Affair with Daddy

Chanyeol/Sehun

M

They are belongs to GOD, themselves and EXO.

.

.

.

.

.

Chanyeol beberapa kali melihat jam tangan mahalnya. 40 menit lagi jadwal keberangkatan dirinya- dengan menggunakan pesawat pribadinya- take off dan sialnya dia harus menunggu menantu sialan atau menantu kesayangannya. Dia sebenarnya tidak sendirian, dia ditemani Minho yang beberapa kali mencoba menghubungi Sehun tapi tak ada jawaban. Beberapa karyawan terpercaya tampak ikut kebingungan dan ketakutan karena aura Chanyeol hari itu berbanding 180 derajat dengan Park Chanyeol yang kemarin di kantor.

Tak ada yang berani membantah atau pun berani menatap Chanyeol tepat di mata saat ini. Chanyeol sungguh membenci keterlambatan walaupun keberangkatannya kali ini memakai pesawat pribadi.. Pria paruh baya itu sebenarnya sudah menyuruh beberapa kali karyawan nya yang sedang bekerja di perusahaan Park Corp untuk mencari Oh Sehun dan hasilnya nihil. Selain GPS smartphone nya tidak diaktifkan, juga jejak cctv di rumah dan di kantornya tidak ada yang menunjukkan batang hidung lelaki cantik bertubuh S Line itu.

Terlihat juga Minho yang sudah kehabisan ide untuk mencari Park Sehun, pria tampan berusia 28 tahun itu hanya duduk dengan lesu di samping sang Aboji yang sepertinya sedang melamunkan sesuatu.

Chanyeol masih ingat apa yang dilakukannya semalam setelah membanting smartphone nya.

Pria paruh baya itu bermasturbasi di kamarnya sambil membayangkan penis nya di jepit dengan kuat oleh lubang ketat sang menantu nakalnya itu. Bagaimana wajah Sehunie-nya yang memerah karena terbakar api gairah dan terangsang hebat saat penisnya mengobrak-abrik lubang sempitnya, lubangnya yang seakan menolak untuk diinvasi tetapi saat kepala penisnya masuk, lubang hangat itu langsung memijat dan meremas-remasnya dengan kuat, meskipun begitu, sensasi lembut dan hangat menjadi tambahan kenikmatan lubang itu. Pun dengan bibirnya yang terbuka dengan saliva yang tak henti-hentinya mengalir hingga bercampur dengan keringat yang mengucur jelas, mata indah yang sangat sering sekali menggoda nya terpejam dengan erat sambil kedua tangan kurusnya meremas rambutnya yang beberapa helai mulai memutih. Lelaki muda berusia 26 itu sangat bersemangat menaik turunkan tubuhnya menunggangi penis besar yang tegak berdiri dengan urat-urat yang menonjol yang memberikan tambahan friksi kenikmatan.

Membayangkan itu membuat Chanyeol menutup matanya dan menghembuskan nafas pelan.

Dret

Dret

Itu suara tanda panggilan masuk, dan benar saja, Minho yang sangat kenal dengan nada dering smartphone nya segera melihat siapa yang menelponnya di saat-saat genting seperti saat ini dan langsung mengangkatnya.

"Aku sedang menunggu Sehunie, aku akan melihat keberangkatan mereka dulu, Taemin-ah"

"Tapi kau harus segera ke perusahaan, Minho-ya. Kumohon"

Minho menghela nafas. Lelaki itu berfikir sejenak.

"Baiklah.. aku akan segera ke sana"

Minho langsung menyimpan Smartphone nya di saku celananya.

"Aboji, seperti nya aku harus segera ke perusahaan. Taemin bilang, ada yang tidak beres dengan beberapa divisi ku. Aku minta maaf karena tidak bisa mengantar dan menunggu sampai keberangkatan. Dan maafkan Sehunie juga karena dia sangat merepotkan" Minho dengan tulus menatap langsung kedua bola mata sang boji yang terlihat masih sehat diusianya yang sudah terbilang paruh baya.

"Aboji tidak apa-apa, Minho-ya. Bahkan Aboji menyayangkan sekali ketidak berangkatanmu hari ini. Terimakasih sudah menemani Aboji dan semoga Sehunie segera datang" Chanyeol menepuk bahu kokoh anaknya dan memberikan senyuman tampannya.

