Disclaimer : I do not own Naruto.
Warning : OOC. One-shot. Rate M! Adult Only! Lemon Ahoy!
Words : 2.480
Sekali lagi, PERINGATAN :
KONTEN DEWASA. FULL LEMON. YANG DIBAWAH UMUR DILARANG BACA!
*BRB SETOR KTP DULU! LOL XD LMAO*
DONT LIKE, DONT READ. DONT COMMENT!
I WARNED YOU!
Knot.
By VikaKyura.
- Heartbeat -
"Aku masih perawan."
"Aku tahu."
"Aku tidak punya pengalaman."
"Aku tahu."
"Umm, aku gugup."
"Aku tahu."
"Jadi pelan-pelan saja, ya?"
"You bet."
Ino menelan ludah saat melihat seringaian lelaki yang sedang merangkak di atasnya itu. Ia memang sedang gugup, tetapi juga merasa excited. Sudah menunggu-nunggu saat ketika dirinya disentuh dengan bebas oleh Sasuke. Dasar gadis nakal.
Ino sedang terbaring pasrah di tempat tidurnya sekarang. Safir birunya menyaksikan Sasuke mulai menanggalkan pakaiannya. Sementara ia sendiri? Ino hanya memakai pakaian dalamnya, yang ia yakini akan segera dilucuti oleh lelaki itu setelah permainannya dimulai, sesaat lagi.
Tubuh atletis Sasuke sudah topless sekarang, menampilkan pemandangan pundak lebar dan dada bidang. Ino hanya bisa merona melihatnya. Sementara Sasuke mulai menelusurkan onyxnya untuk menyapu setiap senti tubuh seksi nan menggoda gadis yang sedang berada di bawahnya.
Ini adalah malam pernikahan mereka. Karenanya, Sasuke sudah bisa melakukan apa pun yang diinginkannya pada adik tiri yang kini telah resmi menjadi istrinya itu, tanpa perlu menahan-nahan lagi, kan?
Setelah puas memandangi wajah cantik dan tubuh seksi si gadis sebagai pemanasan, lelaki itu mulai merendahkan badannya.
Ino sedikit memekik saat merasakan tubuhnya ditindih perlahan. Tangan Sasuke mulai mengelus lembut puncak kepala gadis itu. Lalu menyentuh pipinya pelan-pelan. Sengaja dilakukan untuk membuat si gadis merasa lebih rileks, karena Sasuke tahu pasti, bahwa saat ini Ino sedang tegang setengah mati.
"Aku menyayangimu." Bisik Sasuke, sebuah mantra untuk menenangkan.
Lelaki itu tersenyum tampan.
Ino balik tersenyum seduktif membalasnya. Lalu gadis itu mulai merentangkan kedua tangannya ke arah si lelaki, mengundang Sasuke untuk merengkuh tubuhnya. Saat lelaki itu mulai mendekat, perlahan Ino memejamkan aquanya. Tak lama kemudian, dirasakannya mulut Sasuke mulai mencium lembut bibirnya, seraya tubuhnya didekap erat.
Ino menghela nafas singkat. Menikmati ciuman lembut mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk apa yang akan terjadi selanjutnya.
Ino mulai merangkul leher Sasuke dengan kedua tangannya. Menarik tubuh lelaki itu mendekat. Untuk bertukar kehangatan. Sementara si lelaki memperdalam ciuman mereka. Dari hanya sebatas belaian, berubah menjadi lumatan, hisapan sampai jilatan liar di bibir. Membuat Ino merenggangkan bibirnya secara otomatis.
Lidah Sasuke mulai menyelinap masuk ke dalam mulut gadis itu, dengan mudah mendominasinya.
Ino melenguh.
Kini Sasuke merangkul pinggang Ino dengan satu tangan, untuk sedikit mengangkat tubuh si gadis. Tangannya yang lain sedang bekerja untuk melepas kaitan bra gadis itu. Setelah yakin payudara Ino telah bebas, tangan besar lelaki itu mulai digeser untuk menelusuri punggung, pinggang dan perutnya.
