The Moon and The Sun in Our Glass Ball

Chapter 1: A day before I meet You

Haikyuu © Haruichi Furudate

Karakter yang ada di fanfict ini sepenuhnya milik Furudate-sensei

dan saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fict ini..

Selamat membaca..

:D

Kau tentunya ingat, dosa apa yang kau lakukan di masa lalu. Dosa yang membuat Matahari dan Bulan tak akan pernah bisa bertemu sampai kapanpun.

. . . . . . . . . . .

Hari Jumat. Hari ini adalah salah satu hari berat dan melelahkan bagi Tsukishima Kei. Bukan melelahkan dari segi tenaga atau kegiatan, melainkan melelahkan bagi hati dan pikirannya. Alasannya tidak lain tidak bukan karena Sang Dewa yang mendiami tubuh Tsukishima beberapa hari terakhir ini. Sungguh. Jika Tsukuyomi memiliki wujud, dan jika Tsukishima bisa menemuinya langsung, dengan tanpa segan Tsukishima akan memukulinya dan melemparinya dengan 'garam'.

Semua berawal dari kehebohan Tsukuyomi lantaran duo bermasalah itu tidak ada lagi saat latihan. Berkat hal itu Tsukishima harus ijin pergi ke toilet untuk bicara dengannya….

'Kau ingat dengan janji yang kau buat sebelum ini?'

'Tentu saja aku ingat! Kau pikir siapa aku? Tapi, kenapa mereka tidak ada lagi!?'

'Hhhhh… Kau lupa apa yang aku katakan kemarin? Mereka tidak boleh menghadiri kegiatan klub karena mereka membuat onar saat hari pertama masuk. Mereka akan diijinkan mengikuti kegiatan klub kembali setelah pertandingan besok. Harus kuulangi berapa kali lagi sampai kau ingat, haa?'

'O.. oh.. begitu ya.. Aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Amaterasu, sampai-sampai aku lupa dengan perkataanmu.. Tapi.. Kenapa harus manusia pembuat onar seperti itu yang memiliki warna jiwa yang sama dengan Amaterasu..'

'Hhh.. Kau benar, kali ini aku setuju denganmu..'

'Aku akan sangat bahagia kalau dia menempati manusia.. emm.. seperti gadis berkacamata di klub mu itu.'

'Shimizu senpai?'

'Ooh.. Shimizu ya? Siapa nama lengkapnya?'

'…. Shimizu Kiyoko..'

'Oooooooohhh.. Nama yang sangat indah, seperti wujudnya..'

'Tunggu sebentar.. Kau.. Menyukainya?'

'Tentu saja! Dia cantik sekali.. andai saja dia menjadi wadah Amaterasu..'

'Kau sangat duniawi sekali.. Nafsu mu besar, padahal kau Dewa.. Pantas Amaterasu meninggalkanmu.. haha..'

'Hei! Jangan bicara seolah-olah kau tahu! Siapa pun pasti punya nafsu, baik manusia maupun Dewa semuanya pasti memilikinya.'

'Ya ya..'

'Apa dia bukan tipe mu?'

'Ha?'

'Shimizu-chan.. apa dia bukan tipe mu?'

'Aku tidak punya yang seperti itu..'

'Kau ini sungguhan manusia atau bukan sih?'

'Sudah waktunya.. jangan keluarkan suaramu lagi, ingat itu! Aku tidak bisa berkonsentrasi.'

Saat itu, sesaat setelah Tsukishima keluar dari toilet dan berjalan kembali menuju gedung olahraga, Tsukuyomi menggumamkan sesuatu di dalam kepala Tsukishima…

'Kau berharap Amaterasu ada di tubuh Yamaguchi.. bukan begitu Tsukishima?'

Seketika langkah Tsukishima terhenti, ia berdiri dengan wajah tertunduk dan berkata, "Berisik, jangan baca hati orang seenaknya.."

Berkat perkataan Tsukuyomi tersebut, sepulang dari sekolah, Tsukishima merasakan sesuatu perasaan bernama "galau". Sebuah perasaan yang belum pernah sama sekali ia rasakan dalam 15 tahun hidupnya. Tsukishima tak ingin mengakuinya. Sungguh. Jika bisa, jika dapat, ia tak ingin mengakuinya. Namun dengan sangat amat berat hati, ia mengatakan ya. Ya, Ia secara sadar berharap demikian. Dan setelah Tsukuyomi mengatakan bahwa wadah Amaterasu adalah dua orang pembuat onar itu, perasaan kecewa timbul dalam hatinya.

