TT

.

'You don't know how I feel, So mean, so mean'

.

Jeon Wonwoo/Kim Mingyu

Seventeen Members

Warning:!: OOC!

.

.

.

Jihoon

Wonwoo?

Wonwoo

Jihoon! ㅠㅠ

Jihoon

Kau kenapa?

Wonwoo

Aku patah hati ㅠㅠ Mingyu- Akh.. sialan. Aku membencinya!

Jihoon

Ceritakan padaku

Wonwoo

Ah.. sudahlah. Aku benar benar kesal mengingatnya

Wonwoo

Eh, tumben kau mengirimku pesan duluan.

Jihoon

Aku mau mencontek tugas fisikamu

Jihoon

Tidak jadi, aku mencontek Jeonghan hyung saja. Tenangkan saja hatimu

Wonwoo terduduk dan melemparkan handphonenya asal keatas kasur. Gara gara memikirkan Mingyu, Wonwoo jadi lupa akan tugas fisika. Untung saja Jihoon mengingatkannya-walaupun secara tidak langsung-.

Wonwoo beranjak dari kasur dan duduk di kursi meja belajarnya. Mengambil buku tulis serta buku cetak fisika dan mulai mengerjakannya.

Sudah terhitung satu jam semenjak Wonwoo mulai berkutat dengan tugas fisika didepannya. Tidak benar benar mengerjakannya, Wonwoo malah memandang kosong kedalam rumus rumus yang tercetak rapi di dalam buku.

"Akh! Kenapa rumus rumus ini terlihat seperti wajah Mingyu?! Oh god, aku mulai gila!" Teriak Wonwoo frustasi. Ia menutup buku fisikanya dengan kasar dan menjatuhkan kepala diatasnya.

.

.

.

Pagi dikoridor itu sangat damai. Tawa canda yang berasal dari belahan bibir orang orang yang berada disana menambah khidmat suasana pagi itu. Namun hal itu tidak berlangsung lama sampai derap langkah yang terdengar cepat memecah kedamaian pagi itu. Diujung sana terlihat seorang siswa yang tengah berlari dengan penampilan acak. Bagaimana tidak, dasi yang tidak terikat rapi, kemeja yang belum sepenuhnya dimasukkan, dan blazer yang hanya disampirkan di bahu.

Suara gaduh itu sampai terdengar didalam kelas XI-2 dan tak lama setelah itu munculah sosok dengan wajah yang dipenuhi peluh. Sosok itu berjalan dengan langkah lebar menghampiri salah satu meja disana.

"Jeonghan hyung, aku pinjam tugas fisikamu"

Sosok itu berucap dengan cepat, membuatnya dihadiahi tatapan bingung dari pemuda dengan rambut sebahu yang kini mengulurkan sebuah buku bersampul biru metalik. Sosok itu dengan cepat menggapai buku itu dan segera duduk di meja belakangnya.

"Sial. Buku tugasku tertinggal" gumam sosok itu dengan wajah turun. Ia menatap naas buku biru metalik milik orang didepannya.

"Kenapa kau begitu berantakan?"

Pemuda dengan rambut pink bertanya yang juga diangguki pemuda didepan sosok nelangsa itu.

"Eoh, jangan bilang kau belum mengerjakan tugas fisika?" Tebak Jihoon-pemuda dengan rambut pink- yang hanya dibalas dengan anggukan lemah.

"Untung saja aku tidak jadi menyontekmu. Sudahlah kerjakan sebelum bel"

Jihoon pun duduk setelah menyelesaikan kata katanya. Ia memakan ice cream yang sedari tadi ia bawa. "Tidak perlu pasang tampang seperti itu juga, seperti orang mau mati saja" lanjutnya.

"Buku tugasku tertinggal" ucap Wonwoo dengan nada lemah.

Jeonghan menoleh, "pakai buku apa saja, yang penting kamu ngerjain"

Mata Wonwoo melebar. Ia menatap Jeonghan seakan pemuda di depannya adalah seorang malaikat.

"Woah, aku tidak tahu hyung begitu pintar!" Dengan segera Wonwoo mengeluarkan buku asal dari tasnya dan mulai menyalin pekerjaan rumah Jeonghan.

Jeonghan menatap jengah, jadi selama ini Wonwoo menganggapnya bodoh? Ingatkan Jeonghan untuk memberikan pelajaran kepada Wonwoo ketika ia sudah tidak mager lagi.

"Otakmu saja yang penuh dengan Mingyu" balas Jeonghan lalu kembali menghadap depan dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti tadi.

.

.

.

"Baiklah, kumpulkan tugas kalian lalu tukarkan dengan barisan lain"

Dengan segera seluruh siswa paling belakang mengambil tugas orang yang berada didepannya dan mengumpulkannya di meja terdepan. Tak ingin menunggu guru Kim-yang sudah terkenal akan keganasannya-marah.

