"Kurokocchi! Bangun Kurokocchi! Jangan tinggalkan aku ssu!" suara yang biasanya ceria terdengar begitu lirih.
"Tetsu! Tch, sialan truk itu! Tetsu, kumohon bangunlah..." dan suara yang biasanya terdengar malas seketika menjadi cemas.
"Kuroko, bukannya aku peduli padamu, tapi kami semua khawatir. Buka matamu, Kuroko." tsundere, biasanya tidak peduli, namun sekarang ia menjadi takut dan khawatir.
"Kuro-chin jangan tidur ne? Aku punya pocky rasa vanilla lho. Kuro-chin cepat bangun, nanti pockynya habis!" dia yang biasanya cuek dan terkesan tidak peduli, apalagi padaku. Namun entah mengapa, aku dapat mendengar sarat kecemasan dalam suaranya.
"Tetsuya, bangun! Ini perintah. Jangan membantah perintahku! Aku ini absolut!" dan untuknya... hey, di mana keabsolutanmu sekarang, Akashi-kun?
Pandanganku menjadi semakin buram. Aku tidak mengerti keadaanku saat itu. Namun, aku ingat ada lima orang memanggil namaku, menyuruhku untuk bangun. Aku dapat merasakan ada cairan kental turun dari dahiku. Aku tersenyum getir. Setidaknya hari ini adalah hari terakhir aku menderita—
—dan akhirnya semua menjadi gelap.
Untill We Meet Again
Kuroko No Basuke adalah milik Fujimaki Tadatoshi
Saya hanya memiliki plot cerita ini saja.
Warning: OOC, Typo(s), GOM X Kuro, Commit Suicide, Self-harm, Dark!Kuroko, dan sebagainya.
Note: Di sini semua tokohnya udah lulus SMA ya. Dan untuk Akashi, di sini dia adalah Akashi versi Oreshi, walaupun slogan 'absolut' masih menempel :v
Note: Maafkan kenistaan saya yang selalu membuat Kuroko menampilkan dark side-nya :")
Note+: No flame please. Saran boleh, asal jangan flame. Bu-bukannya saya sensitif atau apa nanodayo *lupakan*
Selamat membaca~
NORMAL POV
5 tahun kemudian...
Tujuh pemuda dengan surai warna yang berbeda berdiri berhadapan. Three on three dengan salah satu dari mereka sebagai wasitnya. Mereka—Akashi Seijuuro, Murasakibara Atsushi, Aomine Daiki, Midorima Shintaro, Kise Ryouta, Kagami Taiga, dan Mayuzumi Chihiro—yang merupakan anggota The New Kiseki No Sedai, sedang bermain basket di lapangan dekat taman kota. Ketujuh pemuda itu tampak bersenang-senang. Mereka bukan lagi para monster yang mengincar kemenangan semata. Mereka tidak lagi bermain basket secara individual. Ya, dan itu semua adalah berkat usaha sahabat mereka, dia.
Yah, setidaknya sekarang sang phantom baru Kiseki No Sedai, Mayuzumi Chihiro, juga mengakui bahwa dia adalah sahabatnya. Meskipun berbicara saja hanya sekali saat pertandingan Winter Cup.
"105-103, tim Akashicchi yang menang ssu!" satu tangan sang model berusrai kuning terangkat. Ia menatap kagum pada mantan kapten basketnya.
"Kuso! " seorang pemuda bersurai gradasi merah-hitam menghentakkan kakinya.
"Taiga, terima saja kekalahanmu. Aku ini absolut." sang pemilik Emperor Eye melipat kedua tangannya di depan dada. Kedua manik merah darahnya menatap iris deep crimson milik mantan ace tim basket Seirin, Kagami Taiga.
"Cih." Kagami mendecih sebal. "Lihat saja kau, cebol ! Selanjutnya aku akan jadi pemenangnya!" ia menyeringai angkuh.
"Kaga-chin cari mati ne~" sahut si surai ungu sambil memakan maiubonya.
"Che, aku yakin sebentar lagi mulutmu bakalan dijahit sama Akashi." timpal sesosok makhluk ganguro cuek.
"Kagami, bersiaplah. Oha-asa bilang keberuntungan Leo hari ini adalah yang paling buruk." pemuda berambut hijau lumut itu membetulkan posisi kacamatanya. Tangan kanannya menggenggam erat boneka kodok Kerosuke yang merupakan Lucky Item Cancer.
"..." Mayuzumi Chihiro hanya menatap datar si calon korban gunting milik mantan kaptennya saat di Rakuzan. Ia tidak merasa kasihan sedikitpun pada sahabat mantan sang phantom player Teiko Kiseki No Sedai.
