Menantu?

Yurio dianggap teman saja sudah bahagia luar biasa, dasar suci kau nak. Tapi apa yang terjadi bila Otabek berniat menjadikan Yurio teman hidup juga? Oh ayolah mama yuuri dan papa viktor, restuilah anakmu bersama pemuda pendiam namun peka dan perhatian ini.

Kisah perjuangan Otabek Altin berlanjut


Tiga cangkir teh serta sepiring kue tersaji di meja. Yuri bersikap amat hati-hati menghidangkannya, takut berbuat salah dihadapan teman Yurio yang menakutkan. Victor sih biasa saja, ia justru tersenyum ramah sebelum akhirnya menyeret Yuri untuk duduk di sampingnya.

"Di tunggu dulu ya, Yurio sedang mandi." kata Viktor santai sambil menyeruput tehnya. Otabek hanya mengangguk sebagai jawaban. Diamnya Otabek serta bingungnya Viktor dan Yuri harus bicara apa membuat suasana menegang.

"Namamu Otabek kan. Sejak kapan berteman dengan Yuri?." tanya Viktor mencairkan suasana.

"Sudah sejak lama." jawab Otabek singkat, Viktor masih gencar untuk mengorek informasi.

"Wow.. bagaimana ceritanya tuh? Kukira dengan sifatnya yang pemarah dia akan kesepian. Syukurlah dia punya teman."

"Saya hanya menyelamatkanya dari kejaran penggemarnya, lalu sejak saat itu kami berteman."

"Wah, trimakasih sudah membantunya. Tapi kenapa kau ingin berteman dengan Yurio?" Yuri sudah berani bicara, Pemuda sangar ini ternyata tak seperti yang ia kira.

"Saya berpikir kami ini sama."

"Eh, Sama?" beo Viktor dan Yuri berbarengan.

"Sama-sama berjuang untuk meraih tujuan, Sebut saja rival. Selain itu saya menyukai tatapan matanya." kali ini Otabek menjawab sambil tersenyum. Omg, Mama Yuri bahkan sampai tak percaya dengan matanya. Bagaimana mungkin ia baru menyadari kalau pemuda ini ganteng setelah ia menyuguhkan senyum tipis nan kalem?. Ok, sekarang mereka berdua tahu alasan kenapa akhir-akhir ini Yurio sering senyam-senyum sendiri.

"Otabek suka Yurio ya?" goda Viktor pada pemuda kaku itu. Otabek yang mendengarnya langsung tertegun, namun ia segera mengangguk."Sebagai teman kan?" JLEB!. Hati Otabek bagai tertusuk pedang dengan ucapan Viktor barusan. Jadi begitu, Viktor masih belum rela melepas anaknya untuk ia lindungi. Viktor berharap ia dan Yurio sekedar teman saja, tidak lebih.

"Ternyata kamu cukup baik ya, kuharap kalian bisa berteman selamanya." KRETEK! Lha ini. Calon ibu mertua (ekhem) memang yang paling menakutkan. Sekali bicara, mampu menghancurkan hatinya. Mama Yuri berharap dirinya dan Yurio berteman selamanya, tanpa ada peningkatan. Lagi-lagi Cuma sebatas teman alias Friendzone. Kalau sudah begini, kandas sudah cita-cita Otabek untuk menggandeng Yurio ke pelaminan. Tapi bukan Otabek namanya jika ia tidak pantang menyerah. Demi Yurio tersayang, apa sih yang tidak?. Restu orang tua harus ia dapatkan.

"Om dan Tante, trimakasih sudah mempercayai saya sebagai temannya." Otabek berkata dengan mantap. Viktor dan Yuri tersenyum lega dibuatnya, Yurio masih jadi milik mereka. "Tapi.." ucapan Otabek yang menggantung membuat Keduanya was-was.

"Saya tidak tahu sampai kapan pertemanan ini akan bertahan. Karena rasa cinta saya pada Yurio terus bertambah seiring waktu berjalan. Bila saatnya tiba dan saya sudah mapan. Tolong relakan Yurio untuk saya jaga sebagai teman hidup saya." air mata Yuri menetes saking terharu saat mendengar ucapan Otabek. Tiba-tiba kenangan masa lalu saat ia dan Viktor meminta restu kedua orang tuanya terbayang di mata. Ia faham betul bagaimana perasaan Otabek, dan ia kini juga faham perasaan kedua orang tuanya. Bukan bermaksud tak merestui, ia hanya belum rela melepas Yurio untuk orang lain.

