CIC FANFIC SHARE
.
.
.
-oOo-
.
.
"Nineteen (19)"
A fanfic by Prk NS
.
.
-oOo-
.
.
Main Cast : Chanyeol x Baekhyun
Category : Boys Love
Genre : Comedy, Fantasy, Romance
Length : Chaptered
Rate : T (+)
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Baekhyun berdiri dihalaman belakang rumah Chanyeol, ia memandangi bunga-bunga yang ia tanam telah layu
"Baekhyun" Baekhyun menoleh saat mendengar suara Kris memanggilnya
Kris berjalan mendekat dan memberikan sebuah map tebal pada Baekhyun "Chanyeol ingin kau memiliki semua aset yang ia punya"
Baekhyun mengambil map itu lalu bergumam "Terimakasih"
Kris tersenyum lalu menepuk pundak Baekhyun "Jangan berdiam diri terus seperti ini, kau akan membuat Chanyeol sedih. Aku yakin semua akan baik-baik saja"
"Aku akan berusaha sebisaku, lagi pula aku sudah mulai terbiasa" Baekhyun tersenyum "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
"Aku akan kembali seperti Chanyeol"
"Kau juga akan menginggalkanku?"
"Maaf, sebenarnya aku juga ingin disini lebih lama"
Baekhyun kembali tersenyum "Aku akan baik-baik saja"
Kris membalas senyum Baekhyun lalu menghilang
Baekhyun menghela napas lalu berjalan menuju kamarnya, ia melihat kotak yang Chanyeol berikan padanya kemarin malam. Baekhyun membukanya dan melihat sebuah hoodie dengan gambar beruang ditengahnya, hoodie yang telah lama ia inginkan. Baekhyun tersenyum lalu membaca rentetan huruf yang terdapat dibalik kotak itu
"Bukankah ini alamat tempat pemakaman Sehun?"
8 tahun kemudian
Baekhyun berdiri didepan pemakaman Sehun, ia meletakan setangkai bunga tulip dan berjalan menjauh dengan langkah gusar
Ponsel didalam sakunya bergetar lama tanda ada panggilan masuk, ia mengambilnya dan melihat nama Luhan tertera disana menghiasi wallpaper foto dirinya, Kyungsoo dan Jongdae yang tengah berlibur di Paris
Keadaan sudah membaik, Baekhyun sudah sering bertemu dengan adik dan ibunya walau terkadang ayahnya masih sering tidak menerima kehadirannya, Baekhyun sudah lulus kuliah dan melanjutkan usaha restoran Chanyeol juga mengelola hotelnya
"Baekhyun!" Baekhyun menjauhkan ponselnya dari telinga saat suara melengking Luhan menggema ditelinganya
"Berhenti melakukan hal itu saat aku mengangkat telponnya" Baekhyun berkata dengan jengkel
"Ya! Kau berbicara pada seseorang yang jauh lebih tua darimu seperti kau berbicara dengan temanmu. Dasar anak nakal" Luhan terkekeh
Baekhyun bergumam "Maaf"
"Kau tahu? Aku bertemu dengan seorang pelanggan yang sangat mirip dengan Sehun, tapi sayang dia masih sekolah dasar" Baekhyun mendengar helaan napas Luhan
"Kenapa kau tidak coba minta nomor ponselnya dan ajak dia berkencan?"
"Apa kau gila? Jika aku masih ditahun pertama sekolah menengah mungkin aku akan melakukan itu"
Baekhyun terkekeh pelan "Setidaknya kau masih bisa melihat wajahnya" ia menendang krikil yang menghalangi langkah kakinya
Luhan menarik napasnya "Aku tidak bermaksud membuatmu mengingat ini kembali. Tapi... apa kau sudah bertemu dengan seseorang yang Chanyeol hyung maksud?"
Baekhyun menggeleng dan mengatai dirinya bodoh saat menyadari Luhan tidak akan melihatnya "Belum"
"Apa kau melewati satu hari penting?"
