Disclaimer : I Own Nothing


Fate Grand Order Stories

Rating : K – M

Main Protagonist x All Servant

Just Drabbles


A/N : Ini hanya sebuah cerita pendek tentang si master dengan para servantnya.


Male Master (Gudako) X Mashu(Shielder) X Saber Lancelot

(Rival)

Ketika Mashu berusia 1 tahun,

"P...A-PA..."

"Ah...Dia memanggilku papa...Kalian dengar itu?" Girang ksatria meja bundar kerajaan Arthur ketika anak kesayangannya menyebutnya papa.

"Ya...Iya kami mendengarnya,"

Ketika Mashu berusia 5 tahun,

"Papa...Mashu sangat mencintai papa."

"Mashu...Anakku."

"Papa...Hm...Kalau Mashu sudah besar nanti, Mashu akan menjadi istri papa," Mashu mungil semakin erat memeluk sang ayah seakan tidak ingin lepas dari pelukan sang ayah.

"Mashu...Papa juga mencintaimu."

Ketika Mashu Memasuki usia Remaja,

"Aku, Mashu Kyrielight, lebih dikenal dengan sebutan Galahad, akan melindungi kerajaan Camelot dengan perisaiku sekalipun perisai ini hancur. Aku tidak akan membiarkan siapapun menginjakkan kaki dan menghancurkan perdamaian Camelot! Aku akan mempertaruhkan nyawa dan nama baik ayahku, Lancelot Du Lac"

"Hmm. Dia memang mewariskan darahku dan sifatku."

"Hah...Aku mengkhawatirkan masa depan Mashu, apakah akan ada pria yang mendekati wanita perkasa seperti dia?" ujar salah satu rekan Lancelot.

"Dia pasti akan menemukannya, aku yang akan mengetes mereka. Apakah mereka pantas menikahi Mashu, putriku..."

"Kasihan Mashu. Dia bakal menjadi perawan tua atau biarawati apabila ayahnya harus ikut campur dalam urusan cintanya."

Ketika Mashu dan Lancelot dibangkitkan kembali dan dipanggil,

"Mashuuu...Kamu tidak terluka?"

"Hn. Aku tidak apa – apa. Papa sendiri bagaimana?"

"Hn. Aku tidak apa – apa cuma luka gores di lengan," ujar Lancelot sembari memperlihatkan lengannya berdarah.

"Ah! Senpai?!" Mashu beranjak dari baringnya ketika ia mengingat bahwa senpai sekaligus masternya ikut bersamanya dalam misi kemudian gadis berambut pendek berwarna lavender muda berlari mendekati senpainya yang terbaring tidak seberapa jauh dari tempatnya. "Senpai!"

"Ugh...M-Mashuu..."

"Senpai, kamu terluka?"

"Aku tidak apa – apa hanya luka lecet di tangan." Main protagonist juga melakukan hal yang sama dengan Lancelot, ia memperlihatkan luka yang ada di pergelangan tangannya.

"Ah! Gawat! Harus segera diobati sebelum infeksi. Senpai, aku akan memanggil tim medis."

"Mashu, ini hanya luka kecil."

"Tidak boleh. Itu bisa terinfeksi kalau dibiarkan terlalu la-..."

"Mashuu...Aku juga terluka." Lancelot menyela dalam obrolan anak dan masternya.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku, Mashu. Obati saja Lancelot."

"Senpai adalah prioritasku dan yang lain, bisa diurus nanti. Ayo, Senpai!" ujar Mashu sembari menarik lengan masternya yang tidak terluka untuk ikut bersamanya ke tim medis.

XXX

"Mashu..."

"Senpai, kamu mau kemana?"

"Ah. Aku mau ke toko. Ada sesuatu yang ingin aku beli."

"Boleh aku ikut bersamamu?"

"Hn. Tentu saja."

"Terima kasih, senpai. Aku sangat senang. Akhirnya aku bisa berduaan dengan senpai..." Ucap Mashu dengan nada suara pelan seakan tengah berbisik.

"Hm? Kamu mengatakan sesuatu, Mashu?"

"Hmm...B-bukan apa – apa...Ayo kita berangkat, senpai!"

"Hn."

Tanpa diketahui mereka, Lancelot mengamati mereka dari balik tembok yang berada tak jauh dari master dan anaknya berdiri dan sudah pasti obrolan mereka terdengar di telinganya.

"Mashuu..."

XXX

"Senpai, Anu...Bolehkah aku mandi bersamamu?"

"Eh?! Mashu..."

"Aku akan menggosok punggung senpai," kata Mashu dengan wajah memerah pink.

"I-itu..."

"TIDAK BOLEH!"

"Lancelot!"

"Papa!"

"Wanita dan pria yang tidak memiliki ikatan dilarang mandi bersama. Mashu, apa yang sebenarnya ada di otakmu?! Wanita terhormat dan terpelajar sepertimu tidak sepantasnya mengeluarkan sebuah kalimat ajakan yang memalukan seperti itu!"

"Aku adalah pelayan senpai. Sudah sewajarnya, aku selalu di samping senpai. Bahaya tidak mengenal waktu dan tempat karena itu, aku harus selalu berada di samping senpai."

"Tidak boleh. Aku adalah ayahmu. Aku tidak akan mengizinkan anakku mandi bareng dengan pria meskipun dia adalah tuan kita."

"Lancelot benar, Mashu. Kamu tidak perlu menemaniku lagipula aku bisa menggosok punggungku sendiri."

"T-tapi, senpai..."

Gudako telah masuk ke dalam sebelum Mashu mengeluarkan kalimat protes.

"AKU BENCI PAPA!" bentak servant tipe shielder itu kemudian meninggalkan Lancelot dengan langkah kaki marah sementara itu, ksatria camelot berambut lavender itu terbengong mendengar kalimat yang terlontarkan langsung dari mulut putrinya.

Keesokan harinya,

"Master, aku mengutukmu. Berani sekali anda merebut Mashu dariku... ..." Kutuk Lancelot, berlindung di balik kokohnya tembok markas dan menatap tuannya dengan tatapan cemburu bercampur aura membunuh. Dirinya tidak mungkin membunuh tuannya dengan tangannya sendiri serta menjadikan anaknya sebagai musuh. Oleh karena itu, Lancelot hanya bisa mengutuk tuannya dengan kalimat kekesalannya dari kejauhan dengan nada sangat pelan dan suram seakan - akan terdengar sedang membaca mantra. "Masterrrrr..."

"Ugh!"

"Senpai?"

"Entah kenapa aku merasa tiba – tiba tubuhku merinding seperti ada seseorang yang sedang mengamatiku dari jauh, dengan tatapan seperti ingin mebunuhku," ucap Gudako seraya menoleh kanan kiri.

"Tidak ada siapa – siapa di ruangan ini selain aku dan senpai. Itu hanya imajinasi senpai saja."

"Aku harap begitu..."

The End


Maafkan aku apabila Lancelot terlihat sedikit Ooc terhadap Mashu...Sebenarnya drabble ini tengah aku garap dalam bentuk komik pendek. Supaya tidak lupa dengan ceritanya maka aku tulis disini.

Semoga kalian menikmati cerita pendekku ini. Terima kasih telah meluangkan waktu membacanya. Sampai ketemu di chapter selanjutnya...Rama (saber) : Difficult Choice