...School Of Magic...

.

.

.

Disclaimer : Naruto [Masashi Kishimoto]

Created By : Al – kun666

Rated : M

Genre : Action, Adventure, Fantasy, Martial Arts, School, SuperPower, Romance and Etc.

Pairing : ?

Warning : Typo (s), Miss Typo (s), OOC, OC, Alternative Universe (AU) and Etc.

Don't Like Don't Read.

.

.

Summary : Kyoto Akademi adalah salah satu sekolah sihir terbesar di Jepang. Namikaze Naruto, seorang pemuda dengan minat yang kurang tentang sihir. Terpaksa harus masuk sekolah tersebut, karena paksaan kedua orang tuanya. Namun siapa yang tahu, kalau ternyata bakatnya dalam hal sihir, bahkan melebihi seseorang yang memiliki gelar jenius!

.

.

Chapter 28

"Naruto!"

Naruto dan juga Sodai yang sudah bersiap-siap untuk bertarung, terpaksa menghentikan aksi mereka saat mereka berdua mendengar suara teriakan familiar yang memanggil nama Naruto. Bahkan Hagoromo dan juga Elder Ketujuh sedikit kaget saat mendengar teriakan tersebut.

Melihat keasal suara, mereka bisa melihat Kaguya yang kini tengah berlari kearah Naruto dengan senyum manis di bibirnya. Matanya nampak terpaku pada Naruto, bahkan tatapannya benar-benar menunjukan tanda cinta yang luar biasa untuk Naruto.

Pada saat Kaguya sudah dekat dengan mereka ber-empat, dia langsung menerjang dan memeluk Naruto dengan erat. Mengabaikan ketiga orang lainnya yang nampak tertegun atas kelakuannya.

Naruto yang merasakan Kaguya memeluknya erat, dengan bahu yang sedikit bergetar, hanya tersenyum lembut. Katana yang berada di tangannya kini sudah menghilang menjadi partikel-partikel kuning.

Aroma tubuh Kaguya segera memasuki lubang hidung Naruto, dan harus Naruto akui kalau aroma tubuh Kaguya benar-benar sangat wangi. Memeluk pinggang ramping milik Kaguya, Naruto melihat wajah Kaguya dengan seksama.

Hidung mancung, bibir tipis, alis ramping, mata abu-abu yang indah, serta pipi yang tampak merah merona. Kaguya adalah gadis tercantik yang Naruto kenal sampai saat ini. Dia mengeluarkan semacam aura elegan yang tidak bisa ditandingi oleh orang lain.

Melihat tatapan Kaguya yang dipenuhi dengan cinta kepadanya. Entah kenapa, Naruto merasakan kebanggan tersendiri pada dirinya. Dia tidak terlalu mengerti apa itu cinta. Bahkan bisa dibilang dia sama sekali tidak terlalu berpengalaman soal itu. Tapi, melihat gadis cantik yang punya harga diri tinggi jatuh untuknya, itu benar-benar perasaan yang luar biasa.

Sodai yang melihat Nona muda mereka memeluk Naruto dengan erat hanya mematung dengan pikiran bingung. Hei, siapa lelaki ini? Naruto? Bukankah itu nama tunangan Nona Kaguya sebelumnya? Melihat kearah Hagoromo, Sodai menjadi semakin bingung saat dia melihat Hagoromo yang hanya memandang Naruto dan Kaguya yang sedang berpelukan dengan senyum lembut. Tuan bahkan sudah tau ini? Sodai hanya menghela nafasnya dengan pasrah, padahal niat bertarungnya sudah melonjak. Sayangnya, dia tidak akan bisa bertarung dengan Naruto dalam keadaan sekarang karena itu hanya akan membuat Nona muda mereka marah.

Menyarungkan Katana miliknya, Sodai segera kembali ke sisi Hagoromo. Dia bisa melihat Elder Ketujuh nampak terkejut dengan kejadian di depannya. Bahkan mulutnya kini membentuk huruf 'O'

"Hagoromo, D-dia Naruto? N-Namikaze Naruto?!" Elder Ketujuh bertanya dengan raut wajah tercengang. Melihat Hagoromo yang hanya mengangguk kecil dengan senyum lucu di wajahnya, Elder Ketujuh tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa mematung dengan mulut terbuka lebar.

"Naruto, kenapa kau ke sini?" Kaguya yang berada dalam pelukan Naruto hanya mencicit dengan pelan. Dia menatap wajah Naruto yang kini tengah tersenyum lembut ke arahnya. Meskipun nada bicaranya terdengar tidak senang dan juga khawatir, tapi senyum indah tak henti-hentinya mekar di wajahnya. Orang bodohpun bahkan bisa tahu kalau saat ini Kaguya sangat senang.