"Tidak, aku kesana setiap hari. Setiap minggu bersamamu dan setiap bulan bersama sepupuku dan terkadang bersama adikku. Dan sekarang aku sedang dalam perjalanan pulang"
Luhan bergumam "Mungkin kau harus ...."
Baekhyun tidak lagi mendengar ucapan Luhan, eksistensinya kini terfokus pada seseorang yang berdiri dibawah pohon maple dengan pakaian serba putih yang penuh noda. Baekhyun menajamkan penglihatannya untuk mendapati wajah Chanyeol tersenyum kearahnya
"Chanyeol?" Baekhyun tanpa sadar menyebut namanya
"Baekhyun? Kau bicara apa?"
Ponsel yang ia genggam jatuh kejalanan, Baekhyun tidak memperdulikan itu, ia berlari menuju Chanyeol yang tengah berdiri dengan susah payah. Chanyeol ambruk kepelukan Baekhyun saat Baekhyun sudah ada dihadapannya
Baekhyun memeluk tubuh Chanyeol dengan sangat erat "Chanyeol-ah, kau.." Baekhyun tidak bisa melanjutkan kalimatnya, ia hanya bisa menangis karna rasa sedih, gembira, haru dan marah tercampur jadi satu yang membuatnya mual
Chanyeol mengarahkan ibu jarinya menuju pipi Baekhyun yang basah "Jangan menangis"
Bibir Baekhyun tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya bisa terisak dan tersenyum. Lengan Chanyeol terkulai dari pipi Baekhyun dan ia tidak sadarkan diri
"Chanyeol? Park Chanyeol? Kau kenapa? Chanyeol-ah jangan tinggalkan aku lagi. Tidak"
Baekhyun membopong tubuh Chanyeol menuju mobilnya dan membawa Chanyeol menuju rumah sakit terdekat
Chanyeol membuka matanya saat merasakan sebuah tangan menggenggam jemarinya, ia melihat sekitar dan tersadar kalau ia sedang berada dirumah sakit. Ia menoleh dan mendapati Baekhyun tengah duduk dikursi dengan kepala yang terulur keranjangnya, Chanyeol tersenyum dan mengubah posisi lengannya berganti jadi menggenggam lengan Baekhyun. Baekhyun tersadar dengan pergerakan Chanyeol, Baekhyun mengangkat kepalanya perlahan dan senyum lega terukir jelas dibibirnya
Chanyeol berujar dengan lembut "Maaf karna membuatmu menunggu terlalu lama"
Baekhyun menggeleng "Setidaknya kau kembali"
"Kau tahu? Setiap hari, hatiku hancur. Aku merindukanmu" Chanyeol mengusap pipi Baekhyun yang dingin dan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk "Aku hampir mati karna merindukanmu"
Baekhyun meneteskan air matanya karna melihat raut wajah Chanyeol yang dipenuhi rasa sakit saat mengatakannya "Aku lebih merindukanmu, aku bahkan merasa sudah mati dihari pertama kau meninggalkanku"
Chanyeol mendekatkan dirinya pada Baekhyun dan memeluk tubuh yang lebih kecil darinya dengan sangat erat
"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, aku janji"
"Jika kau berani pergi dariku, aku akan membunuhmu dengan tanganku untuk kedua kalinya"
Chanyeol memandang rumahnya yang tidak berubah sama sekali, ia tersenyum saat melihat kumpulan fotonya dan beberapa bersama Baekhyun yang terpajang secara acak diruang tengah. Chanyeol berjalan menuju dapur dan terkejut saat melihat orang yang Chanyeol tahu adalah sepupu Baekhyun tengah duduk dimeja makan
Kyungsoo buru-buru berdiri dan membungkuk hormat pada Chanyeol "Senang bisa melihatmu lagi" ia berujar dengan kaku dan Chanyeol membalasnya dengan tersenyum tipis
Baekhyun datang diantara mereka "Kalian sudah saling kenal 'kan?" Baekhyun tersenyum "Kau tahu aku ini payah dalam memasak dan Kyungsoo satu-satunya yang bisa ku andalkan jadi aku memintanya untuk tinggal bersamaku"
Kyungsoo mengangguk "Maaf karna sikapku yang kurang sopan saat pertama kali bertemu denganmu, aku baru mengetahui siapa dirimu belum lama ini" ia membungkuk dalam
Chanyeol terkekeh "Kau tidak perlu melakukan itu, sekarang aku juga sama seperti kalian. Aku manusia dan akan menua"
Baekhyun terperangah "Kau- bagaimana bisa?"