Namun tidak ada untungnya sama sekali bagi Tsukishima jika ia terus menerus merasa seperti ini. Justru hal ini membuatnya semakin semakin tidak dapat berkonsentrasi karena pertanyaan yang sama selalu terngiang dalam kepalanya. Kenapa? Kenapa ia harus kecewa? Kenapa?. Sungguh pertanyaan itu membuat dirinya sebal.

Saat ia terlarut dalam pikirannya, Tsukuyomi yang sudah tak tahan dengan pikiran Tsukishima yang 'ramai' pun angkat bicara..

'Tsukishima, sudahlah.. hentikan pikiranmu yang kacau ini.. sungguh, ini membuatku pusing..'

'Ha? Kau pikir ini gara-gara siapa? Sepengetahuanku, Dewa ada untuk memberi berkah kepada manusia, bukan memberi beban seperti ini..'

'Baiklah, aku minta maaf untuk masalah Yamaguchi ini.. jadi hentikan kekacauan ini..'

'Tidak bisa.. meninggalkan masalah tanpa menemukan jawaban atau solusinya hanya membuatku menderita..'

'Ku kira selama ini kau cuek, acuh tak acuh.. tapi ternyata kau bisa juga begini..'

'Heh.. ternyata Dewa seperti kau pun tak dapat mengerti sifat manusia sepenuhnya..'

'Sial.. aku sungguh tak menyukai sifatmu ini..'

'Aku tidak butuh suka darimu..'

'Sialan..'

'Kenapa?'

'Ha? Apanya?'

'Kau ingin mengatakan sesuatu padaku bukan?'

'He? Bagaimana kau bisa tau?'

'Sudahlah cepat katakan ada apa..'

'...Baiklah.. em.. Aku.. baru sadar akan sesuatu..'

'Apa itu?'

'Aku belum mengatakan tujuanku dan kemungkinan tentang tujuan Amaterasu kepadamu..'

'Aaah.. benar.. kebetulan sekali aku juga ingin menanyakan hal itu.. Jadi apa itu?'

'Kupikir kau tak peduli, atau kau bodoh sampai-sampai kau tak menanyai tujuanku tapi berniat membantuku.. hahahaha..'

'Aku menunggu waktu yang tepat untuk menanyakannya.. Jadi apa?'

'Kau tahu, aku, Amaterasu, dan Susano'o adalah saudara. Kami diberkahi kekuasaan serta kekuatan masing-masing oleh Ayah kami. Dahulu kami sangat dekat, kami hidup di surga dengan penuh keda...'

'Tunggu sebentar.. kau berniat menceritakan tujuanmu dengan prolog sepanjang itu? Aku memang tidak terlalu suka sejarah, apalagi yang tidak ada hubungannya dengan makhluk hidup terutama hewan.. Tapi aku juga tidak bodoh sampai-sampai harus kau ceritakan dari awal seperti itu..'

'Ceritaku berbeda dengan apa yang kalian pelajari.. Yaah.. Aku tidak mengatakan kalau cerita yang kalian ketahui secara turun temurun itu salah, tapi itu terlalu... nnnggghh.. terlalu bulat?'

'...Maksudmu tidak mendetail begitu?'

'NAH! Itu maksudku..'

'Jadi kau ingin memberitahukan detailnya padaku?'

'Kalau aku tidak menceritakan detailnya, akan sulit menyampaikan tujuanku..'

'Baiklah kalau begitu, ceritakan detailnya dengan singkat padat dan jelas..'

'Haaaaaa? Mana bisa aku menjelaskan detail dengan singkat?'

'Kau pikir ini jam berapa?'

'Ah benar.. kau harus tidur awal karena besok kau harus ke sekolah karena ada pertandingan.. Baiklah kalau begitu, apa boleh buat.. akan kujelaskan detailnya dengan singkat..'

'Hm..'

'Yah, kurasa aku tidak perlu menceritakan tentang asal usul ku dan juga keluarga ku.'

'Ya, keputusan yang tepat.'

'Jadi.. emm.. kau tentunya tahu mengenai kisah pembunuhan Ukemochi* kan? Sebelum kejadian itu, hubungan ku dengan Amaterasu sangatlah dekat. Aku adalah Dewa yang paling ia percaya. Sebaliknya, hubungannya dengan Susano'o sangatlah buruk. Mereka seperti air dan api.'

'Lalu?'

