Tittle : Luhan's Mind

Main Cast : Lu han, Oh Sehun dll

Rate : M

Author : Fihannie

Warning : Typo? Biasalah..

Cerita pasaran, alur berantakan, membosankan maklum masih tahap belajar. Ini hasil imajinasiku. Jadi maafkan kalau gaje /nyengir cantik/

luhan pov*

Baru seminggu sekolah disini tapi aku masih belum mengerti apapun. katakanlah aku benar-benar bodoh. Dan parahnya aku belum fasih membaca hangeul tapi jika berbicara bahasa korea aku lancar. Aneh bukan? Ya aku tahu. Ah aku lupa, kenalkan aku Lu Han. Aku berumur 17 tahun aku berasal dari Beijing tapi saat ini aku tinggal di Seoul.

Dan saat ini aku sedang berganti baju di toilet untuk pelajaran olahraga. Karena aku siswi baru jadi belum punya teman akrab walaupun sudah seminggu bersekolah disini Aku tidak bisa akrab dengan orang lain dengan cepat karena sifatku yang pendiam dengan orang baru. Hufftt aku benar-benar payah.

Aku mengikat rambut ikalku agar tak gerah saat olahraga nanti dan menatap wajahku di pantulan cermin. Tanganku bergerak merapikan poniku. Perfect.

Akupun keluar dari toilet tak lupa menaruh bajuku dalam kelas. Ruang ganti di sekolah ini dalam masa perbaikan. Itu cukup membuatku resah.

Aku berjalan seorang diri di koridor, suara langkah kakiku menggema. cuaca hari ini sangat indah karena cuaca tidak mendung atau tidak terlalu terik. Aku melihat-lihat kelas yang aku lewati semua sibuk belajar. Sekolah ini sangat disiplin ternyata, aku segera mempercepat langkahku menuju ke lapangan.

Akhh aku hampir saja terjatuh karena aku menginjak tali sepatuku yang terlepas. Aku menghela napas akupun berjongkok dan mulai mengikat tali sepatuku.

Dukk(?)

"Ahh"

Tunggu? Apa itu? Seperti suara orang mendesah. Apakah seseorang menabrakku? Aku mulai mendongak kepalaku.

kalian tahu apa yang pertama kulihat? Selangkang seseorang? Dan terlihat menonjol? Aku mengerjapkan mataku beberapa kali melihat pemandangan yang ada dihadapanku sekarang

Apakah tonjolan itu adalah penisnya yang aku lihat? aku meneguk ludahku kasar. pasti kejantanannya panjang dan besar walaupun tertutup oleh celana. Aku menggelengkan kepalaku ini masih pagi kenapa aku beripikiran kotor.

Aku segera berdiri, aku merasakan wajahku memanas pasti pipiku memerah.

"Mianhae.. mianhae.." ucapku membungkukkan badanku beberapa kali.

"Tidak apa-apa aku yang tak hati-hati. sepertinya aku tak pernah melihatmu. Apakah kau?" Tanya namja itu.

Entahlah mendengar suaranya membuat suhu tubuhku memanas. Aku tahu ini konyol tapi suaranya benar-benar seksi. Lihat dadanya, ah pasti bidang. Aku ingin menyentuh dada bidang itu. Bahunya yang lebar, tunggu apakah bahu itu menggodaku untuk dipeluk?

Apalagi wajahnya sangat tampan dengan rambut keatas, rahang yang tegas, hidungnya mancung, alisnya tebal dan bibir yang sangat menawan. Aku ingin mencium bibir seksi itu.

"Hei" dia menyentuh bahuku dengan tangannya yang besar. Aku melirik tangannya yang berada dibahuku. tangannya sangat cocok dan seakan diciptakan untuk meremas da-. Ah tidak jangan berpikiran mesum. Ku mohon. Batinku menjerit

"Ah mian. Aku siswi baru disini. Lebih tepatnya seminggu yang lalu. Aku luhan salam kenal" ucapku tersenyum memperlihatkan gigiku.