"Tentu saja untuk menjemput gadis cantik-ku? Apalagi menurutmu?" Naruto tersenyum main-main. Dia mengeratkan pelukannya di pinggang ramping milik Kaguya. Lalu menyapu pandangannya kearah Hagoromo, Sodai dan Elder Ketujuh. Sebelum pandangannya kembali terjatuh ke wajah Kaguya yang kini sudah memerah seperti apel matang karena perkataan Naruto barusan.

Kaguya memandang Naruto dengan penuh cinta. Menyandarkan kepalanya di bahu Naruto, Kaguya terlihat sangat nyaman. Dia benar-benar ingin momen ini bertahan selamanya.

"Berhenti menatapku seperti itu, itu memalukan!" Kaguya merajuk dengan nada manja, dan suaranya terdengar sangat imut. Itu benar-benar terdengar seperti seorang istri yang bertingkah manja kepada suaminya. Sodai dan Elder Ketujuh membuka mulutnya lebar-lebar. Mereka benar-benar tidak pernah tau kalau Kaguya mempunyai sisi yang seperti ini. Bahkan Hagoromo sendiri terlihat terkejut. Pasalnya, semenjak kematian ibunya, Kaguya tidak pernah bertingkah manja bahkan di depannya.

"Kenapa? Apakah aku tidak boleh menatap gadisku sendiri eh, Nona?" Naruto memegang dagu Kaguya dan memandangnya dengan lembut. Melihat bibir tipis Kaguya yang sedikit terbuka, Naruto sangat tergoda untuk mencicipinya.

Jantung Kaguya berdetak dengan cepat dan wajahnya kembali memerah dengan sempurna saat dia melihat wajah Naruto yang semakin mendekat kearahnya. Menutup matanya dengan erat, Kaguya hanya meremas kemeja Naruto dengan kedua tanganya.

"Ehmm!"

Sebuah deheman dari Hagoromo berhasil menghentikan kegiatan mereka berdua. Kaguya yang seakan baru menyadari kalau ada orang lain di sini, segera berusaha melepaskan pelukan Naruto di pinggangnya. Namun, usahanya sia-sia karena pelukan Naruto terlalu erat. Sehingga Kaguya hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Naruto. Astaga, apa yang sudah dia lakukan barusan? Itu benar-benar memalukan. Kenapa dia bisa sampai lupa kalau di sini sangat banyak orang.

"Hei, kau! Cepat lepaskan dia sialan!" dari jauh, Kankuro berteriak dengan raut wajah marah. Lelucon macam apa ini? Calon tunangannya berpelukan dengan pria lain tepat di depan matanya sendiri. Dan yang lebih parah lagi, mereka bahkan hampir berciuman, sialan! Bukankah itu artinya dia benar-benar dipermalukan di sini?!

Naruto hanya tersenyum miring saat melihat Kankuro yang bergegas kearahnya dengan raut wajah marah, diikuti oleh puluhan tamu undangan yang terlihat penasaran.

"Hagoromo-sama, penjahat tidak tahu malu ini berani membuat masalah di klan Ootsutsuki. Dia bahkan berani menyandra Nona Kaguya. Mohon ijinkan saya untuk memberikannya pelajaran." Kankuro berkata dengan nada hormat pada Hagoromo, tapi matanya menatap tajam Naruto yang tengah memeluk pinggang ramping Kaguya dengan erat. Melihat Naruto yang tersenyum miring kearahnya, Kankuro benar-benar ingin merobek bajingan ini sampai mati!

Hagoromo tidak menjawab perkataan Kankuro, tapi dia hanya mengangguk kecil dan tersenyum misterius kearah Kankuro, yang membuat Kankuro merasakan firasat buruk. Tapi melihat Naruto yang tengah memeluk Kaguya dengan erat di pelukannya, Kankuro menggertakan giginya dengan marah. Harusnya yang ada di posisi itu adalah dia!

Kankuro menatap Naruto dengan tajam. "Aku tak peduli siapa kau, tapi jika kau tidak melepaskan Nona Kaguya sekarang juga. Akan kupastikan kalau kau dan seluruh keluargamu akan hilang dari muka bumi ini!" Kankuro berkata dengan sombong, dia sudah melihat dan mengenal banyak anak-anak keturunan dari klan besar dan terkenal. Jadi dia tahu dengan sekilas, kalau Naruto kemungkinan besar bukan dari klan besar.

Mungkin dia hanya udang dari klan kecil, sedangkan dia punya keluarga Sabaku di belakangnya. Jadi, apa yang harus dia takutkan dengan udang dari klan kecil? dengan pemikiran seperti itu, raut wajah Kankuro menjadi semakin sombong.

