Longinus 14Th ( Declare of The War )

Naruto Masashi Kishimoto

High School DxD Ichie Ishibumi

Warning : AU, OOC, OC, TYPO, Semi Canon, dan Lain – lain

DemiDevilNaru, SmartNaru

Chapter 29 : Dulio, My Strongest Rival Part 1. (Still Holding Back)

Dua minggu sudah berlalu sejak kisruh di Rumania berakhir dengan terbentuknya aliansi antara Fraksi Carmillia dan Tepes. Yap, Ratu Carmillia dan Lord Tepes telah sepakat untuk berdamai dan membentuk aliansi bersama Aliansi 3 Fraksi Bibble, terutama Akuma dengan menugaskan Valerie dan Elmenhilde untuk berada dalam peerage Naruto yang kedua gadis vampire tersebut terima dengan senang hati.

Kelompok Dulio masih harus membantu pemulihan Rumania selama seminggu sebelum kembali ke Kuoh yang kedatangan mereka segera disambut oleh kehadiran para wakil dari pemimpin 3 fraksi. Gabriel dari fraksi Tenshi sedangkan Ajuka dari Akuma.

Ajuka segera menjelaskan bahwa mereka harus mulai menangani Khaos Brigade dengan lebih serius sekarang setelah mengetahui Rizevim dan tujuannya yang gila ikut andil dalam organisasi teroris tersebut. Azazel segera mengajukan idenya untuk membentuk sebuah kelompok khusus untuk menangani Khaos Brigade, kelompok yang ia beri nama sebagai DxD.

" dan sebagai ketuanya …. " Azazel, Gabriel, dan Ajuka memfokuskan pandangan mereka pada Dulio dan Naruto yang berdiri paling jauh dari yang lain. Tak ayal tindakan para pemimpin ini diikuti oleh yang lain. " Apakah kalian keberatan untuk melakukan duel ? Pemenang dari duel ini akan menjadi ketua "

" Baiklah aku menyerah! " sahut Naruto cepat mengangkat kedua tangannya. Ia segera berpaling pada Dulio menjabat tangan rivalnya itu keras! " Selamat ! Kau boleh mengambil titel itu "

Dulio memaksakan senyum yang terlihat begitu jelas bagi yang lain " Oh apa itu alasan untuk menyembunyikan ketakutanmu " Ia juga balas mencengkram erat tangan rivalnya hingga terdengar sedikit retakan di sana. Keduanya masih saling menatap dengan senyum terpaksa dan jabatan yang semakin mengerat hingga akhirnya Ajuka dan Gabriel mengeluarkan kata-kata ampuh untuk keduanya

" Naruto-kun jika kau berhasil menang, aku akan mentraktirmu seribu kupon ramen gratis ! "

" Kesempatan untuk mencicipi segala jenis manisan di dunia terbuka jika kau menang, Dulio-kun "

" YOSH, MARI BERTARUNG! " sahut Naruto dan Dulio serentak menghasilkan sweatdrop dari para generasi muda lagi.

" Benar-benar ironi jikga mengingat mereka berdua adalah yang terkuat di sini " gumam Vali.

" Nah, setiap orang memiliiki keunikan masing-masing " Sairaorg masih mencoba melihat ini dari sisi positif.

" Ia benar-benar tak berubah, masih sableng seperti biasanya. Aku mulai mengasihanimu Nona Seekvaira " Alivian geleng-geleng kepala sementara Seekvaira hanya menghela nafas Panjang membiarkan Alivia menepuk pundaknya dengan simpati.

" Nah, kalau begitu … " Azazel mengeluarkan sebuah alat dari saku jubahnya. Dengan menekan satu-satunya tombol pada alat tersebut, lingkungan di sekitar mereka seketika berubah menjadi ruangan putih yang tidak ada ujungnya.

" Ini dimensi buatan yang kuciptakan untuk berlatih habis-habisan. Tidak ada batas ruangan di sini dan tak ada objek apapun yang menghalangi kalian sehingga kalian benar-benar dapat all-out di sini. "

Naruto dan Dulio mengangguk mengerti. Mereka mulai mengambil jarak satu sama lain kala para pemimpin dan yang lainnya mengambil jarak yang cukup jauh dari keduanya. Masing-masing pemimpin membentuk barrier untuk melindungi sekitar mereka.

" Baiklah, untuk membuat ini lebih menarik maka untuk kedua petarung …. " Naruto dan Dulio saling menatap tajam, menunggu hingga Azazel selesai dengan intruksinya " Jangan menggunakan Longinus kalian "

Keheningan melanda seketika.

Vali dan Sairaorg menyeringai mendengar ide pertarungan yang sangat menarik dari Azazel. Keduanya sangat berharap mereka dapat turun untuk ikut dalam duel ini pula. Sementara itu di kelompok iblis muda minus peerage Seekvaira, mereka dirundung rasa penasaran akan kapabilitas dari dua generasi muda terkuat tanpa Longinus yang menjadikan mereka sebagai rival. Ini merupakan ajang untuk melihat kekuatan sejati dari keduanya.

" Kedua petarung siap ? " Naruto dan Dulio mengangguk. Azazel menyeringai, ia dapat merasakan antusiasme dari keduanya dan sudah dapat membayangkan betapa gilanya pertarungan ini.

" Mulai! "

Keduanya serentak memangkas jarak satu sama lain dengan cepat menghasilkan desahan tertahan dari para iblis muda yang terkejut dengan kecepatan keduanya.

BUAK

Keduanya secara serentak sukses menanamkan bogem mentah di pipi masing. Namun, tak ada reaksi yang berarti. Naruto segera menunduk dan dengan cepat memberikan sapuan pada kuda-kuda rivalnya tersebut. Langkah itu segera diantisipasi oileh Dulio dengan melompat mundur sedikit. Ia tidak berhenti di sana, dengan cepat ia menendang pada Naruto yang masih menunduk. Seperti rivalnya, Naruto berhasil menahan Dulio pula dengan menangkap kaki Dulio yang ingin menendangnya. Dulio segera menarik kembali kakinya, tidak membiarkan Naruto memperoleh kesempatan untuk menyerangnya. Ia maju terlebih dahulu menawarkan baku hantam serangan tangan yang disambut baik oleh Lordd Uzumaki tersebut. Gerakan keduanya yang saling menyerang semakin cepat hingga pada kondisi dimana hanya Ajuka yang benar-benar dapat melihat gerakan keduanya secara jelas.

Gulp

Issei meneguk ludahnya kepayahan melihat bagaimana keduanya bertarung sengit meski hanya tanpa sacred gear yang membuat diri mereka terkenal. Ia dan para iblis muda lainnya terkecuali kelompok Agares dan Sairaorg tak henti-hentinya menarik nafas tertahan ketika melihat kedua prodigy ini terus melanjutkan baku hantamnya. Matanya melirik pada Asia, cukup penasaran akan siapa yang mantan biarawati itu dukung, sang kakak ataukah pemuda yang telah menyelamatkannya dari bayangan ?

" Ah ! " Perubahan raut wajah dan gumaman dari Asia itu membuat Issei kembali fokus untuk menonton pertarungan antara Naruto dan Dulio. Keduanya dalam posisi berjauhan sekarang, terlihat dari suara tarikan nafas mereka terdapat sedikit kelelahan di sana setelah baku hantam tanpa adanya kejelasan siapa pemenangnya. Baju bangsawan yang mereka kenakan telah kucel akibat baku hantam tersebut.

