PROLOGUE


"Baekhyun, dengarkan penjelasanku dulu!"

Sosok tinggi berambut gray ash terus mengejar sosok mungil yang berlari sambil menangis dilorong – lorong asrama yang dipenuhi murid – murid Gryffyndor yang mungkin baru saja menyelesaikan kelas mereka sore itu.

"Quid Agis" ujar sosok mungil dengan wajah basah karena air mata didepan lukisan Fat Lady yang penuh keanggunan. Pintu terbuka dan Baekhyun – sosok mungil – itu segera berlari memasuki asrama nya. Chanyeol – si rambut abu – berlari dan mengejar dan mengabaikan perintah Fat Lady untuk mundur dan menghentikan niatannya memasuki asrama lain.

"Baekhyun tunggu!" teriak Chanyeol. Sedikit sulit karena tubuh mungil itu dengan gesit berlari melewati ruang rekreasi, dan menaiki lantai dua menuju kamarnya.

"Berhenti disitu Slytherin," perintah Suho yang menatap Chanyeol dengan penuh wibawa saat Chanyeol berlari melewati ruang rekreasi yang dipenuhi para Griffindor. Sebenarnya pemandangan seperti ini sudah sering terlihat, ketika Chanyeol berlari mengejar Baekhyun dan si mungil itu yang menangis lalu melempar pintu kamarnya dengan beringas sampai terdengar ke ruang rekreasi.

Chanyeol menutup matanya dan menatap Suho dengan pandangan memelas. "Hyung, tolong biarkan aku ke atas kali ini," ujar Chanyeol.

"Peraturan tetap peraturan. Hargai aku sebagai Prefek Park Chanyeol," tegas Suho. Chanyeol berdecak dan menatap Suho kesal. Luhan bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Suho

"Kali ini apalagi? Kau yang menumpahkan butterbear di buku nya? Atau menggoda salah satu gadis Hupplepuff yang sering bermain mata denganmu?" tanya Luhan.

"Itu lebih parah lagi," bisik Chanyeol sambil melirik lantai dua dimana Baekhyun berada. Luhan mendengus.

"Luhan tolong bantu aku. Aku tahu kau sekamar dengannya. Bujuk dia dengan apapun agar dia membuka pintu kamarnya. Jangan sampai dia bunuh diri atau apapun yang –"

"Baekhyun memang bodoh tapi bunuh diri adalah pilihan terakhir yang dia miliki setelah memasuki kandang anjing berkepala tiga," ujar Suho. "Antar dia ke kamar kalian Lu. Jangan sampai pertengkaran sepasang kekasih fenomenal di Hogwartz mampu membuat seluruh siswa ribut dan bergosip," sambung Suho sambil menunjuk siswa tahun pertama yang berkumpul di ruang rekreasi sambil menatap mereka bertiga penasaran.

"Ikut aku," ajak Luhan. Chanyeol mengikuti sosok cantik yang sama dengan kekasihnya. Bisa dibilang asrama Griffindor dipenuhi sosok cantik seperti Luhan, Baekhyun dan Kyungsoo yang mungil dan banyak di minati kaum – kaum penuh nafsu.

Salah satunya dirinya yang tergila – gila pada Baekhyun, aku Chanyeol dalam hati.

.

.

The Romance Stories of Serpent and Lion

Author : PrincePink

Cast : Park Chanyeol – Byun Baekhyun

Support Cast : EXO and Many More

Genre : Boys Love,AU, Fantasy, Romance, Friendship, Drama.

Rate : T

Summary :

.

But, He drink it!

.

Luhan menuntun Chanyeol menuju lantai dua, yang lelaki Cina itu yakini bahwa Chanyeol sebenarnya sudah hafal jalan menuju kamar dia dan Baekhyun karena setiap kali bertengkar, Chanyeol akan berlari keatas mengejar Baekhyun.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Luhan sambil menoleh pada Chanyeol. Lelaki tinggi itu menghela nafas dan menggaruk belakang kepalanya.

