DAILY LIFE WITH MY BOYFRIEND

Cast : Kai, Sehun and others

Sekedar ff selingan saat ide untuk lanjutin ff yang lain belum ada, yang nunggu Bukan Istri Pengganti semoga senin atau selasa sudah bisa aku publish. Aku masih bingung dengan alur ceritanya, keknya itu sudah keluar dari alur awal yang aku buat, maunya hanya 5 chapter udah end, eh ternyata kebablasan #plakk jadi aku masih mikirin alurnya yang baru lagi. T_T

Mohon reviewnya juga ya untuk ff ini.

No edit.

Syakila8894

.

.

.

.

.

.

Udara yang panas dan di tambah telinganya yang juga terasa panas karena ocehan sahabatnya yang kebetulan duduk sebangku dengannya, membuat Sehun merasakan kebosanan yang begitu kentara. Ia ingin tidur tapi tak bisa, karena sudah pasti sahabatnya itu akan terus mengganggunya dan tak akan pernah membiarkannya untuk tertidur.

"Yak, Oh Sehun! apa kau mendengarkan ucapanku..."

Pekikan itu membuat Sehun mau tak mau menutup telinganya. "Kau mau membuat telingaku tuli ya Byun Baekki..."

"Ck, itu salahmu sendiri kenapa tidak mendengarkanku."

"Apa yang harus aku dengarkan? Tentangmu dan kekasihmu yang kencan tiap hari... itu membosankan." Gumam Sehun, terdengar malas.

Sahabatnya mendengus kesal, "Itu karena kau belum tahu bagaimana rasanya pacaran dan kencan."

"Ya, ya, ya, terserah padamulah yang tidak lagi jomblo. Sekarang biarkan aku tidur, selagi guru killer itu tidak masuk."

Pletakk

"Jangan tidur dulu bodoh, aku belum selesai cerita."

"Aku bosaaaaannnn..." rengek Sehun.

"Makanya cari pacar sana, hidupmu itu membosankan sekali kau tahu."

Sehun cemberut, tapi tak urung memikirkan juga apa yang dikatakan Baekhyun, apa benar hidupnya membosankan. Tiap pagi sampai siang ia sekolah, sore ia ikut les dan kemudian malam, ia masih belajar lagi. Setiap harinya memang hanya dipenuhi dengan satu kata saja, belajar, belajar dan belajar. Rasanya memang membosankan. "Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Sehun lesu.

"Cari pacar sana, pasti banyak yang mau denganmu, kau kan cantik."

"Yak, kau pikir mencari pacar itu mudah?"

"Makanya kau harus berusaha, ah... lihat kekasihku sudah datang, aku pergi dulu ya Sehunie. Jangan lupa keluarlah dari ruang kelas dan lihat kalau ada namja tampan yang bisa membuatmu tertarik, lalu dekati dia." Baekhyun menepuk pundak Sehun sebelum bergegas menemui kekasih tiangnya yang sudah menunggu di depan kelas.

"Aish, mana mau aku melakukannya..." Sehun meraih handphonenya yang sedari tadi tergeletak di atas meja lalu bangkit dari kursinya, hanya ada satu tempat yang ingin ia tuju sekarang, perpustakaan. Tempat yang paling aman dan nyaman bagi Sehun untuk menyendiri.

"Cari pacar..." Sehun kembali menggumamkan kata-kata itu saat ia sudah duduk dengan nyaman di kursi pojok ruang perpustakaan. "Aish... kenapa aku terus memikirkannya." Sehun mengacak rambutnya sebentar sebelum ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan handphonenya. Iseng ia melihat-lihat situs tentang pencarian jodoh. "Yak, kenapa aku membuka ini, aku kan tidak sedang mencari suami atau istri," Sehun kembali membuka situs lain dan tak lama kemudian matanya terpaku pada salah satu iklan yang ada di laman yang ia buka.

"Daily Life With My Boyfriend..." Sehun bergumam. "Ini acara reality show untuk pasangan sejenis ya... sepertinya menarik, mungkin aku bisa ikut." Sehun pikir, untuk mencari pengalaman seperti Baekhyun ia tidak perlu mencari pacar sungguhan, cukup hanya dengan ikut acara ini, lagi pula ia akan dapat bonus tampil di televisi, menarik bukan?

"Baiklah, ayo daftar..."

Sehun membaca keterangan yang tertera di laman itu sebelum kemudian mulai mengisi kolom pendaftaran.

Nama : Oh Sehun

Usia : 17 Tahun

Tinggi badan : 176 cm

Ciri-ciri pacar yang di inginkan : Tinggi 180 cm atau lebih, atletis, berkulit tan.