" Mari kita naikkan levelnya ! " ujar Naruto melepas jubah kebanggaan Uzumakinya yang segera Ravel pungut menggunakan sihirnya. Dulio melepaskan beberapa jubah belakang pakaiannya pula. Asia melakukan hal yang sama seperti Ravel akan jubah tersebut. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan pakaian kasual mereka dan tanpa aba-aba yang pasti, keduanya melesat.

Buak

Para penonton menatap ke arah suara itu berasal namun sama sekali tak menemukan apa-apa.

DUAK

Para penonton kembali memandang pada tempat suara benturan itu berasal hanya untuk menemukan kekosongan kembali.

" Lihat di atas kalian " ujar Ajuka tenang, hanya ia sendiri yang dapat dengan jelas melihat bagaimana Naruto dan Dulio saling membenturkan serangan dengan kecepatan yang tinggi. Ini merupakan hasil dari Kankara Formula, di mana setelah mempelajari akses dasar seluruh sihir tersebut, ia dapat melihat dengan jelas suatu benda hingga pada titik kecepatan cahaya.

Para penonton tanpa menyadarinya mengikuti perintah Ajuka dan benar saja mereka dapat melihat gambaran singkat bagaimana keduanya beradu tendangan.

" Arah jam 1 "

Di sana mereka dapat melihat lagi Naruto menahan tendangan cepat dari Dulio

" Mereka ke barat sekarang ! "

BUAK

Sairaorg menyeringai lebar ketika melihat keduanya bersamaan menanamkan bogem mentah pada wajah masing-masing. Hanya saja dengan kecepatan mereka saat ini, pukulan yang diberikan sangat kuat hingga membuat keduanya segera terlontar menjauhi satu sama lain.

" Ke – kecepatan yang gila ! " bisik Yuuto begitu terkejut. Ia didaulat sebagai salah satu iblis tercepat, namun ia tak menyangka bahwa kecepatan Dulio dan Naruto jauh lebih mengerikan! Dan keduanya sama sekali belum menggunakan longinus mereka.

Rias mulai mengeluarkan keringat dingin kala mengingat Rating Game selanjutnya mempertemukan kelompoknya dan Agares. Kelompok Agares tidak menunjukkan performa yang begitu mencolok sejak Rating Game para generasi muda dimulai. Mereka hanya beranggotakan Seekvaira, Ilya, dan Ravel. Kendati mereka selalu kalah sejak pertandingan dimulai, namun mereka terus memberi perlawanan yang mana selalu menyisakan hanya bidak King dan Queen dari lawan. Sekarang dengan kehadiran anggota Seekvaira lainnya dan Uzumaki Naruto … ia mulai putus asa.

Akeno yang menyadari pandangan Rias segera menepuk pundak Buchounya dan memberikan senyuman menenangkan ketika Buchou menghadapnya. Senyuman yang seakan mengatakan bahwa mereka akan menemukan jalan keluar dari seluruh masalah.

" Argh kau benar-benar luar biasa sialan ! Seluruh tubuhku kesakitan sekarang ! " ujar Naruto sembari mengeluh atas lebam-lebam hasil pertarungan fisiknya dengan Dulio.

Dulio hanya mengangkat bahu acuh " Kau juga tidak buruk "

Keduanya berdiri dan berjalan menuju satu sama lain. Mereka berhenti ketika hanya berjarak 5 langkah saja.

" Kurasa pemasanannya sudah cukup, Naruto. "

" Kau selalu menunggu menu utama huh ? " Ekspresi ramah pada wajah Dulio segera berganti menjadi gelap. Tatapan matanya yang selalu memancarkan keramahan dan kehangatan berganti dengan kedinginan yang tiada tara. " Jangan kau menahan diri "

Naruto mengangguk dengan ekspresi serius. " Kau tak perlu memperingatkanku "

Ajuka, Azazel, dan Gabriel yang menyadari apa yang berada di benak kedua prodigy tersebut segera berdiri paling depan dari para penonton dan segera membentuk barrier pelindung.

" Kalian ! " Azazel menarik perhatian para iblis muda yang bakal menjadi anggota DxD " Perhatikan baik-baik mengapa keduanya disebut sebagai yang terkuat dari para generasi muda ! "

Sairaorg dan Vali menyeringai karena menyadari apa yang dimaksud oleh Azazel. Sementara itu, para penonton lainnya yang tidak mengetahui apa-apa segera memperoleh jawabannya ketika dua tekanan sihir yang begitu besar menggelora. Mata mereka terbuka lebar begitu disuguhi pemandangan Naruto dan Dulio mengeluarkan jati diri masing-masing.

Cahaya emas terang menyelimuti sosok Dulio. Lima pasang sayap merpati mulai tumbuh dari punggungnya, terus memanjang hingga layaknya sayap elang yang kokoh. Pakaiannya yang semula hanya pakaian kasual biasa telah dihiasi oleh armor-armor emas dengan aksen-aksen ayat-ayat kitab suci. Dua pedang emas yang terbentuk dari cahaya murni terbentuk di sepasang tangannya. Pemuda itu membuka matanya menunjukkan iris emas yang bercahaya. Sentuhan terakhir, sebuah halo mulai melingkari atas kepalanya dan dengan begitu cahaya emas yang menyelimutinya padam menunjukkan tampilan dari Dulio yang telah direinkarnasi dengan program Brave Saint, menjadi Ace dari Michael.

Naruto juga diselimuti oleh cahaya keemasan, namun lebih gelap dibandingkan Dulio. Kulit Naruto menggelap dengan beberapa aksara-aksara hitam layaknya tato. Rambutnya sedikit memanjang hingga melebihi batas bahu. Matanya berubah menjadi merah darah dan kemudian rantai-rantai mulai menari-nari di sekitar tubuhnya. Itulah mode iblis sejati dari Naruto.

" Malaikat Vs Iblis ! Ini mengingatkanku akan pertarungan antara Michael dan Lucifer ! " bisik Gabriel penuh kekaguman.

" Jangan alihkan perhatian kalian. Aku yakin kita akan memperoleh suguhan yang sangat menarik ! " sahut Azazel penuh kegirangan.

Tidak ada pertukaran kata lagi, pandangan mereka terfokus pada Naruto dan Dulio yang akan kembali berduel.

Hanya ada suara kepakan dari lima pasang sayap Dulio dan gemericing dari rantai di sekitar Naruto. Dan duel itu kembali dimulai dengan rantai-rantai di sekitar Naruto melesat cepat menuju Dulio yang melayang di udara.

Dulio dengan tenang mengangkat kedua pedangnya, siap untuk menyambut seluruh rantai Naruto. Dengan gerakan yang tenang, ia menghancurkan semua rantai yang hendak menyerangnya. Naruto bukanlah orang yang terlalu sederhana ketika membuat strategi pula, Lord Uzumaki itu segera menggerakkan rantainya untuk berputar mengelilingi Dulio.

Dulio yang menyadari pikiran dari Naruto untuk memerangkapnya dengan tenang melipat kelima pasang sayapnya ke sekeliling tubuhnya, ketika rantai tersebut telah di rasa cukup dekat, ia membentangkan sayapnya keras mengirimkan ratusan bulu-bulu berkilauan yang bertabrakan dengan setiap pendulum rantai sihir Naruto.