"Hhh," Desahan pelan lolos dari ciuman mereka.
Jemari Sasuke mulai meraba payudara Ino yang sudah terbuka, dan segera memainkan sebelah gundukan padat itu. Ia memanjakan si gadis dengan sentuhannya seperti biasa, meski saat ini jauh lebih liar. Sasuke membelai lembut buah dada gadis itu, lalu memijatnya pelan dan mulai meremasnya. Ah. Tubuh Ino terasa hangat.
"Uhhm," Ino menahan erangannya. Kini Sasuke telah melepaskan bibirnya. Mulut lelaki itu berganti menciumi pipinya, menjilati garis rahangnya dan terus turun untuk menghisapi kulit lehernya. Jemari Ino mulai menjambaki rambut Hitam Sasuke.
Sementara si lelaki mulai membawa tangannya yang lain untuk bergabung dengan tangan satunya. Meremas dan mencubiti puncak payudara kenyal milik Ino dengan jari-jari nakalnya.
"Aahm," Gadis itu hanya bisa mendesah nikmat saat sensasi geli menggelitiki perutnya.
Sasuke mulai merendahkan kepalanya pada lembah dada Ino. Awalnya menghujani daerah tersebut dengan serangkaian kecupan, lalu mulai memakai lidahnya untuk menjilati belahan dada gadis itu. Membuat tubuh Ino tersaluri sensasi geli yang terasa nikmat. Lalu Sasuke mulai menjilat pelan puncak dada Ino, membuat gadis itu refleks membusungkan badannya.
Mulut si lelaki sudah mulai mengulum putingnya sekarang.
Ino mengerjap. Ia sempat merasa syok untuk sekitar dua detik. Lalu desahan oh lembut keluar dari bibirnya saat mulut dan lidah Sasuke memberikan sensasi geli yang paling nikmat. Bagai disengat getaran listrik yang terasa sangat lezat, membuat seluruh tubuhnya berdenyut panas.
"Ohhh!" Ino mengesah lagi. Otomatis ia menenggakkan kepalanya ke belakang.
Rasanya sangat berbeda dari saat Sasuke mengemut tempat itu ketika buah dadanya masih dibalut gaun malam tempo hari dulu.
Sasuke sempat menyeringai di antara kegiatannya. Desahan dan desisan nikmat gadis itu terdengar menyenangkan di telinganya, membuat Sasuke semakin terangsang.
Ritual malam pernikahan tersebut berjalan semakin panas, perasaan geli dan hangat menjalari seluruh tubuh Ino, membuat wajah dan tubuhnya memanas akibat benaknya dipenuhi hasrat.
Satu tangan Sasuke lanjut bermain dengan sebelah payudara gadis itu, mulutnya kini telah ikut bergabung untuk memanjakkan puncak dada Ino yang lain. Mengulum, menjilat, membelai, meremas, memijat dan mencubit tanpa henti.
Ino semakin menggeliat nikmat, tanpa sadar melengkungkan punggungnya.
LagiLagiLagiLagi!
Otaknya terus meminta. Benaknya sudah berkabut dengan nafsu. Gadis itu bisa merasakan daerah kewanitaannya mulai lembab.
Sasuke pun merasa kejantanannya menegang. Seolah belum puas dengan daerah kewanitaan Ino bagian atas yang sedang dimanjakannya, satu tangannya yang lain mulai meraba ke daerah bawah, mengelus lembut area kewanitaan Ino yang masih tertutupi oleh kain celana dalam.
Ino terkesiap saat jemari Sasuke mulai membelai tempat di antara selangkangannya.
"Uuhh! Nii-chan. ." gadis itu merintih.
Sasuke melepas emutannya atas puting gadis itu. Ia mendongak untuk melihat ekspresi si gadis sekarang. Mulut lembab gadis itu sedang terbuka dengan amat sensual, meloloskan berbagai erangan kenikmatan. Matanya terpejam rapat, pipinya merona sangat merah.
