Longinus 14Th ( Declare of The War )

Naruto Masashi Kishimoto

High School DxD Ichie Ishibumi

Warning : AU, OOC, OC, TYPO, Semi Canon, dan Lain – lain

DemiDevilNaru, SmartNaru

Summary :

Declare of The War, Longinus yang terlupakan. Longinus yang berada pada tingkatan Top – Tier Longinus dan selalu bersaing dengan rivalnya Zenith Tempest. Tak seperti dua naga langit surgawi yang begitu terkenal dengan kisah kerivalan mereka. Zenith Tempest bahkan tidak diketahui memiliki rival. Kini Declare of The War tersebut kembali hadir , akankah sang pemilik mendeklarasikan keberadaannya ?

Chapter 1 : Me, The Queen of Agares Seekvaira

Alisnya menukik tajam begitu dengan datarnya seorang gadis di hadapannya menyodorkan lagi setumpuk laporan yang baru ke mejanya. Dengusan mulai keluar dari mulutnya begitu, tatapan emosinya hanya dibalas statis dengan wajah datar gadis di depannya tersebut.

" Katakan ... "

Gadis di depannya hanya diam menaikkan alis begitu mendengar satu kata tersebut.

" Katakan kenapa aku yang harus mengerjakan ini ? bukannya sebagai king yang harus mengurus laporan – laporan ini ? " Pemuda tersebut menjerit keras namun sekali lagi jeritannya hanya dibalas keheningan. Seakan mengetahui sosok pemuda di depannya telah mulai tenang, gadis tersebut menyeringai sedikit – walau hanya sebentar –

" Bukankah ini karena kau gagal dalam taruhan kita " Pemuda tersebut segera merosot lesu dari sandaran kursinya begitu mendapati nada kemenangan dalam nada datar gadis di depannya.

" Ta – tapi kau memang menggilai Mecha bagaimana mungkin taruhan yang berat sebelah itu kau anggap sebagai beneran " Pemuda tersebut masih mencoba membela dirinya.

" Taruhan tetap taruhan. Sebagai seorang pria seharusnya kau menerima kekalahanmu Naruto atau Kushina – baa san akan sangat kecewa terhadapmu " Mendengar nama sang ibu, Naruto, Pemuda yang semenjak awal emosi tersebut mulai melunak bayangan tentang kemarahan ibunya segera menyadarkan posisinya saat ini.

" Tch, kau menang Seekvaira " Naruto dengan malas mulai menarik secarik kertas dari tumpukan tersebut. Membacanya sedikit sebelum akhirnya membubuhkan tanda tangan di akhir kontrak tersebut.

" Bagus dan selamat bekerja untuk 29 hari ke depan Naruto " Seekvaira dalam hati tertawa gembira mendapati Naruto cemberut.

Uzumaki Naruto, pemuda tersebut telah menjadi bagian dari hidupnya sejak ... sejak awal. Ia tak tahu pasti kapan mereka bertemu namun kedua orang tua mereka selalu mengatakan bahwa mereka memang telah dekat semenjak lahir. Ibu Naruto, Uzumaki Kushina merupakan Bishop dari peerage Ayahnya. Pernah sekali, ia mendengar dari cerita ibunya bahwa Kushina bertemu dengan ayah Naruto yang notabene Manusia di Tokyo selagi mengerjakan kontrak menangani iblis liar yang diperintahkan ayahnya. Terpikat akan kesederhanaan dari sosok Minato, Kushina akhirnya setelah mendapat persetujuan dari Lord Agares membentuk keluarga namun malang saat Kushina mulai mengandung Naruto Minato terlebih dahulu tewas dalam kecelakaan.

Semenjak dari kecil mereka selalu bersama, dalam artian mereka berdua diasuh oleh orang yang sama yaitu ibu Naruto, karena setelah kelahiran Naruto dan Seekvaira, kondisi politik di Underworld sedang memanas sebagai akibat dari kenaikan 4 Maou yang bukan berasal dari golongan Old Satan.

" Seekvaira – chan "

Panggilan tersebut membuyarkan pikiran Seekvaira terkait Naruto. Ia menoleh ke belakang mendapati seorang wanita dengan usia sekitar 20 tahunan menatapnya lembut. Wanita cantik dengan surai merahnya yang lembut dan tak lupa senyum lebarnya itu merupakan Kushina, ibu Naruto sekaligus ibu asuhnya.

" Kushina – baa san " Kushina merenggut begitu mendengar balasan sapaan tersebut.

" Ah, bukankah sudah kukatakan berkali – kali untuk memanggilku Kaa – san "

Seekvaira menggelengkan kepalanya.

" Aku tak memiliki hak untuk memanggil anda dengan panggilan tersebut, Baa – san " Walaupun status Kushina merupakan budak dari ayahnya, Seekvaira tetap menghormati dan menyayangi wanita di depannya karena Kushina memang telah menjadi sosok ibu baginya dari awal. Tentu ia sangat ingin memanggil sosok tersebut ibu namun sama seperti yang ia ucapkan sebelumnya ia merasa tidak memiliki hak untuk memanggilnya begitu.