Malaikat reinkarnasi itu kini mengambil alih untuk menyerang. Dua pedang dari cahayanya mengayun cepat membentuk salib yang menuju pada Naruto. Sang target tak melakukan gerakan yang berarti, dari lantai yang kosong, rantai-rantai bergerak naik dan berputar ganas menahan serangan yang datang. Naruto membentuk lima lingkaran sihir di depan tubuhnya. Kelima lingkaran sihir itu segera memuntahkan energi kegelapan kepada Dulio yang melakukan hal yang sama, hanya saja dia menggunakan dua lingkaran sihir saja yang berwarna keemasan dan keunguan.

Kedua muntahan sihir Dulio segera mengungguli energi kegelapan yang Naruto lontarkan dan melesat cepat menuju targetnya. Naruto tak mengambil pusing, ia segera menggunakan lingkaran fuin nya, Teknik sederhana dari Kankara Formula sang guru, untuk menghentikan serangan tersebut.

" Aku pikir kau telah melupakan Teknik itu. " Dulio melayang turun, namun tidak sampai menginjak lantai. Kelima pasang sayap merpatinya terus mengepak dengan gerakan lembut sangat bertolak belakang dengan rantai di sekitar Naruto yang terus bergerak hingga menghasilkan bising yang begitu menganggu.

"Kheh, sejak kapan kau bisa menggunakan sihir Olympus dan Norse ?! " Naruto memasukkan beberapa formula ke dalam fuinnya untuk mengembalikan serangan Dulio yang dengan mudah Dulio hentikan.

Seekvaira menatap diam pertarungan tersebut. Ia telah mengenal Naruto sepanjang hidupnya sehingga tak lagi memiliki kekhawatiran akan lord Uzumaki itu lagi. Terlebih, yang menjadi perhatiannya saat ini hanyalah reaksi dari ketiga pemimpin Pillar yang menonton pertarungan tersebut.

Ia begitu yakin para pemimpin memiliki tujuan lain untuk membuat kedua generasi muda terkuat ini bertarung. Gadis pewaris Agares itu menghela nafas, ia tak terlalu mahir untuk strategi dalam hal ini. Ia lebih menyukai berpikir mengenai strategi dalam rating game. Berbicara tentang Rating Game, ia cukup puas dengan apa yang telah mereka lewati dalam 1 bulan ini. Kendati belum mendulang sekalipun, kelompoknya berhasil membuat 2 seri dalam 3 pertandingan. Kelompok rookie four masih tetap bertahan dengan tim Bael di atas angin seperti yang telah diprediksi. Di bawahnya terdapat tim Gremory yang tengah hangat diperbincangkan atas kehadiran Sekiryuutei dan kemudian tim Sitri berada di posisi ketiga dengan berhasil menahan imbang pada selama 3 pertandingannya. Di rating game selanjutnya ia akan bertemu dengan tim Gremory. Ia sudah sangat yakin dapat memenangkan rating game berikutnya dengan kehadiran seluruh anggota peeragenya yang lain. Dengan tim nya yang sekarang, bahkan untuk menumbangkan tim Bael bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan lagi.

" Woah ! " Sahutan kekaguman yang datang dari Issei mengembalikan fokus Seekvaira pada pertarungan Naruto dan Dulio. Sama sekali taka da perubahan ekspresi di sana kala melihat Naruto dan Dulio jual beli serangan dengan sihir mereka masing-masing. Ketika Naruto menembakkan sihir-sihir kegelapan dari lingkaran sihirnya, Dulio akan membalas dengan sihir cahaya nya dan terkadang memvariasikannya dengan sihir Norse dan Olympus yang jauh lebih destruktif! Naruto dapat terus mengatasi itu pula dengann memvariasikan sihir rantainya ataupun menggunakan fuin nya.

Keduanya sudah terlibat pertarungan yang sangat melelahkan, bukan hanya manna saja, tapi pertarungan fisik sebelumnya juga telah membuat mereka hampir mencapai batasnya. Seekvaira mulai berspekulasi bahwa sebentar lagi, pertarungan ini akan mencapai pada klimaksnya.

" Dilihat dari segi mana pun, Dulio jelas mengungguli Naruto " Azazel berbisik agar hanya mereka para pemimpin yang dapat mendengar apa yang ia katakan. Matanya tetap fokus pada bagaimana Naruto menyelimuti lengan kanannya dengan sihir kegelapan dan rantai-rantainya untuk menahan tebasan-tebasan pedang cahaya dari Dulio.

" Anda benar Azazel – dono. Dulio mampu menggunakan semua kemampuan superior yang ia kuasai selain longinusnya dalam duel ini, sementara Naruto tak dapat menggunakan senjutsu yang merupakan salah satu Teknik andalannya. "

" Namun begitu … - " Tatapan Azazel menajam ketika Naruto dan Dulio sama-sama terpental setelah serentak mendaratkan tinju pada pipi masing-masing.

" Naruto – kun masih sanggup berimprovisasi dan terus mempertahankan irama pertarungan. Ia bahkan tidak terlihat seperti dirugikan dari duel ini " Ajuka ikut bersuara pula.

" Uzumaki Naruto ! " Dulio berteriak keras memanggil nama rivalnya yang telah sukses membangkitkan gairah bertarung dalam jiwanya. Masing-masing tangannya membentuk lingkaran sihir Norse dan Olympus. Kedua lingkaran sihir tersebut beresonansi di depan dadanya.

" Apa yang ia rencanakan ?! " Irina berseru penasaran ketika melihat Dulio membuat pula lingkaran sihir khas para malaikat di atas telapak tangannya yang menghadap langsung pada lingkaran sihir yang beresonansi tersebut.

Ajuka menyipitkan matanya ketika mulai mengerti maksud tindakan Dulio " Ia akan mempercepat dan membuat serangan cahayanya menjadi lebih destruktif "

Pernyataan Maou Beelzebub itu tentunya mendapat perhatian dari para iblis muda. Rias yang pertama kali menyuarakan kebingungannya " Bagaimana maksud anda, Beelzebub – sama ? "

Alih-alih menjawab, Ajuka memberikan lirikan pada Sona, meminta kepada adik sang sahabat untuk membantunya. Ia tidak terlalu senang untuk menjelaskan sesuatu.

Sona yang menangkap lirikan Ajuka hanya menghela nafas dalam hati. Ia segera berdehem untuk menarik perhatian Rias dan yang lainnya " Sihir Norse memiliki keunggulan dalam variasi Teknik yang dihasilkannya. Serangan yang dihasilkan sihir Norse sangat dikenal akan keakurat dan kecepatannya yang menghasilkan serangan yang benar-benar mematikan. Sementara sihir Olympus terkenal akan kemampuannya untuk membuat serangan-serangan yang destruktif, penghancuran massal dan bertumpu pada kekuatan. Bayangkan ketika dua lingkaran sihir ini digabungkan untuk memperkuat sebuah serangan ? "

Pertanyaan retoris di akhir penjelasan Sona mulai membuat para iblis muda bergidik, tentunya terkecuali Sairaorg, Sasuke, dan Vali. Mereka mulai berfokus pada Naruto yang masih diam mengumpulkan manna untuk melawan apa yang direncanakan Dulio.

" Berikan semua yang kau punya, Dulio Gesualdo ! " sahut Naruto.

" Kukabulkan permintaanmu ! " Sosok Dulio diselimuti oleh cahaya terang dan dalam satu kedipan mata, bola-bola cahaya melesat cepat menuju Naruto. Jumlahnya begitu banyak, layaknya rintik hujan yang begitu cepat.

