"Aaaargggggh!"

Cetaaaaaar...

Kilatan-kilatan cahaya berwarna emas memenuhi langit malam yang gelap tanpa bulan ditemani oleh suara guntur yang memekakan telinga. Hujan semakin deras membasahi tanah yang tandus di ikuti dengan angin yang berhembus sangat kencang bahkan beberapa pohon ikut terlepas dari tanah dan terbang mengikuti angin.

Suara serigala, anjing dan burung gagak terdengar begitu mengerikan dari seluruh penjuru negeri yang terkenal sebagai kerajaan api yang di huni oleh sebagian banyaknya siluman yang berbadan setengah manusia dan setengah hewan.

Sementara itu, di salah satu lorong yang berada di istana Api, terlihat para penjaga bertubuh manusia namun memiliki telinga hewan dan butut hewan sedang berlari menuju sebuah pintu besar berbahan kayu jati yang tebal.

Dengan wajah panik dan ketakutan, mereka hanya mampu berdiri diam di depan pintu sambil memegangi pedang dengan tangan yang bergetar hebat.

"Aaaaarrrgggh!" suara teriakan kesakitan itu kembali terdengar dari balik pintu membuat bulu roma mereka merinding seketika.

Seorang pria berjubah hitam berjalan mendekat kearah mereka dengan tenangnya tanpa merasa takut, sementara tangannya menarik tangan seorang gadis bertelinga kelinci yang terus berusaha memberontak dan menangis berharap pengampunan.

"Yang mulia aku mohon!" pintanya ketakutan dan mata yang berkaca-kaca.

"Buka pintunya." pria itu berhenti tepat di depan pintu besar itu dan berkata dengan suara yang berat dan terdengar tegas.

Salah satu penjaga mengangguk patuh dan menyuruh teman-temannya untuk membantunya melalui tatapan mata karena untuk bicara saja mereka tidak sanggup.

Pintu terbuka dengan perlahan dan pria berjubah itu masuk sambil terus menyeret gadis itu tanpa rasa belas kasih.

"Aaaaarrrgh!"

Pria itu membuka tudung yang menutupi kepalanya dan melihat seorang pria yang terduduk di lantai marmer yang dingin tanpa ada cahaya lampu untuk menerangi, hanya cahaya kilatan petirlah yang menemani dari balik jendela yang terbuat dari rangkaian besi seperti penjara, pria itu terikat rantai besi sambil terus menggeram keras karena lapar, marah dan sakit yang terus menghujam dirinya.

"Kau harus berlatih untuk mengendalikan nafsu dan rasa sakit mu itu Sasuke." ujarnya dingin sambil melempar gadis yang ia bawa kepada pria yang terikat besi dan memiliki warna mata yang berbeda.

Salah satu matanya berwarna ungu dengan ukiran lingkaran seperti pusaran dan satunya berwarna merah dengan ukiran seperti bunga yang memiliki enam sudut lancip dan kedua mata itu di anggap mata sang iblis dan siapapun yang memilikinya maka dialah sang The Dark Lord. Kedua mata itu memiliki nama Rinnegan dan Eternal Mangekyou.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Sasuke dengan suara tertahan karena rasa sakit yang menyerang tubuhnya.

"Aku ingin kau berlatih mengendalikan nafsu dan rasa sakit itu Sasuke." jawabnya dingin.

Sasuke terkekeh geli mendengarnya lalu ia pun tertawa keras. Gadis yang tadi berada di hadapannya dengan cepat merangkak hendak kabur tapi Sasuke lebih dulu menangkapnya dan menarik gadis itu kuat hingga jatuh kepelukkannya membuat gadis itu berteriak histeris apalagi saat gigi taring Sasuke menancap di bahu kanannya dan menghisap semua darahnya hingga tubuhnya mengering beserta jiwa kehidupannya.

"Aku akan bebas dan akan menemukan gadis itu." ujar Sasuke dengan seringai mengerikannya setelah menghabisi gadis yang di bawa oleh kakaknya, Itachi.

"Kau tidak akan menemukan gadis itu Sasuke." sahut Itachi dan berbalik kebelakang untuk pergi dari ruangan tempat Sasuke di kurung.

"Kenapa kau takut?" Sasuke bertanya dengan masih memasang seringainya.

Langkah kaki Itachi terhenti dan menatap pintu di depannya dalam diam kemudian melirik kearah belakang, dimana Sasuke sedang menanti jawabannya. Ia akui ia memang takut jika Sasuke berhasil keluar dari ruangan ini dan menemukan gadis yang sudah di ramalkan memiliki darah murni sang dewi kehidupan, yang mana jika Sasuke meminum sedikit saja darah gadis itu maka kekuatannya akan terbebaskan.