Elder Ketujuh, Hagoromo dan juga Sodai yang sudah melihat kekuatan Naruto. Hanya mengangkat alisnya dengan raut wajah tercengang. Anak ini berani-beraninya berbicara seperti itu pada iblis kecil ini?! Bukankah dia ingin mati dengan cepat?

"Oh? Kau ingin membunuhku dan menghapus seluruh anggota keluargaku?" Naruto berkata dengan santai, tapi niat membunuh di matanya benar-benar tidak bisa disembunyikan. Dia paling benci ancaman, apalagi ancaman terhadap keluarganya. Di mata Naruto, Kankuro sudah dia jatuhi hukuman mati!

Kaguya yang berada dalam pelukan Naruto bergetar marah mendengar perkataan Kankuro. Dia berniat untuk berbalik dan melemparkan sihir level 6 kearah Kankuro, tapi Naruto memeluknya dengan erat dan mengelus kepalanya dengan lembut. Mendongkak, Kaguya bisa melihat mata Naruto yang penuh kasih menatapnya dan berkata dengan lembut, "Tidak apa, biarkan aku mengurusnya."

Kaguya terdiam untuk sejenak. Dia khawatir kalau Kankuro akan melakukan hal nekat dan membuat Naruto terluka. Belum lagi, Naruto sudah membuat kekacauan di sini dan itu pasti membuat ayahnya dan para tetua marah. Mengingat masalah itu, Kaguya segera menatap Naruto dengan raut wajah khawatir.

"T-tentu saja! Apa kau takut? Kalau begitu berlututlah dan aku akan mengampunimu sampah!" Kankuro menjawab dengan sedikit tergagap, saat dia melihat niat membunuh di mata Naruto barusan. Itu benar-benar membuat Kankuro takut. Tapi dia segera mengumpulkan kembali keberaniannya dan memaki Naruto dengan raut wajah sombong.

"Berlutut dan patahkan kedua kakimu, maka aku akan mengampuni nyawamu hari ini." ucapan Naruto membuat suasana hening dengan seketika, sebelum keheningan itu terpecah oleh suara tawa keras dari Kankuro.

"Hahahaha, apa ini? Kau ingin aku berlutut dan mematahkan kedua kakiku? Hei sampah, apa kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah anak tertua keluarga Sabaku, serta penerus keluarga Sabaku saat ini. Kau hanya sampah dari klan kecil, berani-beraninya kau berkata seperti itu padaku?!" Kankuro berkata dengan sangat sombong, dia bahkan tidak menahan diri untuk tertawa terbahak-bahak dan mencemooh Naruto dengan kasar. Para tamu undangan yang menonton hanya saling berbisik dengan pelan. Sebagian besar dari mereka mendukung tindakan Kankuro, dan sebagian dari mereka hanya memandang Kankuro dengan tidak suka karena tindakannya. Sedangkan mereka yang mengenal identitas Naruto, mereka hanya menatap keluarga Sabaku dengan kasihan.

Meskipun keluarga Sabaku sedang naik daun sekarang, itu masih kurang jika dibandingkan dengan keluarga Namikaze. Belum lagi, keluarga Sabaku ditakuti dan dihormati hanya karena adanya monster Shukaku di klan mereka. Jika tidak, keluarga Sabaku hanya sebanding dengan klan bangsawan kecil.

Naruto tidak menjawab perkataan Kankuro, dia perlahan melepaskan pelukannya pada Kaguya. Kaguya sendiri yang lepas dari pelukan Naruto segera melompat seperti kelinci kecil, meskipun raut wajahnya kembali datar, pipinya masih memerah malu dan dia hanya diam di sisi Naruto dengan tenang.

"Hahaha bagus, sampah sepertimu memang harus menurut. Sekarang berlututlah, maka aku akan mengampunimu." Kankuro semakin sombong saat dia melihat Naruto melepaskan Kaguya. Dia salah mengira kalau Naruto melepaskan Kaguya karena takut pada identitasnya.

"Ah? Lihat, dia menuruti perkataan Kankuro-sama."

"Kurasa dia memang hanya dari klan kecil, dia tidak berani melawan pengaruh keluarga Sabaku."

"Cih, pengecut."

Kankuro tersenyum bangga saat dia mendengar bisikin para tamu di sekitarnya. Udang dari klan kecil ingin bersaing dengannya? Hehe dia tidak layak. Memandang Naruto yang hanya diam, Kankuro menyeringai semakin lebar. Tapi seringai itu harus membeku saat dia merasakan sakit yang tajam di kedua kakinya, dan membuatnya segera berlutut di tanah dengan keras.