"Ah luhan.." dia menganggukan kepalanya. dia menyebut namaku. Entahlah kenapa dia menyebut namaku seakan dia mendesah. kenapa namja ini sangat seksi? Aku menggigit bibirku dan kenapa mataku selalu fokus berada di selangkangnya?

"Kenalkan aku Oh Sehun. Tapi kau bisa memanggilku Sehun" ujarnya melaburkan khayalan mesumku. Ah jadi namanya oh sehun.

"Ah baiklah Sehun. Aku harus pergi. Sampai jumpa nanti" sebenarnya aku tak ingin pergi tapi aku juga tak ingin dihukum oleh seonsaengnim galak itu. Akupun segera pergi, aku menoleh untuk melihatnya. Dari belakang saja, dia sangat tampan. Ya tuhan tubuhnya benar-benar ideal, dan bokongnya seksi sekali. Aku menjerit dalam hatiku.

aku mulai melakukan pemanasan seperti yang dilakukan seongsaengnim. Aku benar-benar benci pelajaran olahraga. Kapan pelajaran ini berakhir? Shit.

"Baiklah sekarang kalian harus berlari sebanyak 6 putaran" aku menghembuskan napasku, ck lari? Sebanyak itu? Apakah dia ingin membuatku mati? Dan kenapa lapangan ini sangat besar. Sepertinya siswa-siswi lain juga sama sepertiku mereka sepertinya juga keberatan untuk lari.

Aku menundukkan kepalaku menatap tanah yang kupijak, sepertinya tanah ini lebih menarik dipandang daripada memandang wajah seonsaengnim menyebalkan itu dan kakiku bergerak seakan menendang sesuatu. Tidak bisakah waktu berjalan lebih cepat? Ini benar-benar menyebalkan. Aku malas berlari. apalagi matahari saat ini memancarkan sinarnya yang sangat panas, seakan matahari ingin mengakatan kalau dia sangat hebat. kemana cuaca indah tadi

"LARI LUHAAANN.." aku terkejut dan refleks kakiku berlari. Aku menggerutu dalam hati. Kenapa harus teriak ditelingaku? Apakah dia berniat membuatku tuli? Dan lihat siswa-siswi lain menertawaiku. Ihh Seonsaengnim menyebalkan.

Baru dua kali putaran rasanya aku ingin mati. Napasku sudah tidak beraturan dan jantungku sudah berdetak tidak karuan. Bahkan keringat sudah membasahi tubuhku. Ya tuhan Aku sudah tidak kuaaaaaaaaattt.

Karena tadi aku yang terlambat berlari jadi aku harus mendengar seonsaengnim dulu, dia menyarankan untuk selalu berolahraga setiap sore agar tubuhku bugar katanya. Telingaku akan panas mendengarnya ayolah aku tidak suka olahraga. Hei walau aku tidak suka olahraga tapi tubuhku langsing. Walaupun aku makan banyak tapi berat tubuhku tidak akan bertambah. Aku beruntung sekali bukan? atau perutku terlalu banyak cacingnya?

"Baiklah sekarang kau kembali ke kelasmu" perintahnya, dengan tangan yang melambai seakan mengusirku. Aku hanya menggerutu dalam hati. Sepertinya seonsaengnim sangat membenciku.

Aku membungkukkan badanku sebagai hormat walaupun aku tidak menyukaikanya tapi aku harus tetap sopan dan santun kepada seongsaengnim ini. Aku segera pergi dari hadapannya.

Aku berjalan di koridor kelas dan melirik sekitar siapa tahu aku bisa bertemu dengannya. Oh sehun maksudku. Dewa Yunaniku yang sangat tampan dan seksi.

