Oh Sehun adalah putra bungsu 18 tahun dari seorang yang dulunya adalah penjabat tinggi di istana, namun seiring nya waktu berjalan ayah nya dimutasi dari jabatan di istana. Ayahnya diberikan perintah memimpin desa di pinggiran kota, tentu itu adalah sebuah penghinaan besar karena ayahnya adalah seorang penjabat tinggi pada masanya.

Sang raja beberapa kali memindahkan Tn. Oh pada desa-desa yang terisolasi, pada akhirnya sampailah mereka pada sebuah desa yang terkenal dengan para gisaeng nya. Dan itulah saat bagaimana Sehun bertemu dengan seseorang yang mengambil hatinya hanya lewat lirikan mata sekilas. Oh Sehun jatuh cinta pada anak gisaeng tua yang memiliki paras cantik melebihi seorang wanita.

Tapi, sebuah takdir tidak bisa di perhitungkan. Hidup adalah sebuah kotak pandora.

Ayahnya kembali dimutasi dan dipindahkan ke ibukota.

Oh Sehun harus rela meninggalkan anak gisaeng yang telah ia nikahi.

Park Chanyeol adalah seorang anak selir seorang raja terdahulu. Ia terkenal dengan kecerdasan dan juga wibawa yang menguar dari dalam dirinya, namun juga ia begitu tamak dalam berkeinginan. Itulah mengaba raja yang sekarang menjabat dan tidak lain adalah kakak tirinya begitu pusing akan permintaan tak terkira dari seorang Park Chanyeol.

Chanyeol melakukan hal tak terduga hanya untuk menaiki kursi yang ia inginkan. Pada berumur 18 tahun, Chanyeol telah mengikuti ujian negara dengan nilai menduduki peringkat ketiga dan itu membuat ia murka karena sang raja berkata ia tidak bisa menduduki jabatan tinggi di istana.

Lalu pada umur 24 tahun, Chanyeol kembali mengikuti ujian negara. Ia berhasil menduduki peringkat pertama namu sang raja telah hafal akan tabiat seorang Park Chanyeol. Jabatan sebagai gubernur tidak diberikan sang raja namun jabatan bupati lah yang diserahkan.

Tapi, bukan seorang Park Chanyeol jika menyerah. Ia adalah seorang 'pelari' ambisi.

Seorang pelari yang akan terus berlari hingga puncak, menyingkirkan seseorang yang bertahta dengan mahkota.

Dan Baekhyun hanya lah seorang anak dari gisaeng tua yang masa kejayaannya telah meredup sejak mengandung Baekhyun.

Baekhyun bijak dalam bersikap, sopan dalam bertata krama, dan cerdas dalam berfikir. Namun, tidak cukup bijak saat anak bupati memasuki pekarangan rumah nya menawarkan sebuah sumpah untuk meminangnya.

Ia bodoh, saat bagaimana anak bupati itu membuat ia jatuh pada sebuah perasa yang bernama Cinta.

Ia bodoh, saat bagaimana bupati baru menginginkan sebuah kesenangan bersamanya.

BaekHyun

Oh Sehun — Park Chanyeol

Summary : Tentang anak dari seorang gisaeng tua di sebuah desa pada zaman kerajaan Raja Jinheung, Ia dipuja karena ke anggunannya, Di bangga kan karena kecerdasannya. Namun tak cukup bijak saat anak dari bupati baru memasuki pekarangan rumahnya. Tak cukup bijak saat akhirnya ia dijadikan seorang selir saat suaminya pergi meninggalkannya.

My Present...

S T A Y

Wol kembali menangis dengan tersedu-sedu di lantai rumahnya, Menangis meratapi nasip anak semata wayang nya yang sekarang sedang di ujung tebing kehancuran. Kain baju anak bupati itu ia genggam erat seolah dapat mengubah keputusan yang baru beberapa jam lalu anak bupati itu lontarkan.

"Bagaimana Tn. muda berkata semudah itu setelah datang dan meminang anak ku. Dia memang bukan seorang bangsawan namun ia masih manusia yang memiliki hati. Bagaimana Tuan-ku bisa menghancurkan hati rapuh nya." Wol masih terisak pilu.

Anak bupati itu masih terdiam kaku, rahang nya mengeras menahan segala emosi batinnya. Di sudut ruangan lain, Baekhyun menatap kosong lantai. Telah lelah dia menangis dan meraung sepanjang malam namun suami tetap bergeming.