Wonwoo menatap dalam buku yang berada di atas mejanya. Ia kenal dengan tulisan itu. Dan nama yang tertera di sampul buku semakin meyakinkannya.

'Kim Mingyu'

Begitulah huruf huruf yang terangkai di sampul buku itu. Ingin rasanya Wonwoo tersenyum-bahkan berteriak-, namun ia mengurung niatnya-daripada ia ternotice oleh guru Kim.

Wonwoo mengoreksi buku Mingyu dengam khidmat. Menambah beberapa angka ketika ia mendapati Mingyu salah menuliskan jawaban. Ia tersenyum dalam hati melihat hasil kerjanya, nilai hampir sempurna didapati Mingyu-dengan sedikit bantuannya.

'Teng.. Teng.. Teng..'

Suara bel pertanda berakhirnya pelajaran hari ini berbunyi. Para siswa di kelas itu bersorak dalam hati. Akhirnya pelajaran yang bagaikan momok bagi mereka telah berakhir.

"Sampai disini pelajaran kita hari ini, kembalikan buku kepada pemiliknya"

Dengan itu, guru Kim benar benar meninggalkan kelas, membuat sorakan tertahan pecah dan membuat kelas itu ribut dalam sekejap.

"Seokmin, berikan kepada Wonwoo"

"Ayay bos!"

Seokmin pun mengambil buku yang disodorkan pemuda berambut blonde dan mulai mendekat ke pemilik buku. Tinggal tiga meja lagi, namun tangan Seokmin terbentur pingiran meja yang membuat kedua buku itu melayang kedepan.

"Aish.. merepotkan saja. Mana tanganku sakit sekali" gerutu Seokmin.

Tangannya mulai memungut buku itu, namun alisnya mengernyit ketika ia menemukan nama pemuda blonde tertulis acak di belakang salah satu buku yang dibawanya dengan banyak gambar hati.

Ia berdiri. Mencari identitas pemilik buku. "Jeon Wonwoo" ucap Seokmin.

"Tunggu, Jeon Wonwoo. Kim Mingyu" Seokmin bergumam dengan kepala yang dimiringkan-bingung.

Ia menatap Wonwoo yang juga sedang menatap seseorang. Ia mengikuti arah pandang Wonwoo dan menemukan sahabat Blondenya diujung tatapannya.

Mata Seokmin membelak. Ia pikir ia tahu sesuatu.

"Ya Jeon Wonwoo! Kau menyukai Mingyu?"

Seluruh atensi di dalam kelas itu mengarah ke Seokmin, termasuk Wonwoo. Ia menatap Seokmin dengan tatapan terkejut. Bagaimana Seokmin bisa tahu kalau ia menyukai Mingyu?. Ia melihat salah satu buku yang tengah Seokmin pegang.

Terkutuklah Seokmin dan mulut besarnya!

Wonwoo segera beranjak-tak lupa menenteng tasnya-. Ia mendekati Seokmin dan menarik paksa buku yang tengah pemuda itu pegang lalu berlari keluar kelas dengan cepat. Meninggalkan seluruh teman sekelasnya dengan ekspresi dumbfounded.

.

.

.

Wonwoo terus berlari meninggalkan sekolahnya dengan wajah yang memerah. Air mata sudah membasahi wajahnya. Ia berhenti dan bersembunyi dibalik salah satu pohon besar dekat danau belakang sekolahnya.

Ia menghapus air matanya kasar. Sekarang Mingyu tahu, dan semuanya tahu. Tidak ada harapan lagi untuk Wonwoo. Mingyu pasti akan membencinya setelah ini dan memilih untuk menjauhinya-walaupun ia dan Mingyu tak pernah dekat-.

Itulah yang Wonwoo takutkan, saat Mingyu akan menjauhinya. Maka dari itu ia memendam perasaannya hampir dua tahun tanpa ada niatan untuk mengungkapkannya.

Ia menghela nafas kasar. Air matanya sudah tidak mengalir lagi, namun dadanya terasa sakit. Ia mendekati danau lalu menatap pantulan dirinya di air. Ia harus memantapkan dirinya dari sekarang.

"Mungkin inilah saatnya aku harus move on"

.

.

.

TBC

Yey! Ff ini lanjut! Gimana dengan chapter ini?

Aku senang banget ngeliat banyak yang minat sama ff ini. Aku gak pede buat ff chapter karena aku orangnya suka males gitu huhu.. dan ini ff chapter pertama aku!

Makasih yang udah ngereview, favorite, dan ngefollow ff ini! Maaf gak bisa balas satu satu, tapi aku ngebca semua kok!