Sasuke menyeringai lagi. Senang karena aksinya dapat memberikan dampak seperti itu pada Ino. Si lelaki menjilat saliva yang menjuntai keluar dari mulutnya, sementara jemarinya terus menekan dan mengelus pangkal paha gadis itu yang sudah becek. Lipatan organ kewanitaan Ino terasa empuk dan hangat di tangannya, mengundangnya untuk terus menggesekkan jemari nakalnya di sana.
Ino menggeliat keenakan. Ia terengah. Membiarkan saja saat tangan Sasuke mulai mengeksplorasi tubuhnya. Meraba kulitnya. Menyentuh daerah intimnya. Mencicipi dirinya sepenuhnya. Menyenanginya.
Sementara tangan Ino meremas kuat pundak Sasuke. "Onii-cha—uuhhm."
Si lelaki membekap mulutnya dengan ciuman.
"Uhh," Ino merintih lagi saat merasa tangan jahil Itu mulai melorotkan celana dalamnya.
"Kubilang jangan memanggilku begitu." Bisik Sasuke di antara bibirnya.
Ino mengabaikan. Di bawah sana jemari si lelaki mulai mengusik mulut vaginanya yang sudah tidak terlapisi kain. Tubuhnya bergetar hebat merasakan sentuhan nikmat itu.
"Sasuke-nii-aahh!"
Si lelaki kembali melumat mulut gadis itu.
"Kau juga tidak boleh memanggilku begitu." Desisnya, mengingatkan.
Ino hanya dapat mengangguk-angguk lemah, menyerah pasrah, masih menikmati sentuhan Sasuke di kedua organ kewanitaannya. Setelah merasa lebih terbiasa, gadis itu mulai menggerakkan tangannya sendiriri, meraba dada bidang Sasuke sampai terus turun ke perut ber-abs-nya.
Membuat tubuh Sasuke gemetar meresponnya.
Lalu lelaki itu tiba-tiba berhenti bergerak, dan mulai merenggangkan tubuhnya.
Ino membuka matanya perlahan. Melempar tatapan penasaran.
Keduanya berpandangan.
Kemudian Ino terkesiap saat merasakan kedua tangannya mendadak digenggam oleh satu tangan Sasuke, lalu ditarik ke atas kepala pirangnya. Gadis itu melebarkan mata saat menyadari bahwa kini kedua tangannya sedang dikunci di atas sana.
"K-kenapa?" tanya gadis itu dengan suara bergetar.
"Aku tidak ingin tanganmu membuyarkan fokusku." Jawab Sasuke, seringaian menggoda masih belum hilang menghiasi mulutnya. Ia yang akan sepenuhnya memanjakkan gadis itu dengan kenikmatan sentuhannya, untuk malam ini. Maka si gadis tidak diizinkan untuk merabanya.
Ino menelan ludah, merasakan onyx Sasuke kembali menggerayangi tubuhnya yang kini sudah sepenuhnya telanjang dengan pose yang amat sensual. Dasar curang. Rona di wajah gadis itu semakin bertambah merah.
"Sudah cukup pemanasannya." Ujar Sasuke. Ia mulai menurunkan celana pendeknya.
Ino menghela nafas dalam. Paham dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
Seketika gadis itu melebarkan safir birunya saat melihat organ kejantanan Sasuke polos tanpa pelindung. Ino tersipu lebih dalam. Nafasnya naik turun dengan irama cepat. Ia sedang merasa gugup sekali. Tapi disaat yang bersamaan, gadis itu pun masih merasa amat bersemangat.
Sasuke tersenyum melihatnya.
"Suka dengan apa yang kau lihat?" bisik Sasuke, seduktif.
Ino meringis, mendadak dibuat grogi. Perlahan ia memutar kepalanya ke samping, untuk memindahkan pandangannya. Tapi Sasuke menghentikan.
"Kheh. Bukankah sebelum ini kau bahkan pernah bergerak dengan berani sekali?" Komentar Sasuke, "Bahkan mencoba untuk menggodaku." Ia menyeringai lagi.