Tapi nihil aku tidak bertemu dengannya. Aku mengerecutkan bibirku kesal. Aku masuk ke kelas dan lihat siswa-siswi sudah berganti pakaian. Cepat sekali. Sekali lagi Sekolah ini benar-benar disiplin tidak seperti sekolahku dulu. Aku menghela napas panjang mengambil seragamku dan segera pergi ke toilet.

Sesampai ditoilet aku bingung. Aku tidak bisa membaca hangeul. Ayolah huruf-huruf hangeul hampir sama. Aku tidak tahu mana toilet khusus namja dan yeoja. Apakah toilet yeoja di sebelah kanan? Atau kiri? Dan kenapa sekolah ini sangat aneh, kenapa harus memakai huruf hangeul kenapa bukan gambar atau menggunakan bahasa inggris saja. itu lebih baik

Aku berpikir sambil menatap kedua pintu itu bergantian. Toilet yeoja sebenarnya sebelah mana?

Ah toilet yeoja sepertinya sebelah kiri. Perasaanku yang mengatakan kalau toilet yeoja sebelah kiri. Ahh feelingku benar-benar kuat bukan? Akupun masuk dalam toilet. Eoh sepertinya ada yang berbeda dari toilet tadi pagi. Aku mengedikkan bahuku acuh. tidak peduli yang penting aku harus segera mengganti bajuku secepatnya sebelum seonsaengnim masuk.

Aku mulai masuk dalam bilik toilet lalu mengganti pakaian olahragaku. Ah segarnya aku menghapus jejak keringatku dengan pakaian olahraga tadi. Aku menunduk dan melihat dadaku yang tertutup dengan bra. Ah ternyata dadaku cukup besar juga. Aku terkikik geli melihatnya.

Tap..

Tap..

Tap..

Aku mendengar seseorang masuk dalam toilet. Aku merasakan seperti, Entahlah perasaanku tidak enak. Aku dengan cepat memakai seragamku lalu mengancingnya dengan terburu-buru bahkan tanganku bergetar. Ada apa ini? Setelah itu aku memakai rokku dengan cepat.

Kreekk

Mataku melotot, bola mataku seakan ingin keluar dari tempatnya. Tubuhku membeku menatap laki-laki dihadapanku. Dia Sehun. Dewa Yunaniku. Apa yang dia lakukan disini?

"AHHHHH" teriakku setelah mencerna kejadian ini. suaraku memenuhi toilet. Sehun hanya menutup telinganya mendengar teriakanku.

Refleks tanganku memegang pintu dan segera menutup pintu itu. menarik pintu itu dengan cepat. Tapi mengapa pintu ini tidak mau tertutup? Lagi, Aku berusaha sekuat tenaga menutup pintu itu. Aku menunduk dan melihat sesuatu menghalang pintu itu, lebih tepatnya kaki seseorang yang mengalang pintu itu.

"Yaak. Apa yang kau lakukan disini?" seruku berusaha menutup pintu.

Sehun hanya memasang wajah datar. Ia mendorong pintu itu dengan kakinya. Aku terkejut dengan tendangannya.

Karena tenagaku tak kuat menahan tendangan Sehun sehingga pintu itu terbuka dengan lebar. Untung saja pintu itu tak rusak.

Aku lagi-lagi melototkan mataku. menatap Sehun dengan horor. Sehun masuk di bilik toilet, mendekatiku dengan langkah pelan. Bibirku komat-kamit membaca doa, aku memejamkan mata takut.

"Aku masih ingin hidup, aku tahu sehun tampan dan seksi tapi aku hanya mau bercinta dengan Suamiku nanti Ya Tuhan, maafkan aku kalau aku selalu berpikiran mesum" ucapku dalam hati. Jantungku sudah berdebar dengan keras

"Hentikan itu Luhan." Aku mengernyitkan alisku. Aku menatap matanya yang tajam setajam elang. Astaga tampan sekali. Tunggu, jangan berpikiran seperti itu dulu Luhan. Kenapa sehun ada disini?