Chanyeol berbisik "Akan kujelaskan nanti"
Chanyeol langsung menarik Baekhyun menuju lantai dua (kamar Baekhyun) dan berbaring diranjang Baekhyun, Chanyeol menepuk sisi kosong disampingnya
"Temani aku"
Baekhyun menggigit bibirnya menyadari nada menggoda dari ajakan Chanyeol barusan "Dengan senang hati" Baekhyun berbaring lalu menarik lengan Chanyeol untuk dijadikan bantalan
Chanyeol memiringkan badannya kearah Baekhyun dan Baekhyun melakukan hal yang sama
Baekhyun mengelus pipi Chanyeol "Ceritakan padaku"
"Apa?"
"Tentang kau yang bisa kembali"
Chanyeol tersenyum bangga "Kau pasti akan sangat kagum pada diriku, aku merasa sangat jantan saat melakukannya"
Baekhyun merotasi bola matanya "Bagaimana aku bisa bangga? Kau belum menceritakannya"
Chanyeol tertawa pelan "Aku melakukan protes bersama Kris-" ucapan Chanyeol terputus karna suara tawa Baekhyun "Ya! Jangan tertawa!"
"Kau melakukan protes? Apa kau berlutut dibawah hujan? Aku tidak tahu jika kau se-melankolis itu" dan tawa Baekhyun kembali pecah, Chanyeol menghentikannya dengan cara mencium bibir Baekhyun sekilas dan itu terbukti berhasil
"Aku berlutut sepanjang tahun dan kau malah mentertawakanku?" Chanyeol mendengus
"Aku hanya bercanda, apapun yang kau lakukan aku akan tetap bangga padamu. Sekalipun kau tidak melakukan apa-apa, aku akan tetap merasa bangga karna kau menepati janjimu untuk tidak meninggalkanku"
Chanyeol kembali mengecup bibir Baekhyun, Chanyeol melihat cincin yang ia berikan pada Baekhyun delapan tahun lalu masih tesemat dijari manis Baekhyun, begitu pula dengan miliknya
"Baekhyun, berikan cincinmu!"
Baekhyun terkejut mendengarnya "Untuk apa?" tapi ia tetap melepaskan cincinnya dan memberikannya pada Chanyeol
Chanyeol menerimanya lalu menahan lengan Baekhyun untuk tidak jatuh, ia memandang Baekhyun yang semakin terlihat mengagumkan "Byun Baekhyun, mau kah kau menikah denganku?" Tidak ada keraguan dalam ucapannya "Menghabiskan sisa umurmu bersamaku?" Tangannya tidak gemetar saat memasangkan cincinnya dijemari Baekhyun. Tidak seperti saat pertama kali ia memasangkannya "Menua bersama, menghitung rambut putih siapa yang lebih banyak dan hidup bahagia diakhir umur kita?"