Sasuke memiliki kekuatan yang sangat mengerikan bahkan bisa menguasai seluruh dunia jika kekuatannya terbebaskan dan saat ini kekuatannya sudah disegel oleh dewi Kaguya karena Sasuke pernah membantai habis semua klan demi menyalurkan hasrat gilanya untuk menghabisi.

Sudah hampir seratus tahun, Sasuke terkurung dan hanya diberi makan satu kali seminggu yang berupa hewan liar di hutan tapi tidak untuk kali ini. Itachi menghadiahkannya gadis siluman.

"Untuk apa aku takut?" tantang Itachi membuat Sasuke tertawa keras mendengarnya.

"Aku anak yang kalian anggap terkutuk akan menguasai semuanya dan aku akan membuat kalian menyesal telah mengurungku." ujar Sasuke kemudian tertawa keras.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mitsuki HimeChan

Present

My Dark Lord

.

.

.

.

.

.

.

Prolog

"NARUTO!" teriak kepala sekolah kesal melihat Naruto kembali berulah dengan melompati pagar sekolah untuk bolos dan di hadapan kedua matanya sendiri.

Gadis berambut panjang berwarna pirang dan memiliki warna mata biru seperi lautan luas itu hanya tertawa keras bersama teman-temannya yang ikut bolos.

"Kita hari ini mau kemana?" tanya Kiba sambil terus berlari bersama Naruto.

"Bagaimana kalau kita ke game center?" ajak Lee semangat.

"Makan aja yuk laper ni." ajak Chouji yang mulai ngos-ngosan berlari.

"Kalau kalian mau main, pergi aja terserah, aku mau pergi ke suatu tempat!" seru Naruto kemudian lari begitu saja melewati mereka dan hilang di ujung jalan yang berbelok.

'Dia mau kemana?' batin Kiba penuh selidik dan hidungnya kembali mengendus-endus bau Naruto yang tertinggal.

"Hei Kiba! Aku tahu kau suka anjing tapi jangan kayak anjing juga dong!" ujar Lee tiba-tiba membuat Kiba langsung melihat kearahnya.

"Apa?" tanya Lee dengan wajah tanpa dosanya sedangkan Chouji malah tertawa keras.

"Aku harus pergi ke suatu tempat!" ujar Kiba begitu saja dan pergi mengejar Naruto.

Naruto berlari dengan sangat cepat menuju toko bunga yang ada di sebrang jalan tanpa melihat kalau jalanan yang begitu ramai oleh pengendara mobil atau motor. Gadis terlalu semangat apalagi saat melihat bunga Lily di salah satu pot bunga yang di pajang di luar toko.

TIIIIIIIIIIIIN...

Naruto terus berlari dengan wajah sumringah melihat bunga tanpa peduli kalau mobil truk yang mengangkut banyak barang sedang melaju kearahnya.

Suara klakson mobil terus berbunyi nyaring dan para pejalan kaki yang melihatnya hanya mampu menutup mata.

Kini tinggal 2 meter lagi jarak antara Naruto dan mobil itu.

1 meter.

50 sentimeter.

1 sentimeter.

Huuuuush~

Naruto kaget bukan main sambil memejamkan kedua matanya dan merasakan kalau tubuhnya melayang seperti di gendong seseorang dan ia tidak merasakan sakit sama sekali.

Teriakan histeris para wanita mulai terdengar nyaring dan Naruto terpaksa membuka kedua matanya. Sepasang mata hitam seperti batu jelaga kini tengah menatapnya tajam dan juga dingin yang menusuk.

Naruto tersentak kaget melihat dirinya berada di gendongan pria tampan bermata hitam tajam. "Kau dobe!" ujarnya mengejek. Naruto terdiam cukup lama karena terlalu lama memandang kedua onyx yang ada di hadapannya.

Sementara itu Kiba yang sedang berdiri di sebrang jalan menatap kejadian itu dengan kedua mata yang terbelalak lebar dan tubuh yang bergetar hebat. "Lo-lo-rd... Lord Sasuke." ucapnya terbata.

Sasuke mendengus melihat Naruto yang masih menatapnya lama karena terpesona dan dengan sengaja ia pun akhirnya melepaskan kedua tangannya dari tubuh Naruto, membuat gadis itu terjatuh dengan tidak elitnya.

"TEMEEEEEEEE!" teriak Naruto kesal karena Sasuke melepaskan gendongannya.

Sasuke hanya menyeringai tipis kemudian pergi begitu saja tanpa peduli kalau Naruto meringis kesakitan sambil memegangi pantatnya.

"Dobe." gumamnya meremehkan.

.

.

Bersambung~

Fanfic ini sudah lama berada di dalam laptop dan baru kali ini aku post. Sudah ada enam chapter jadi jangan khawatir gak aku lanjutkan.