Chapter 13

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

Pairing : NaruHina

.

.

.

Wajah polos yang sedang terlelap terlihat begitu damai. Tangan mungilnya digenggam erat oleh tangan besar yang menangkupnya dengan hangat. Sesekali tangan tan itu mengelus lembut surai indigo wanitanya. Gerakan kecil yang dilakukannya membuat wanita itu terusik.

Setelah kejadian tadi sore Naruto langsung membawa Hinata pulang keapartemennya, bukan apa-apa tapi ia tidak tahu menahu dengan password pintu apartemen milik Hinata jadi ia membawanya kesini. Perasaan khawatir memenuhi dirinya melihat Hinata yang tiba-tiba saja jatuh pingsan, ia takut sesuatu hal akan terjadi pada wanita itu tanpa ia ketahui.

Ini sudah 2 jam lamanya, setelah ia menidurkan Hinata di kasurnya. Namun wanita itu tak kunjung sadar dan membuka matanya. Naruto tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Hinata. 'Apakah Hinata akan baik-baik saja? Bagimana jika ingatannya tentangku malah semakin parah dan dan nanti dia meninggalkanku? Aaarrggghhhhh aku tidak mau hal itu sampai terjadi.' batinnya cemas masih menggenggam tangan Hinata.

"Hime, aku mohon buka matamu" lirihnya, mengecup pelan punggung tangan Hinata.

"Nghh" lenguhan halus dan lemah terdengar ketika Naruto menenggelamkan wajahnya ditangan Hinata. Dengan cepat Naruto langsung mendongakan kepala untuk melihat kondisi Hinata lagi.

Perlahan kedua mata itu terbuka, menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyorotinya. Ini jelas bukan tempat tidur yang selalu ia tiduri setiap malam. Ruangan yang tak begitu luas ini membuatnya yakin bahwa ia bukan sedang diapartemennya. Dengan penuh kasih sayang, Naruto membelai kembali surai itu "Hinata kamu tidak apa-apa?" tanya Naruto lembut. Kedua manik indah itu kembali lagi saling bertatapan. Tidak ada ekspresi yang berarti, Hinata hanya menatap dingin Naruto begitu saja, membuat pria itu semakin was-was dengan Hinata yang jadi seperti ini.

Terdiam begitu dingin tanpa menghiraukan perkataan serta tatapan Naruto yang penuh perasaan khwatir itu. "Hinata" lirihnya menuntut untuk Hinata menganggap dirinya ada disana. Namun lagi-lagi Hinata tidak menghiraukan Naruto hanya menatapnya dengan intens. Sekali lagi Naruto dibuat bingung dan takut dengan Hinata yang saat ini belum saja berekspresi apa-apa. Belaian kepalanya ia hentikan, tangannya terkulai lemas melihat Hinata yang seperti ini. Presepsi tentang keadaan Hinata yang memburuk membuat dirinya sendiri terluka, ia yakin Hinata sudah terlalu jauh dalam melupakannya. Perasaan sakit hinggap begitu saja dalam hati Naruto.

Hingga Naruto berniat untuk pergi meninggalkan Hinata seorang diri disana mungkin Hinata membutuhkan waktu untuk sendiri, pikirnya. Namun ketika ia akan beranjak grepp! suatu hal mengagetkan Naruto. Kedua mata pria itu terbelalak sempurna menerima semua ini, Naruto tidak percaya dengan apa yang ia terima.

Hinata, Hinatanya menahan ia untuk tidak pergi kemanapun. Ya, kini Hinata memang tengah memeluk erat tubuh Naruto. Itulah yang membuatnya terdiam kaku tak bisa apa-apa selain perasaan bingung dan takut. Bagimana bisa Hinata yang tadi terdiam, dingin dan cuek terhadapnya kini malah memeluknya begitu erat seakan Hinata tidak ingin melepaskan dan melihatnya pergi lagi.

"Jangan pergi, aku mohon Naruto-kun" bisiknya lirih, menyembunyikan wajah memerah itu dibalik punggung Naruto. Mendengar itu lagi-lagi Naruto hanya bisa membelalakan matanya tak percaya. Benarkah Hinata mengatakan hal itu setelah kondisinya seperti ini? Tapi bagaimanapun juga Naruto merasa sangat sangat bersyukur bahwa Hinata tidak menginginkannya pergi dari sana.