Ino hanya bisa menggigit kaku bibirnya.
Ah. Lugu sekali, gadis itu. Namun dengan posisi dan keadaannya sekarang, yaitu tangan terentang ke atas, rambut berantakan, ekspresi dipenuhi nafsu, dan nafas terengah . . Penampilan Ino sedang tampak jauh dari kata lugu atau pun polos.
Lalu Sasuke mulai menekukkan kepalanya mendekat pada telinga si gadis. "Buka lebar kakimu." Bisiknya.
Ino mengerjap. "Eh?"
"Aku akan memasukkan milikku padamu sekarang." lanjut Sasuke. "Kau pun sudah tidak tahan kan?"
Ino kembali mengambil nafas dalam. Desis suara lelaki itu menggelitiki daun telinganya, dan sensasi geli tersebut menjalari seluruh tubuhnya. Ah. Ino tak akan pernah bisa menolak permintaan lelaki tampan yang sedang melemparinya seringaian penuh rayuan sensual itu. Maka dengan sukarela ia melakukan apa yang diminta. Segera melebarkan kedua kaki jenjangnya. Si gadis merasakan puncak kepalanya ditepuk sayang.
"Gadis baik." Puji Sasuke, terkekeh. "Milikmu sudah basah dan panas sekali." Godanya.
Ino hanya dapat merengek pelan. Tentu saja karena menahan malu atas komentar blak-blakkan lelaki itu.
Lalu Sasuke menegakkan kembali badannya. Satu tangannya yang masih bebas segera meraih pinggul si gadis. Lelaki itu mulai menggodai Ino dengan menelusurkan ujung penisnya di lembah vagina gadis itu. Semata-mata membelai lipatan empuk nan becek milik si gadis. "Eemm," Sasuke menahan desahan nikmat.
Sementara Ino sontak melenguh keras. "Aahh!"
Sasuke menyeringai. Ia mulai menunduk dan menjilati bibir si gadis yang tengah sibuk mendesah. Masih belum memasukkan kejantannya, hanya mengusap pelan-pelan, sengaja memberi adiknya siksaan nikmat dengan perlahan-lahan. Mendapati Ino menggeliat dan melenguh nikmat secara bersamaan seperti itu, memang terlalu lezat untuk dilewatkan. Tapi Sasuke pun tidak tahu sampai kapan dirinya akan tahan bermain-main seperti ini.
"Eeegh." Sasuke mengatupkan giginya kuat-kuat. Nafsunya pun mulai memuncak.
"Kak . . Kakak . . aahh hahhh cepat uuhh masukaan!" Ino pasti sudah hilang akal.
Sasuke tersenyum. "Oke." Geramnya, segera. Ia pun sedang menahan nikmat.
Dan kemudian, Sasuke mulai menusukkan kejantanannya dengan perlahan. Membuat Ino membuka mulutnya dalam erangan tanpa suara. Si lelaki menggeram pelan saat mendorong pinggulnya. Sempit dan panas sekali, celah si gadis. Sementara Ino mengatupkan giginya rapat-rapat. Ia meringis saat merasakan organ intimnya mulai terasa sakit. Sasuke mengeratkan genggamannya atas kedua tangan gadis itu.
"Aahm, k-kak . ." Ino mencengkram keras seprai kasur dengan kedua tangannya yang sedang terkunci.
"Sakit, kah?" Bisik Sasuke.
Ino menggeleng cepat-cepat. Berbohong.
"Tahan sebentar," lanjut si lelaki, tahu bahwa gadis itu hanya sedang berusaha menahan.
Sasuke kembali mendorong kejantanannya, memaksa masuk ke dalam celah sempit itu. Ugh, Ia pun menggeram pelan. Merasakan sensasi seperti dililit dan dihimpit kuat. Tetapi ia berusaha keras supaya bisa cepat menerobos keperawanan istrinya, tidak ingin membuat gadis itu berada dalam ketidak-nyamanan terlalu lama. Sementara Ino menutup matanya erat-erat. Rasanya seperti sedang dibelah dua. Tetapi ia tidak takut. Tetap mempercayakan ini pada Sasuke. Sampai akhirnya ia kembali mengerang, sesaat setelah organ kewanitaannya terasa robek sepenuhnya.