Beruntung, reflek Naruto bergerak cepat. Sedikit menerima goresan di beberapa tempat namun rantai-rantai Naruto segera berkumpul membentuk kubah setengah lingkaran di depan Naruto.

Crash

Crash

Crash

TRANG

Naruto meringis kala merasakan pertahanannya terus melemah, sementara rentetan serangan dari Dulio sama sekali tidak melambat, ia bahkan dapat merasakan serangan itu semakin banyak dan cepat. Rantai-rantai bar uterus berkumpul dan berputar di depannya untuk melindunginya dari serangan Dulio. Namun, ia juga menyadari bahwa ia akan mencapai batas nya jika ini terus berlanjut. Oleh karena itu …

Naruto merentangkan tangan kanannya ke depan, rantai-rantai mulai terbentuk kembali di lantai tersebut. Dan kemudian rantai-rantai tersebut berkumpul di depan rantai-rantai yang menjadi perisai. Naruto memfokuskan sihirnya hingga akhirnya rantai-rantai sihirnya mulai berputar gila dengan pendulum yang bergerigi.

Dulio hanya mengangkat alisnya tak mengerti atas rencana Naruto.

" Gatling Chain! "

Begitu Naruto meneriakkan nama tekniknya, rantai-rantai dengan pendulum tajam tersebut segera melesat menuju setiap bola cahaya yang dilontarkan Dulio. Mula-mula rantai tersebut segera hancur, namun Naruto terus menambah konsentrasi dan kecepatannya sehingga pada akhirnya …

" Kecepatannya setara ?! " bisik Yuuto terkejut. Ia melihat tabrakan di antara rantai-rantai tersebut dengan bola cahaya di tengah-tengah pertarungan Naruto dan Dulio dengan wajah terkejut. Keadaan mulai berbalik sekarang, Naruto kembali berhasil menyaingi keunggulan Dulio di sini.

Namun, Dulio tak menunjukkan ekspresi terkejut. Ia telah membuat rencana cadangan karena menyadari bahwa rivalnya bukanlah orang sembarangan.

Rentetan serangan itu pun berhenti. Dulio dan Naruto terlihat begitu kelelahan atas pertarungan ini.

Namun, pertarungan ini membutuhkan pemenang.

Dan ego keduanya tidak akan membiarkan musuh mereka menang.

Dulio mengulas senyum tipis pada Naruto yang menatapnya dengan wajah kelelahan. Ia mulai melayang tinggi, hingga tingkat di mana ia hanya berada di bawah awan-awan yang tercipta akibat perubahan tekanan air atas jual beli serangan sihir mereka sebelumnya.

" Kau mungkin bisa menahan serangan itu dari depan, namun bagaimana jika serangan itu datang dari - " Dulio menjentik jarinya dan kemudian lingkaran sihir yang sama, yakni resonansi antara Norse dan Olympus terbentuk tepat di dalam awan yang cukup besar untuk menaungi tempat Naruto berdiri dan para penonton.

" Perkuat kekkainya. Teknik Dulio ini bukan main-main ! " ujar Gabriel sedikit panik.

" A – ano bukankah kita harus menghentikan pertarungan ini ?! " ujar Asia yang sejak awal sangat khawatir akan keadaan kedua petarung. Dulio Gesualdo merupakan kakaknya, sosok saudara yang sejak dulu ia impikan. Dulio memang tak berkontribusi banyak dalam kehidupannya dahulu, namun mengetahui bagaimana Dulio mengurusnya dari balik bayangan dalam gereja Roma sudah membuatnya puas. Hal yang sama berlaku bagi Naruto Uzumaki. Beberapa bulan terakhir, pemuda itu telah menjadi pusat kehidupannya karena ia telah mengetahui bagaimana pemuda itu rela bertengkar hebat dengan sang kakak untuk menentangnya, melindunginya dari balik bayangan, dan terus menjauhkannya dari bahaya Diodora Astaroth.

" Itu hal mustahil, mantan biarawati " Vali yang berpendapat sekarang. " Pertarungan antara dua longinus yang ditakdirkan sebagai rival hanya akan berhenti ketika salah satu sisi mengaku kalah, tak sanggup lagi bertarung, atau bahkan … mati "

Melihat perubahan di air muka Asia, Vali tetap melanjutkan " Menghentikan pertarungan ini secara mendadak hanya akan melukai harga diri mereka." Kuroka segera menyikut Vali untuk tak melanjutkan kata-katanya ketika melihat wajah Asia yang semakin menyedihkan.

" Inti yang ingin dikatakan maniak bertarung ini hanyalah kau tak perlu khawatir. Dua pria penting dalam hidupmu itu mengetahui betul konsekuensi dari pertarungan ini dan mereka akan baik-baik saja. "

Asia hanya mengangguk menghargai usaha Kuroka untuk menenangkannya. Ia melihat kembali kepada pertarungan di hadapannya. Pikirannya mulai membayangkan ketika di masa depan nanti di mana Naruto dan Dulio akan memenuhi takdir mereka … kemana dia akan berpihak

" Kau benar-benar tidak menahan dirimu huh " Naruto berdecak kagum akan konsentrasi mengerikan dari energi yang ditunjukkan oleh Dulio. Fuin tidak akan cukup, hal ini tentu berbeda keadaannya jika ia diizinkan menggunakan longinusnya.

' Kheh, sepertinya aku harus memperlihatkannya lagi'

Alis mata Ajuka segera berkedut begitu merasakan aura kekuatan Naruto meningkat. Azazel menangkap reaksi ini dan segera menanyakannya.

" Perhatikan Azazel … inilah alasan mengapa aku sempat berpikir bahwa Sirzech merupakan satu-satunya di Makkai yang dapat setara dalam duel pribadi dengan Naruto "

Azazel tak perlu menanyakannya lagi. Ia juga mulai dapat merasakan kekuatan Naruto yang meningkat hingga tingkat di mana ia tak dapat lagi merasakannya.

" Perkuat Kekkainya ! " sahut Azazel sontak mengejutkan yang lain.

" Mari selesaikan ini Dulio/ Naruto "

Seluruh mata terbelalak begitu mereka disuguhi pemandangan langit yang bersinar terang sedangkan tanah di sekitar area Naruto telah berganti menjadi jutaan untaian rantai yang mengerikan.

Heaven Fall

Pancaran sinar segera melesat turun dari awan tersebut, luasnya mencakup area di mana Naruto berada.

Chain Doom

Sedangkan dari bawah, jutaan rantai melesat cepat menuju langit, seakan menjadi pillar yang hendak menahan pancaran sinar tersebut

DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

" UGH ! " Ketiga pemimpin terlihat sedikit kepayahan untuk menahan ledakan tersebut. Kedua petarung benar-benar tidak menahan diri sama sekali. Para iblis muda dibuat melongo akan pemandangan pertarungan di depannya. Yah semuanya, terkecuali Vali yang menyeringai maniak, Sairaorg yang menahan seringai kekagumannya, dan Sasuke yang tetap datar.

Dimensi itu telah hancur berantakan. Sudah tidak diketahui lagi mana yang batas bawah dan atas. Begitu asap tebal yang mengepul itu disapu oleh Teknik Gabriel, mereka semua menahan nafas melihat hasil pertarungannya.

Uzumaki Naruto dalam keadaan berbaring di mana sebuah pedang cahaya menancap pada perutnya. Dulio berlutut tak jauh dari sana dengan nafas yang terengah-engah.