Sehun pikir karena kulitnya yang seputih salju, ia harus mendapatkan pasangan yang tidak mempunyai kulit seputih dirinya. Saat tiba harus mengisi kolom usia yang di minta, ia terdiam sejenak, memikirkan usia berapa yang mungkin bisa menjadi pasangan ideal untuknya. Mungkin yang usianya jauh lebih tua darinya? Lalu tanpa pikir panjang ia mengetik lagi.

Usia : 25 – 29 tahun

Setelah mengetik pegawai kantoran di kolom pekerjaan pasangan yang ia inginkan Sehun pun mengirim email pendaftarannya sembari berdoa semoga saja ia yang lolos test dan bisa tampil di reality show itu.

Di lain tempat di waktu yang sama seorang namja tampan tengah sibuk dengan berkas pekerjaannya yang menumpuk, ketika sekretarisnya masuk ke dalam ruangan.

"Kalau kau ingin menambah pekerjaan untukku, lebih baik keluar saja sekarang," namja tampan itu mengibaskan tangannya meminta sekretarisnya untuk pergi.

"Apa kau sangat sibuk?"

"Seperti yang kau lihat, pekerjaanku banyak," namja tampan itu melempar berkas yang ada ditangannya ke atas meja dan kemudian menoleh pada sekretaris cantiknya. "Apa ada sesuatu yang lebih penting dari pada kertas kertas sialan itu?"

"Yang kau maksud kertas sialan itu, adalah kertas yang membawa pundi pundi uang ke kantongmu Ceo Kim Jongin."

"Ya terserahlah, sekarang cepat katakan, aku tak punya banyak waktu."

Tiffany, sekretaris Jongin, menyerahkan setumpuk kertas ke atas meja Jongin yang masih memiliki sedikit ruang kosong.

"Apa ini?"

"Kau ingat dengan program baru acara reality show yang kita bahas bulan kemarin?"

"Aku kira masalah itu sudah beres," gumam Jongin sembari memijit keningnya.

"Sebenarnya memang sudah, tapi karena kau pemilik saham terbesar diperusahaan itu, mereka meminta pendapatmu untuk memilih orang yang tepat untuk ikut di acara itu."

Jongin meraih selembar kertas paling atas dari tumpukan kertas berisi biodata yang di bawa Tiffany. "Hanya satu orang bukan?"

"Ya..."

Jongin mengamati sejenak foto yanga da di pojok kanan kertas yang ia pegang lalu melemparnya sembarangan. "Apakah aku harus memilih salah satunya?"

"Kau harus melakukanya Tuan Kim..." ucap Tiffany.

Jongin mendengus kesal, dan kembali memeriksa setiap kertas itu dengan Tiffany yang setia menunggunya di kursi yang berhadapan dengannya. "Tak ada yang menarik..."

Tiffany meringis, hanya beberapa lembar kertas lagi yang tersisa, apa ada satu yang akan menarik perhatian Jongin.

"Shit, sudah hampir satu jam dan aku..." ucapan Jongin terhenti saat ia menatap foto seorang namja yang menarik perhatiannya dan dengan cepat ia membaca biodata namja itu. "Tujuh belas tahun ya..." Jongin menyeringai saat membaca kriteria yang di inginkan namja yang menarik perhatiannya itu, sesuai dengan dirinya. "Fany..."

"Ya...?"

"Buatkan aku formulir yang sama seperti ini, dan pastikan dia yang akan menjadi pasanganku."

"Mwo..." Tiffany menganga tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan bossnya. "Kau serius?"

"Yap, jangan lupa samarkan namaku dan juga pekerjaanku. Sisanya kau isi sesuai dengan fakta. Dan satu hal lagi jangan sertakan fotoku disana."

"Kepalaku sakit..." gumam Tiffany.

"Lakukan saja sesuai perintahku."

.

.

.

.

.

.

Baekhyun mengerutkan dahinya melihat Sehun yang tampak murung sambil sesekali memeriksa handphonenya. Ini sudah satu bulan lebih Sehun seperti ini dan namja cantik itu sama sekali tidak mau bercerita padanya.

"Mungkin memang bukan aku yang dipilih," gumam Sehun. Ia memejamkan matanya sembari bersandar di pundak Baekhyun.

"Dipilih apa ?" tanya Baekhyun bingung.

"Bukan apa-apa..."

"Yak, Oh Sehun, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, kau sebulan ini bersikap sangat aneh dan..."

Sehun hampir melompat saat merasakan getaran handphonenya di saku celananya. Dengan cepat ia duduk tegak dan memeriksa ponselnya. Untuk sesaat ia duduk mematung sebelum menoleh pada Baekhyun dengan wajah memucat. "Baekkie..."