"Aaaakh!" pekik Ino, menggeretakkan giginya.
Namun tak lama kemudian . . Kenyamanan dan kenikmatan perlahan muncul menggantikan kesakitan sebelumnya. "Ohh . . ohh . ." Ino benar-benar sudah gila sekarang.
Sasuke terengah, kini kejantanannya terasa sedang disedot dalam dinding yang berdenyut panas. Sudah mulai terasa mudah digerakkan. Ia kembali berbisik. "Masih sakit?"
Ino menggeleng lagi. "Tidak k-kak. Ahh, ahh, rasanya ini . . uuummphh." Ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena sudah terlanjur tenggelam dalam kenikmatan. Mulutnya tidak mau meloloskan apapun lagi selain suara desahan.
Sasuke tersenyum puas. Ia lanjut menarik dan mendorong pinggulnya secara bergantian. Menikmati sensasi yang dihasilkan. Ia mengerang dan menggeram pelan. Ditilik dari wajahnya, Sasuke pun sedang menyenangi setiap detik dari kegiatan yang menghasilkan sejuta kenikmatan itu.
Bunyi nafasnya tersinkron dengan suara engahan si gadis selama keduanya menggerakkan pinggul mereka secara bersamaan. Ino hanya bisa mengeluarkan rengekan lemah saat merasakan Sasuke terus menusuknya dengan gerakan lambat dan dalam.
Sasuke melepaskan tangan Ino, lalu mengistirahatkan kepalanya di leher si gadis, mengecupi kulit sensitif gadis itu. Ia merasakan tubuh Ino membusung menabrak dadanya, sembari kedua tangan gadis itu memeluk erat tengkuknya.
Lalu Sasuke mencium lagi bibir gadisnya.
Mereka berdua sama-sama kepanasan. Bercinta dalam peraduan. Peluh membanjiri seluruh tubuh keduanya, akibat dari rasa nikmat bagai ekstasi yang diberikan dari sentuhan organ intim mereka yang sedang menyatu.
"Kakak . . eemmhh." Ino terus memanggil Sasuke seraya merasakan sensasi nikmat itu menggelitiki seluruh tubuhnya, berdebar dan berdenyut di dalam dirinya.
Sasuke meresponnya dengan terus memberi ciuman. Desahan lolos dari mulutnya. Nampaknya, Sasuke pun hampir mendekati puncak.
"Aahh . . aaaaaaaaahhh!" erangan Ino naik beberapa oktaf.
Sedetik selanjutnya, rasa hangat mulai menyebar ke seluruh tubuhnya, dan rasa geli menggelitikinya seperti pusaran kembang api sedang meledak dalam dirinya saat Ino merasakan cairan bening keluar dari klimaksnya, sekaligus cairan milik Sasuke masuk ke dalam organ kewanitaannya.
Rupanya Sasuke pun telah menyemburkan cairan seputih susunya di dalam kewanitaan istrinya.
Mereka terengah.
Setelah keduanya sama-sama sampai pada puncak kenikmatan, mereka ambruk bersamaan.
Manik biru Ino otomatis terpejam saat semuanya telah berhenti, meski sensasinya masih mampu membuat seluruh tubuhnya terus bergetar. Ia bisa lebih rileks sekarang, badannya sudah berhenti menegang. Rasa lelah nan nikmat yang dirasakannya bersamaan, seolah mampu membuat Ino tertidur untuk seratus tahun ke depan.
Namun kemudian, sebuah belaian lembut di kepalanya membuat Ino kembali membuka safir birunya. Ia melihat Sasuke sedang tersenyum puas ke arahnya. Ino segera merangkul lelaki itu dan memberinya ciuman dalam.
Setelahnya, Sasuke menggulingkan tubuh mereka yang masih berpelukan, ke samping. Mencari posisi yang lebih nyaman.