Dengan begitu, hasilnya sudah dapat ditentukan

" Uzumaki Naruto sudah tak dapat bertarung lagi. Pemenang duel ini adalah Dulio Gesualdo, dan karena itulah ketua dari DxD adalah Dulio Gesualdo ! " sahut Azazel. Namun tak ada raut kepuasan dari wajahnya. Ia merutuk dalam hatinya karena tujuan utamanya dalam mengadakan duel ini gagal.

Ekspresi yang sama ditunjukkan oleh Dulio. Ketika Asia selesai memulihkannya, ia segera beranjak dari sana tanpa berkata-kata. Tangannya terkepal erat kala menyadari sesuatu dari duel ini.

' Uzumaki Naruto menahan dirinya selama pertarungan'

Setelah duel tersebut, Naruto mengatakan bahwa dia tidak tertarik bergabung dengan DxD, namun menjanjikan bahwa ketika mereka membutuhkan bantuan, ia akan dengan senang hati menolong. Ravel juga ikut menolak bergabung dengan DxD begitu Naruto mengatakan alasannya tidak bergabung karena harus menyelesaikan administrasi pengangkatannya sebagai Lord Uzumaki. Sebagai Lady Uzumaki di masa depan, ia memandang perlu untuk menenami Naruto menangani masalah ini.

" Masih memikirkan duelmu ? " Naruto menggelengkan kepalanya, memberikan senyum kecil untuk menghilangkan kekhawatiran dari wajah Ravel.

" Tidak juga … " Ravel telah mengenal Naruto cukup lama untuk menyadari bahwa tunangannya masih menyembunyikan sesuatu. Namun, ia tak ingin menekan lebih lanjut. Ia mengambil setumpuk berkas dari meja Naruto setelah menyelesaikan beberapa berkas sebelumnya.

Sejak Naruto menghilang di Rumania, semua beban urusan Pillar Uzumaki diambilalih oleh Ravel yang dengan keras kepalanya mengatakan bahwa 'suatu saat nanti pekerjaan ini akan ia tangani mengingat perannya di masa depan sebagai Lady Uzumaki'.

Selagi membantu tunangannya menyelesaikan berkas tersebut, pikiran gadis muda itu berputar untuk mencari cara setidaknya dapat meringankan beban Naruto. Namun, jalan pikiran itu segera terhenti begitu melihat Naruto yang semula duduk santai di balik meja kerjanya segera berdiri menyiapkan lingkaran sihir teleportasi.

" Kau akan pergi ? "

" Hanya sebentar saja. Aku akan kembali sebelum makan malam. Sampaikan aku pamit kepada kaa – chan ya "

Ravel merengut " Sampaikan sendiri, idiot "

Naruto hanya tertawa dan segera menghilang di telan lingkaran sihir teleportasinya.

Ravel melihat pemandangan itu dengan mata menyipit. Ada keanehan pada Naruto, tidak biasanya the Strongest Youth itu menggunakan metode konvensional untuk melakukan teleportasi.

Namun, Ravel mengendikkan bahunya. Ia mengakui dirinya cerdas, namun untuk menebak apa yang Naruto rencanakan, ia menyerah. Itu sudah di luar batas kecerdasannya.

Lady Uzumaki di masa depan itu kembali mengurus beberapa berkas administrasi bagiannya. Ia tak perlu memikirkan bagian Naruto, karena pemuda itu telah menyelesaikannya entah sejak kapan.

XoX

Trang

Cao Cao membentuk senyum simpul kala dua pemuda bersurai hitam tersebut membenturkan pedang mereka masing-masing pada tombaknya. Ia memberikan sedikit dorongan yang cukup untuk membuat dua pemuda tersebut terjungkal. Tak memberikan keduanya kesempatan, Cao Cao segera menginjak perut pemuda di kirinya sedangkan pemuda yang di kanan berhenti bergerak setelah mata tombak True Longinus tepat berada di depan lehernya.

" Ka – kami menyerah " ujar pemuda kedua itu yang segera membuat Cao Cao menarik diri. Ia segera membentangkan tangan pada keduanya untuk membantu keduanya berdiri.

" Kekuatan kalian telah berkembang dari sebelumnya. Namun, teknik kalian sama sekali tak berubah. Kalian perlu berlatih lagi untuk mengatasi masalah ini. "

" Ha'I terima kasih atas sparringnya ketua "

Cao Cao hanya mengangguk dan meninggalkan dua anggota barunya.

" Ketua benar-benar kuat, namun membayangkan bahwa sosok sekuatnya saja bisa kalah di hadapan makhluk lain …. Kheh, apa manusia benar-benar makhluk paling lemah ?! "

" Tidak, tidak. Kalian salah besar. " Kedua anggota baru itu segera berpaling pada sumber suara dan begitu terkejut ketika menangkap Naruto berada di sana. Sikap tubuhnya sangat tenang sama sekali tidak menunjukkan adanya intimidasi. Kendati begitu, dua anggota baru itu segera membentuk sikap siaga. Anggota pertama mensummon sepasang pedang berwarna hitam dan putih sedangkan anggota kedua mengeluarkan sebuah tombak bermata dua.

" Manusia merupakan makhluk yang memiliki potensial paling besar untuk terus menjadi yang kuat. Mereka yang kuat adalah mereka yang terus bangkit, sekalipun terjatuh berulang kali. " Naruto tetap melanjutkan kata-katanya meskipun ia tidak begitu yakin focus kedua manusia di hadapannya itu padanya. " Alasan mengapa pemimpin kalian, Cao Cao, seorang manusia dikalahkan olehku, dari bangsa iblis, tidak lain dan tidak bukan hanyalah kurangnya persiapan dan informasi."

Ekspresi dan sikap bertarung keduanya semakin mengeras setelah mendengar ucapan Naruto itu. Ucapan itu mengkonfirmasi kecurigaan mereka. Beruntung bagi keduanya, sebelum sempat mengambil keputusan yang gegabah, Cao Cao kembali.

" Kalian berdua mundurlah. Dia adalah tamuku " Kedua anggota baru itu memandang sebentar pada pemimpin mereka, masih ragu akan kata-kata dari pemimpin mereka. Namun dengan satu tatapan tajam dari Cao Cao keduanya segera mematuhi perintah tersebut.

Cao Cao melirik kedua anggota tersebut hingga mereka memasuki markas baru Hero Faction. Ia kemudian berpaling ketika mendengar Naruto melangkah mendekat.

" Kulihat kalian mulai nyaman di sini "

Suasana tegang di antara mereka masih begitu kental ketika Cao Cao mengambil waktu cukup lama untuk merespon pernyataan Naruto. Pemimpin Hero Faction itu menghela nafas " Padang savana yang luas dan markas yang dimodifikasi dengan sihir ruangan cukup bagus untuk sementara. Tempat yang kau tawarkan memang nyaman, namun aku masih memilih markasku yang lama "

Naruto mengangguk kecil. Ia mengamati daerah sekitar menemukan sebuah padang savana yang luas dan sebuah tenda kecil yang tepat berada di tengah savana tersebut. Sekilas, iris mata Naruto bersinar keemasan dan ia dapat melihatnya sebuah kubah energy raksasa yang menyembunyikan daerah ini dari sekitar. Naruto membutuhkan bantuan Le Fay dan George untuk mengkonstruksi kubah energy ini.