"Baekhyun masih istri-ku." Ucap Tn. Muda itu, matanya sendu menatap pada Baekhyun. "Apapun yang terjadi dia masih istri-ku ataupun kemana diriku pergi dia akan tetap menjadi istri-ku."

"Lalu bagaimana bisa kau meninggalkannya di usia perniahan kalian yang masih seumur jagung. Bagaimana bisa aku mempertahankan istri-mu jika para bangsawan lain masih memperebutkannya." Wol berkata putus asa.

Mata Sehun terpejam erat, melupakan fakta bahwa Baekhyun adalah seseorang yang masih diperebutkan jika ia meninggalkan nya disini.

"Aku akan membawa nya!"

"Bagaimana? Bagaimana kau bisa membawa nya saat keluarga mu tidak merestui pernikahan kalian." Wol kembali terisak pilu.

"Aku akan menyeludupkannya, aku akan membuang beberapa kain dan menyeludupkan Baekhyun pada peti pakaian." Sehun telah putus asa, Matanya dengan gusar menatap Baekhyun.

"Aku tidak tahu bagaimana besarnya peti pakaian kalian, tapi apakan anak ku bagai sebuah barang? bagaimana bisa manusia sepertinya kau perlakukan seperti itu." Wol semakin terisak.

"Aku akan menunggumu." Baekhyun berujar susah payah, air mata nya kembali mengalir di pipinya, menatap suaminya itu dengan sebuah senyum tipis yang dipaksakan.

"Baekhyun.." Sehun memanggil istrinya dengan sangat putus asa.

Baekhyun berlahan mendekatinya, "Bersumpahlah kau tak akan tegoda dengan para bunga di kota dan kembali menemuiku setelah ujian negara selesai."

••

•••

Kuda-kuda telah siap untuk dijalankan, peti-peti sudah selesai diangkut kedalam kereta. Sehun menatap sekali lagi pada pekarangan rumah nya. Helaan nafas ia hempaskan dengan lelah, dada nya berdetak ngilu saat melihat ke arah barat dimana rumah Baekhyun berada.

"Tunggu aku..." Lirihnya disambut dengan semilir angin yang membawa nya ke arah barat.

Lalu berlahan rombongan keluarga nya meninggalkan desa itu.

••

•••

Di tempat lain dengan arah yang berbeda, rombongan bupati baru itu berjalan dengan santai. Perlu dua hari dari ibukota untuk sampai pada desa yang terkenal dengan sejuta keindahan para Gisaeng itu.

Bupati muda itu telah dilantik oleh Raja beberapa hari yang lalu dan dengan segala peringai nya ia yakin akan mendapatkan apa yang memang seharusnya ia dapatkan.

Di atas kuda nya ia memasang wajah angkuh mengalahkan bangsawan mana pun. Tatapan nya tajam bagai ujung pedang siap menggoreskan darah pada yang ditatap nya.

Sementara itu sahabatnya berada di belakang nya, menyeringai akan kemenangan dendam yang akan ia balaskan.

••

•••

Wajah nya diterpa semilir angin dengan begitu lembut menerbangkan anak rambutnya. Matanya yang semula terpejam terbuka dengan berlahan. Setitik kristal bening mengucur pada pipinya.

"Aku akan menunggumu..."

Tangan mungil nya meremas kuat kain baju nya, baju yang telah tertuliskan sumpah seorang Tn. muda Oh pada hari pernikahan mereka.

Tubuhnya terhempas ke tanah, terduduk dengan amat merana lalu bibinya memyanykan isakan pilu kesedihan setelahnya.

Namun, tidak ada seorang pun yang tahu isi dari sebuah kotak Pandora.

••

•••

Hari demi hari terus berlalu, siang tidak pernah bosan mengantikan sang malam. Namun, hati yang terluka tidak dapat sembuh jua walau bagaimana pun ia mencoba bertahan dalam kesakitan. Tubuhnya semakin ringkih dengan tulang pipi yang menonjol. Tak ada lagi senyum di bibir indahnya, tak ada lagi lukisan bulan sabit pada mata nya, tawanya hilang dimakan tangisan, perasanya hilang tenggelam dalam kerinduan.

Kaki nya mekangkah dengan lemah, bibir nya tersenyum palsu pada beberapa penduduk yang menyapa nya saat lewat di depan pekarangan rumahnya.

Dari timur ia melihat Kyungsoo tengah berlari di temani oleh Jongin yang kewalahan sambil mebawa sebuah karung di punggung nya.

"Tuan muda!" Kyungsoo berteriak seperti kepanikan melada dirinya dengan berlebihan.

