BUT, I'M NOT HER

Standar Warning Applied

.

Untuk sementara bertahan di T. Ada kemungkinan rating akan ditingkatkan

—PROLOG—

.

.

.

Sasuke, pulanglah. Kami merestui pertunanganmu dengan Hinami.

.

.

"Terlambat untuk itu semua."

...

California State Route 91, The Gardena Freeway

Los Angeles— Amerika Serikat

01.22 AM

.

.

Ngggungggg—!

Dengungan mesin berakselerasi fantastis, membawa segala rasa keangan-angan semu. Sedan supercar Koenigsegg Agera R melesat cepat, membelah jalanan lurus bebas hambatan California City. Langit yang gelap, lenggangnya suasana, juga temaram lampu disepanjang sisi jalan berpagar beton, kian memacu adrenalin si pengemudi. Ujung sepatu pantofelnya menekan pedal gas dengan yakin dan pasti. Keringat dingin serta lelehan airmata bersatu ditepian dagu, menetes jatuh dibagian depan kemeja armani eksklusif.

"Akhhh—!"

Keputuasaan menarik seluruh urat kesedihan. Jeritan pilu, terbawa sendu angin malam. Getar suaranya hilang dalam kesendirian. Ia tahu, juga merasa—bahwa semua tinggallah percuma. Hinami takkan kembali. Hinami takkan lagi ada dalam masa depannya. Cintanya, kasihnya, seluruh jiwa dan harapannya, sirna dalam satu kabar berita.

"Kau tidak boleh melupakan aku, Sasuke-kun. Jangan sampai kau lupakan aku.."

Getaran itu kembali; ingatan itu membekas. Irisnya bergerak liar tak fokus. Dengan napas tersengal, ia panik, bingung dan takut.

Ia,

Takut..

"Akkh—!"

.

.

.

.

Taman Central Park

Manhattan, New York CityAmerika Serikat

.

Dari arah Fifth Avenue, gadis Asia itu melenggang masuk. Menikmati saat-saat kendaraan banyak melaju melintas untuk dapat menyambangi area taman kota dengan jumlah pengunjung yang tak pernah surut. Tak kurang dari 35 juta orang per tahunnya. Denim on denim— style khas yang begitu nyaman and classy. Paduan jeans, vest, serta kaus kelabu. Cepolan rambut yang kendur, rantai kalung berbandul Crystal Amethyst, jam tangan kulit mungil, White Sneakers.

.

"You, Late."

"For buying this?" si gadis Asia menahan tawa, setelah berhasil mengubah raut lawan bicaranya menjadi tak menentu—antara amarah kekesalan yang kian menjadi, namun ada sepercik sinar bahagia juga gemas yang sangat sulit untuk disembunyikan. Paper bag yang gadis Asia itu gantung serta digoyang-goyangkannya mengumbar bebauan sedap. Manis, dengan bungkusnya yang masih terasa hangat juga menggugah.

"Damn it— Hinata, jangan terus menerus menyogokku dengan makanan itu! Kau tahu, aku harus menjaga bentuk tubuhku di depan kamera. Please," Hinata mengangguk-anggukkan kepala mengerti. Tapi jika dilihat lagi, rautnya lebih pada meledek.

"Kau tidak mau? Biar kuberikan pada Je-"

"Aku tak ingat pernah mengatakannya," Rampas gadis pirang tersebut. Antara malu-malu namun berat untuk katakan tidak.

"Dimana yang lain?"

"Sudah berkumpul di lokasi pengambilan foto." Balasnya singkat, terlalu sibuk mencium aroma kue berlapiskan cream coklat dalam paper bag. "Ah, Bagaimana kondisi kameramu?" liriknya pada bag yang Hinata sampirkan di pundak.

"Aku menghabiskan banyak uangku untuk memperbaikinya, Selen." Gadis pirang itu merenggut sedih—prihatin pada nasib kamera DSLR Cannon 550D milik Hinata yang terjatuh ketika proses pengeditan tengah berlangsung beberapa hari lalu. Sebuah benda yang Selen sangat tahu, Hinata begitu berusaha keras untuk mendapatkannya. Keringat, juga perngorbanan yang tak sedikit.

"Hey, Hinata?"

"Hm?"

"Aku harus mencari toilet. Bisa kau tunggu aku disini sebentar?"

"Ugh!" Hinata mengambil kembali paper bag yang diberinya pada selen—bumbu keteterpaksaan. Menunggu di tepian jalur pejalan kaki dekat lampu taman sambil sesekali memandangi keramaian. Hinata berani bersumpah, bahwa Central Park AS memang cocok dan pantas disandangi sebagai salah satu taman kota terbaik dunia.

Bruk—

"Akh!" Hinata bersyukur, meski bahunya terdorong cukup keras, namun tubuhnya berhasil mengambil kendali sempurna, untuk tidak tersungkur jatuh.

"I'm sorry, you hurt?"

"N-No. I'm Okay." Ringis Hinata mengurut bahunya yang agak ngilu.

.

.

"Hinami?"

.

.

.

Let me be the one to share your dream

Be the one to fly you to the stars

Share your fears and wipe your tears to live in truth with you

Let me be the one to share your world

Simply be my one and only love

To have and to hold and to cherish

For all my life...

Raisa : Let me Be (I Do)

.

.

A/N : Yosh! ini fic MultiChap Sasuhina Nono yang terbaru. Dengan ide mainstream? Ho ho ho Nono akan berusaha yang terbaik. Arigatou minna..