Sebelum Kankuro bereaksi dengan apa yang terjadi, sebuah tangan memegang kepalanya dengan kencang. Saat Kankuro mendongkak, dia bisa melihat mata biru yang memandangnya dengan dingin. Tubuh Kankuro bergetar, dia melihat Naruto kini tengah memegang sebuah Katana yang sedikit berlumur darah. Saat dia melihat kearah kakinya, Kankuro bisa melihat sedikit darah merembes dari kakinya. Otot dan tendon kakinya telah di sayat dalam waktu singkat.

"A-apa?!"

"Astaga, cepat sekali."

"Aku bahkan tidak bisa melihat pergerakannya."

Kankuro menghiraukan ucapan kaget dari para tamu. Tubuhnya bergetar, melihat mata Naruto yang dingin dan penuh dengan niat membunuh, Kankuro tidak bisa berfikir jernih. Dia bahkan melupakan kakinya yang sakit akibat sayatan Katana milik Naruto.

Elder Ketujuh, Hagoromo dan Sodai saling menatap untuk sejenak. Iblis kecil ini benar-benar sesuatu. Pergerakannya sangat cepat dan tanpa ampun sama sekali. Mereka bertiga yakin, jika ini bukan di depan umum. Naruto tidak akan ragu untuk membunuh Kankuro. Sementara itu Kaguya nampak menutup mulutnya dengan satu tangan. Naruto-nya sangat keren~

"Jika bukan karena ada orang yang lebih ingin membunuhmu. Kau sudah jadi mayat sekarang." Naruto menampar pipi Kankuro dengan keras dan berkata dengan dingin.

"A-aku ..."

"Diam, aku tak menyuruhmu untuk bicara." Naruto kembali menampar pipi Kankuro dengan keras. Dia menatap Kankuro dengan dingin yang membuat tubuh Kankuro menggigil ketakutan.

Dengan dua tamparan dari Naruto, pipi kiri Kankuro segera bengkak dan membiru. Meskipun itu hanya tamparan biasa, Naruto saat ini sedang memegang Katana. Tentu saja tamparan itu akan sangat menyakitkan. Kankuro bahkan segera menutup mulutnya dan diam dengan raut wajah ketakutan.

"Bersujudlah dan minta maaf padaku." Naruto melepaskan tangannya dari kepala Kankuro dan memandang Kankuro dengan acuh tak acuh.

"..."

Kankuro tampak linglung dan ketakutan untuk sesaat saat mendengar perkataan Naruto. Namun saat Kankuro mencerna apa yang Naruto ucapkan, dia segera meraung dengan marah.

"Kau bajingan sial! Kau berani mempermalukanku?! Akan kubunuh kau sialan!"

"Berisik!"

Tanpa belas kasihan, Naruto menendang lalu menginjak kepala Kankuro dengan kejam. Namun Naruto segera melompat kebelakang saat dia merasakan ada bahaya yang mengincarnya. Dan benar saja, pasir berwarna keemasan segera menghantam kearah tempat Naruto berdiri sebelumnya. Sehingga membuat retakan yang lumayan lebar di tanah.

"Nak, kau sudah keterlaluan."

Seorang pria paruh baya yang Naruto lihat sangat mirip sekali dengan Gaara berkata dengan raut wajah dingin. Dia mendekat kearah kankuro dan memberikannya sebotol Potion. Potion itu berwarna merah terang yang disimpan dalam botol kaca berukuran kecil.Kankuro segera meminum Potion yang diberikan ayahnya dalam sekali tegukan.

"Bajingan, akan kubunuh kau!" Setelah meminum Potion, luka Kankuro sembuh dengan perlahan, bengkak di pipinya juga berangsur-angsur menghilang dengan pelan. Dia segera berdiri dan menatap Naruto dengan niat membunuh.

"Hey paman, bukankah sikap 'anak'mu ini sedikit berbeda." Naruto berbicara dengan santai. Dia mengabaikan Kankuro, dan dia hanya menatap Rasa dengan pandangan yang mengandung sedikit rasa sinis di dalamnya.

Rasa tertegun, dia mendengar intonasi Naruto sedikit berbeda saat dia menyebut kata 'anak' dalam perkataanya barusan. Rasa adalah orang yang sensitif. Banyak hal yang terjadi selama seminggu ini, dari kematian anak nya, Gaara. Juga tingkah aneh dan permintaan Kankuro yang berinisiatif untuk bertunangan dengan Nona Kaguya.

Sejujurnya, selama seminggu ini Rasa mengirim orang untuk diam-diam menyelidiki kematian Gaara secara menyeluruh. Mayatnya memang tidak bisa ditemukan, tapi Rasa menyadari sesuatu yang ganjal. Itu membuatnya sangat mencurigai Kankuro. Apalagi dengan perubahan sikap Kankuro yang semakin terlihat jelas.