Kening Baekhyun berkerut bingung namun matanya masih tidak bersinar, tatapan matanya masih terasa hambar.

"Tuan muda..." nafas Kyungsoo tersengal, "Bupati baru—" lagi nafas Kyungsoo tersengal dengan kewalahan.

"Bicaralah berlahan Kyungsoo, aku tidak akan megerti."

Lalu Kyungsoo sebisa mungkin mengatur nafas nya, lalu kembali berbicara. "Bupati baru itu mengundangmu pada jamuan dibalai desa dengan para penjabat."

"Kenapa? dari mana kau tahu itu, Kyungsoo." Ucapnya tenang.

"Kau di undang tapi sebagai salah satu tamunya." Tatapan Kyungsoo merasa bersalah.

"Sebaiknya Tuan tidak usah pergi, ku dengar bupati baru yang sekarang sangat senang berfoya-foya dengan para penjabat." Jongin menimpali, merasa khawatir akan seorang peringai bupati baru itu.

"Akan sangat tidak sopan jika aku tak memenuhi undangannya." Baekhyun nampak berpikir.

"Tuan muda..."

"Kapan aku harus datang?"

••

•••

Alunan musik terdengar keras dalam ruang balai desa, gelak tawa para bangsawan menambah bising nya ruangan itu. Sorak soray semakin terdengar saat bagaimana para penari dengan wajah bak bidadari memasuki ruangan.

Sang Bupati baru menyeringai diatas kursi nya, melihat bagaimana wajah-wajah yang akan mendukung nya menaiki sebuah jabatan tertinggi di negri itu.

Joonmyeon yang merangkap menjadi asistennya itu berjalan mendekati nya, berbisik berlaham sampai Chanyeol mengangguk mengerti. Tangannya ia angkat memberi isyarat menghentikan musik. Ruangan itu seketika menjadi senyap. Para penari berhenti dan berjalan mendatangi para penjabat dan bangsawan, bergelayutan dengan manja berharap beberapa perak masuk dalam kantung mereka.

Chanyeol menatap para pendukung nya dengan sebuah senyum yang rupawan, mengisyaratkan kembali beberapa pelayan untuk membawa beberapa peti yang akan di berikan pada penjabat dan bangsawan itu.

Para penjabat dan bangsawan dibuat terkejut saat mengintip isi peti tersebut. Kembali Chanyeol menyeringai.

"Itu bukan apa-apa. Anggap saja itu sebagai cemilan untuk kalian untuk jabatanku yang sekarang." Perkataan Chanyeol seperti sebuah isyarat untuk para penjabat.

Seorang bangsawan lanjut usia berdehem nyaring mengalihkan perhatian Chanyeol, Bupati itu tersenyum.

"Ya, Bangsawan Lee?"

Dengan sedikit perasaan canggung ia bersuara. "Apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan makanan utamanya, Tuan-ku."

Chanyeol tertawa dengan sangat berwibawa. "Kalian tidak akan dapat menebak bagaimana mewahnya makanan utama kalian nantinya." Menyeringai dengan amat mengerikan, Chanyeol menatap satu persatu orang-orang disana. "Aku akan menganti seluruh mentri di istana. Aku kebingungan untuk mencari pengantinya."

Orang-orang disana terperangah, tentu saja. Saat kau ingin menyingkirkan seorang yang berkuasa, kau harus menyingkirkan para budak nya terlebih dahulu.

Para penjabat dan bangsawan berdeham dan masing-masing dari mereka segera menyuruh para pelayan mereka untuk menyimpan dengan baik peti pemberian bupati baru tersebut.

Joonmyeon kembali mendekat dan berbisik pada Chanyeol.

"Tamu istimewa ku telah datang." Ucapnya dengan seringai yang kejam.

••

•••

Baekhyun memasuki ruangan di balai desa itu dengan anggun, tudung penutup kepala yang ia kenakan diturunkan dan dengan cepat Kyungsoo mengambil alihnya lalu berjalan keluar dari ruangan. Sebuah kursi bantal dan juga meja berisikan beberapa hidangan untuk ia duduk telah di siapkan tepat di hadapan bupati baru itu yang hanya berjarak tiga meter.

Dengan sopan Baekhyun membungkuk memberi hormat pada bupati baru itu.

"Selamat atas pangkat jabatan yang anda terima Tuan-ku."

Chanyeol di atas kursinya menyeringai. "Hoho! apakah ini seorang yang tengah dibicarakan warga desa? kau melebihi ekspetasi ku. Duduklah."