Minho yang mendapat sambutan baik dan hangat dari sang Aboji langsung memeluk sang Aboji dengan erat. "Terimakasih, Aboji"

Chanyeol hanya tersenyum kecil dan mata bulatnya terbelakak saat melihat seseorang yang memakai kemeja putih, topi hitam, kacamata hitam, dan celana jeans hitam yang teramat ketat membungkus kakinya tengah melambaikan tangannya dan memberikan senyuman dan fly kiss padanya. Jarak dirinya dengan orang itu sekitar 20 meter dan beberapa kali terhalang oleh orang-orang yang berlalu-lalang. Tapi Chanyeol yakin siapa orang itu. Chanyeol sangat mengenali bibir kissable kemerahannya. Entah sudah berapa ratus kali lelaki paruh baya itu mengemut bibir itu.

Kaki jenjang dengan pinggang berlekuk pas dan betis yang sangat indah untuk seorang laki-laki walaupun terhalang oleh celana ketat panjanganya. Kaki jenjang itu yang pernah beberapa kali mengunci pinggangnya saat mereka berhubungan seks, kaki jenjang itu juga yang menahan berat tubuhnya saat dirinya mengerjai dari belakang dengan kekuatan kuda. Dan sudah tak terhitung lagi berapa banyak kissmark dan bitemark yang dia buat di sepanjang kaki jenjang itu hingga kulit putihnya terhalangi hampir keselurhan oleh kissmark dan bitemarknya.

Melihat juluran lidah yang diberikan oleh Sehun membuatnya tanpa sadar menggigit bibirnya dengan lumayan keras. Namun Chanyeol membalasnya dengan senyuman tampan yang membuat siapapun akan meleleh.

Minho melepaskan pelukannya dan memberikan senyuman tampannya pada sang Aboji.

Lelaki itu memberikan hormat dan segera bergegas. Meninggalkan Chanyeol yang masih menatap Sehun yang juga menatapnya dibalik kacamata hitamnya.

.

Chanyeol dan Sehun duduk bersebelahan di pesawat.

Pesawat itu terbagi menjadi dua kelas, umum dan khusus. Kelas umum berfasilitas seperti kelas bisnis pada umumnya dengan pelayanan yang memuaskan, berbeda dengan kelas khusus-atau kelas keluarga- yang berfasilitas first class.

Chanyeol dan Sehun duduk terpisah dengan para karyawannya. Jika para karyawannya di kelas umum atau kelas bisnis, berbeda dengan dirinya yang hanya berdua dengan Sehun di kelas khusus/keluarga. Pramugari yang biasa melayani pun sangat terbatas. Keamanan kelas khusus/keluarga sangat terjaga ketat meskipun para pramugari tidak bisa melayani jika tidak mendapat panggilan dari dalam.

Sehun menghampiri Chanyeol setelah dipastikan Minho tidak melihat keberadaannya, juga setelah pesan permintaan maaf pada Minho terkirim. Lelaki itu hanya mendengus dan memutar kedua matanya malas saat Sehun meminta maaf dengan so formal padanya di depan semua karyawannya. Tak lupa memberikan kecupan di pipi sang Daddy. Padahal kenyataannya Sehun dengan nakal mengusap kejatanannya dan sedikit meremasnya dengan pelan saat Sehun memeluknya untuk meminta maaf.

Awalnya memang para karyawan yang melihat Sehun yang mencium pipi atasannya itu kaget dan mulai berfikir macam-macam dan terkesan negatif, tetapi pemikiran negatif itu sedikit menghilang saat melihat sikap Sehun yang masih terkesan kekanak-kanakan.

.

Chanyeol mengusap kening Sehun yang tiba-tiba berkeringat dengan sangat deras. Lelaki paruh baya itu juga sedikit memeluk Sehun yang kini memeluknya dengan erat dengan kapala yang ia sandarkan sepenuhnya pada bahu Chanyeol. Jari-jari lentik milik menantunya itu meremas bahu dan mengepal dengan lumayan erat. Buku-buku jarinya nampak memutih.

Chanyeol mendengar desahan pelan dan geraman putus asa di sekitar telinganya. Tangan lelaki itu makin masuk ke dalam celana Sehun yang resletingnya sudah tidak terpasang dengan benar. Sudah tidak menutupi kejatanan menantunya.

Lelaki itu ingin memastikan apa yang didengarnya, jadi dengan sedikit memaksa, pria paruh baya itu mengangkat wajah Sehun yang kini memerah dengan lelehan saliva yang keluar dari bibirnya yang membengkak.

"So beautiful" gumamnya tanpa sadar saat melihat wajah Sehun yang juga menatapnya.

