Ice Castle

Negeri es ajaib, Negeri makmur yang berlapis es abadi. Dipimpin seorang raja terpandang, namun tiba-tiba pergi meninggalkan tahta demi seorang rakyat jelata.


Ini kisah tentang sebuah negeri besar yang damai dan makmur, yang dipimpin oleh raja yang terpilih dalam kompetisi tiap tahun. Negeri itu terhampar di bawah kaki gunung, udara sejuk segar selalu berhembus. Rakyatnya hidup aman nyaman dengan para peri, penyihir dan ras yang lain diantara bongkahan dan lapisan es abadi yang tak kan mencair dibawah terik matahari. Konon katanya bongkahan dan lapisan es itu adalah jelmaan dari leluhur yang tetap ingin melindungi negeri meski telah tiada.

Dan malam itu salju pertama turun bertepatan dengan terbukanya kastil es untuk umum. Berbondong-bondong rakyat dari berbagai tempat di negeri itu masuk dengan dengan gembira. Mereka akan menyaksikan pertunjukan untuk memilih raja baru. Termasuk seorang anak berambut hitam, yang berlari menyusul keluarganya untuk mencari tempat duduk. Bangunan khusus kompetisi itu mirip koloseum, dengan di tengahnya terhampar lapisan es yang berkilau dan kikelilingi oleh 6 kristal es besar yang bersinar. Semua orang sudah berkumpul, dan terompet di iringi berbagai alat musik menyajikan lagu pembuka pertanda acara sudah dimulai.

Teriakan dan sorakan penyemangat terdengar meriah kala para kandidat mulai berjajar dan berseluncur di atas es untuk memberi salam. dan setelah itu mereka berdiri di depan tiap kristal es untuk menunggu giliran tampil sesuai urutan. Semua nya mulai diam memperhatikan, dan kegugupan bercampur rasa penasaran berawal detik itu juga, Kompetisi yang mereka sebut ice skating sudah di depan mata.

"Peserta pertama, raja kita selama 3 tahun berturut-turut. Silahkan memasuki arena dan melakukan persembahan." Kata seorang pembawa acara mempersilahkan. Lalu seseorang berseluncur di atas lapisan es, dia tampak sangat berpengalaman terbukti dari gerakannya yang indah dan lancar. Pantas lah ia mampu menyandang gelar raja selama 3 tahun belakangan. Dan saat sudah selesai, para penonton yang terpukau akan aksinya langsung memberikan tepuk tangan yang meriah. Namun semuanya terdiam kala melihat hanya cahaya redup yang terpancar dari lantai es itu. Dan sang raja tahu itu saatnya untuk melepas tahta dan menyerahkannya pada orang yang terpilih.

Tapi sayangnya hasil yang sama terus berdatangan dari para kandidat lain. Hanya cahaya redup yang terpancar dan paling terangpun tak mampu mengalahkan cahaya dari krisal es, Membuat suasana menjadi suram. Mereka berbikir belum ada yang bisa meyakinkan leluhur agung untuk menentukan pemimpin baru dan memberi mereka berkah. Namun sepasang mata karamel seorang anak masih menatap penuh harap pada kandidat terakhir. Kandidat paling muda itu berambut putih di ikat ke atas, matanya indah sewarna samudra, dan wajahnya yang tersenyum ramah sangat mengagumkan. Ia laksana tetes harapan di tengah kekeringan.

Dan kini tiba giliran bagi kandidat rupawan itu untuk tampil. Musik pengiring sudah mengalun indah, gerakannya gemulai dan anggun laksana bunga lily tertiup angin. Semua mata tertuju padanya, 'menakjubkan' hanya itu yang mereka gumamkan. Berseluncur kesana kemari di atas lapisan es dengan yakin seolah sudah terbiasa dan menikmati. Ketika usai, cahaya terang benderang terpancar hingga mengalahkan sinar dari kristal es. Tanpa menunggu keputusan dewan, para penonton segera berdiri untuk bertepuk tangan menyambut kehadiran raja baru mereka.

"Dengan terpilihnya dirimu menjadi raja oleh Leluhur Agung. Kami serahkan tahta kerajaan ini padamu, apa kau sanggup memenuhi kewajibanmu menjadi raja?" Kata seorang pendeta sambil memegang mahkota di atas kepalanya yang tertunduk.

"Saya sanggup dan saya akan melakukan yang terbaik" Jawabnya mantap. Dan mahkota itu terpasang si kepalanya, ia resmi menjadi seorang raja.

"Sambutlah raja baru kalian. Viktor Nikiforov!" Sorak sorai bergemuruh dari segala penjuru, kelopak bunga bertebaran bersama dengan salju yang terhembus angin malam. Victor melambaikan tangannya sambil tersenyum ramah pada semua orang yang kini menjadi rakyatnya.

Dan untuk acara penutup serta kegiatan wajib, semua kandidat mundur agar tidak menghalangi kristal es. Arena kompetisi hanya di isi raja Viktor yang berdiri di tengah sedang bersiap, para pemain alat musik dan paduan suara ikut mempersiapakan diri. Tarian ice skating wajib sudah dimulai, semua menikmatinya. Mereka sudah hafal dengan tiap gerakan dan alunan musiknya yang sama setiap tahunnya, namun kali ini berbeda. Mereka lagi-lagi dibuat terpukau oleh raja baru mereka, raja termuda dalam sejarah negeri itu. Di tiap putaran bahkan lompatannya hanya membuat kagum semua mata yang memandang.