"Ka.. kau kenapa ada di sini?" tanyaku kepada sehun, aku menarik napasku pelan aku gugup berdekatan sedekat ini dengannya "Ini toilet yeoja apakah kau ingin mengintip?" Ucapku melanjutkan, dan lihat responnya hanya tertawa. Dia tertawa dengan sangat lebar, sangat lebar seakan lalat bisa masuk dalam mulutnya.

"Ini toilet namja, apakah kau tidak bisa baca eoh di depan pintu?"

"A.. aku tidak tahu baca hangeul. Aku mengira ini toilet yeoja" Ah tapi aku sangat beruntung bertemu dengannya disini. Apakah dia tak ingin membuka bajunya? Agar aku bisa melihat tubuh seksinya. Sepertinya aku berubah pikiran, aku siap diperkosa oleh Sehun.

"Luhan" panggilnya pelan. Aku menahan napasku ketika Dia memegang kedua bahuku. Aku menatapnya mengerjapkan mataku beberapa kali.

"I.. iya?" Aku berjalan mundur dengan pelan karena dia mendorong tubuh. Aku mendengar suara pintu tertutup, sepertinya sehun yang menutup pintu itu entah bagaimana caranya, mungkin dengan kakinya.

Aku menatap matanya, astaga mata itu sangat indah, mata itu seakan menghipnotis diriku untuk tetap menatap matanya.

Lalu mataku beralih ke bibirnya yang seksi, aku mengulum bibirku ketika Sehun menjilat bibir seksinya. Sekarang bibir sehun mengkilat karena salivanya, tidak bisakah aku juga menjilat bibir itu.

"Dasar yeoja mesum." Aku melototkan mataku mendengar perkataannya. Apa-apaan ini kenapa dia berkata seperti itu "Kau kira aku tidak bisa membaca pikiranmu hm? Sejak awal kita bertemu kau sudah berpikiran mesum. "

Huh? Dia tahu? Tapi kenapa bisa? Apakah dia dukun? Atau anak dukun? Segala macam pertanyaan muncul dalam pikiranku.

aku memandangnya dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya. Tampan begini masa dukun sih? Tapi tidak apa-apa sih. Dia kan bi-

"Luhan aku bukan dukun" aku menatap sehun dengan tatapan bingung, lagi-lagi kenapa dia bisa tahu? Apakah sehun punya indra ke-enam?

Sehun menghela napas frustasi. aku memandangnya dengan mengerutkan keningku, dia kenapa?

"Luhan aku bisa baca pikiran" aku mengerjapkan mataku beberapa kali berusaha mencerna perkataan Sehun.

Sehun bisa baca pikiran?

Sehun bisa baca pikiran?

Baca pikiran?

Baca pikiran?

Ja-jadi sedari tadi dia baca pikiran mesumku?

"Ka.. kau bisa baca pikiran?" Dia menganggukkan kepalanya santai.

Glup

Aku meneguk salivaku dengan sangat pelan, entah kenapa salivaku sangat susah masuk ke dalam tenggorokanku. Astaga.. astaga sepertinya aku akan kena serangan jantung.Ya tuhan ku mohon berikan aku kekuatan teleportasi seperti Kai Exo. Aku ingin menghilang dari hadapan Sehun. Tunggu. Bisa saja dia hanya bercanda.

"Baca pikiran? Hahaha kau kira aku bodoh? Mana ada orang yang bisa baca pikiran aku tidak percaya" ucapku mengelak.

"Ck.. kau tidak percaya?" Aku menganggukkan kepalaku.

Sebenarnya aku sedikit percaya tapi bisa saja kan dia hanya menebak dan kebetulan tebakannya benar. Aku harus pergi dari sini.

"Minggir, aku ing-"

"Minggir, ingin pergi" kenapa dia bisa mengetahui kalau aku akan bilang itu.

"Jangan men-" "jangan mengikutiku" arrgghh kenapa dia bisa tahu.