Meskipun Kankuro bukanlah anak kandung Rasa, tapi dia sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Kankuro adalah anak baik, dia juga selalu menyayangi Gaara seperti adik kandungnya sendiri. Tapi beberapa bulan yang lalu, sikapnya tiba-tiba berubah secara perlahan. Dia menjadi lebih sering marah, dan juga sedikit sombong. Meskipun itu semua tidak pernah dia tampilkan di depannya.

Tapi hari ini, Kankuro bahkan menampilkan sikap sombongnya di depannya. Awalnya, dia berfikir mungkin itu karena Kankuro emosi saat melihat calon tunangannya dipeluk oleh laki-laki lain. Tapi pekataan Naruto barusan membuat kecurigaannya kembali tumbuh. Mungkinkah anak ini tahu sesuatu?

"Apa maksudmu, Nak?"

Naruto tidak menjawab perkataan Rasa. Dia hanya memberikan Rasa senyum kecil yang membuat Rasa mengernyit dengan bingung.

"Jangan mengabaikanku sialan!" Kankuro kembali berteriak dengan keras, di belakangnya kini sudah muncul 2 boneka kayu berkepala mirip iblis. Boneka itu mempunyai enam tangan yang semuanya berbentuk lancip seperti pisau. Di sepuluh jari Kankuro terdapat benang yang terbuat dari Mana miliknya. Benang itu juga tersambung ke titik-titik tertentu di dua boneka di belakangnya.

Senyum Naruto semakin lebar saat dia melihat dua boneka yang ada di belakang Kankuro. Dia ingin bersenang-senang? Baiklah. Namun sebelum Naruto bertindak, Kaguya yang berada di sisi Naruto segera mengambil langkah kedepan dan berdiri di depan Naruto. Dia menatap Kankuro dengan dingin.

"Apa yang ingin kau lakukan, tuan Sabaku?"

Kankuro yang melihat Kaguya maju untuk melindungi Naruto, segera menggiling giginya karena marah. 'Lacur sialan ini!'

"Nona Kaguya, aku takut ini bukanlah urusanmu. Lagipula aku ini calon tunanganmu, apa maksudmu untuk melindungi laki-laki lain di hadapanku? Apa kau ingin merusak kemitraan yang dibuat oleh keluarga Ootsutsuki dan juga Sabaku?"

"Aku ..."

Kaguya mengernyit dan tak bisa berkata apa-apa lagi. Para tetua jelas setuju dengan pertunangan ini. Meskipun dia tidak suka dengan ini, tapi itu tidak akan mengubah fakta kalau Kankuro memanglah calon tunangan Kaguya saat ini. Belum lagi, ini adalah Mansion Ootsutsuki, dengan banyaknya tamu undangan yang menyaksikan. Jika dia lebih memilih melindungi Naruto. Bukankah itu akan menunjukan kalau klan Ootsutsuki tidak punya moralitas yang cukup? Melindungi laki-laki lain daripada calon tunangannya sendiri. Tentu saja itu akan mencoreng nama keluarga.

"Biar aku yang menangani ini."

Naruto melangkah kedepan dan menepuk pundak Kaguya dengan lembut.

"Tapi, Naruto ..."

Kaguya menggantung kalimatnya dan menatap khawatir pada Naruto. Naruto tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Kaguya dengan lembut. "Percayalah padaku, oke?"

"U-umm, baiklah. Hati-hati Naruto."

...xxXxx...

Sementara itu, beberapa saat sebelumnya. Di sebuah mobil mewah, terlihat 2 orang dengan rambut yang sangat kontras sedang duduk di kursi belakang mobil dengan santai. Keduanya nampak diam dan hanya memandang kendaraan yang berlalu lalang di samping mereka. Mereka berdua adalah Zetsu dan juga Gaara.

Seminggu sebelumnya, Gaara diselamatkan oleh Naruto dan juga Zetsu. Syukurlah Magical Beast yang masuk ke tubuh Gaara segera dikeluarkan dan tidak sempat merusak organ-organ tubuh Gaara. Sehingga pemulihannya berjalan cepat. Dia bahkan sudah sembuh total sekarang.

"Yahiko, bukankah kita harus segera melihat keadaan Naru-chan? Kenapa kau masih mengemudi sangat lambat seperti kura-kura?!" Konan yang berada di kursi co-pilot memaki dengan keras. Dia menatap tajam Yahiko yang kini tengah berkeringat dingin di sampingnya.

"Oh ayolah, Sayang. Kau tidak lihat betapa padatnya lalu lintas di depan kita?"

"Lalu kenapa kita tidak menggunakan sihir Teleport hah?"

"I-itu ilegal, Sayang. Ilegal."