"Apa..." Baekhyun menoleh dengan tak acuh sebelum kemudian ia berteriak. "Kenapa wajahmu pucat seperti itu, apa kau baru diputuskan kekasihmu, ah tapi kau kan jomblo... apa kau..."

"Diamlah Baekkie..."

"Oke, aku diam," Baekhyun menghela napas panjang sebelum menatap Sehun dengan tajam. "Sekarang ceritakan!"

"Aku lolos audisi..."

"Hah..."

"Untuk acara reality show..." Sehun melirik ke sekitarnya takut-takut ada yang menguping pembicaraan mereka. "Daily life with my boyfriend..."

"WHAT ?"

"Jadi begini..." lalu Sehun menceritakan semua yang ia lakukan pada Baekhyun.

"Kau beruntung sekali," Baekhyun tampak iri, bukankah ia yang bercita-cita menjadi seorang artis, tapi kenapa Sehun yang lebih dulu bisa tampil di televisi? Tapi dibalik itu semua ia senang karena itu artinya kehidupan sahabatnya itu akan lebih baik dan tidak membosankan lagi. "Jadi... siapa pasanganmu?"

Sehun memperhatikan biodata pasangannya yang sudah dikirim kepadanya. "Namanya Kim Kai..."

"Tinggi badan, 185 cm, okeh ini buruk karena ia bahkan lebih tinggi dari kekasihku dan itu akan membuatmu terlihat pendek. Pegawai kantoran dan umurnya..." Baekhyun ikut membaca. "WHAT ? 29 TAHUUUUNNNN?"

"ish, jangan berteriak dekat telingaku..." Sehun cemberut.

"Mana fotonya?" Baekhyun tidak menghiraukan ucapan Sehun.

"Tidak ada..."

"Ah, dia kan sudah tua, pasti jelek, Sehun batalkan saja.. kau jangan mau dengan yang tua..."

"Tidak bisa kau lihat..." Sehun menyodorkan handphonenya di depan Baekhyun. "Aku bisa kena denda sebanyak ini. Aku kan tidak punya uang sebanyak itu."

Baekhyun meringis,"Kalau begitu terima saja nasibmu kencan dengan om-om tua..."

Sehun cemberut. "29 tahun bukan setua itu Baekkie..."

"Ya terserahlah, tapi nanti janji jangan nangis kalau sudah melihat orangnya ya."

"Pasti..."

.

.

.

.

.

Sesuai isi email yang Sehun terima, hari ini adalah syuting pertamanya dan ia sudah tiba tepat waktu di tempat yang telah di tetapkan. Sehun pasrah saja saat seorang wanita menariknya untuk duduk di kursi dan mulai beraksi memberikan sentuhan make up ke wajah mulusnya.

"kau sudah cantik alami, jadi kita tidak perlu memberimu make up yang berlebihan. Aku hanya akan memberikan sedikit keajaiban supaya wajahmu tidak terlihat terlalu pucat di depan kamera.

Sehun merengut, keajaiban katanya?

Tepat waktu syuting di mulai, Sehun sudah gugup setengah mati dan omong-omong kemana pasangannya itu, kenapa belum juga datang? Dan apa yang harus ia lakukan? Sutradara tadi hanya memintanya duduk di kafe ini dan memesan segelas minuman. Sehun bahkan merasa kalau ia tidak bisa meminum minuman di depannya karena terlalu gugup melihat begitu banyak kamera di sekitarnya.

Lima belas menit berlalu ketika akhirnya pintu depan kafe itu terbuka, dan Sehun menoleh dengan hati berdebar ke arah orang yang baru datang itu. mulutnya menganga saat orang itu tiba di depan tempatnya duduk, orang itu tampan dan sama sekali tidak seperti apa yang dibayangkan Baekhyun.

"Maaf, aku sedikit terlambat, ada pekerjaan yang tak bisa aku tunda."

Sehun berdiri dengan canggung dan mulai merasa tidak percaya diri ketika mengetahui ia ternyata jauh lebih pendek dari namja itu. sedikit ada perasaan menyesal kenapa ia menargetkan tinggi badan lebih dari 180 cm sih.

"Tidak apa..." sahut Sehun canggung.

"Kim Kai..." namja itu mengulurkan tangannya.

"Oh Sehun..." kali ini Sehun bisa tersenyum manis saat menyambut uluran tangan namja itu. Kim Kai, dia sama sekali tidak seperti pegawai kantoran yang kolot, pakaiannya bahkan sangat kasual dan Sehun menyukainya.

"Jadi, Oh Sehun maukah kau berkencan denganku?"

.

.

.

.

.

.

TBC

Mohon review kalau ada yang minat ff ini dilanjutkan... kalau gak ada yang minat, aku akan share di grup aja. #smile

Salam hangat kaihun hard shipper.