"Taiga, berani sekali kau mengataiku 'cebol'". Akashi Seijuuro melangkah mendekati mangsanya. "Bersiaplah merasakan gunting kesayanganku." sebuah gunting merah diarahkan pada wajah Kagami. Namun baru saja ia hendak melempar guntingnya, tiba-tiba...
"Ara, anak kecil tidak boleh main dengan benda tajam." gunting yang digenggam Akashi diambil secara paksa dari belakang. Kedua manik merah darah sang Emperor melebar. Kepala dengan surai crimson itu menoleh ke arah sumber suara.
Seorang pemuda blonde dengan wajah asing memutar-mutar gunting merah milik Akashi Seijuuro. Keenam pemuda lainnya hanya bisa meneguk ludah. Dalam hati mereka mendoakan keselamatan pemuda pirang asing tersebut. Kali ini Mayuzumi juga berbaik hati ikut mendoakan.
"Heh... kau siapa?" Akashi mengangkat sebelah alisnya. Aura hitam menguar kuat dari tubuhnya.
"Memangnya kenapa? Kau naksir padaku, hei bocah?" Pemuda asing itu tertawa. "Jadi kau yang namanya Akashi Seijuuro. Heh... benar-benar persis seperti yang dia bilang ya." lanjutnya sambil menopang dagu. Gunting merah yang ia ambil sudah tersimpan manis dalam saku celananya.
Akashi mendelik kesal. "Dari mana kau tahu namaku?"
"Kau sungguh ingin tahu?" tanya pemuda itu. "Nanti menyesal lho..."
"Apa maksudmu?" kali ini Mayuzumi angkat suara. Ia juga penasaran dengan ucapan pemuda asing tersebut.
"Oh, kau Mayuzumi Chihiro. Pemain bayangan baru Kiseki no Sedai." pemuda blonde itu beralih pada Mayuzumi. "Kau lebih tinggi dari dia ya. Tapi sayang, sebentar lagi kau akan jadi pendek sama sepertinya." pemuda itu melirik Akashi dari ekor matanya. Atau bahkan lebih pendek lagi. gumam pemuda tersebut dalam hati.
"Kau ini bicara apa nanodayo?" sahut Midorima. Ia membetulkan posisi kacamatanya. "Hmph, bukan berarti aku ingin tahu nanodayo." si surai hijau memalingkan wajahnya yang merona. Ia tidak menyadari bahwa lawan bicaranya diam-diam tengah menyeringai terhadapnya.
"Midorima Shintaro, mantan ace tim basket Shutoku." kedua manik zamrud si tsundere membelalak lebar. "Aku benar kan?"
"Kau.." Midorima menggantungkan kalimatnya.
"Cepat katakan urusanmu. Jangan membuang waktu." sela Akashi tegas. Ia merasa pemuda ini akan berbahaya jika terus-menerus bicara seenaknya.
"Heh... kenapa? Kau tidak penasaran mengapa aku tahu tentang kalian semua?" pemuda tersebut menyeringai. "Padahal ini menyangkut dia lho~"
"Dia?" tanya Aomine Daiki, si pemuda ganguro dengan surai biru laut dengan dahi berkerut kebingungan.
"Wah, Aomine Daiki!" pemuda pirang itu melangkah mendekati Aomine. Ia berbisik pelan, "Hati-hati, Aomine Daiki. Sepertinya sebentar lagi tangan kekarmu akan patah, oh—atau bahkan hilang." senyum palsu terukir di paras si blonde. Aomine mundur selangkah, kedua maniknya menatap tajam pemuda di hadapannya.
Apa katanya tadi? Tangannya akan patah?
Jangan bercanda.
"Siapa kau?! Seenaknya saja menggangu kami!" gertak Kagami sebal. Kesabarannya sudah hilang.
"Wuoh, wuoh. Tenanglah, Kagami Taiga." Pemuda asing tersebut melangkah mundur. Ia tersenyum angkuh pada Kagami.
"Ne, kau siapa? Pirang-chin~" Murasakibara Atsushi, pemuda dengan rambut ungu, memandang rendah orang asing tersebut. "Kau menyebalkan. Aku jadi ingin menghancurkanmu." tangan besar Murasakibara mendarat di kepala pemuda tersebut. Pemuda itu hanya terkekeh pelan.
"Murasakibara Atsushi, ya kan?" kepala dengan surai pirang itu perlahan mendongak. "Kau tinggi sekali ya. Rambutmu juga panjang untuk ukuran laki-laki." pemuda blonde itu kembali menyeringai. "Aku jadi ingin membawanya pulang."