"Tentu saja aku tahu. Sekarang Kau masih belum percaya kalau aku bisa baca pikiran hm?" Tanyanya.

"Tentu saja, hmmm aku akan menyanyi dan tebak judulnya arra?" ucapku. Dia hanya menganggukan kepalanya. Aku mulai berfikir sebaiknya lagu apa yang harus kunyanyikan. Ah aku punya ide sebaiknya aku diam tak perlu menyanyi. Pasti dia menebaknya dengan salah.

Satu menit berlalu~

sehun hanya menatapku, aku menganggukkan kepalaku seolah-olah aku menikmati nyanyianku.

"Kau tidak menyanyi lu han kau hanya diam kau tidak bisa menipuku" ucap sehun dengan tegas. Aku menghela napas. jadi dia benar-benar bisa membaca pikiran? Ah sial.

"Sekarang kau percaya hm?" Tanya sehun dengan senyuman licik. Aku diam tak berniat menjawab pertanyaannya. Tangannya maju dan memegang kancing bajuku. Dia ingin melakukan apa padaku? Apakah dia akan mem-

"Hentikan pikiran mesummu, kau salah mengancing bajumu" ucapnya. Ah sial aku lupa kalau dia bisa baca pikiran. Dia mulai membuka satu persatu kancing bajuku. Aku memejamkan mataku sambil menggigit bibirku.

Glup

Aku menelan salivaku dengan pelan, hawa dingin mulai menusuk tubuhku. Aku membuka mataku pelan, dan menatap matanya tapi matanya melihat ke arah dadaku? Astaga refleks aku menyilangkan tanganku di depan dadaku.

"Apa yang kau lihat?" Tanyaku dengan nada tinggi. Dia menutup mulutku dengan tangannya

"Kau jangan berisik. Apakah kau ingin kita masuk dalam BK?" Bisiknya. Aku menggelengkan kepalaku dan tangannya masih menutup mulutku agar aku tak bersuara. Tangannya wangi sekali.

"Apakah kau mendengar suara yeoja jimin?" Aku mendengar suara bass itu pasti namja. Sekarang aku percaya kalau ini toilet namja. Tubuhku menegang jangan sampai aku ketahuan. Bisa-bisa mereka salah sangka kalau aku sedang berbuat mesum dengan sehun.

"Tidak. Mungkin hanya perasaanmu Taehyung" tidak bisakah mereka cepat keluar dari sini.

Aku mendengar suara langkah kaki mereka.

Sekarang hening? Tidak ada suara apapun, yang terdengar hanya suara napasku dan sehun.

Apa mereka sudah keluar? Syukurlah. Aku menampik tangan sehun kasar yang berada di mulutku

"Tanganmu sangat bau" ejekku sambil memasang senyum kemenangan

"Oh ya? Tapi kau tadi mengatakan tanganku wangi"

"Kapan aku bi-" ahh sial lagi-lagi aku lupa kalau dia bisa baca pikiran. Dia menatapku dengan memasang smirk.

"Minggir aku harus ke kelas" ucapku.

"Kau ingin ke kelas dengan kancing yang terbuka? Wow" katanya lalu bersiul, aku menunduk lalu segera mengancingkan bajuku dengan terburu-buru.

Dia memajukan wajahnya, hidung kami hampir bersentuhan, refleks aku memundurkan wajahku. Dengan wajah sedekat itu bisa-bisa aku mati muda.

"payudaramu sangat indah tapi sayang kau bukan tipeku" bisiknya mencium pipiku. Lalu dia pergi begitu saja meninggalkanku seorang diri. Apa ini? Ini tidak adil. Dia melihat dadaku harusnya aku melihat kejantanannya itu baru adil. Apa dia bilang? Aku bukan tipenya? Cih lihat saja aku akan membuatnya menyukaiku dan akan memohon padaku. Aku menggerutu sebal.