Baekhyun menatap senyum tulus diwajah Chanyeol, Baekhyun membekap mulutnya karna tidak bisa menahan haru. Ia mengangguk "Ya Chanyeol. Aku bersedia, aku bersedia, aku bersedia"
Chanyeol menarik Baekhyun dalam pelukannya, tapi Baekhyun malah menggulingkan tubuhnya menjadi diatas Chanyeol, Baekhyun merendahkan wajahnya dan langsung mencium bibir Chanyeol, Chanyeol membalasnya dengan menarik tengkuk juga pinggang Baekhyun
Baekhyun terbangun saat merasakan sebuah kecupan mendarat dikeningnya, ia menggeliat dengan mata terpejam saat merasakan sebuah kecupan kembali mendarat tapi kali ini dihidungnya. Baekhyun tersenyum tipis dan sengaja mendangakan wajahnya untuk mendapatkan kecupan dibibir dan ia membuka mata saat berhasil mendapatkannya
"Good morning" Suara berat Chanyeol menggelitik telinganya
Baekhyun membalas dengan lemah "Good morning"
"Bangun pemalas. Aku sudah menyiapkan sarapan" Chanyeol menyibakan selimut Baekhyun membuat pemiliknya mengerang
"Kapan kau keluar dari kamar? Aku bahkan tidak mendengarmu membuka kunci" Baekhyun bangkit untuk berjalan menuju meja makan
Chanyeol merangkul pundak Bekhyun "Kau tidur seperti pingsan, mana mungkin kau bisa mengetahui aku keluar kamar"
Mereka tertawa dan berhenti secara bersamaan saat melihat wajah Kyungsoo yang memandang mereka jengah
"Oh, selamat pagi Kyungsoo" Baekhyun mengecup pipi Kyungsoo dan langsung berlari menuju bangkunya
Kyungsoo mengusap pipinya yang ternodai "Euh, aku akan memukul kepalamu dengan mangkuk sup jika kau melakukan itu lagi"
Baekhyun terkikik "Kau mau memukul sepupumu yang manis ini?"
Kyungsoo memutar matanya
Chanyeol terkekeh geli melihat sepasang sepupu itu. Chanyeol mengambil semangkuk nasi dan menyendokannya kemulutnya, ia melihat Kyungsoo hanya memakan kuah supnya
Chanyeol menyumpitkan acar dan menaruhnya kesendok Kyungsoo "Kau harus makan banyak sayuran dan berhenti mengucapkan hal kasar pada sepupumu"
Kyungsoo menjatuhkan rahangnya saat mendengar ucapan Chanyeol "Apa- aku- aku mengatakannya karna dia yang memulai!"
Baekhyun tertawa pelan dan menyendok nasi lalu mengarahkannya pada Chanyeol "Aku juga mau"
Chanyeol tersenyum dan kembali menyumpitkan acar dan menaruhnya disendok Baekhyun "Berhentilah mengganggu sepupumu dan tumbuh dewasa"
Suara tertawa Kyungsoo menggema keseisi ruangan bahkan dia memukul-mukul meja makannya sambil menunjuk-nunjuk Baekhyun
Baekhyun mendesis "Berisik!" Baekhyun menyuapkan nasinya dengan kasar
Chanyeol menghampiri Baekhyun yang tengah menonton tv bersama Kyungsoo
"Baekhyun, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat"
Baekhyun menoleh "Kemana?"
"Suatu tempat. Kyungsoo kau juga ikut"
Chanyeol berjalan mendahului mereka menuju mobil yang terparkir dihalaman depan rumah. Tak lama, Baekhyun dan Kyungsoo yang sudah berpakaian rapih menyusul, Baekhyun membuka pintu mobil disamping kemudi
Baekhyun mengernyit saat menemukan Chanyeol duduk disana "Chanyeol? Bukannya kau yang menyetir?"
Chanyeol tersenyum canggung "Aku lupa cara menyetir, delapan tahun bukan waktu yang sebentar untuk bisa melupakannya"
Kyungsoo sudah duduk dibangku penumpang jadi mau tidak mau Baekhyun yang menyetir
"Kau sudah memiliki surat izin 'kan?" Chanyeol bertanya saat Baekhyun sudah duduk dan menyalakan mesin
"Sudah, hanya saja aku belum mahir. Memang tujuan kita kemana?" Baekhyun memasang sabuk pengamannya
"Jalankan saja, aku akan menunjuk jalannya"
Baekhyun mengangguk dan mulai melajukan mobilnya, baru saja mereka bergerak beberapa meter dari halaman rumah, kehebohan sudah terjadi. Kyungsoo berkali-kali mengumpat karna kepayahan Baekhyun dalam berkendara dan Chanyeol bahkan berteriak sampai tenggorokannya terasa kering
"Berikan saja padaku!" Kyungsoo memukul kepala Baekhyun dari belakang
"Ya! Ini sudah terlanjur! Tenang sedikit!"
Chanyeol berpegangan kuat pada sabuk pengamannya "Baekhyun Jangan lupa lampu seinmu!"