Perlahan iapun membalikan badannya menghadap Hinata dan kedua tangan tan itu membalas pelukan Hinata mendekapnya tak kalah erat. Keduanya terbuai akan kehangatan yang mereka berikan untuk pasangan mereka, tak ada suara apapun yang terucap dari kedua mulutnya lagi.

Hinata maupun Naruto terlalu rindu akan dekapan ini yang sudah lama hilang dalam hidup mereka. _hmmm baru juga beberapa bulan_

Bak pasangan lainnya, merekapun tak ingin melepaskan pelukan ini walaupun hubungan mereka belum bisa dikatakan baik-baik saja dalam satu ikatan. Namun bolehkan mereka mencoba egois untuk seperti itu sebentar saja? Biarkanlah.

.

15 menit berlalu akhirnya kedua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu sudah melepaskan pelukannya masing-masing. Naruto duduk dihadapan Hinata yang tengah memandangnya intens. Kedua tangan tan itu terulur menangkup kedua pipi Hinata "Hinata" lirihnya kembali memanggil nama wanita itu.

Sekarang berbeda jika tadi Naruto memanggil namanya ia hanya diam, dingin, seperti itu tapi sekarang seulas senyuman manis bertengger diwajah cantiknya. Andai saja Naruto tidak bisa mengatur nafasnya mungkin bisa saja detak jantungnya akan berhenti melihat bagaimana manisnya senyuman Hinata. Manik sapphire itu berbinar, seulas senyum tak lupa turut ia hadirkan untuk Hinata. Perasaan senang dan bahagia kini ia rasakan lagi melihat Hinata yang kembali tersenyum padanya.

Lagi-lagi Naruto harus dibuat kaget ketika namanya disebutkan oleh Hinata "Na...naruto-kun" bisik Hinata dengan suara lemah, mendekap kedua tangan tan itu dengan tangannya.

Tess... air mata lolos dari kedua matanya. Perlahan ibu jari tangan Naruto mengusapnya pelan "Jangan menangis aku mohon" ujarnya penuh dengan kelembutan.

Hinata menggeleng "Tidak, aku ingin menangis sekarang. Aku bahagia kamu sudah kembali padaku Naruto-kun... hiks... hiks... ja...ngan hiks... pergi meninggalkan aku lagi hiks... hikss..."

Mendengar hal itu otaknya yang tidak bisa mencerna dengan cepat apa yang terjadi menatap Hinata bingung. Apakah Hinata tengah bercanda? Heii mana mungkin Hinata bercanda disaat seperti ini dasar Naruto. Akhirnya setelah meloading beberapa menit Naruto bisa mencerna juga apa yang dikatakan Hinata barusan, perlahan dia mulai menanyakan apa yang sudah tidak bisa ia tahan lagi."Hinata, apakah kamu mengingatku?"

Bletakk! "Apa maksudmu baka? Tentu saja aku mengingatmu" ya itulah Hinata denga sikap angkuhnya, memukul kepala kuning Naruto.

"Ehh... HINATAAAAA INGATANMU SUDAH KEMBALIIIIIIIII?" ujarnya dengan semangat. Yaahhh acara romantisme mereka harus rusak gara-gara hal ini.

Hinata memiringkan kepalanya merasa bingung mendengar penuturan Naruto barusan "Ada apa? Apa maksudmu dengan ingatanku sudah kembali?"

Grepp! Tanpa mengucapkan apapun lagi Naruto kembali membawa Hinata kedalam pelukan hangatnya. Mengelus lembut surai panjang indigo itu. Diperlakukan lembut oleh Naruto membuat Hinata merona merasakan bagaimana kasih sayang yang disalurkan pria itu untuknya.

Seulas senyuman manis hadir kembali diwajah cantiknya. Membalas pelukan Naruto erat "ada apa sebenarnya Naruto?" Tanya Hinata lagi dengan suaranya yang tak kalah lembut.