"Kau hanya mencari alasan saja kan? Apa kau tidak khawatir sedikitpun pada adikmu sendiri hah? Dia membuat onar di klan Ootsutsuki, Yahiko. Apa kau pikir para tetua bangka itu akan membiarkannya begitu saja?" Konan menunjuk-nunjuk Yahiko dengan marah. Yahiko mengusap keringat di dahinya sambil menghela nafas pelan.

"Naruto itu kuat. Aku yakin tidak akan ada yang terjadi padanya." Yahiko berkata gugup saat dia melihat Konan melotot padanya. Mata Yahiko tiba-tiba berubah tajam dan dipenuhi dengan niat membunuh saat dia melanjutkan, "Tapi jika mereka berani macam-macam dengan adik kesayanganku. Akan kupastikan Mansion Ootsutsuki akan rata dengan tanah."

Konan segera terdiam saat dia melihat perubahan sikap Yahiko. Dia menghela nafas dengan pelan dan duduk di kursi dengan tenang.

Gaara dan juga Zetsu saling pandang untuk sejenak. Tapi mereka tidak mengatakan sepatah katapun. Gaara melihat Yahiko yang begitu peduli dengan Naruto, tiba-tiba merasakan getaran aneh di hatinya. Bukankah akan sangat bagus jika Kankuro juga protektif seperti itu padanya? Gaara menghela nafas dengan pelan. Sayangnya, Kankuro bahkan tidak peduli padanya. Dia bahkan mencoba membunuhnya. Mengingat kejadian seminggu yang lalu, raut wajah Gaara mengeras dan matanya dipenuhi dengan niat membunuh.

Sepanjang perjalanan, mereka ber-empat hanya diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sampai akhirnya, mereka tiba di Mansion Ootsutsuki. Keempatnya segera turun dari mobil dan memasuki gerbang dengan santai.

"Aneh, kenapa tidak ada penjaga di gerbang depan." Yahiko berkata dengan aneh. Dia mengelus dagunya seolah dia menemukan persoalan yang sulit.

Konan memutar matanya dengan malas dan berkata, "Wajar jika tidak ada, bukankah Naru-chan kesini untuk mengacau? Mungkin semua penjaga sedang berurusan dengan Naru-chan."

"Sayang, kau begitu pintar."Yahiko menepuk dahinya dan tertawa dengan riang sambil mengedipkan sebelah matanya pada Konan yang membuat wajah Konan sedikit memerah.

"Lihat, bukankah itu Naruto." Zetsu berkata sambil menunjuk ke kejauhan. Melihat kearah yang ditunjuk oleh Zetsu. Mereka bisa melihat Naruto yang kini sedang mengelus puncak kepala Kaguya dengan lembut. Lalu melangkah ke depan dan berhadapan dengan Kankuro yang membawa 2 boneka berkepala iblis di belakangnya.

Mereka juga bisa melihat Elder Ketujuh, Hagoromo dan juga Sodai tak jauh dari Naruto. Orang tua Gaara, dan puluhan tamu undangan yang nampak tak menyadari kehadiran mereka ber-empat. Mereka sedang fokus pada Naruto dan juga Kankuro. Kecuali beberapa orang kuat, yang lainnya benar-benar tidak menyadari kedatangan keempat orang ini.

Melihat keadaan Naruto yang nampak baik-baik saja, Konan menghela nafas lega. Jika Naruto dalam keadaan tidak baik. Dia takut kalau Yahiko akan menjadi gila.

"Ayo pergi."

...xxXxx...

Kankuro menatap Naruto dengan tajam. Tangan kanannya terulur ke depan. Dan salah satu boneka di belakangnya segera melesat maju, lalu mengacungkan salah satu bilah tangannya yang tajam pada Naruto. Naruto yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Dia tidak berniat bertahan maupun menghindar dari serangan Kankuro, yang membuat beberapa orang merasa khawatir untuknya.

Kankuro menyeringai melihat Naruto yang tidak bereaksi. Dia bepikir kalau reaksi Naruto terlalu lambat untuk menghindari serangannya. Tapi seringai Kankuro membeku seketika, dan tubuhnya menggigil ketakutan tanpa sadar saat dia melihat sebuah pasir berwarna kecoklatan, menahan boneka miliknya hingga tak bisa menyentuh Naruto.

"T-tidak mungkin. I-itu ..." Kankuro membulatkan matanya dengan kaget, dan keringat dingin segera mengalir di dahinya.

Rasa dan juga Karura yang melihat pasir itu langsung tertegun. Pasir itu berbeda dengan pasir milik Rasa. Karena pasir milik Rasa berwarna keemasan. Karura segera melihat ke arah sumber dari pasir itu, dan dia bisa melhat Gaara yang kini menganakan kemeja berwarna merah maroon dan celana cokelat panjang, tengah berjalan kearah mereka dengan pelan. Lingkaran sihir bersinar di tangan kanannya.