"Seulgi," bisik Chanyeol. Luhan menaikan alis kanannya, meminta penjelasan lebih pada kekasih sahabat nya sejak tahun pertama. " Dia memasukan amortentia pada jus labuku sehingga sepanjang hari tadi aku menempel padanya. Bahkan," Chanyeol menghela nafasnya berat. "Ketika dia membawaku ke menara astronomi dan hampir menciumku dengan mesra, Baekhyun melihatnya. Saat itu aku tersadar dan segera berlari mengejarnya. Efek ramuan itu segera hilang saat melihat air mata Baekhyun," sedih Chanyeol.

"Kalau begitu aku menyelahkanmu sepenuhnya yang tidak berhati – hati," ujar Luhan dan berhenti didepan pintu kamar mereka.

"Seulgi itu seperti serigala. Kau tahukan dia seperti apa. Lain kali akan kusarankan Baekhyun untuk memberinya mantra Ducklifors," kesal Luhan. Chanyeol tersenyum tipis dan menatap pintu kayu oak didepannya.

"Chanyeol?" panggil suara dari ujung lorong. Chanyeol dan Luhan menatap si kembaran Esuhort – burung hantu Suho – yang berdiri menatap mereka.

"Kenapa kau disini?" tanya Kyungsoo, si mata burung hantu yang menatap mereka bingung sambil melangkah mendekat.

"Pertengkaran dua sejoli. Si labil dan si sembrono," ujar Luhan. Kyungsoo membulatkan bibirnya.

"Biar ku panggil marmut kecil itu," ujar Kyungsoo sambil menempatkan tubuh nya di depan pintu dan mengetuk pintu itu dengan keras.

"Heh bodoh! Kau tidak berniat meminum racun kan didalam sana?!" teriak Kyungsoo lantang.

"Pergi sana. Suruh Slytherin tinggi itu pulang ke asramanya dan bermesraan dengan serigala betina itu!" teriak Baekhyun dari dalam kamar dengan suara paraunya. Kyungsoo menghela nafas dan menoleh pada Chanyeol yang menundukan kepalanya.

"Sekarang kalian selesaikan semuanya berdua. Aku dan Luhan harus berlatih Quiditch," ujar Kyungsoo. Chanyeol mengangguk.

"Jangan berani – berani meledakan pintu kamar kami. Awas saja!" perintah Luhan.

"Tenang saja. Kalaupun iya aku akan melakukannya ketika dia tidak membuka pintu kamarnya sampai esok hari,"

"Sialan kau," ujar Luhan sambil tersenyum. "Baiklah, kami pergi. Jangan mengotori kamar kami jika kalian sudah berbaikan. Semacam err- kau tahulah," ujar Luhan sambil menyipitkan matanya. Kyungsoo terkekeh dan merangkul bahu Luhan.

"Kami pergi, Park!" Kyungsoo kemudian berjalan bersama Luhan meninggalkan lantai dua. Chanyeol memantapkan niatnya dan mengetuk pintu sebanyak 3 kali ketukan.

"Baekhyun," panggil Chanyeol lembut.

"Pergi Park Chanyeol! Tinggalkan aku!"

"Aku minta maaf Baekhyun. Iya aku memang bodoh, percaya begitu saja saat Seulgi memberikanku jus labu yang bahkan dengan santainya aku minum tanpa tahu isi dari jus itu apa," sesal Chanyeol. Lelaki tinggi berahang tegas itu dapat mendengar isakan dari dalam.

"Baekhyun nanti matamu jadi bengkak,"

"Biar saja! Untuk apa kau peduli,"

"Nanti air matamu kering. Kau tidak bisa menangis saat pesta pernikahan kita,"

"Siapa yang mau menikah denganmu!" teriak Baekhyun. Justru inilah yang membuat Chanyeol tersenyum dan menempelkan kepalanya di pintu.

"Baekhyun, maafkan aku ya. Aku sudah mengaku salah. Sepenuhnya ini salahku. Tidak ada lagi bagianmu yang salah kali ini. Maafkan aku ya?" bujuk Chanyeol lembut.

"Pergi sana! Pergi yang jauh sana bersama Nimbus mu! Bersama gadis Ravenclaw mu! Cium dia sampai mati!" teriak Baekhyun. Chanyeol tersenyum lebar dan berdehem, kemudian memasang ekspresi sedih yang sengaja ia buat.

"Baiklah, kalau kau ingin aku pergi. Semua keinginanmu akan kuturuti. Aku pergi Baekhyun, terimakasih untuk kenangan kita selama ini," lirih Chanyeol sambil tertawa tertahan.