Lama Naruto tak menjawab ucapannya, ia terlalu sibuk dengan kenyaman yang tercipta. Air mata mengalir dikedua wajah tan itu. Mungkinkah Naruto malu sampai tidak langsung menjawab pertanyaan Hinata? Ataukah ia begitu bahagia melihat Hinatanya lagi sudah kembali?

"Hiks..."

"E...eehh?" mendengar suara isakan itu Hinata dibuat semakin bingung olehnya.

"A...aku sangat senang sekali Hinata. Syukurlah ingatanmu tentangku sudah kembali" ucapnya sekuat tenaga menahan air mata untuk tidak mengalir lagi.

Hinata melepaskan pelukannya melihat bagaimana kacaunya wajah Naruto sekarang yang sudah berlinangan air mata. Naruto tidak perduli lagi jika Hinata akan mengatakannya pria cengeng, biarkanlah seperti itu dari pada harus melihat Hinata melupakan dirinya.

Tangan Hinata terulur, menangkup wajah Naruto dan mengelus air mata itu pelan. Sungguh ia tidak bisa menahan tawannya lagi sekarang "A...ahahahah Na...naruto-kun wajahmu sangat lucu. Hahahaha. Ternyata kau cengeng juga ya" tawanya masih saja mengelap air mata Naruto.

Melihat Hinata yang menertawakan dirinya seperti itu, ia begitu malu dibuatnya "sudahlah Hinata jangan tertawakan aku seperti itu ttebayo" rengeknya.

"Haha...haha baiklah baiklah. Gomen gomen. Jadi kapan kau akan menjelaskan padaku tentang yang tadi" pinta Hinata yang sudah menghentikan tawanya.

"Ingat tidak 1 bulan lalu kamu mengalami kecelakaan?" Hinata mengangguk mengiyakan pertanyaan itu "kecelakaan itu mengakibatkanmu mengalami kehilangan ingatan sementara. Dan ingatanmu yang hilang itu mengenaiku" jelasnya menyesalkan bagaimana Hinata yang sudah melupakan dirinya selama ini.

Degg... perasaan sakit tiba-tiba saja menjalari hati Hinata. Bukan sakit yang menyiksa tapi sakit yang membuatnya bingung bagaimana bisa ia melupakan Naruto yang begitu sangat berharga dalam hidupnya selama ini. Mata Hianta terbelalak mendengar penjelasan Naruto barusan, melihat reaksi Hianta pria itu kelabakan takut jika ucapannya tadi telah menyakiti Hinata.

"Hi...hinata? Go_"

"Tidak. Aku yang harusnya minta maaf padamu. Hiks... gomen hiks... sudah melupakanmu" ujarnya dengan air mata yang sudah kembali mengalir.

Naruto tersenyum, kedua tangannya kembali menangkup wajah Hinata "sssyyyuuutttt jangan menangis lagi. Aku sudah meluapakan hal itu. Karna apa? Karna aku bersyukur ingatanmu kembali lagi sekarang"

"Kalau ingatanku sampai tidak kembali?" Tanya Hinata menatap manik sapphire didepannya "kalau ingatanmu sampai tidak kembali aku akan berusaha dari awal lagi untuk terus mendekatimu" jawabnya menenangkan Hinata.

"Tapi kenapa kau kembali lagi padaku? Bukankah kamu sudah meninggalkanku?" Tanya Hianta mengingat kejadian sebelum semuanya terjadi.

"Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Aku bodoh karna telah menyianyiakan wanita sepertimu karna keegoisanku. Tapi setelah melihatmu terbaring lemah seperti waktu itu aku sadar bahwa kau adalah wanita yang sangat berharga untukku. Jadi Hinata maafkan semua keegoisanku selama ini yang tidak memberikan kesempatan untukmu berbicara menjelaskan semuanya" sesal Naruto menundukan kepala dihadapan Hinata. "Hinata apakah kamu mencintaiku?" Lanjutnya lagi tanpa merubah posisinya.

"Menurutmu? Angkatlah kepalamu baka. Lihat bagaimana wajahku sekarang" pinta Hinata, membuat Naruto dengan cepat kembali mengangkat kepala dan menatapnya lagi.