Walaupun bingung dengan ucapan sang bupati muda, Baekhyun tetaap duduk untuk menghormati pemimpin desa itu. Bahkan para penjabat dan juga bangsawan disana nampak bingung akan apa yang akan dilakukan bupati baru itu.

"Angkatlah wajah mu, dan beritahu aku siapa namamu."

Dengan berlahan Baekhyun mengangkat wajah nya, memperlihatkan bagaimana menawan paras yang ia miliki. "Nama saya adalah Baekhyun Tuan-ku, putra dari seorang gisaeng tua bernama Wol." Baekhyun menjawab sopan.

"Gisaeng?" Tanya Chanyeol sarkas.

Baekhyun merendahkan pandangannya. "Ya, Tuan-ku."

Seharusnya Baekhyun tak memenuhi undangan itu, ia bodoh.

"Bagaimana dengan naik keranjang ku, Baekhyun? Aku perlu sebuah pelepasan." Chanyeol mengangkat gelas anggur berasnya tanpa mengalihkan tatapannya pada anak Gisaeng itu.

Tubuhnya kaku saat bagaimana pertanyaan itu dilontarkan padanya, beberapa penjabat dan bangsawan berbisik-bisik di sebelahnya.

"Akhirnya dia menjadi pelacur seperti ibunya."

"Setelah ditipu oleh anak bupati terdahulu apa yang bisa ia lakukan sekarang."

"Beberapa hari setelah ini kupastikan ia akan menaiki ranjangku, ck. Seorang pelacur tetap pelacur."

Baekhyun mencoba mengabaikan bisik-bisik para manusia angkuh itu, menahan segala amarah karena terhina, Baekhyun menghembuskan nafas berlahan lalu kembali mengangkat wajahnya menatap sang bupati muda.

"Maafkan aku tuan-ku, aku telah menikah dan tidak sepantasnya seorang istri menaiki ranjang lelaki lain." Baekhyun menjawan dengan sopan, dilihatnya bupati muda itu sekarang tersenyum mengejek untuknya.

"Menikah? dengan anak bupati terdahulu?" Setelahnya Chanyeol tertawa. Mendengus dan menatap Baekhyun tajam. "Seluruh gisaeng di desa ini adalah milikku jika aku menginginkan satu maka ia harus dengan penurut membukakan baju nya dihadapanku." Ucap Chanyeol tegas.

"Tapi aku bukan seorang gisaeng seperti ibuku, mohon maafkan aku sekali lagi." Baekhyun tetap pada pendiriannya.

"Apa tidak masalah jika aku menghukum mu karena tidak mematuhi pemimpin mu, huh?" Chanyeol menatap Baekhyun remeh, dengan angkuh ia berjalan mendekati anak gisaeng itu. Tangannya mengangkat dagu Baekhyun dengan tatapan yang tajam.

"Aku memberi sebuah penawaran disini. Naik keranjang ku atau sebuah hukuman menantimu."

Baekhyun membuang mukanya. "Aku akan tetap setia pada suamiku walaupun tuan-ku mengambil jantungku dengan sebilah pedang."

Chanyeol menggeretakkan rahangnya penuh amarah, kemudia tersenyum miring mengejek. "Baiklah, lihat sampai mana kau akan bertahan."

••

•••

Ditempat lain, Sehun dengar keras membaca sebuah buku hukum negara. Hati nya masih berdetak dengan ngilu karena sebuah kerinduan yang menjelma bagai penyakit hati untuk nya.

Helaan nafas ia hembuskan, matanya menoleh menatap keluar jendela bagaimaa awan kelam mulai menyelimuti kota.

"Aku pasti akan kembali, bertahanlah..." lirihnya dengan putus asa.

Sebuah bunyi pecahan benda jatuh mengalihkan pandangannya, vas bunga dari tanah liat pemberian Baekhyun pecah dan berhamburan dilantai kamarnya.

Tangannya meremas dada nya yang berdetak dengan kencang menyebabkan ulu hati nya perih. Sekali lagi, ia menatap keluar jendela. Menyaksikan bagaimana alam turut bersedih untuknya.

••

•••

"Kurung dia! jangan ada yang menyentuhnya atau memberikan ia makanan sampai aku memberi perintah lagi!"

Suara itu bagai sebuah petir yang menyambar untuknya.

••

•••

TBC!