"Baekhyun," panggil Chanyeol lagi. Tidak ada sahutan dari dalam.

"Baekhyun aku pergi," Chanyeol membuat suaranya sedemikian rupa sehingga terdengar sedih. Ia menatap pintu dengan tatapan jahil.

"Pergi saja sana!"

"Aku akan pergi Baekhyun," ujar Chanyeol lemah.

Tidak ada sahutan dan suara cempreng dari dalam kamar. Dengan perlahan Chanyeol mulai melangkahkan kakinya menjauh dari pintu, menoleh sebentar ke pintu kamar, kemudian menghela nafas dan kembali melangkah menjauhi kamar Baekhyun.

CKLEK

Pintu kamar terbuka

Chanyeol bersorak dalam hati. Berusaha menahan tawanya dan kembali memasang wajah sedih.

"Chanyeol,"

Suara mendayu Baekhyun menyapa telinganya bagai Antidotes yang ia minum ketika Sehun salah memasukan ramuan pengempis di minumannya. Lega, dan menyejukan.

"Kemarilah. Kita bicarakan baik – baik," ujar Baekhyun lembut.

Chanyeol membalikan tubuhnya dan terenyuh saat menatap Baekhyun yang berdiri didepan pintu kamarnya dengan wajah memerah, dan jemari yang ia kaitkan satu sama lain.

Ingatkan Chanyeol bahwa kini ia mengencani seorang Gryffindor sang pemberani, bukan bocah kecil pemalu dan selalu menggodanya dengan segala tingkah imutnya.


The Romance Stories of Serpent and Lion


Hampir saja Chanyeol berlari keruangan Profesor Changmin untuk dibuatkan Calming Draught, dan memberikannya secara paksa pada lelaki mungil dihadapannya kini jika sampai besok Baekhyun masih marah padanya. Tentu saja Baekhyun tetaplah Baekhyun. Seseorang yang tidak pernah marah terlalu lama pada setiap orang dan ide nya yang satu itu tidak berguna jika di pikir – pikir.

Chanyeol menoleh pada Baekhyun yang duduk di sebelahnya sambil menundukan wajahnya. Chanyeol sedikit melonjak diatas tempat tidur bersprei putih Baekhyun, dan berhasil membuat Baekhyun melonjak karena lonjakan Chanyeol.

"Maaf," kekeh Chanyeol.

Baekhyun menghela nafas dan memainkan jemarinya. Dipikir – pikir, keduanya seperti sepasang sejoli yang pertama kali mengunjungi kamar pasangannya dan takut jika kelepasan berbuat hal yang tidak senonoh

Asal tahu saja, melihat Baekhyun yang begitu manis diatas tempat tidur hampir membuat segala nafsu terlarang Chanyeol melonjak keluar. Tolol, Chanyeol tidak mau merusak Baekhyun di tahun – tahun emasnya dalam meraih prestasi. Terkadang Chanyeol menyayangkan pikirannya yang bodoh bagai Troll yang mengamuk.

"Baekhyun apa kau masih marah?" tanya Chanyeol takut – takut.

"Menurutmu?" Baekhyun balik bertanya dengan tatapan sengit. Chanyeol mengulum bibirnya dan bergerak mendekati Baekhyun.

"Kalau kau masih marah, kenapa memanggil ku kemari?" tanya Chanyeol dengan nada menggoda. "Orang marah tidak akan membiarkan orang yang membuatnya marah memasuki kamarnya. Itu sama saja memberi celah pada orang tersebut untuk menggoda mu dan merajuk padamu,"

"Chanyeol kau itu bicara apa, aku tidak mengerti!" pekik Baekhyun. "Dan ingat aku masih marah padamu! Sialan kau memainkan hatiku dan berciuman dengan gadis Ravenclaw itu!" marah Baekhyun sambil memukul – mukul bahu Chanyeol beringas. Chanyeol menahan pukulan Baekhyun dan menaruh kedua tangan kekasih cantiknya tepat di dadanya.

"Pertama, aku tidak berciuman dengan Seulgi. Kau hanya salah lihat sayang,"

"Tetap saja wajah kalian berdekatan!"