"Ya! Jangan banting setir!"
"Baekhyun-ah perhatikan jalanmu! Lihat itu lampu merah!"
Baekhyun merotasi bola matanya mendengar teriakan dari Chanyeol dan Kyungsoo yang terus bersahutan.
30 menit terberat bagi Chanyeol sudah terlewati saat Baekhyun berhasil memarkirkan mobilnya didepan butik tempat tujuan Chanyeol, Baekhyun dan Kyungsoo berjalan beriringan untuk masuk sedangkan Chanyeol mengekori mereka
Seorang wanita cantik berbalut dress coklat muda menyambut kedatangan mereka "Chanyeol-ah, sudah lama sejak terakhir kali kau datang"
Mereka bertiga serempak membungkukan badannya
Chanyeol tersenyum "Ada beberapa alasan yang membuatku tidak sempat kemari, Jessica"
"Kau memang selalu tidak menyempatkan dirimu" Jessica berdecih "Jadi.. siapa diantara mereka yang akan jadi orang beruntung itu?" Jessica menarik lengan Baekhyun dan Kyungsoo menuju cermin besar yang terpasang didekat meja kasir
Chanyeol mendekat pada Baekhyun dan merangkulnya membuat pipi yang lebih kecil bersemu "Namanya Baekhyun dan dia Kyungsoo, sepupunya"
Jessica melirik Baekhyun dari atas sampai bawah "Baju apapun akan cocok dipakai olehmu, kemari" Jessica mengajak Baekhyun kesuatu ruangan
Kyungsoo menatap Chanyeol penuh selidik "Apa yang akan dia lakukan?"
"Kau tunggu saja, ini akan menakjubkan" Chanyeol tersenyum lebar memamerkan giginya "Bantu aku untuk memilih kartu undangan"
"Kartu undangan?"
Chanyeol mengangguk "Sebentar lagi sepupumu akan menjadi pria menikah" lalu meninggalkan Kyungsoo yang matanya terbuka lebar
"Menikah? Kalian akan menikah!? Ya! Bahkan aku yang lebih tua darinya saja belum menikah!"
Tirai berwarna merah terbuka menampilkan Baekhyun yang sudah mengenakan Tuxedo putih yang sangat pas untuk dirinya, Chanyeol yang berada dibalik tirai itu tanpa sadar membuka sedikit bibirnya karna melihat penampilan Baekhyun
"Kau.. tampan"
Pipi Baekhyun menyemu "Kau orang kedua yang menyebut aku tampan setelah ibuku"
Jessica tersenyum puas melihat reaksi Chanyeol "Berhenti memandangnya seperti itu, kau membuatnya malu"
Chanyeol terkekeh mendengar ucapan Jessica, tak lama Kyungsoo datang membawa sebuah undangan berwarna campuran hitam dan putih
"Aku memilih ini"
Baekhyun mengangkat tangannya membuat seluruh pasang mata tertuju padanya "Sebenarnya untuk apa aku memakai ini dan itu undangan untuk apa?"
Chanyeol berjalan mendekat pada Baekhyun "Aku sudah melamarmu, kau lupa? Jadi kita akan menikah"
"Ya! Kenapa kau tidak memberitahuku lebih dulu?"
Chanyeol terkekeh lalu mendaratkan sebuah kecupan dikening Baekhyun
Chanyeol berjalan dengan keringat yang mengalir didahinya, sekali lagi ia membetulkan dasi dan memeriksa Tuxedo hitamnya, Chanyeol berdiri diatas altar kosong berbanding terbalik dengan bangku tamu undangan yang sudah terisi penuh, akhirnya hari yang sudah ia tunggu-tunggu tiba, hari pernikahannya, hari dimana ia akan mengucapkan janji untuk hidup bersama Baekhyun disisa umurnya.
Chanyeol melihat pintu tempat Baekhyun akan berjalan terbuka, tanpa sadar Chanyeol menahan napas
Bahkan pendetanya belum datang kenapa Baekhyun sudah masuk altar?
