yang memperlihatkan pinggang dan pundak mulusnya beserta jeans hitam sobek di bagian lutut yang mendekat ke arah mereka. Ia sempat menahan napasnya sebentar ketika mata mereka bertemu. "—itu."

.

"Hai Soon," sapa si perempuan sambil menempelkan pipi kanannya ke pipi kanan Soonyoung.

Soonyoung meletakkan tangannya pada pinggang mulus perempuan itu dan membalas salamnya. "Hai noona."

"Jihoon tidak akan senang melihatnya," kata perempuan itu dengan tawa dan menjauhkan tangan Soonyoung.

Soonyoung meringis. "Tidak apa-apa. Dia tidak ada di sini."

"Oh begitu, aku adukan pada Jihoon ya," canda si perempuan.

"Noona~" Soonyoung merajuk.

Seungcheol kemudian mencubit pinggang Soonyoung dan menatapnya dengan sorot mata 'perkenalkan aku padanya' sementara Jun hanya melirik Soonyoung.

"Noona, perkenalkan. Ini temanku. Seungcheol-hyung dan Jun," kata Soonyoung sambil menunjuk Seungcheol dan Jun. "Seungcheol-hyung, Jun. Ini Jeonghan-noona."

"Hai, Yoon Jeonghan," sapa Jeonghan sambil mengulurkan tangan kepada Seungcheol.

"Choi Seungcheol." Seungcheol tersenyum menggoda. Ia menyambut tangan Jeonghan dengan senang hati dan mengelus punggung tangan itu dengan ibu jari sebelum melepaskannya. Modus.

"Hai, Yoon Jeonghan." Jeonghan mengulurkan tangannya pada Jun.

"Wen Junhui." Junhui menyambut uluran tangan Jeonghan kemudian melepasnya.

"Sendirian saja noona?" tanya Soonyoung.

Jeonghan mengangguk, "Mingyu sedang ada tugas dan tidak bisa menemaniku."

Seperti ada bagian di dalam diri Seungcheol yang retak ketika perempuan itu menyebut nama seorang laki-laki. Tapi ia tidak peduli, karena Seungcheol selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Seungcheol kemudian meletakkan gelas kosong pada meja di belakangnya dan turun dari kursi. "Mau menari bersamaku?" tanyanya pada Jeonghan dan merangkulnya.

"Tentu saja." Jeonghan mengiyakan sambil tersenyum dan mereka berdua meninggalkan Soonyoung dan Jun yang geleng-geleng kepala.

"Dasar modus," ucap keduanya.

.

"Mingyu!" panggil Soonyoung sambil melambaikan tangannya ketika melihat seorang pemuda yang langsung tebar pesona saat memasuki ruangan. Hari ini adalah malam minggu, jadi Soonyoung bisa datang ke tempat ini—klub malam langganannya—atas izin dari Jihoon—pacar mungilnya.

"Jun-hyung mana?" tanya Mingyu setelah sampai di sebelah Soonyoung.

"Mojok sama Mingming."

"Oh," kata Mingyu kemudian memesan segelas Gin and Tonic kepada bartender.

"Permisi Tuan. Ini pesanan Anda." Bartender itu memanggil Mingyu setelah meracik pesanan Mingyu dan meletakkan Gin and Tonic di atas meja.

"Terima kasih," kata Mingyu kemudian mengambil gelas berisi Gin and Tonic lalu menyesapnya.

Mingyu bersiul ketika ada dua orang gadis cantik yang lewat di hadapannya. "Hai cantik," godanya sambil mengedipkan sebelah mata.

Kedua perempuan yang disapa menoleh dan merona dan meninggalkan Mingyu begitu saja.

Soonyoung menggelengkan kepalanya. "Kau ini. Kapan sih akan serius sedikit? Cari pacar sana. Menggoda perempuan terus."

Mingyu mengangkat bahunya. "Tidak ada yang menarik sampai membuatku jatuh cinta hyung," katanya. "Dan kalau perlu aku ingatkan kau juga sering modus dengan Jeonghan-noona."

Soonyoung meringis. "Dengan sepupu sendiri apa salahnya?"

Mingyu berdecak.

"Hai tampan. Dansa yuk?" Seorang perempuan seksi mendekat ke arah Mingyu dan bergelayut manja pada lengan kekarnya. Ia mengenakan hot pants dan tank top merah. Tubuhnya langsing dan payudara montoknya hampir tumpah dari tank top ketatnya.

Soonyoung bersiul melihat perempuan itu.

Mingyu menyeringai. "Ayo hyung ikut."

Soonyoung menggeleng. "Tidak, aku di sini saja."

"Tidak asik," cibir Mingyu kemudian meninggalkan Soonyoung bersama perempuan itu.

.

TBC

.

Akh, yalord aku buat apaan ini /cries

Ini rated M nanggung cuma sekedar alkohol mungkin rokok sama grepe sana-sini, no bed scene ya. Mungkin ada nanti (tunggu saya legalkan mereka dalam ikatan pernikahan, cowok baik akan menghargai cewek yang gak mau disentuh betul? /wink), tergantung situasi dan kondisi, gak tau deh, gak janji, saya gak mau php. Terserah juga kalo mau bilang saya cupu dan sok alim gara2 ga mau masukin bed scene x'D lagipula percayalah, masih ada cowok di luar sana yang clubbing tapi ga ngedrugs dan melakukan seks bebas :' dan saya lebih ingin menekankan develop feelingnya Hanah ke Jisoo ama Mingyu ke Wonu disini. Yang romansa lebih manis loh daripada yang mesum-mesum /grin

Meanienya nanti ya, saya mau main-main sama Gyuhan dulu hehe /ketawa nista

So? Lanjut atau hapus? :)