"Terimakasih, Ino." bisik Sasuke lembut dengan suara serak, seraya mencium pelipis gadis itu. "Aku mencintaimu."
Ino hanya bisa tersenyum membalasnya. Ia masih belum mampu berkata.
Lalu si gadis kembali menyamankan diri dalam pelukan kakaknya. Lelap telah menjemputnya.
Sasuke menarik selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya. Lalu ia balik memeluk tubuh hangat Ino dengan erat.
Seolah tak akan pernah mau melepasnya. Terutama untuk malam ini.
x x x
Pagi hari menjemput.
Ino terbangun akibat kecupan lembut di bibirnya. "Mmh." Ia bergumam.
Safir biru bening itu mulai terbuka. Ino segera melihat Sasuke sedang terbaring menyamping ke arahnya dengan satu siku menopang kepalanya.
Lelaki itu sedang menatap lurus ke arah si gadis, dengan senyuman seksi terpatri di mulutnya.
"Selamat pagi." Ucap Sasuke, mengelus pelan pipi Ino.
Si gadis menghela nafas. Aquanya mulai bergerak ke arah tubuh Sasuke yang sedang bertelanjang dada. Ino berkedip. Seluruh rekaman kejadian semalam kembali muncul di memorinya. Terlebih, saat ini tubuh keduanya masih polos, hanya tertutup selembar kain selimut tipis. Seketika itu pipi Ino merona merah.
Sasuke menyeringai, menyadari apa yang sedang diputar dalam benak gadis itu sekarang.
"Apa yang sedang kau fikirkan?" bisik Sasuke menggoda, menyondongkan kepalanya mendekati wajah Ino.
Si gadis tersenyum malu-malu. Lalu ia segera merangkul pundak Sasuke, mendaratkan sebuah ciuman singkat di bibirnya. Kemudian, cepat-cepat Ino merengkuh lelaki itu, membawa tubuh tegap sang suami ke dalam pelukannya.
"Kakak, kau nakal sekali semalam." Ucapnya manja selagi terkikik jahil.
Sasuke ikut terkekeh. Ia menyusupkan wajahnya di pundak si gadis dan mulai menciumi kulit mulusnya. "Kau tidak suka?" godanya.
Ino menggeliat pelan.
"Suka sekali." Gadis itu langsung menjawab, wajahnya masih merah menggemaskan.
"Jadi," Sasuke balik memeluk erat tubuh polos istrinya. "Kau mau lagi?" tanyanya dengan suara serak sensual yang mengundang.
"Hu'um." Gumam Ino, tertawa jahil. Ia mengelus manja nan seduktif tubuh lelaki yang merupakan kakak sekaligus suaminya itu, dengan sentuhan nakal dan menantang yang disengaja.
Sasuke menyeringai merasakannya. Lalu ia mulai menghujani istrinya dengan ciuman dalam nan liar.
Sampai akhirnya, mereka kembali melakukan kegiatan panas seperti semalam . . di pagi yang hangat dan menyenangkan itu.
-FINISHED-
MUAHAHAHAHAHAHAHA! aku ketularan kotor XD
First time bikin lemon. JADI, mohon maklumi atas kekurang-handalan penulisan dan maaf jika ada yang tidak berkenan. I rarely read mature-content fanfic. TBH referensiku cuma sedikit. So FYI, chapter ini sangat terpengaruh oleh fenfik Fahrenheit, one-shot GrimmHime karya UnluckyAmulet (If you want hot n dank lemon, it's a nice read. Esp when you like someone dominant with wild and cunning character as Grimmjow LOL)
Initially, I intend to write this story as one-shot. Tapi seperti biasa idenya berakhir ngular.
Finally, KNOT rampung juga.
THANKS FOR READING, LIKING, FOLLOWING.
Special thanks buat readers dan reviewers yang telah menemani dan memberi support dari awal sampai cerita ini tuntas.
Hontou ni arigatou!
Ditunggu kesan dan pesannya di kotak review~
Completed at February 12, 2017.
See Ya!