Mata Chanyeol dan seluruh tamu undangan memandang lurus pintu yang semakin terbuka lebar dan lama-kelamaan menampilkan sosok Pastur, Joonmyeon, Minseok, Yixing dan juga Kris yang berjalan menuju altar dengan gaya kasual mereka. Mereka kecuali Kris berdiri disisi kiri altar karna Kris langsung berdiri disisi kanan Chanyeol
"Bagaimana- kenapa- apa yang kalian lakukan?" Chanyeol tergagap
Joonmyeon tersenyum lembut "Bagaimana bisa aku melewatkan pernikahan anak kesayanganku?"
Tanpa sadar air mata Chanyeol sudah menggenang, ia membukuk dalam "Terimakasih karna kau masih menganggap aku sebagai anakmu walau aku terus melanggar peraturan"
Dilain tempat, Baekhyun terus berjalan memutar ruang riasnya. Jessica mempringati Baekhyun untuk tidak terlalu gugup karna itu membuatnya berkeringat dan bisa merusak riasannya . Luhan yang ikut hadir dihari bahagia Baekhyun dan juga bertugas sebagai 'penenang' bahkan tidak bisa membuat puppy liar itu duduk barang semenit
Baekhyun memandang layar ponselnya, menunggu telpon dari Jongdae tapi tidak ada tanda-tanda kalau Jongdae akan menelponnya. Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok Kyungsoo yang mengenakan setelan jas hitam
"Jongdae sudah datang"
Baekhyun merosot kelantai karna merasa lega "Apa yang membuatnya begitu lama?" Luhan membantunya untuk berdiri, Jessica kembali membenarkan riasan tipis diwajah Baekhyun
Jongdae masuk kedalam ruangan "Maaf aku telat, kau salah memilih hari pernikahan, karna ini hari pertama ku masuk kuliah! Terimakasih karna aku berhasil membolos"
Baekhyun menyambar adiknya yang sudah setinggi dirinya sekarang "Aku mencintaimu"
Jongdae melepas pelukan Baekhyun "Aku punya kejutan untukmu"
Baekhyun menatap Jongdae bingung "Apa?"
"Baekhyun" Baekhyun menoleh ketika mendengar suara lembut yang familiar
"Ibu?" Baekhyun mendorong Jongdae pelan untuk menyingkir, Baekhyun melihat ibu dan ayahnya berjalan mendekat
Baekhyun berhambur memeluk ibunya dan membungkuk saat menyadari ayahnya menatapnya
Ibu Baekhyun membetulkan posisi dasi anaknya yang sedikit bergeser "Selamat untuk pernikahanmu"
Baekhyun mengusap ujung matanya yang berair, suasana haru itu mendadak menjadi heboh saat mendengar alunan musik sudah bergema
"Sudah waktunya! Sudah waktunya!" Luhan memutar tubuh Baekhyun untuk merapihkan Tuxedonya
Jessica kembali mengoleskan eyeshadow coklat disudut mata Baekhyun "Yang itu sedikit terhapus"
Baekhyun mengulurkan lengannya kearah Jongdae tapi Jongdae menggeleng "Bukan aku yang akan mengantarkanmu altar"
Baekhyun mengernyit "Lalu?"
Sebuah tangan besar menggenggam lembut pergelangan tangan Baekhyun, Baekhyun menoleh
"Ayah akan mengantarmu"
Baekhyun memandang ayahnya dengan tatapan bahagia "Terimakasih, ayah"
Jongdae memberikan rangkain mawar pada Baekhyun dan mendorong punggung anak itu untuk segera berjalan, Jessica dan Luhan berjalan didepan Baekhyun dengan masing-masing membawa ranjang bunga untuk disebar disepanjang jalan
Baekhyun memegang erat lengan ayahnya saat sudah sampai didepan pintu besar yang menghubungkannya pada altar, Luhan dan Jessica membuka pintu besar itu membuat Baekhyun hampir memuntahkan isi perutnya karna gugup, ayah Baekhyun menepuk pundak anaknya untuk menenangkan
Baekhyun berjalan sesuai alunan musik dengan bunga-bunga yang bertaburan dari arah depan, Baekhyun menundukan kepalanya karna gugup
Suara sang ayah menggema ditelinganya "Lihat suamimu, rasa gugupmu akan hilang"
Baekhyun dengan perlahan mendongakan kepalanya, dan disana, diatas altar ia melihat Chanyeol yang berdiri bersama Kris dan disisi lainnya ada Joonmyeon dan dua orang lain yang Baekhyun tidak tahu siapa namanya menatapnya, Baekhyun tersenyum bahagia saat melihat semuanya berkumpul dihari pernikahannya.