"Hampir Baekhyun! Lagipula aku dalam pengaruh Amortentia. Tentu saja aku tidak dalam keadaan sadar,"

Baekhyun memajukan bibirnya dan berusaha menatap Chanyeol.

"Seseorang melemparku dengan buku tebalnya sehingga aku segera sadar. Tahukah kau, bahkan lemparan cintamu mampu membuatku sadar. Aku tidak memerlukan benzoar sebagai penangkal ramuan cinta tersebut," ujar Chanyeol sepenuh hati. Baekhyun mencibik.

"Kedua, aku tidak suka kau yang marah. Itu seakan menamparku keras. Menyakitiku," ujar Chanyeol sedih. Baekhyun menatap lelaki dihadapannya demgan lirih, kemudian mengelus rahang Chanyeol yang tegas.

"Maafkan aku ya Chanyeol,"

"Tidak. Maafkan aku juga,"

"Aku memang kekanakan dan egois," ujar Baekhyun sedih. Chanyeol hanya mengecup hidung Baekhyun dan menempelkan hidung bangir nya dengan hidung Baekhyun yang memerah. Entah karena suhu yang dingin karena ia belum menyalakan penghangat di kamarnya, atau karena malu.

"Meskipun begitu aku akan tetap menikahimu setelah kita lulus dan kita masuk kementerian bersama. Itukan cita – cita kita?"

"Aku akan menjadi seorang Auror!" pekik Baekhyun bangga. Chanyeol menggeleng.

"Tidak. Itu berbahaya. Lebih baik kau menjadi ibu rumah tangga saja kalau begitu,"

"Huh! Menyebalkan!" kesal Baekhyun.

Dengan lihai, Chanyeol membaringkan tubuh Baekhyun diatas tempat tidur, sedang dirinya menempatkan kedua tangannya di sisi Baekhyun dan mendekatkan wajahnya pada kekasihnya yang mungil.

"Biasanya kita akan berciuman panas setelah kita bertengkar. Kali ini lagi ya?" pinta Chanyeol dengan wajah manja. Baekhyun terkikik.

"Tapi Kris pasti sudah menunggumu untuk latihan Quiditch. Pertandingan minggu depan loh!"

"Quiditch bisa menunggu. Lapangan pun tengah dipakai Gryffindor, tetapi kekasihku tidak bisa menungguku,"

Chanyeol dengan lancang mengecup perpotongan leher Baekhyun, sehingga lelaki mungil itu terkikik.

"Kalau begitu kunci pintunya, kau tidak mau kan Luhan atau Kyungsoo masuk dan mendapati kita bergelung begini diatas kasurku?" ujar Baekhyun dengan penuh godaan dan tangannya yang ia lingkarkan di leher Chanyeol.

Si Slytherin mengacungkan tongkatnya, membuat pintu tertutup dan terkunci. Setelah itu, yang ia dengar hanya lenguhan kekasihnya yang ia cium dengan mesra diatas kasur nya, disaksikan kucing mesir nya yang menatapnya dengan manis dari dalam kandang, Sassy. Yang sama centilnya dengan pemiliknya


End of Prologue


[Sepucuk Kata Dari Author]: akhirnya terkabul juga membuat ini fanfic. Udah lama, nunggu moment yang tepat. temen- temen segeng di grup line pada minta, dan taraa terealisasi sudah FF ini. Chanyeol memang slytherin abis dan Baekhyun sebenanrnya dia cocok di hupplepuff, tapi tangan ini berkata lain. Mungkin FF ini dibuat kalo ada ide dan kesempatan. Jadi tetep sabar menanti ya :)

Yang suka Harry Potter pasti tau istilah diatas, ye kan :) Yuk dibaca dan review yuk. Semoga ada waktu buat cepet apdet ini fanfic :) kalo suka boleh bilang suka, kalo ga suka nanti gw ga lanjut gapapa :'(

Gw apdet bareng author lainnya, seperti Puputri, SayakaDini, RedApplee, Baekbychuu, Lolipopsehun, Brida Wu, Parkayoung, Oh Yuri, Purflowerian, Aeri Channie, Blood Type-B, Mashedpootato ft Baekagain, dan Jongtakgu88 so jangan lupa baca fanfic mereka juga! ^^

Selamat Tahun Baru 2017 :*