1. Feel like a superhero.

Itu adalah hari minggu yang sangat cerah. Biasanya daripada liburan, sehun dan luhan lebih memilih untuk bersih bersih rumah mereka. Setidaknya menurut luhan itu lebih bermanfaat dan berbobot ketimbang jalan jalan seperti ke sungai Han atau kenamsan tower yang sudah mereka datangi ratusan kali, padahal yang paling senang kalau diajak jalan jalan kan luhan, sungut sehun.

Dan masih seputar bersih bersih, sehun lebih memilih wilayah yang bisa ia kuasai dengan benar, maksudnya untuk membersihkan itu sehun memilih menyapu dan mengepel lantai. Itu terlihat lebih mudah dan bisa ia lakukan dengan benar daripada menyentrika ataupun mencuci yang jika tertinggal satu partikel penyusun debu saja luhannya akan mengamuk.

Kadang ia sesekali juga naik keloteng bersama embul sikucing obesitas itu.

Apalagi jika bukan mencari tikus. kurang kerjaan memang, tapi mau bagaimana lagi. Luhan yang memintanya untuk memusnahkan semua tikus tikus dan tidak menyisakan satupun. Seandainya saja tikus itu tidak menggigit tali pada tas hermes kesayangan luhan pasti nasibnya tidak akan seperti ini. Berakhir tragis diperut ala blackhole embul, pikir sehun.

Saat itu sehun sedang asik —sambil merokok— mengintai tikus tikus agar masuk keperangkapnya, ditengah tengah itu sehun mendengar luhan berteriak histeris, teriakannya itu sama persis ketika ia pertama kali diperawani.

Sangat melengking, sehun yakin tetangga mereka bahkan bisa mendengarnya.

Sehun mematikan rokoknya dan dengan cepat turun dari tangga.

Sebenarnya tidak ada hal hal yang perlu dikhawatirkan dirumah ini, tapi tetap saja sehun khawatir. Ia mendatangi luhan secepat yang ia bisa membuka pintu kamar mereka dan memasang wajah datar kemudian.

Bagaimana luhan bisa manjat lemari itu masih menjadi misteri, mungkin akan sehun tanyakan nanti.

Sehun berjalan kearah luhan dan dengan sadis menginjak laba laba yang sudah membuat luhannya ketakutan itu. Mengambil sapu, dalam waktu seperkian detik laba laba itu lenyap dengan bangkainya yang masuk kedalam tong sampah.

Luhan meloncat dari atas lemari dan menubruk sehun, memeluk suaminya erat sampai sehun mengap mengap mencari oksigen.

Ugh padahal ia hanya menginjak seekor laba laba, tapi luhan mengapresiasinya seperti ia superhero yang sudah menyelamatkan dunia saja.

2. I always knowing the answer you want to hear.

"Sehun! Apa jam tangan ini bagus untukku?" Luhan bertanya padanya, senyumnya lebar dan sangat meyakinkan. tapi dimata sehun, luhan seolah olah melotot padanya dan menyimpan pisau dibelakang bajunya.

Mungkin untuk berjaga jaga jika sehun berkata tidak.

Sehun menatap luhan datar dan mengangkat satu jempolnya pada luhan.

Luhan tidak akan ambil pusing tentang bagaimana setengah hatinya sehun mengatakan itu. Luhan dengan cepat berlari lari kearah kasir dan mengeluarkan kartu blackcard milik sehun untuk membayar rolexnya.

Sehun selalu tahu, apa jawaban yang ingin luhan dengar.

Hiks, RIP uangku, sehun sesenggukan.