Chanyeol yang melihat Baekhyun mendekat kearahnya tanpa sadar meneteskan air mata karna sangat bahagia, saat Baekhyun sudah berada dihadapannya Chanyeol langsung menyambut lengan Baekhyun untuk ia genggam. Mereka mengahadap pada pastur dan alunan musik sudah tidak terdengar lagi
"Park Chanyeol, setiap kata yang diucapkan suamimu sampai maut memisahkan kalian, apa kau menerimanya?"
"Ya, aku menerimanya"
"Byun Baekhyun, setiap kata yang diucapkan suamimu sampai maut memisahkan kalian, apa kau menerimanya?"
Baekhyun menoleh pada Chanyeol yang ternyata tengah menatapnya "Ya, aku menerimanya"
Pastor itu tersenyum "Kau boleh mencium suamimu"
Chanyeol memutar tubuhnya menghadap Baekhyun dan menarik pinggang Baekhyun untuk mendekat lalu mencium bibir suaminya dengan lembut
Baekhyun membawa sepiring daging panggang menuju halaman belakang rumahnya yang sudah disulap menjadi tempat makan keluarga, Chanyeol yang melihatnya langsung merebut piring itu
"Duduk saja, biarkan aku dan Kris yang menyajikan ini"
Baekhyun menggeleng "Aku harus membantu"
Kris yang berdiri dibelakang Baekhyun mengacak rambut Baekhyun "Kau harus dengarkan apa kata suamimu"
Baekhyun memanyunkan bibirnya "Kau selalu membelanya!"
Tawa Kris dan Chanyeol menemani langkah Baekhyun menuju halaman bekakang, Baekhyun melihat meja makan yang berada ditengah halaman sudah penuh oleh keluarganya, Luhan, Jessica dan Joonmyeon, Baekhyun melihat Jongdae melambai kearahnya, Baekhyun dengan riang berlari ketempat duduknya dan Chanyeol duduk disampingnya sedangkan Kris duduk disamping Joonmyeon
"Tuan, dimana Minseok dan juga Yixing?"
"Mereka harus mengurus sesuatu"
Chanyeol menaruh dua botol sampanye "Ini tidak terlalu dingin, padahal aku sudah menaruhnya dilemari pendingin"
Joonmyeon tersenyum lalu menghembuskan udara dingin kearah sampanyenya
Chanyeol tersenyum dan berbisik terimakasih
Jongdae berseru "Bernyanyi!"
Kyungsoo dan Luhan mengikuti seruan Jongdae dan disusul oleh semua orang
Baekhyun tertawa canggung "Aku tidak bisa menyanyi"
Chanyeol menyikut lengan Baekhyun "Suaramu bagus saat di karaoke"
Baekhyun memekik "Ya!"