" Ya, ya kau memang mirip seperti ibumu. Ah, apakah aku harus meminta Naruto untuk melamarmu segera agar kau memanggilku ibu ? " Seekvaira hanya menatap blank pada Kushina sukses membuat wanita tersebut salah tingkah sebelum akhirnya menatap serius ke iris Seekvaira.

" Ah, baiklah lupakan itu. Apa kau melihat Naruto ? "

" Dia ada di ruangan kerjaku. Ada apa kau mencarinya Baa – san ? "

" Oh, begitu ya ? Hanya saja, Sona Sitri – sama ingin bertemu dengannya " Mendengar nama rivalnya, alis Seekvaira menukik.

" Katakan saja padanya kalau queenku itu sedang sibuk. Kemungkinan ia hanya ingin kembali mengajak Naruto bergabung dalam peeragenya " jawab Seekvaira malas membuat Kushina terkikik geli. Yah, hal itu bukanlah sebuah rahasia lagi bagi dirinya semenjak Naruto dapat mengalahkan Seekvaira dan Sona dalam pertandingan catur, Sona dengan keras kepalanya datang dan terus meminta Naruto bergabung dalam peeragenya.

" Ha'i ha'i. Akan kusampaikan, ngomong – ngomong bagaimana caramu membuat anak itu betah di depan tumpukan kertas ? " tanya Kushina penasaran. Seekvaira yang ditanyai hal itu hanya menyeringai keji, ia memang lebih ekspresif di depan Kushina dibanding semua orang.

" Itu rahasia Baa – san. " Jawab Seekvaira dengan senyuman misterius lalu berlalu meninggalkan Kushina yang hanya dapat merengut.

XoX

" Akhirnya ... " Dengan tangan yang bergetar, Naruto meraih satu kertas terakhir. Matanya menelusuri cepat setiap bait kata dari kertas tersebut, tanpa pikir panjang ia segera menandatangai form yang berada di bagian paling bawah kertas tersebut " Selesai ... " Naruto sontak bangun dari posisi duduknya. Matanya menatap sebentar ke arah jam dinding dan hanya dapat menggerutu sebal begitu melihat jarumnya telah menunjukkan pukul 06.00 yang artinya ini sekarang telah subuh dan ia harus bersiap untuk ke sekolah dan yang artinya semalaman ia tidak tidur sama sekali.

" Seharusnya aku tak termakan dengan rayuan kupon 100 ramen gratis itu " Naruto menghela nafas kasar. Dengan langkah malas ia segera berjalan ke arah kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu sebentar Naruto telah kembali ke ruangannya dan berpakaian lengkap seragam sekolahnya. Ia berjalan pelan membuka pintu ruangan kerja Seekvaira yang telah ia gunakan seharian tersebut, langkah kakinya membawanya tepat ke depan pintu kamar yang tak terlalu jauh dari ruangan tempat sebelumnya ia berada.

Tok tok

" Oi Seekvaira " panggil Naruto.

Hening

Alis Naruto terangkat mendapati kejanggalan tersebut. Seumur hidupnya dengan gadis tersebut, Naruto tahu bahwa gadis itu adalah gadis yang disiplin jadi seperti bangun terlambat adalah hal tabu baginya.

" Seekvaira " Panggil Naruto lebih keras sambil mengetuk pintu tersebut lebih keras.

Kriett

" Are ? Tidak dikunci ? " Naruto dengan enggan membuka pintu kamar tersebut.

" Oi Seekvaira kenapa kau tidak mengunci ... pintumu ? " Naruto terpaku, nafasnya tercekat atas pemdangan di depannya bagaimana tidak sekarang berdiri di hadapannya sosok
Seekvaira yang lehernya berada di cengkrama sosok yang tak ia kenal.

" Seekvaira ? Teme siapa kau ? dan apa yang kau lakukan pada Seekvaira hah ? " sosok yang tak ia kenal tersebut hanya menyeringai keji kepadanya.

" Kau melupakanku bocah ? " tanya sosok tersebut semakin mengeratkan cengkramannya pada leher Seekvaira.

" Na – Naruto lari ... " Naruto melebarkan matanya begitu mendengar suara Seekvaira yang terputus – putus tersebut.

" Lepaskan Seekvaira " Naruto berlari cepat ke arah sosok tersebut. Dengan cepat ia telah berada di samping sosok tersebut.

" Terima ini " Naruto memberikan tendangannya namun hanya mengenai angin kosong karena sosok tersebut telah berpindah tempat di belakang Naruto.

" Lambat "

Bug

Naruto segera terlempar dan menabrak ranjang dari Seekvaira. Dalam keadaan tersebut, Naruto perlahan bangkit dan menyeka darahnya menatap penuh benci pada sosok tersebut yang telah melepaskan Seekvaira. Iris birunya menatap intens pada Seekvaira yang terbaring di lantai, secara samar ia masih dapat mendengar deru nafas Seekvaira dan melihat hidungnya yang masih kembang kempis dalam hati ia lega mendapati kingnya tersebut masih hidup.