'Tapi.. bukan seperti itu kenyataannya.. Bukan aku yang membunuh Ukemochi.. Melainkan Susano'o lah yang membunuhnya. Ia memanfaatkan kemarahanku saat itu untuk mencoreng wajah Amaterasu yang saat itu mengutusku untuk menghadiri perjamuan makan malam.'

'Heee.. jadi begitu.. lalu?'

'Lalu seperti yang kalian para manusia ketahui, ia tak mau lagi bertatap muka lagi dengan ku yang ia anggap sebagai seorang pembunuh. Saat itu aku merasa putus asa. Aku ditinggalkan oleh wanita yang.. aku cintai.. Istriku sendiri..'

'Hee.. Jadi Amaterasu benar-benar istrimu?'

'Ah bukan.. bagaimana menjelaskannya.. hm.. dalam bahasa manusia, kami tidak menikah secara hukum. Kami hanya bertukar janji saja. ya kurang lebih seperti itu. Itupun hanya kami berdua yang tahu.'

'Hoo.. jadi begitu.. lalu apa hubungannya ceritamu ini dengan tujuanmu? Jangan-jangan.. kau.. Ingin menjelaskan pada Amaterasu bahwa kau bukan pembunuh? Dan kau meminta.. emm.. Rujuk kembali?'

'Emm.. Sedikit berbeda dari itu..'

'Tapi hampir seperti itu?'

'Em.. Aku ingin bertemu dengannya.. melihat sosoknya.. dan jika bisa, jika ia mengijinkan, aku ingin berbicara kembali dengannya.. hanya itu saja..'

'Ha? Hanya itu? Hanya untuk hal se sepele itu kau menyita tubuh seorang manusia, membuatnya repot dengan hasrat pribadimu? Sungguh aku tak percaya..'

'Tsukishima.. Kau sudah menyetujui akan membantuku apapun tujuanku.. bantu aku..'

'Lantas apa untungnya untukku?'

'Tsukishima.. kau berkata seperti itu karena kau belum pernah merasakan cinta.. kau belum pernah merasakan perasaan sakit tak dapat meraih orang yang kau cintai, padahal ia ada tepat dihadapanmu. Perasaan sakit karena kau tak bisa berjalan beriringan dengannya. Perasaan sakit karena kau tak bisa bersinar bersamanya...'

'Kau mengancamku?'

'Tidak.. Aku memberi tahumu.. bahwa menjadi seperti ku sangatlah menderita.. Maafkan aku.. Tapi aku tidak bisa meninggalkan tubuhmu jika tujuanku belum tercapai.. Untuk saat ini, cukup ini saja yang aku ceritakan.. Aku tak ingin membuatmu kalut lebih dari ini.. Istirahatlah.. Selamat malam..'

'Hei jangan kabur.. kembali kau Tsukuyomi! Hei!'

'...'

'Cih.. Sialan.. Dasar pengecut..'

Mendengar penjelasan dari Tsukuyomi dan mengetahui tujuannya yang sebenarnya malam itu, membuat Tsukishima sadar akan sesuatu. Hati Tsukuyomi mempengaruhi hatinya. Keduanya bagaikan cermin, secara tidak sadar perasaannya adalah cerminan dari perasaan Tsukuyomi. Perasaan Tsukuyomi yang cepat-cepat ingin segera bertemu dengan Amaterasu, membuatnya berharap agar orang yang menjadi wadah Amaterasu adalah orang terdekat Tsukishima, yaitu Yamaguchi. Dengan begitu tujuanya akan cepat tercapai. Jadi perasaan yang dirasakan Tsukishima hanyalah salah paham belaka. Jika pun ia merasa kecewa dari lubuk hatinya, itu hanya karena ia berharap tujuan Tsukuyomi dapat segera terkabul tanpa ia harus berurusan dengan orang yang merepotkan dan kehidupannya yang damai segera kembali.

Dengan itu, akhirnya Tsukishima dapat sedikit tenang dan tidur dengan nyenyak. Ia tidak ingin kelelahan saat pertandingan esok hari. Meski ia berkata pada duo berisik itu bahwa ia tak terobsesi dengan kemenangan, namun bagaimanapun juga ia juga tak ingin dikalahkan dengan mudah. Apalagi oleh dua orang berisik dan merepotkan seperti mereka.

. . . . . . . . . .

Ke esokan harinya...

"Keeeii.. Sudah jam segini.. Ayo sarapan.." Seru Ibunda Tsukishima, memecah keheningan pagi hari serta lamunan Tsukishima di karenakan keanehan yang ia temukan saat bangun tidur tadi.