"Hm? Jangan banyak bicara, pirang-chin, atau aku benar-benar akan menghancurkanmu." Murasakibara mengeratkan genggamannya pada kepala pemuda asing tersebut.
"Ouch! Menakutkan~" pemuda itu tampak sama sekali tidak takut pada gertakan Murasakibara. Ia malah memeletkan lidahnya, menganggap remeh pemuda bertubuh titan dengan surai lavender tersebut.
"Kau..." kedua manik senadasurai ungu milik sang Center Kiseki no Sedai itu menatap tajam pemuda di hadapannya. Tangan besarnya hampir saja menguatkan genggamannya pada kepala si pemuda asing, namun—
"Nash-kun, berhenti menggangu orang lain." sebuah suara monoton yang begitu familiar mendadak menggema. Refleks, ketujuh pemuda yang berada di lapangan basket itu menoleh ke arah sumber suara.
Seseorang dengan hoodie berwarna hitam berdiri tidak jauh dari mereka. Bebeeapa dari ketujuh pemuda warna-warni di sana mengernyit, penasaran akan pemuda berhoodie tersebut. Namun sayang, wajah orang misterius itu tertutup poni rambut biru mudanya.
Eh? Biru muda?
Tunggu. Hanya ada satu orang dengan surai biru muda yang mereka kenal sampai sekarang. Orang yang selama ini mereka cari-cari keberadaannya, namun terlambat karena dia sudah lebih dulu ditelan dunia.
Dan itu benar-benar tidak mungkin. Tidak mungkin pemuda misterius tersebut adalah—
"Wuoh, Kaichou." pemuda pirang yang dipanggil Nash itu melangkah mendekati orang tersebut. Agaknya sudah mengenal dekat dengan si pemuda berhoodie hitam.
"Kau... Kuroko Tetsuya?" tanya Akashi ragu. Mendadak enam pasang mata lainnya membelalak lebar.
Kuroko?!
Tebakan mereka benar?!
"Uso! Kurokocchi kan-"
"Sudah mati?" potong orang tersebut datar. Perlahan, kepala yang tertutupi hoodie itu mendongak. Kedua manik sapphire miliknya menatap tajam mantan tim basketnya dan sang new pahntom player Kiseki No Sedai yang sekarang.
"Hora, Tetsuya! Seharusnya kau tidak ke sini. Kejutannya jadi batal kan..." Nash menghela napas kecewa. "Haahh.. padahal aku ingin lihat ekspresi mereka minggu depan." lanjutnya.
"Minggu depan?" Kagami Taiga menaikkan sebelah alisnya. "Maksudmu?"
"Heh? Si gadis berdada besar itu belum memberitahu ya?" Aomine menggeram kesal begitu mendengar ucapan pemuda blonde tersebut. Ia menatap tajam pada pemuda bernama Nash itu. "Minggu depan Kiseki No Sedai akan bertanding melawan tim kami, Vorpal Swords."
"Vorpal Swords?"
"Ya, dan dia adalah kaptennya." Nash menepuk pundak pemuda berhoodie hitam di sampingnya.
Tunggu. Kapten?
"Tidak mungkin..." mereka membeku di tempat. Bukankah...
"Hisashiburi, minna-san." kedua manik Kuroko memadang rendah ketujuh pemuda di hadapannya. "Kuroko Tetsuya, kapten basket Vorpal Swords. Rasakan kekalahan kalian minggu depan, Kiseki no Sedai." ucapnya dengan nada dingin. Semua anggota Kisedai membatu. Mereka menatap mantan anggota tim mereka tidak percaya.
Kuroko tersenyum tipis sebelum menarik lengan Nash. "Nash-kun, ayo kita pergi."
"Baiklah~" Nash mengekor kaptennya. Namun ia sempat berbisik pelan pada Kisedai. "Ini salah kalian. Sekarang Kuroko Tetsuya kalian sudah tiada~" kemudian ia pergi meninggalkan ketujuh pemuda tersebut.
.
.
.
TBC
a/n: ... /tempeleng/
hai.. duh kok jadi gugup gini ya/plak
yeyyy kita ketemu lagi di sini :3 sedikit info saja, cerita ini merupakan remake dari 'Revenge' dengan sedikit perubahan plot XD
Ahh tapi tenang saja, bagi para dark!Tetsu-chan lovers, di sini juga sama kok :D dark Kuroko itu badass dan saya pasti mengikutsertakannya dalam cerita kali ini :v
Saa.. saya gak tau mau ngomong apalagi XD Review, fav n follow akan selalu saya terima dengan senang hati (review dibalas di chap selanjutnya) jadi jangan sungkan untuk memberikan opini kalian atau sekedar menyapa saya :3/ngarep/
Arigato ^^