" George terus mengawasi keadaan kubah itu dua kali dalam sehari. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya " ujar Cao Cao ketika menyadari apa yang Naruto lakukan.

" Baguslah kalau begitu "

Cao Cao menatap lurus pada Naruto yang telah berhenti mengamati sekitar. Ekspresinya mengeras dan ia langsung menyatakan apa yang berada di dalam pikirannya sekarang " Uzumaki Naruto, katakana … apa tujuanmu datang kemari ? Kau bukanlah orang penuh kasih yang datang hanya untuk tujuan mengamati keadaan kami. "

" Oh, aku sedikit terluka mendengar begitu rendah kau menilaiku Cao Cao. Tapi kau benar " Ekspresi jahil yang semula berada di wajah Naruto segera digantikan dengan keseriusan " Aku telah memperoleh informasi tentang keadaan Leonardo"

Cao Cao mengangkat alisnya tertarik. Leonardo, kendati anggota termuda di Hero Faction merupakan salah satu elitnya. Hal itu disebabkan karena kepemilikan Longinusnya Annihilation Makeryang merupakan salah satu dari Longinus High-Tier. Longinus yang dirumorkan memiliki kemampuan untuk menghancurkan dunia jika berada di tangan orang yang salah. Leonardo telah menghilang dan kabarnya disekap oleh Old Satan sejak kejadian Kudeta Kyoto.

" Old Satan berencana untuk melakukan serangan kepada Makkai yang terpusat di pulau Agreas sebelum Rating Game resmi dimulai "

" Rating Game resmi ? " Cao Cao mengetahui mengenai Rating Game, sebuah permainan bangsa Iblis yang didasarkan pada catur dengan menggunakan evil pieces mereka. Namun, ia tidak betul-betul memahami bagaimana jalannya Rating Game ini.

" Yap. Rating Game tahun ini dibedakan menjadi Rating Game resmi dan Rating Game rookie. Keduanya telah dimulai sejak aku dikurung di Rumania dan telah mencapai babak penyisihan akhir untuk Rating Game Rookie. Rating Game Rookie diikuti oleh 5 kelompok yaitu Gremory, Bael, Agares, Sitri, dan Gasya-Labolas. Astaroth telah didiskualifikasi karena kasus Diodora, sedangkan Gasya-Labolas sudah dipastikan akan gugur setelah kalah telak melawan Agares, Sitri, dan Bael. Puncak Rating Game Rookie dipegang oleh Bael, kemudian diikuti Gremory, Sitri, dan Agares. "

" Kelompokmu berada di titik terendah huh ? Tentu situasinya akan segera berubah dengan kehadiranmu sekarang " Cao Cao berkomentar singkat memotong penjelasan Naruto.

" Kau benar. Namun, bukan hanya aku saja. Para anggota peerage Seekvaira yang lain juga telah kembali. Tanpa aku saja, aku yakin mereka telah bias melawan Gremory. Dari Rating Game Rookie, hanya akan satu tim yang akan bergabung dengan 9 tim lainnya yang telah menjadi langganan dari Rating Game resmi. "

" Baiklah aku mengerti. Leonardo akan dimanfaatkan sebagai senjata dalam serangan ini bukan ? "

" Yap. Rizevim mengatakan padaku bahwa mereka akan menyuntikkan ular Ophis pada Leonardo ataupun serum lainnya untuk memaksa Leonardo mencapai potensi tertingginya. Itu akan membentuk tentara yang begitu merepotkan " Naruto menjelaskan dengan bersedekap tangan.

" Tidak bisakah kita menghentikannya ?! Aku mengkhawatirkan rencana ini dapat membahayakan nyawa Leonardo "

" Aku juga berharap aku dapat menghentikan mereka menggunakan Leonardo. Namun, aku sama sekali tidak mengetahui keberadaan mereka. Oleh karena itulah, aku datang kemari untuk memperoleh informasi spesifik mengenai Leonardo. "

" Informasi ? "

" Yap, petunjuk apapun yang memungkinkanku mendeteksi Leonardo. Sebelum serangan itu berkecamuk hingga ke taraf yang tak terkendali, aku akan segera mencari Leonardo dan menyerahkannya pada kalian. "

Cao Cao merenung sebentar. Ia menyadari bahwa opsi yang Naruto berikan merupakan satu-satunya opsi yang paling memungkinkan sekarang. Mereka adalah buronan internasional sekarang. Seluruh fraksi mengincar keberadaan mereka, terutama Indra. Ia tidak boleh sembarangan bertindak. Namun, ia tentu menyadari bahwa Naruto sesungguhnya dapat bertindak terlebih terdahulu. Jelas saja, Naruto di sini memiliki motif tersembunyi. Cao Cao yang cerdik juga telah dapat menangkap bahwa Naruto mengharapkan serangan Old Satan benar-benar terjadi.

" Aku akan segera memberikannya padamu ketika aku memperoleh petunjuk itu "

Naruto mengangguk sepakat. Ia bersiap untuk pergi, namun Cao-Cao menghentikannya dengan sebuah pertanyaan.

" Sebenarnya, kau berpihak pada siapa Uzumaki Naruto ? Kebaikan atau kejahatan ?"

Cao Cao benar-benar penasaran akan apa yang Naruto lakukan. Ia menyelamatkan Kyoto dan Rumania, ikut serta dalam gerakan diplomatis ke berbagai mitologi untuk membentuk perdamaian. Namun, diam-diam ia juga ikut campur dengan urusannya terhadap Ophis. Ia lebih terkejut ketika mengetahui Naruto memberikan Ophis pada Rizevim, ketua dari Khaos Brigade yang notabene merupakan musuh dari seluruh mitologi.

" Kebaikan atau kejahatan ? Apakah semua itu benar-benar ada ? Sesuatu yang baik atau jahat bagiku hanyalah tergantung persepsi bagaimana kau memandangnya. Membunuh seorang penjahat dipandang baik oleh mereka yang ketakutan ataupun dirugikan oleh penjahat itu, namun hal itu dipandang jahat bagi keluarga pembunuh tersebut ataupun orang yang diuntungkan oleh kehadiran pembunuh itu tersebut"

Merasakan bahwa Naruto akan melanjutkan kata-katanya, Cao Cao hanya diam

" Perang yang besar akan segera datang. Ketika perang itu terjadi, hanya akan ada tiga peran di dunia ini "

Pernyataan Naruto membuat Cao Cao mengangkat alisnya.

" Perang seperti apa yang kau maksud ? dan peran seperti apa saja itu ? "

" Perang yang akan meliputi seluruh makhluk di dunia ini. Kau juga sudah mulai harus berpikir mengenai peranmu nanti dalam perang itu, Cao Cao. "

Cao Cao meneguk ludahnya begitu Naruto menatapnya tajam diikuti dengan nada suaranya yang semakin kelam " Kau harus memilih apakah kau akan bertarung atau melindungi atau bahkan … menjadi korban "

Hening sejenak.

Cao Cao mencerna apa yang baru saja Naruto katakan. Matanya menyipit pada Naruto

" Kalau begitu, katakan peran apa yang akan kau pilih"

Ekspresi serius di wajah Naruto menghilang digantikan sebuah ekspresi yang baru pertama kali Cao Cao saksikan. Sebuah ekspresi kesedihan, pasrah, namun ada tekad di sana.