Saat tarian usai, cahaya terpancar terang benderang hingga menyilaukan mata. Cahaya itu memancar dan menyebar hingga pelosok negeri. Tanaman serta ladang subur, air sungai sangat jernih, ternak berkwalitas , orang sakit kembali sehat, dan kedamaian menyelimuti seluruh tempat. Dan mereka menyebut cahaya itu adalah Berkah Tuhan. Hanya raja yang mampu membuat hal itu terjadi.


"Yuuri, bisa kau bantu ibu sebentar?"

"Baik bu." Jawab pemuda berkacamata itu lalu turun untuk membantu ibunya. Ya, dia adalah Katsuki Yuri. Pemuda dari daerah hasetsu di wilayah negeri bagian timur. Keluarganya memiliki penginapan dan pemandian air panas di kota kecil tepi pantai itu. Tak ada yang istimewa darinya selain sebuah mimpi untuk bisa berada di lapisan es yang sama dengan Raja Viktor. Meski memang banyak bongkahan es bertebaran di tiap tempat, Hanya ada satu lapisan es yang cukup luas untuk ber-ice skating di hasetsu. Oleh karena itu tiap ada waktu luang ia akan mampir ke kediaman rekannya di mana halamannya adalah lapisan es abadi. Ya, keluarga mereka bertanggung jawab untuk menjaga arena bermain ice skating itu.

"Ibu, aku sudah selesai membersihkan halaman. Aku akan pergi berlatih." Kata Yuuri sambil menenteng tasnya.

"Baiklah, hati-hati di jalan!" Kata ibunya dari arah dapur, tampaknya ia sedang memasak pesanan pelanggan. Yuuri segera berlari cepat menuju rumah rekannya di bawah bukit. Saat ia memandang dari jalan setapak menuju hamparan laut yang luas, angin yang membawa aroma asin berhembus dengan kencang. Burung-burung camar yang beterbangan membuat Yuuri tersadar dari lamunannya. Ia kembali berlari kecil untuk melanjutkan perjalanannya.

"Yuko-san, selamat siang." Sapanya pada seorang perempuan yang sedang menyirami tanaman, wanita itu segera menoleh dan tersenyum ramah menyambutnya.

"Ara, Yuuri-kun. Mau berlatih lagi?" tanya Yuko. Yuri mengangguk dengan semangat. "Oh, apa kau ingin mengikuti kompetisi tahun ini Yuri?" Yuri langsung geleng-geleng kepala.

"Mana mungkin aku ikut kompetisi yang berat seperti itu Yuko-san, lagipula hanya orang hebat yang mampu menjadi raja." Yuri pesimis. Meski ditampar kenyataan itu menyakitkan, tapi memang begitu adanya. Ia hanya ingin berseluncur dengan idolanya, raja Viktor.

Namun tanpa ikut kompetisi, apa benar ia masih bisa mewujudkan impiannya. Yuri terlalu takut melangkah kedepan, gugup adalah kendala terbesarnya. Untuk sekarang, dia sudah cukup puas hidup damai, berlatih dan menonton beberapa kompetisi ice skating.

"Kali ini aku akan menari tarian wajib." Kata Yuri saat melepas kacamatanya.


Sementara itu dilain tempat, di sebuah arena berlatih di dalam istana. Seorang pria berambut perak tengah berseluncur untuk pemanasan. Lelaki rupawan itu tak lain dan tak bukan adalah sang raja, Viktor Nikiforov. Ia sedang berlatih untuk kompetisi tahun ini.

"Kali ini apa yang ingin kau tarikan?" Tanya Yakov pada Viktor. Yakov adalah pelatih serta penasehat bagi Viktor, jadi wajar jika dia bersikap seperti biasa saat hanya sedang bersamanya.

"Entahlah Yakov, aku belum menemukan inspirasi. Yah, untuk sekarang aku akan menari tarian wajib saja." Kata Viktor lalu mulai berseluncur dan berdiri tegap untuk memulai.

Tarian wajib, tarian yang harus dikuasai tiap pemain. Tarian yang indah dan membawa berkah jika kau berhasil mempersembahkan dengan apik pada leluhur. Dan kala Viktor menarikannya, yakov tak heran selama 5 tahun ini negeri makin makmur. Karena tiap tahunnya Viktor mampu menyajikannya dengan lebih indah hingga membuat cahaya berkah tuhan sangat terang dan menjangkau sampai pelosok negeri. Ia tersenyum bangga pada pria didikannya ini, ia tak menyangka anak malang yang ia latih kini sudah menjadi raja besar.

Sementara Yakov terus berpikir, Viktor mulai melambatkan geraknya di akhir. Berseluncur dengan pelan lalu berhenti sambil membungkuk. Namun belum sempat Viktor kembali berdiri tegap, sesuatu yang ajaib terjadi. Cahaya biru nan indah memancar lembut dari es yang ia pijaki. Dan dengan perlahan, samar-samar tergambar dengan jelas wajah seseorang disana.


"Yuri!." Yuko dan suaminya terburu-buru mendekati Yuri yang terjatuh saking gemetarnya. "Bagaimana mungkin lapisan es ini mampu mengeluarkan cahaya? Kupikir hanya lapisan es leluhur agung yang bisa. Dan kenapa pula wajah raja Viktor muncul dan terlukis dengan jelas disini." Tanya Yuri gugup luar biasa. Kini sekujur tubuhnya gemetar, ia tak sanggup menerima kenyataan.

"Yuri, legenda itu benar adanya." Kata Nishigori dengan tenang. Namun Yuri terlanjur menangis dihadapan takdir yang akan ia tapaki.

TBC


Hehehe... entah kenapa pengen nulis ff Yuri on ice yang beginian. Yha apapun itu semoga terhibur ya. Maaf typo dimana-mana. Ngetik pake hape layar grepe ternyata susah juga :"