Karura segera menutup mulutnya karena kaget. Air mata perlahan turun dari kedua matanya. Menghiraukan orang lain yang nampak bingung dengan apa yang terjadi. Karura segera berlari kearah Gaara dan memeluknya dengan erat.

"..., Ibu." raut wajah Gaara yang dingin segera melembut. Dia membalas pelukan Karura dan berucap, "Maafkan aku yang membuatmu khawatir, Ibu."

"..., Ibu tidak sedang bermimpi kan?"

"Tentu tidak, bu. Ini aku anakmu, Gaara."

"Hiks ... syukurlah. Anakku ... hiks ... masih hidup." Karura menatap Gaara dengan senyum lembut sambil terisak dengan pelan. Dia membelai rambut Gaara dan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. "Hiks ... ibu sangat takut kehilanganmu, Gaara."

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Ibu." Gaara menjawab dan menghapus air mata ibunya dengan lembut.

"G-Gaara?" Rasa berkata dengan ragu-ragu. Dia berjalan mendekat ke arah Gaara dan juga Karura. Matanya menunjukan emosi yang sangat rumit. Entah itu bersalah, senang, sedih. Semuanya bercampur dan terlihat jelas di mata Rasa.

Gaara melepaskan pelukan ibunya dengan pelan. Lalu memandang ayahnya sambil tersenyum kecil. "Ayah."

"..., Anakku." Rasa memeluk Gaara dengan perasaan gembira. Seminggu ini, dia dan Karura sangat sedih kehilangan anak bungsu mereka. Mereka kurang tidur dan tidak memiliki nafsu untuk makan. Awalnya, mereka bahkan ingin membatalkan pertunangan ini, dan mereka hanya ingin mencari jasad Gaara yang mungkin masih ada di hutan. Namun Kankuro ingin menggantikan Gaara dalam acara pertunangan ini, dan para tetua juga setuju. Karena ini kesempatan yang bagus untuk memiliki kemitraan dengan klan Ootsutsuki. Jadi mereka hanya bisa mengiayakan.

"Katakan pada ayah. Apa yang terjadi seminggu yang lalu?" Rasa melepas pelukannya pada Gaara dan bertanya dengan penasaran.

Gaara tidak segera menjawab pertanyaan ayahnya. Dia malah mengalihkan pandangannya kepada Kankuro yang sedang ketakutan, dan menatapnya dengan penuh niat membunuh. "Dia mencoba membunuhku."

Semua orang yang ada di sana segera membulatkan matanya dengan kaget. Mereka bukan orang bodoh. Kankuro mungkin membunuh Gaara karena dia ingin bertunangan dengan Nona Kaguya. Sudah bukan hal umum kalau Nona Kaguya adalah gadis tercantik di klan Ootsutsuki. Bahkan dalam 4 klan besar-Ootsutsuki, Uchiha, Senju dan Uzumaki-Kaguya juga merupakan kecantikan pertama.

Hagoromo dan Elder Ketujuh saling memandang. Namun keduanya tidak berkomentar apa-apa. Kaguya hanya melihat kejadian di depannya dengan raut wajah dingin. Meskipun dia sedikit paham dengan apa yang terjadi, dia hanya mendengus dengan pelan.

Para tamu undangan nampak saling berbisik dengan pelan. Mereka juga kaget dengan kemunculan Gaara yang sudah dikabarkan meninggal ternyata masihlah hidup, dan itu ternyata ada hubungannya dengan Kankuro. Tentu saja ini adalah tontonan yang menarik.

"Apa?!" Rasa bertanya dengan kaget. Dahinya mengernyit, memandang Kankuro yang nampak ketakutan. Amarah Rasa segera meledak. "Kau bajingan tak tahu terima kasih! Kau ..." Rasa meledak marah. Dia menunjuk Kankuro dan menggiling giginya dengan penuh amarah. Urat-urat menonjol di dahi dan tangannya.

Dia tidak menyangka sama sekali. Anak yang sudah dia besarkan selama 10 tahun lebih bisa berbuat seperti itu. Itu membuatnya benar-benar marah. Reaksi Karura tidak seperti rasa. Dia hanya menutup mulutnya dengan tidak percaya dan menatap Kankuro dengan penuh kekecewaan.

"A-aku ..." Kankuro tidak bisa berkata-kata. Di bawah tatapan banyak orang. Dia mundur dengan ketakutan. Melihat semua pasang mata yang mengarah padanya dengan berbagai tuduhan. Dia berteriak dengan kencang, "Tuan! Tolong aku!"

Hening ...