" Peranku spesial. Aku akan mengambil ketiga peran tersebut "

XoX

BUAK

Rias dan para peeragenya mengernyit ketika mendengar suara hantaman kedua tinju tersebut. Hanya dengan mendengar suara tersebut, ia sudah dapat mengetahui rasa sakit yang dirasakan oleh dua tinju yang saling bertabrakan tersebut. Kekhawatiran yang mulai memupuk dalam dirinya membuatnya tanpa sadar meletakkan tangannya di depan dada, sebuah tindakan yang tanpa sadar untuk menenangkan jantungnya yang berdetak keras.

Sebuah tepukan di pundaknya segera mengalihkan perhatiannya. Ia menemukan Akeno, Queen dan sahabat terbaiknya memberikan tatapan perhatian kepadanya. Ia menemukan tatapan yang sama pada anggotanya di belakang Akeno.

" Ise baik – baik saja Buchou. Ia bersungguh-sungguh berlatih untuk melawan Naruto – sama nantinya "

Rias mengangguk, mengapresiasi usaha Queennya untuk menenangkannya. Tatapannya kembali pada Issei yang jauh di depan sana sedang berlatih tanding dengan Sairaorg Bael.

Issei telah menguasai Cardinal Mode : True Queen yang sangatlah kuat. Ia menunjukkan peningkatan kemampuannya itu dalam latih tanding ini dengan mampu memberikan beberapa memar pada tubuh terlatih Sairaorg, iblis muda yang telah dikaruniai titel sebagai satu-satunya iblis muda berpeluang mengalahkan Strongest Youth, Uzumaki Naruto.

" Aku mengerti Akeno. Aku sangat senang dengan usaha kerasnya. Tapi … aku tidak dapat berhenti khawatir ketika menemukan Issei terlihat begitu depresi setelah menyaksikan pertarungan Naruto – san dan Dulio – san. "

Akeno mengangguk mengerti. Ia sedikit tidak setuju dengan kata-kata Kingnya. Bukan hanya Issei yang depresi setelah menonton pertarungan tersebut, semua anggota Rias ia pastikan merasakan kekhawatiran yang sama.

" Kau memiliki tinju yang bagus di sana, Hyodou Issei " ujar Sairaorg mengelus sebentar sebuah memar di pipinya yang merupakan hasil pukulan Issei. " Tapi … " Sairaorg segera mengepalkan tangannya dn mengayunkannya dengan cepat. Issei yang terbelalak dengan gerakan Sairaorg segera mengganti mode armornya ke tipe Rook membuat armornya menebal.

BUAK

Ketika tinju itu tepat menghantam wajah Issei, Armor rook Issei remuk seketika membuat Issei terlontar cukup jauh dan akhirnya berhenti setelah seluruh armornya hancur berantakan.

" Jika kau mengharapkan hanya dengan pukulan saja, kau tidak akan menang melawan Uzumaki Naruto" Ujar Sairaorg yang telah mencapai tempat di mana Issei terbaring. Matanya menatap tajam pada Issei " Ada apa Hyodou Issei ? Jangan katakan kau menyerah setelah pukulan tersebut ?! Itu hanyalah tinju biasa bagi Uzumaki Naruto ! "

Issei tertatih mencoba berdiri mendengar provokasi dari lawan sparringnya. Sairaorg benar, ia harus lebih berusaha lagi. Jika ia memang benar ingin membalas perbuatan Naruto pada buchounya di saat pembatalan pertunangan buchounya dengan Phenex, ia harus mengalahkan the Strongest Youth itu di Rating Game ini.

Sairaorg mengeluarkan seringainya ketika melihat Issei kembali berdiri dengan sebuah memar besar di pipinya. " Aku akui semangatmu, Sekiryuutei Hyodou Issei. Namun, jika kau benar-benar ingin berhadapan dengna Naruto, itu tidak cukup ! Mari kita lanjutkan ! "

Issei dapat merasakan darahnya mendidih dengan adrenalin. Ia menikmmai pertarungan dengan Sairaorg. Berbeda dengan sebelumnya, kini Sairaorg lebih berhati-hati dalam mengayunkan pukulannya, ia pun jauh lebih lentur dan dapat terus menahan setiap pukulannya. Ketika sekali lagi, ia gagal menahan pukulan keras Sairaorg, pewaris Bael itu berhenti sebentar.

" Apa kau menyadari adanya perbedaan gaya bertarungku yang tadi dengan sebelumnya ?"

Issei hanya mengangguk. Ia mengerti ada perbedaan di sana namun ia tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata.

" Gaya bertarung tadi kukembangkan khusus untuk melawan Naruto. Ia memiliki kebiasaan bertarung untuk dapat membuat musuhnya bertindak seperti apa yang ia inginkan. Ia mampu untuk mempengaruhi gerakan lawannya, membuat lawan cukup lelah sebelum akhirnya ia menghabisinya dengan kecepatannya tersebut. "

Issei tertegun, semakin ke sini, ia semakin menyadari bahwa ia telah meremehkan The Strongest Youth.

" Aku akan melanjutkan bertarung seperti tadi. Gunakan insting dan nalurimu dan hadapilah ! Kita mulai lagi ! "

Sirzech yang baru saja mendatangi arena latihan bertarung tersebut hanya dapat tersenyum melihat semangat dan dedikasi yang diperlihatkan oleh Issei dan Sairaorg. Namun, ia juga sudah mengetahuinya dengan betul bahwa dalam waktu dekat … baik Issei maupun Sairaorg tak akan dapat mengalahkan Naruto. Ia telah memperoleh laporan langsung dari Ajuka mengenai kemampuan bocah itu sekarang. Sebagai seorang kakak, tentu saja dia berharap tim adiknya dapat melesat maju menuju Rating Game resmi. Harapan itu mulai terlihat akan terkabul ketika mendapati Issei telah berhasil menguasai kemampuan yang melebihi Juggernaut Drive dari Boosted Gear. Sayang, kehadiran Naruto akan menjadi penghalang besar dari terwujudnya harapan tersebut. Bukan hanya Naruto, anggota peerage Seekvaira lainnya yang baru saja kembali dari misi – misinya layak untuk diperhitungkan. Sebuah tim yang didominansi oleh kemampuan naga dengan kemampuan momentum Agares dan Longinus Declare of War sebagai pendukungnya, ia benar-benar menantikan performa tim Agares secara total untuk pertama kalinya. Jika hanya dengan empat anggota saja, Agares dapat menang dari Gasya – Labolas dan bertahan seri dengan Sitri, bukanlah asumsi yang bodoh jika menganggap hasil pertandingan antara tim Agares dan tim Gremory telah jelas mengeluarkan tim Agares sebagai pemenang. Akan tetapi, Sirzech tentunya masih dapat berharap bukan ?

XoX

" Akhirnya kau tiba juga … " Naruto mengangkat alisnya ketika Seekvaira menyambut kedatangannya dengan berkacak pinggang. Ia dapat melihat seluruh mata di ruangan itu juga memandang padanya.

" Etto – Apa aku dalam masalah ? "

" Kita perlu membahas strategi untuk Rating Game melawan Gremory dan Bael. Dengan kondisi kita saat ini, untuk dapat memasuki Rating Game resmi kita harus menang telak ! " Ravel menjelaskan dengan nada berapi-api.