Wajah putih yang merona, kedua mata yang berbinar, senyuman indah mengembang dibibir ranumnya membuat ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang "wajah penuh cinta bukan?" Tanya Hinata kemudian membuat Naruto menegang tak percaya. Pandangan keduanya kembali bertemu, berbicara menggunakan sorot mata keduanya. Tanpa berkata apa-apa keduanya terbuai dengan keinginan dalam benak mereka masing-masing. Keduanya saling mendekatkan wajah. Sampai...

Cupp!

.

.

.

Seminggu telah berlalu, hubungan mereka sudah kembali seperti biasa menjadi sekertaris dan atasan lagi. Naruto memutuskan untuk kembali bekerja di Hyuga-Corp bersama Hinata. Tapi sekarang terasa sangat berbeda, karna ada hubungan istimewa diantara mereka sebuah ikatan yang membuat mereka semakin dekat satu sama lain. Bahkan para pegawai lain yang mengetahui hanya dengan melihat kelakuan mereka berdua meyakini jika sekertaris dan atasannya itu sudah kembali berhubungan dengan baik. Tak malu kadang mereka juga sering makan bersama dikantin yang jarang sekali mereka lakukan dulu.

Begitupun dengan Sakura sudah 1 minggu ini dia sering melihat mereka selalu bersama, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam Sakura juga merasakan bagaimana bahagianya mereka.

Lihat saja seperti sekarang ini wanita musim semi itu lagi-lagi melihat kebersamaan mereka. Senyum mengembang indah diwajah cantiknya "yokatta" gumamnya.

"WWOOOIIII Sakura-chan, kesini" teriak Naruto melihat Sakura yang tengah mematung tak jauh dari mereka berdua. Mendengar orang disampingnya itu meneriaki seseorang Hinatapun mengalihkan pandangan kearah Sakura yang berjalan kearahnya.

Kkkrreekkk! Suara kursi digeser olehnya. Sakura duduk disisi Hinata tersenyum penuh kebahagiaan.

"Kenapa dengan senyumanmu itu Sakura-chan?" Tanya Hinata melihat kearah Sakura begitupun dengan Naruto.

"Eemmmm... aku senang akhirnya si baka itu sudah tidak merengek lagi." Ujarnya.

"Apa kau bilang? Aku bukan bayi ttebayo" balasnya dengan bibir yang sudah mengerucut.

"Hahahah kau pasti malu sudahlah baka akui saja. Kau tahu Hinata, saat ingatanmu hilang tentangnya dia selalu saja mencemaskan dirimu takut kau tidak akan mengingatnya lagi"

Mendengar itu Hinata tersenyum sangat manis pada Naruto. Mencoba melihat kebenaran dari pria didepannya ini "hihihi apakah benar seperti itu Na...ru...to...kun?" Ucapnya dengan raut muka begitu manis.

"Itu memang benar Hinata. Aku takut, aku takut kamu tidak akan mengingatku lagi" ujar Naruto dengan tegas.

"Kau tahu aku tidak akan melupakanmu" balas Hinata lagi seraya menggenggam tangan Naruto.

Sakura yang merasa menjadi obat nyamuk disana sedikit iri dengan kemesaraan yang mereka lakukan tepat didepannya. Hah.. wanita itu jadi teringat akan kekasihnya, Uciha Sasuke yang jarang sekali bertemu. Tentunya masalah pekerjaan yang selalu menyibukan bungsu Uciha itu. Tapi jujur Sakura ikut bahagia melihat kebersamaan Naruto dan Hinata sekarang. Bagaimanapun juga Sakuralah yang menjadi saksi tentang perjuangan cinta mereka. Mulai dari Naruto yang meyakinkan Hinata kembali akan cinta, sampai mereka berselisih paham karna pria itu tidak memberikan kesempatan pada Hinata untuk menjelaskan sebenarnya yang terjadi dimasa lalu khusunya tentang orang tua Naruto. Dan bagaimana Hinata yang berjuang keras mencari Naruto hanya untuk menjelaskan hal itu sampai Hinata mengalami kecelakaan. Itulah yang dinamakan cinta sejati, kemanapun dia pergi pasti akan kembali. Perjuangan pasti akan berbuah manis. Dan itulah yang sudah mereka lakukan selama ini.