Dengan gemas, lelaki paruh baya itu menciumi seluruh permukaan wajah Sehun. Mulai dari mata kanannya yang sedikit mengeluarkan air mata, kemudian beralih pada mata sebelah kirinya. Menggesek-gesekan hidung mereka dengan pelan dan kembali menciumi kedua pipi Sehun yang sedikit Chubby bergantian, dan terakhir mengecup pelan bibir merah milik Sehun.

Senyumnya terkembang saat melihat Sehun yang menatapnya dengan pandangan sayu juga penuh nafsu.

"Morehh... Da-Daddy... Moreh.. Ahh"

Chanyeol sangat terprovokasi dengan desahan Sehun dan membuat lelaki paruh baya itu sedikit menaikan tempo sodokannya ke dalam hole sempit Sehun dengan ketiga jarinya. Sungguh ketiga jarinya sudah dipenuhi lendir. Chanyeol hanya memakai sedikit lube agar Sehun tidak terlalu kesakitan dan nanti bisa menemaninya jalan-jalan. Yang pastinya supaya Sehun berjalan dengan normal dan selalu kuat untuk mengimbangi permainan seksnya.

Pijatan hole Sehun tidak pernah sekalipun mengecewakan dirinya.

Hangat, ketat, dan begitu lembut.

Desahan Sehun semakin keras saat Chanyeol menggigit bahunya yang terekspos karena kemeja yang ia pakai sedikit terbuka. Sehun juga semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Chanyeol saat lelaki paruh baya itu meraih tangannya dan menyimpannya di atas kejantanannya yang sudah menggembung dengan sangat keras. Sehun yang mengerti permintaan Chanyeol langsung mengusap dan meremas penis yang menjadi candunya itu dengan pelan. Tak ketinggalan Sehun meremas bola kembbar Chanyeol yang mulai memberat.

Sehun sangat ingin merasakan penis Chanyeol berada dalam mulutnya dan memberikan deep throat yang akan membuat Chanyeol mendesah keenakan. Membuat Chanyeol klimaks di dalam mulutnya kemudian menelan semua cairan putih asin milik Chanyeol. Dan Sehun tak akan pernah bosan dengan penis Daddy-nya.

"Da-Daddy.. bolehkah?" Sehun mengangkat wajahnya dengan susah payah sambil mencoba menatap Chanyeol yang tetap konstan menyodok lubangnya dengan pelan. Sehun semakin gencar mengusap dan meremas milik Chanyeol dari balik celananya. Ingin sekali rasanya lelaki berumur duapuluh enam tahun itu membuka zipper celana Chanyeol dan langsung memasukkan penis besar Chanyeol ke dalam mulutnya.

Chanyeol menggeleng. "No Baby..."

Setelah mengatakan itu, Chanyeol menyodok Sehun dengan kekuatan penuh hingga Sehun menutup mulutnya dengan keras karena Sh*it! Chanyeol semakin brutal menyodok holenya dengan terus-terusan menekan prostatnya dengan keras. Sehun semakin erat memeluk bahunya dan menggeleng-geleng dengan kuat sebagai respon dari sodokan Chanyeol yang begitu kuat.

Sehun merasakan penisnya akan mengeluarkan sarinya dan dengan kuat dirinya menekan kedua tungkainya untuk menekan penisnya dan holenya yang masih dikerjai oleh sang Daddy.

"Oh.. Dad.. Aku akan keluar.. Ohh Chanyeol!"

Tubuh Sehun bergetar dengan keras saat lelaki itu mencapai klimaksnya. Spermanya mengotori kursi yang ia duduki, dan untungnya tidak merambat ke baju dirinya atau Chanyeol-nya. Padahal daritadi baik dirinya ataupun Chanyeol tidak sedikitpun memegang penisnya.

"Ahh.. Ahh"

Sehun mencoba menetralkan nafasnya. Dan mendesah dengan pelan saat Chanyeol mencabut ketiga jarinya yang penuh dengan cairan. Sehun tersenyum dengan sangat manis saat melihat Chanyeol yang sedang melihat ke arahnya.

"Daddy... Daddy hebat sekali. Ugh... membuat Hunnie sangat bangga. Daddy sangat kuat dan begitu tampan"

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Hallo ketemu lagi

Maaf ya up nya lama banget, trus emang dikit banget hehehe

Moga suka yaa

Jangan lupa tinggalin jejaknya jugaa... *kemudian ngilang lagi*