" Oh tentang itu … " Naruto mengambil duduk di samping Lavinia Reni dan mengeluarkan seringaian kepada semuanya " Tenang saja. Kita hanya harus memikirkan tentang bagaimana mengalahkan tim Sairaorg Bael. "

" Sairaorg Bael bersama timnya memang didaulat sebagai tim terkuat antara para rookie. Namun, kupikir tim Gremory tidak bisa begitu diremehkan " Alivia berkomentar.

" Yap ! Gremory memiliki anggota-anggota yang unik. Aku sangat yakin mereka menaruh harapan terbesar pada Sekiryuutei untuk mengalahkan Nii – san ! " Megumi menambahkan.

Alivian yang bersandar di samping Alivia hanya melirik Naruto " Queen sableng kita ini pasti sudah memiliki rencana bukan ? Untuk berkata seperti itu "

Naruto memberikan cengiran pada Alivian " Ah, aku senang kau begitu mengerti diriku Alivian ! Oh, itu mengingatkanku, kau belum memberikanku pelukan setelah sekian lama tak berjumpa. "

Alivian segera menjauh kala melihat Naruto berdiri berniat mendatanginya " Jangan harap Queen sableng! "

Seekvaira yang sudah cukup dengan semua kelakuan peeragenya segera menangkap bahu Naruto dan mendorongnya jatuh untuk duduk kembali.

" Naruto, jelaskan ! " Naruto menghela nafas ketika mendengar intruksi tegas dari Kingnya. Hanya dalam sekejap, persona jahilnya menghilang digantikan oleh keseriusan.

" Untuk Gremory, aku akan bergerak sebagai pion utama untuk memiliki janji untuk mengalahkanku sejak pertunangan antara Riser dan Rias dibatalkan. Kalian semua simpan tenaga kalian untuk melawan Bael. Terlebih, pertandingan melawan Bael akan segera dilakukan jika kita berhasilkan mengalahkan Gremory bukan ? "

Naruto sedikit menyeringai ketika melihat Seekvaira menggunakan mode berpikirnya setelah mendengar penjelasan Naruto.

" ah, jadi yang Uzumaki – senpai – sama maksudkan adalah ia akan bertindak ganas pada tim Gremory agar kita dapat menyimpan energy untuk melawan tim Bael bukan ?" Sahut Megumi dengan nada ceria mencoba mengkonfirmasi apa yang telah ia pahami.

" Tepat sekali Megumi – chan. Untuk kesekian kalinya, tolong pilih satu suffix saja " ujar Naruto mewakili yang lainnya untuk menegur anggota termuda mereka karena menggunakan suffix senpai dan sama bersamaan.

" Ha'I Uzumaki Senpai – sama ! "

" dia benar-benar tidak mendengarkan " Ilya berbisik deadpan dengan mata menatap pada Alicia yang hanya menggelengkan kepalanya maklum.

" Normalnya aku akan menolak idemu Naruto. Namun setelah mendapat sedikit bocoran mengenai final di Rating Game nanti, mungkin idemu adalah yang terbaik untuk situasi ini "

" Kau memperoleh bocoran mengenai final di Rating Game ?! " Ravel berjengit terkejut. Informasi mengenai Rating Game tergolong sangatlah rahasia, yang hanya diketahui oleh para Maou dan tetua. Ia dapat mengerti jikalau tim Gremory ataupun Sitri berpotensi besar memperoleh bocoran mengetahui keduanya memiliki saudara overprotective sebagai Maou.

" Aku memperolehnya dari sumber terpercaya. " ujar Seekvaira dengan ekspresi bangga, terlebih setelah melihat reaksi terkejut dari Ravel dan anggota peerage lainnya. Ia berpaling pada teman kecilnya yang sama sekali tak terkejut " Dan kupikir kau juga telah mengetahui ini bukan ? Kau tidak hanya membuat rencana hanya dari keinginan bertarung belaka "

" Aw aku senang kau begitu mengenalku Seek – chan "

" Kau benar-benar tidak akan melupakan nama bodoh itu huh ? "

" Tidak. Itu salah satu kenangan terindahku "

Melihat keduanya yang mulai berdebat layaknya anak kecil, Alivian mulai bergumam, cukup untuk di dengar oleh mereka semua terkecuali Naruto dan Seekvaira " Momen sableng di antara King dan Queen"

XoX

Unknown Place

Leonardo tak dapat merasakan apapun. Ia juga tak lagi bisa mengira telah berapa lama dipenjara di tempat ini. Jika dulu ia sempat berpikir latihan yang keras dalam Hero Faction merupakan neraka sepertinya ia perlu mengklarifikasi pernyataan tersebut. Selama dipenjara ini, ia disuntik dengan berbagai macam cairan kimia yang ia tak kenali. Ia menjadi sebuah kelinci percobaan. Kewarasannya mulai bergeser kala otaknya sudah mulai tak mampu untuk menahan rasa sakit dari setiap cairan kimia yang disuntikkan ke dalam pembuluh nadinya.

Kriett

Leonardo tak mempedulikan pintu yang terbuka tersebut. Pikiran dalam kepalanya sudah terstimulasi untuk mensugestikan bahwa ketika pintu terbuka maka penderitaannya semakin bertambah. Ketika pintu itu terbuka, maka itulah waktu bagi para iblis itu untuk menyuntiknya.

" Apa ia masih perlu disuntik lagi ? "

Ia mengetahui ada dua iblis yang mengamatinya sekarang. Matanya tidak sedikitpun bergerak untuk menatap mereka. Ia bahkan tidak merespon ketika salah satu iblis dengan pakaian bangsawan menenandangnya keras hingga ia membuat tidur terlentang.

" Beri sedikit lagi cairan tersebut. Kita membutuhkannya untuk rencana kita besok "

" Anda benar-benar yakin untuk rencana kudeta ini ? Maksudku, bukankah para Maou juga berada di sana ? "

" ltu poin penting dari rencana ini. Tanpa ada mereka para Maou palsu itu, penduduk Makkai tak akan melihat kebenarannya bukan ? " Pemuda itu berhenti sejenak untuk mengembangkan seringai iblisnya.

" Kebenaran bahwa kita 'Old Satan' memanglah Satan yang sejati ! " Iblis lain yang mendengar ultimatum yang terlalu percaya diri itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak masalah dengan itu, lagipula ia hanya mengikuti rencana kudeta ini sebagai bagian dari rencananya. Rencana yang jauh lebih penting disbanding menguasai tanah kecil yang disebut Makkai.

" Lakukan sesukamu, Creusery. Aku hanya berharap kau tidaklah sampai seperti Katarea maupun Shalba " Ujar iblis itu berjalan keluar meninggalkan iblis yang dipanggil Creusery itu untuk menggertakkan tangannya.

Creusery menggeram marah mendengar nama dua anggota Old Satan lainnya yang telah tewas di tangan Uzumaki Naruto, di tangan seorang Half – Blood yang menjijikkan. Itu sudah penghinaan dan baginya kedua iblis itu tak pantas dipanggil sebagai keturunan dari Maou Sejati.

" Jangan gila Rizevim " ujarnya menggerutu.

Ia memandang sekali lagi pada Leonardo yang masih tidak merespon apapun yang berada di sekelilingnya. Iblis tersebut mengeluarkan semacam suntikan dengan cairan berwarna kehijauan dari jubahnya.

" Nah, bocah kecil … aku harus menyuntikmu kembali. Kau memiliki hari yang panjang besok jadi kau pasti sangat membutuhkan ini hahahaha "

TBC

Next : Chapter 30 : Revenge Begin ! (Gremory Vs Agares)