" Kuasumsikan kau memiliki urusan denganku. Siapa kau ? Kenapa kau berbicara padaku seolah kita saling kenal ? " sosok tersebut terkekeh pelan mendengar pertanyaan Naruto.

" Seolah ? Ternyata benar kau melupakanku Naruto " Sosok tersebut mendecih tak senang selesai mengakhiri ucapannya. Dalam sekejap ia telah berada di depan Naruto namun belum sempat berbuat apa – apa Naruto terlebih dahulu menjerit kesakitan begitu tangannya yang berniat memberikan serangan diinjak secara keras oleh sosok tersebut.

" Dengarkan aku bocah " Iris biru Naruto kembali ke sosok tersebut. Iris tersebut tercekat begitu menyadari bahwa iris yang dimiliki sosok tersebut serupa dengannya.

" Si – siapa sebenarnya kau ? " Jawab Naruto lemah.

" Aku adalah kau. Kau adalah aku. Ingatlah tentang diriku karena aku membutuhkan jawabanmu segera " Selesai dengan ucapannya tersebut sebuah cahaya terang menghantam dirinya. Matanya secara otomatis tertutup dan yang dapat ia dengar hanyalah suara seorang wanita yang memanggil dirinya.

XoX

" Naruto bangun ! Oi, anak nakal bangunlah " Naruto mulai membuka matanya, masih dalam keadaan buram ia mendapati ibunya berdiri di depannya dengan tangan terangkat ke atas.

" Bangun Bodoh "

Plak

" Itteee " Jerit Naruto begitu merasakan panas pada pipinya sebagai akibat tamparan dari ibunya.

" Akhirnya kau bangun juga " Ucap Kushina polos sukses membuat alis Naruto berkedut belum lagi melihat senyuman mengejek dari Seekvaira yang sedari tadi berdiri bersandar pada pintu menatap interaksi ibu dan anak tersebut.

" Bisakah Kaa – san membangunkan ku dengan lebih lembut lagi " Keluh Naruto meraba pipinya.

" Jika terus begini, Kaa san akan sulit mendapat cucu karena tak ada gadis yang mau menikah denganku akibat tamparan Kaa – san yang pastinya dapat merusak wajah tampanku ini " Ucap Naruto dengan narsis

Buk

" Itte ... " jerit Naruto sekali lagi sambil mengelus kepalanya yang terlihat samar mengeluarkan asap.

" sudah jangan ngelindur lagi. Cepat bersiap sana " perintah Kushina sambil menggosok kepalan tangannya sehabis menjitak kepala kuning anaknya.

" Ha'i " balas Naruto dengan malas. Kushina tersenyum lebar mendapati balasan seperti itu dan segera keluar meninggalkan Seekvaira dan Naruto dalam ruangan tersebut.

" Ano ... Seekvaira " Naruto yang telah mengenggam knob pintu kamar mandi berhenti menatap atau lebih tepatnya menelusuri tubuh Seekvaira dengan matanya.

" Berhenti menatapku seperti itu, Mesum " Hardik Seekvaira yang sedikit merona akibat tatapan Naruto. Naruto hanya mengabaikan hardikan tersebut.

" Kau ... kau baik – baik saja bukan ? " Seekvaira hanya memiringkan kepalanya.

" apa yang kau maksud Naruto. Aku baik , tentu saja "

" Begitu " Naruto membuat senyum terpaksa.

" Ada apa Naruto ? Kau terlihat aneh pagi ini " tanya Seekvaira yang mulai terlihat khawatir akan kondisi queennya tersebut

" Tidak, tidak ada apa – apa. " Jawab Naruto lalu segera masuk dalam kamar mandi.

' Sudah kuduga, itu hanya mimpi ' batin Naruto.

TBC

Ok, ini fic baruku. Ya, fic ini hanya selingan aja jadi jangan terlalu berharap akan ada lanjutannya :v ( bercanda ).

Pertanyaan pertama terkait pair. Kemungkinan Single Pair dengan kandidat Sona atau Seekvaira dan beberapa gadis lain yang akan muncul ke depannya.

Pertanyaan kedua terkait dengan kemampuan sacred gear Naruto. Kemampuan sacred gearnya berkaitan dengan ruang dan waktu.

Pertanyaan ketiga terkait status Naruto dalam peerage Seekvaira. Itu dibahas pada chap depan. Di chap depan akan ada sedikit cuplikan kenapa Naruto bisa masuk peerage Seekvaira dan sedikit gambaran kemampuan Naruto.

Sip Kurasa di sini aja dulu. Thanks dan tolong beri aku masukan apa harus melanjutkan fic ini atau tidak ? beserta kandidat gadis yang akan jadi pair Naruto. Diharapkan dari fraksi iblis ya soalnya Naruto kan iblis hehe.