••

•••

A/n : Ini bukan fast updatean heuheu. Akutu sangat brsyukur banget ide ff ini gak ngadat kek ff lain nya, yg sekarang terbengkalai TT Aku udah coba ngetik tapi malah bingung sendiri heuheu maapkeun yah. Aku mau bilang lagi bahwa ff ini terinsprirasi dari film korea yang judulnya ChunHyang. Kali aja ada yg merasa familiar dengan beberapa adegan karena aku ngambil beberapa dari film itu. dan kali aja ada yg gak pernah nonton buruan nonton deh, itu film sedih banget soalnya TT maapkeun kalo gak sesedih film nya di chapter ini, aku lagi sibuk-sibuknya soalnya heuheu.

Disini aku mau ngasih penjelasan kenapa ff lain gak ku update udah lama banget kan yah. Aku banyak banget punya alasan sebenernya.

Pertama: selera humor ku lagi gak ada, bulan bulan kemarin entah hilang. Aku banyak punya masalah. alasan yg paling berlogika ayah aku meninggal pas sebelum puasa 3 hari, sebenernya udah lama sakit-sakitannya makanya aku gak mood buat ngetik ff humor Love Like This! Suka miris sendiri kalo ada yg dm/review kapan aku update nya TT dan tepat lebaran haji nanti bakal 100 harian ayah aku meninggal. aku sama ayah itu gak akrab banget saat ayah ninggalin rumah jadi pas ayah sakit dan dirawat aku sempet berantem sama mama karena masalah ayah. Aku cuma mau shareing bahwa sejahat apapun ayah kalian dia tetep ayah kalian, jangan sampai nyesel kaya aku yg cuma bisa natap tanah kuburan. ayah aku meninggal karna paru-paru basah yang tiap seminggu sekali paru-parunya harus dipompa, penyebabnya itu Rokok jadi buat keluarga, pacar atau temen kalian, Tolong bilang bahwa ngerokok itu gak baik yg pasti berujung kematian, bukan mungkin lagi tapi pasti.

Kedua: hp aku lagi gak enak dipakai, aku bahkan beberapa kali keluar wps office buat ngetik ff ini dan untung nya ketikan aku gak ilang heuheu.

Ketiga: aku males /digebukin heuheu

Jadi, aku harap kalian selalu sabar menunggu bebrapa ff itu yg lagi ngadat. Suka merasa bersalah nelantarin ff-ff itu. Aku juga mau bilang aku mungkin gak ambil ending dalam film ChunHyang, aku sih mau nya Baek gak dimiliki siapa pun dalam ff ini /dipijak massa heuheu gak ding heuheu. Aku masih milih ending HunBaek atau Chanbaek. soal nya nanti para seme sama sama kuat heuheu kuat diranjang heuheu /digamparin

Aku berterimakasih sama saran/kritik/review kalian tentang ff ini, hatiku bergejolak bahagia review nya panjang panjang kek Peceye, kaki peceye maksudnya TT

Thanks banget buat AlexandraLexa yang katanya masih bingung sama siapa ChanHun di ff ini, aku udah kasi penjelasan yah. Kalo masih bingung pegangan aja sama abs my yayang Suuman, tapi jangan dielusin yah ^^

Juga buat .77 Maaf sebelumnya aku gak bales review kamu, karna akutu juga bingung mau di m-preg apa gak. Karena ini aku ambil dari zaman kolosan yg kedokterannya masih belum selengkap sekarang. Tapi aku akan usahain yang terbaik mau di M-preg atau enggak.

Adakah yg liat video moment nya HunBaek pas di fansig? Suka wae wae akutu sama Baek yg lenjeh lenjeh kalo gada kandangnya(re: pcy) Anjirr yah si Baekhyun ngelusin perut nya Sehun, lagi mengandung apa si Sehun apalagi sender sender manja nya itu loh, epil pisan ih muka Baekhyun. Doain buat PCY kita cepet sembuh yah, biar bisa kandangin Baekhyun lagi heuheu

Thanks for review :

winter park chanchan, mamimomame, Istri Park Ganteng Chanyeol, MiraKimLu, Guest: kjidn, myzmsandraa99, jisungswag, Park RinHyun-Uchiha, Guest: AkashiHanna, aeriaa, .77, selepy, Ricon65, fetypark27, beebuzz22, EXO Love EXO, YuRhachan, Byun Jaehyunee, Baek13erry, leeminoznurhayati, AlexandraLexa, Guest: Kyrie Angelis585, Baeka, Guest: yousee, park yeolna, Hyera832, Guest: byuncheese, adorahttr, siyya217, Guest: channyeolight.

Terimakasih atas review kalian, Review lagi? heuheu