Setelah Kankuro berteriak, semua orang saling memandang dengan raut wajah bingung. Mereka tidak tahu siapa yang Kankuro panggil 'Tuan' apakah itu gurunya? Tapi melihat tidak ada yang terjadi dan tidak ada orang yang datang. Mereka hanya memandang Kankuro dengan tatapan cemoohan. Orang ini benar-benar sampah. Mencoba membunuh saudaranya sendiri dan sangat tidak tahu malu.

Kankuro melirik ke segala arah dengan panik. Melihat bahwa sosok 'Tuan'nya tidak muncul. Kankuro bergetar ketakutan. Dia benar-benar akan mati jika 'Tuan' tidak menolongnya sekarang.

"Berhentilah bertingkah. Mari kita selesaikan urusan kita saat itu." Gaara berkata dengan dingin. Dia berjalan dengan pelan kearah Kankuro yang mundur ketakutan melihat Gaara yang mendekat kearahnya. Tanpa kankuro sadari, pasir menyelimuti tangan dan kakinya sehingga dia tidak bisa mundur lagi. Dia sudah terlebih dahulu tertelan oleh ketakutan karena semoa orang di sini menyalahkannya. Dia bahkan tidak bisa melawan sama sekali.

Gaara mengeluarkan sebuah bola kecil berwarna hitam dari sakunya. Dia menyeringai dan menatap Kankuro dengan tatapan aneh. "Bukankah kau memberiku hadiah ini seminggu yang lalu? Kali ini giliranku untuk memberikanmu hadiah ini. Bukan begitu, kakak?" Gaara melemparkan bola kecil itu tepat kearah mulut Kankuro.

"T-tidak ... Ttidak, jangan!" Kankuro berteriak histeris. Melihat bola hitam itu mendekat. Kankuro segera menutup mulutnya dengan rapat. Saat bola hitam kecil itu semakin dekat dengan Kankuro. Bola kecil hitam itu retak dan sesuatu melesat keluar dengan cepat kearah mulut Kankuro. Melihat Kankuro yang menutup mulutnya dengan rapat. Gaara mengendalikan sihir pasirnya untuk menekan perut Kankuro dengan keras.

Merasakan tekanan di perutnya, wajah Kankuro memerah. Dia tidak bisa menahan rasa sakit dan mulutnya sedikit terbuka saat dia meringis. Bersamaan dengan itu, sesuatu yang keluar dari bola hitam kecil barusan, melesat masuk ke mulut Kankuro dengan mulus.

Saat melihat Magical Beast sudah masuk ke mulut Kankuro. Gaara segera menghilangkan sihir pasirnya yang membuat Kankuro segera jatuh terduduk dan segera memegang lehernya dengan ketakutan, sambil mencoba memuntahkan sesuatu.

Sebagian orang yang melihat kejadian itu merasa bahwa perbuatan Gaara agak terlalu kejam. Meskipun begitu, mereka tidak menghentikannya. Itu masalah pribadi mereka berdua. Bahkan Rasa dan juga Karura hanya memandang kedua anaknya dengan sedih. Mereka ingin menghentikan Gaara. Tapi mengingat Gaara juga hampir mati di tangan Kankuro. Mereka hanya bisa diam.

Pada saat semua orang jatuh dalam keheningan. Siluet sosok berjubah hitam tiba-tiba muncul di belakang Kankuro. Siluet itu meletakan tangannya di punggung kankuro dengan lembut. Lingkaran sihir kecil berwarna hijau segera muncul di belakang punggung Kankuro dan membuat Kankuro berhenti mengerang kesakitan.

Hagoromo dan Elder Ketujuh saling memandang dengan heran. Mereka bahkan tidak menyadari kehadiran sosok itu. Siapa itu? Naruto mengernyit saat dia melihat sosok berjubah hitam yang muncul di belakang Kankuro.

"T-Tuan? Kau akhirnya datang. Tolong selamatkan aku tuan." Saat Kankuro melihat sosok berjubah hitam. Dia menunjukan ekspresi gembira. Dia segera bersujud di depan sosok itu, dan memohon dengan antusias.

Tuan? Semua orang saling memandang. Mungkinkah ini 'Tuan' yang Kankuro bicarakan? Saat semua orang sedang menduga-duga siapa orang berjubah hitam ini. Tekanan menakutkan tiba-tiba muncul dan membuat semua ahli sihir di bawah level 6 segera jatuh berlutut di tanah dan bahkan pingsan.

"A-astaga! I-ini tekanan ahli sihir level 9!"

.

.

.

.

To be continued ...

A/N: Yo semuanya. Akhirnya chap 28 rilis. Terima kasih sudah membaca karya saya. Jangan lupa baca juga Fic baru saya yang berjudul Good Boy. Luamayan seru lah.

Oke, see you next time kawan.