Yurio dimatanya adalah anugrah luar biasa. Dibalik semua sifat kasar serta pemarahnya, ia adalah anak manis yang baik hatinya. Yurionya tersayang, bercita-cita membahagiakan kucing di seluruh dunia. Senyum tulus Yurio adalah obat pelipur lara bagi Viktor dan Yuri. Yurio adalah peri kebahagiaan yang mereka cintai dan jaga sampai mati. Bila ada orang yang ingin membawa Yurio pergi, wajarkan bila keduanya berberat hati?

"Apa yang akan kau jadikan jaminan untuk membahagiakan Yurio?" Tanya Viktor mewakil Yuri yang masih sibuk mengelap air matanya. Jiwa bapernya masih kental terasa ternyata.

"Diri saya, karena kebahagiaan Yurio juga kebahagiaan saya." Otabek menjawab dengan sungguh-sungguh. Kini yakinlah Viktor dan Yuri bahwa anaknya berada di tangan yang tepat.

"Beka! Kau sudah sampai ya." panggil Yurio yang segera menuruni tangga untuk menghampiri teman baiknya itu. Wajahnya tampak sumringah menyambut kedatangan Otabek. "Ma,Pa. Kenalin, ini teman baikku. Otabek Altin." Yurio senyam senyum sambil menepuk bahu Otabek.

"Haha.. Papa udah tahu kok, kan tadi udah kenalan sama dia." jawab Viktor enteng. Yurio yang tengsi berniat meneriaki sang Papa. Tapi belum juga dia buka mulut, bahunya sudah di tepuk Otabek. Ok, Ternyata Otabek alias calon mantu kali ini menyelamatkan telinganya.

"Nih." Kata Otabek sambil menyerahkan tas kertas kecil pada Yurio.

"Ini oleh-oleh untukku?" tanya Yurio, Otabek mengangguk. Yurio langsung melihat ke dalamnya, wajahnya sumringah. "Beneran untukku? Aku pakai dulu ya!" dengan bergegas Yurio ke kamarnya. Yuri dan Viktor tersenyum melihatnya.

"Yasudah, Ikut kami sarapan yuk." Ajak Viktor sambil menepuk punggung Otabek. Otabek mengangguk lalu mengikuti langkah kedua orang tua Yurio keruang makan.

"Yurio yang masak lho." Kata Yuri sambil menghidangkan Phirozkhis buatan Yurio di meja. "Tidak disangka dia sudah besar dan mampu bangun pagi untuk buat sarapan. Padahal dulu waktu kecil dia masih tertidur dengan memeluk boneka kalau tidak kubangunkan." Yuri bercerita seolah ia rindu masa lalu dimana Yurio masih kecil nan imut-imut. Otabek bisa bernapas lega sekarang, tampaknya ia sudah diterima di kluarga ini.

"Beka!." Panggil Yurio. Ia kini mengenakan hadiah pemberian Otabek. Yaitu kaos bertuliskan Friend dengan gambar kucing. "Cocok tidak? Kamu juga pakai kan?" Tanya Yurio malu-malu. Aduh-aduh, Mama Yuri sampai melting di buatnya. Sementara itu yang di tanya hanya mengacungkan jempolnya lalu membuka jaket yang sedari tadi ia kenakan. Ternyata sedari tadi Otabek juga mengenakan kaos yang sama. Wow, kaos couple rupanya.

"Kalian cocok lho." Kicau Viktor yang membuat keduanya tersenyum malu "Bajunya." Oh, kali ini jangan salahkan Yurio yang berniat meneriaki ayahnya itu. Namun akhirnya suasana tenang dan damai tercipta saat sarapan. Semuanya memuji masakan Yurio yang memang lezat. Tentu saja, Yuriokan memasak dengan sungguh-sungguh dan pakai perasaan. Seusai makan, Yurio pamit untuk main keluar bersama Otabek.

"Hati-hati di jalan, jangan pulang larut malam." mama Yuri mengingatkan.

"Bye-bye." papa Viktor melambaikan tangannya.

"Ck, lebay deh." Yurio mendecak jengkel, tiba-tiba ia menerima kunci motor dari Otabek. "Aku yang nyetir?" tanya Yurio, Otabek lagi-lagi Cuma mengangguk sambil tersenyum. Dengan riangnya Yurio segera naik motor dan pergi menggoncengkan Otabek di belakang.