Chanyeol berdehem dan mulai bernyanyi
"In my darkest times, you're my burning light. You guide the way, like fireflies"
Baekhyun menyambung bait kedua "When tears cloud my eyes, you hear my cries. Wave your flags up high, like satellites"
Mereka melanjutkan bait berikutnya bersama "When I was barely holding on. And I was down, you held me up. I fought it through the universe. Till you break out through the sky like the stars you are. Today, today today. I'll be thanking you for being by side. Every minute, second, forever. You'll be a part of me till the end of time"
Suara tepuk tangan sangat meriah saat mereka menyelesaikan nyanyiannya, mereka menghabiskan waktu sampai tengah malam untuk makan bersama. Baekhyun dan Chanyeol lebih dulu kembali kekamar mereka karna Baekhyun yang sudah tidak bisa menahan kantuknya
Baekhyun berbaring dengan tangan Chanyeol yang ia jadikan sebagai bantalan, Chanyeol mengusap rambut Baekhyun dengan sangat lembut
Baekhyun menaruh telapak tangannya dipipi Chanyeol "Kau setiap hari berada didekatku tapi tetap saja aku merindukanmu"
Chanyeol tersenyum mendengar ucapan Baekhyun "Aku juga merasa seperti itu"
"Terkadang aku takut saat aku terbangun dari tidurku kau tidak berada disampingku dan hari-hari yang aku lalui bersamamu ternyata hanya mimpi"
Chanyeol mengalihkan lengannya menuju tangan Baekhyun yang berada dipipinya "Tapi nyatanya aku disini, tetap disini bersamamu. Kau tidak perlu takut"
Baekhyun mengangguk "Boleh aku bertanya?"
"Tentu saja"
"Apa kau benar-benar mencintaiku? Maksudku, kutukanku hilang bukan karna aku yang belum menyelesaikan takdirku 'kan?"
Chanyeol mengangguk "Cinta sejati, karna itulah kutukanmu menghilang"
"Aku sudah yakin pasti itu karna cinta kita, tapi Kris berkata itu karna keterlambatanku" Baekhyun cemberut
Chanyeol tertawa pelan "Kau harus tidur"
Baekhyun mengangguk dan tersenyum manis "Aku mencintaimu"
"Aku lebih mencintaimu" Chanyeol mendaratkan sebuah ciuman dikening Baekhyun dan menarik selimut sebatas leher mereka "Good night"
"Jadi dulu abeoji seorang malaikat?" Jen menatap abeojinya yang duduk dihadapannya
Chanyeol mengangguk semangat "Ya dan sekarang abeoji mendapat satu malaikat kecil"
Jen tersenyum, anak perempuan kecil itu mencium pipi Chanyeol sekilas "Aku tidak akan percaya jika bukan appa yang menceritakannya" Jen menjulurkan lidahnya dan berlari pada Baekhyun yang tengah menyiapkan minuman hangat untuk suaminya
Baekhyun dan Chanyeol memutuskan untuk mengadopsi seorang putri ditahun ke empat pernikahan mereka untuk melengkapi kebahagaiaan mereka
"Appa, apa benar abeoji itu dulunya seorang malaikat?"
Baekhyun tersenyum lalu mengusak rambut sebahu Jen "Ya, abeojimu dulu seorang malaikat" Baekhyun berkata dengan antusias "Antarkan ini padanya" Baekhyun menaruh secangkir teh ditangan kecil Jen
Jen memberikan segelas teh itu pada Chanyeol lalu menatap Chanyeol dengan sangat lekat "Tapi memang dilihat dari segi manapun abeoji terlihat seperti malaikat" Jen memanyunkan bibirnya membuat Chanyeol dan Baekhyun tertawa
Baekhyun duduk dikursi disisi kanan Chanyeol, Chanyeol menyibakan rambut Baekhyun lalu mencium pipi suaminya dan berbisik "Terimakasih karna terus membawa kebahagiaan"
"Yak! Appa dan abeoji tidak boleh melakukan itu saat bersama Jen!" Jen melayangkan protesnya dan sekali lagi itu membuat Baekhyun dan Chanyeol tertawa
- - - End - - -
Daannn finally akhirnya ff ini end juga kan, jadi ngerasa udah ga punya utang lagi pas ngetik end diujung ff ini wkwk
Jujur deh ini tuh fanfic chapter pertama aku, biasanya aku cuma bikin yang one shoot karna selalu ga PD sama ff chaptered dan setelah baca review bagus dari kalian aku jadi ngerasa Pd malah hampir jadi kepedean kayanya :v
Pokonya terimakasih buat yang udah ngikutin ff ini dari awal chapter sampai akhir /cium satu-satu/ buat yang review, follow, fav atau cuma baca aku ngucapin terimakasih sebanyak-banyaknyaaaaaa, tungguin ff aku yang selanjutnya yaaa inget pen name aku okeh?