Akupun segera keluar dari toilet dengan langkah yang terburu-buru. Aku hampir saja menabrak seseorang. Lebih tepatnya seorang namja dengan pakaian yang sangat rapi, memakai kacamata besar dan rambut yang belah tengah. Tunggu apakah dia culun? Di masa modern seperti ini masih saja ada yang penampilan culun

"Hei kau baru saja keluar dari toilet namja?" Aku hanya memutar mataku malas tak berniat menjawab pertanyaannya. Aku berlari meninggalkan namja itu.

Akhirnya bel berbunyi juga. Aku segera membereskan bukuku dan segera keluar dari kelas. Hari ini benar hari yang menyebalkan. Aku berjalan di koridor dengan cepat. aku ingin segera pergi dari sekolah membosankan ini. aku merindukan ranjangku yang empuk itu.

"Eoh? Bukannya itu dia?" Gumamku melihat Sehun yang berjalan di koridor. Lagi-lagi perkataannya terngiang di kepalaku. Aku benar-benar akan membuatnya jatuh cinta padaku.

Aku berlari menghampirinya lalu berjalan disampingnya, dia bahkan menghiraukanku. Apakah dia tidak sadar kalau gadis cantik, seksi dan imut ini berada disampingnya. Aku melihatnya dari atas dan kebawah. Ya tuhan dia benar-benar tinggi. Apa yang dia minum sampai setinggi itu?

"Aku meminum susu waktu aku kecil jadi itulah kenapa aku tinggi" what the..

"Yaaak aku tidak bertanya." Pekikku.

"Tapi kau bertanya dalam hatimu" ucap sehun santai. Astaga namja ini benar-benar menyebalkan.

Drrrtt drrtt drrrtt

Aku merogoh sakuku dan melihat nama baba di layar handphoneku. Aku segera mengangkat telepon baba.

"Halo baba"

"Maaf luhan hari ini aku tak bisa menjemputmu aku ada urusan" aku menghela napas.

"Baiklah baba" ucapku pelan. Lagi aku menghela napas. Ini benar-benar hari yang menyebalkan.

Sial. Bagaimana cara aku pulang. Aku belum hapal benar kota seoul. Naik bis? Bisa-bisa aku tersesat. Ahhh bagaimana ini? Ah aku lupa, kalau ada sehun. Aku melirik sehun. Aku bisa menumpang padanya.

"Sehun-ah" panggilku manja. sejak kapan aku menjadi yeoja genit?

"Ada apa? Kau ingin menumpang?" Astaga kenapa bisa dia tahu? Ah aku lupa kalau dia bisa baca pikiran. Aku memeluk lengannya, awalnya dia memberontak tapi aku langsung memeluk lengannya erat

"Baiklah aku memang mau menumpang. Kau benar-benar pria idaman" kataku. Aku akan benar-benar membuatnya dia jatuh cinta padaku.

"Terima kasih tumpangannya, kau tidak ingin mampir?" Tanyaku setelah turun dari mobil mewah sehun. Ahh sepertinya dia orang kaya.

"Tidak perlu." Ucapnya. Astaga dia benar-benar kaku. Untung saja tampan kalau tidak aku akan mencekiknya sampai tak bernyawa.

"Semoga kau berhasil membuatku jatuh cinta luhan" kata sehun dan apa itu? Dia mengedipkan matanya? Lalu pergi begitu saja. Aku melihat mobilnya menjauh sampai menjadi titik kecil lalu menghilang dari pandanganku.

Ahh sial dia tahu rencanaku. Ini benar-benar membuat harga diriku jatuh. Aku mengacak rambutku kasar.

TBC/END?

Holla.. aku kembali lagi dengan ff gaje ku. Maafkan kalau alurnya masih kecepatan. Dan silahkan REVIEW, Terima KRITIK dan SARAN biar aku tahu kekuranganku dimana(?) Dan aku akan berusaha memperbaiki kesalahanku eaakk.

terima kasih untuk hunes yan membantuku mencari judul untuk ff gaje ini muach * (?)