Ia menemukan kacamatanya tidak berada di tempat yang seharusnya. Masih di tempat yang sama, tetapi sudah berubah posisi. Ia ingat betul posisi kacamatanya saat ia taruh semalam dan ia juga merasa tidak terbangun semalam. Terlebih lagi, bantalnya basah dan matanya sembab. Ini pasti ulah Tsukuyomi, begitu pikirnya. Namun sang tersangka yang hendak di introgasi, tidak muncul suaranya barang sedikitpun.

'Sial.. kemana kau Tsukuyomi.. keluarlah.. '

'...'

Sama sekali tak ada jawaban. Berkali-kali Tsukishima memanggil pun tidak ada tanda-tanda kehadiran Tsukuyomi. Akhirnya Tsukishima menyerah. Ia justru bersyukur jika Tsukuyomi benar-benar menghilang. Dengan itu, kehidupannya yang damai akan kembali lagi.

"Keeii.. Kau akan terlambat jika tak sarapan sekarang..", seru ibunda Tsukishima sekali lagi.

"Baik Bu.. Aku sedang ganti baju.." Jawabnya sambil menyiapkan kaos bergambar bintang kesayangannya. Di tengah-tengah persiapan yang sedang ia lakukan, smartphone hitam miliknya bergetar tanda ada pesan masuk. Sudah dapat ia tebak, pesan dari siapakah itu. Karena orang yang selalu mengiriminya pesan tiap pagi hanyalah ada seorang. Dengan cepat dia mengambil smartphone nya, membuka pesan dari seseorang tersebut dan dengan cepat ia balas pula. Setelah itu ia keluar kamar dan menuju dapur untuk sarapan.

"Aku berangkat Bu.." Pamitnya sembari membuka pintu rumah. Ia langsung memasang headphone nya sembari berjalan menuju tempat ia biasa bertemu dengan Yamaguchi. Tak lama kemudian, bayangan sahabatnya itu sudah tampak di ujung jalan sambil melambaikan tangannya dan berteriak "Tsukkiiiiiiiii~~~!".

Tsukishima mempercepat langkahnya, dan berkata dengan segera kepada Yamaguchi, "Berisik Yamaguchi..". Lalu dibalas segera oleh sahabatnya itu, "Maaf, Tsukki.. Hehe.."

Setelahnya, Tsukishima hanya berdiam diri memperhatikan Yamaguchi dengan seksama dan menatap matanya dengan lekat. Perbuatannya itu sukses membuat sahabatnya salah tingkah dan horor sendiri.

" A.. Ada apa Tsukki?" Tanya Yamaguchi, sedikit mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri tadi.

"Maaf, tidak ada apa-apa.. ayo berangkat.." Jawabnya dengan datar dan kembali berjalan dengan cepat.

Keduanya berjalan dalam keheningan selama beberapa saat sampai Yamaguchi angkat bicara.

"Nee, Tsukki.. Kau tahu? Aku bermimpi aneh sekali semalam.."

"Mimpi seperti apa?"

"Hmmm.. Aku melihat seseorang.. tapi aku tak tahu itu siapa.. aku tak bisa melihat wajahnya karena silau sekali.. Tapi aku tahu dia tersenyum padaku.. Terus.."

Deg. Deg. Mendengar pernyataan Yamaguchi barusan membuat jantung Tsukishima berdetak kencang. Ada apa ini? Apa maksudnya?

"Eee.. Tsukki.. Ada apa? Wajahmu pucat sekali.. Kau sakit?", Kata Yamaguchi, seketika menyadarkan Tsukishima kembali.

"A..Aku tak apa.. jadi, apa lanjutannya? Mimpi mu itu?", sahutnya mengelabui sahabatnya yang khawatir.

"Ah.. iya.. lalu setelah tersenyum padaku, ia mengatakan sesuatu yang aneh kepadaku.."

"Apa itu?"

"Perkenalkan, aku Amaterasu.. begitu katanya.."

-TO BE CONTINUED-

NOTE:

Terimakasih kepada semua reader yang sudah baca maupun follow cerita ini.. :D

Terimakasih juga untuk yang sudah memberi review..

Maaf banget karena g update lama banget, dan sekalinya update cuma bisa singkat seperti ini.. Hontou sumimasen deshita.. m(_ _)m

Sekali lagi selamat membaca~~ :D

-Shizunda Tsuki-