"Ah.. masa muda. Jadi ingat kita waktu itu ya." kata Viktor sambil memeluk Yuri. "Bila kau masih mengingat cerita Peri dan pahlawan yang kuceritakan pada Yurio saat masih kecil. Aku akan membuatnya happy ending dengan sang pahlawan yang menikah dengan sang peri." ujar Viktor tiba-tiba ingat kejadian lalu,Yuri tersenyum dalam rengkuhan suaminya. Ya, Peri kecil mereka bahagia dengan lelaki gagah bak pahlawan yang berwibawa.

"Tapi kok perasaanku tidak enak ya, seperti melupakan sesuatu." kata Yuri cemas, mau tidak mau Viktor yang pikun lagipun ikut berpikir untuk mengingat-ingat kembali.

"OMG! YURIO!" teriak keduanya saat mengingat bahwa saat menyetir kendaraan, Yurio adalah tipe pengendara agresif yang gemar nyetir ugal-ugalan.

END


Pengen buat OtaYurio sebagai pasangan yang suka kode-kodean tapi peka dan perhatian. Akh... sweets sekali. :3 Otabek itu tipe cowok idaman saya, tapi kalo itu untuk Yurio saya iklaskan deh.

Balasan Review (akhirnya punya kesempatan untuk balas :")

Teruko Ogita : Ok, nih dilanjut. XD

KeyKeiko : Hmm.. kalau ngojek mungkin make aplikasi Go-Bek wkwkwk

Vreezie :Ya ampun, ini ilmu bermanfaat sekali, trimakasih banyak ya sudah bersedia mengoreksi selain menikmati fic ini. Semoga chap kali ini bisa lebih baik XD

Labrador Eksentriks : Hehehehe.. dia emang macho banget sih. Saya juga ingin membahagiakan Yurio kok XD

askasufa : Menantuku anak jalanan.. hmmm.. cocok buat jadiin sinetron nih. XD LOL

Hikaru Rikou : Otabek pantang menyerah kok. hohoho

Nauchi KirikaRE22 : Ok, sya juga penumpang kapal mereka kok :v /

Lala-chan ssu : lupa ma mama Yuri ok, nih chap selanjutnya.

Yuri Altin : Hehehe... anggep aja di sini Yurio umur 18 dan Beka 21 XD

kaguya : Ok, nih dia chap selanjutnya XD


Omake

"B-beka.."

"Tahan, sedikit lagi."

"Beka. Sudah pas posisinya!"

"Yak, lepas!"

"Kau menang!"

"Yeay!" keduanya melakukan tos karena bisa mengambil sebuah boneka beruang dari mesin mainan. Hampir-hampir Yurio menyerah karena tangannya pegal sedari tadi, namun dengan bimbingan Otabek ia mampu melakukannya.

"Boneka ini untukmu. Aku tidak akan bisa mendapatkannya bila tidak kau bimbing." kata Yurio sambil menyerahkan boneka beruang nan unyu itu pada Otabek. Yurio kurang suka karena itu bukan boneka kucing yang ia incar.

"Untukmu saja, anggap ini hadiah meningkatnya hubungan kita. Lebih dari sepasang teman." Yurio tertegun dengan ucapan Otabek, Ouh oh. Otabek keceplosan, ia pikir ia mengambil langkah terlalu jauh.

"Maksudmu kita tidak menjadi teman lagi, Beka?." Yurio berkaca-kaca, Otabek gelagapan. "Jadi kita sekarang sudah jadi sepasang sahabat. Ouh Beka." Yurio menangis haru dalam pelukan Otabek. Haha, Yurio masih lah lugu dan polos rupanya. Setidaknya kini Otabek mampu menenangkan Yurio yang tersedu haru dalam peluknya, mengabaikan para pengunjung mall yang menatap mereka berdua.

Otabek memang Pria baik-baik, setelah puas bermain Yurio diantarnya pulang tak sampai larut malam. Tak lupa berpamitan dengan calon mertua, setelah itu pulang usai mengucap selamat malam pada Yurio tersayang.

Malamnya Yurio dan Viktor senyam-senyum saat mengintip kamar anaknya, Yurio. Bagaimana tidak? Mereka melihat Yurio bobok cantik dengan wajah damai sambil memeluk boneka beruang pemberian Otabek. Tak hanya kebahagiaan Anaknya yang di pikirkan, kepuasan orang tuapun juga ia perhatikan. Wah-wah, Calon mantu mereka memang pengertian sekali ya.