"Jadi? Apakah kalian sudah resmi pacaran nih sekarang?" Goda Sakura lagi membuat pasangan itu merona.

"Hahah seperti yang kau lihat Sakura-chan" jawab Naruto dengan mantap.

Prrookkk...

Pprroookkkkk...

Pprrookkkk...

"Yyyeeeeeee selamat ya baka kau akhirnya mendapatkan Hyuga-sama juga"

"Traktir kali buuuu"

"Iyaa nih Hyuga-sama traktir napa"

"Hahahah ikut senang ya untuk kalian berdua"

"Samawa ya... mudah-mudahan kalian cepat dapat momongan"

#Eehhhhh merekakan baru juga pacaran bukan menikah kau ini Kiba... Kiba ckckckck

"Akhirnya kalian meresmikannya juga aku sudah geram melihat kelakuan kalian yang selalu saja menyimpan perasaan itu"

"Iyaa benar ikut senang dehh"

"Selamat ya"

Pukk! "Baka jaga Hinata"

Itulah sederetan ucapan demi ucapan selamat yang dilakukan oleh pekerja Hinata yang kebetulan ada dikantin bersamanya. Bukan kebetulan juga sih tapikan memang sekarang jadwal istirahat mereka, sudah pasti para pegawai ada dikantin untuk makan siang bersama.

Dan makan siang kali ini terasa berbeda dengan adanya perayaan sang pemimpin yang ternyata sudah meresmikan hubungannya dengan sekertaris. Tidak ada salahnyakan jika pemimpin perusahaan berhubungan dengan sekertarisnya sendiri? Bukankah perbedaan itulah yang menyatukan cinta sejati? Ya memang seperti itu kebenarannya. Hinata sudah tidak akan ambil pusing lagi dengan orang lain tentang hubungannya ini. Selagi mereka bahagia bersama apapun kata orang tidak akan diambil pusing.

Perkataan yang dilontarkan para pegawainya itu membuat Hinata merona. Tidak menyangka jika ucapan mereka bertiga bisa didengar oleh yang lain. Namun tanpa mereka ketahui memang para pegawai itu sudah memasang telinganya setelah Sakura datang kesana.

Lihat saja pancaran kebahagiaan dari raut kedua sejoli itu terlihat begitu jelas. Hinata tidak menyangka ternyata banyak juga yang mendukung hubungannya dengan Naruto.

"Minna-san arigato gozaimasu. Baiklah sepulang kerja nanti kita makan malam bersama. Bagaimana?" Ucap Hinata kesemuanya yang sudah berkumpul dimejanya itu.

"Hhhoorreeee..."

"Yyeeaahhh akhirnya"

"Yyyyeeee begitu dong Hyuga-sama"

Teriakan demi teriakan dilontarkan lagi oleh mereka. Ya begitulah mendengar kata makan malam yang berarti traktiran sudah pasti disambut dengan antusias.

Naruto tersenyum melihat Hinata yang penuh wibawa itu. Tapi jauh dilubuk hatinya yang paling dalam seharusnya ia yang melakukan hal itu bukan sebaliknya.

Melihat Naruto yang menundukan kepala Hinata mengerti dengan apa yang tengah dipikirkan pria yang menjadi kekasihnya itu "jangan seperti itu. Aku melakukan ini untuk kita, dan untuk mereka juga yang sudah mendukung kita dan telah bekerja keras dalam bekerja sehingga perusahaan ini kembali berjaya. Sudah ya Naruto-kun aku tidak mau melihatmu seperti itu" ujar Hinata membuat Naruto kembali mendongak melihat tatapan penuh kasih sayang "eemmm arigato Hinaya" jawabnya dengan menggenggam kedua tangannya.

"Sudah sudah bermesraannya nanti saja. Sekarang kembali bekerja" instrupsi Sakura menyadarkan mereka. Rona merah kini terpampang lagi diwajah keduanya.

Dan akhirnya mereka semua membubarkan diri untuk kembali bekerja mengingat waktu istirahat sudah habis. Begitupun dengan Hinata dan Naruto mereka berdua langsung pergi begitu saja seraya menahan perasaan malunya.

.

.

.

Jam di dinding kantornya sudah menampilkan pukul 17:30 itu artinya waktu pulang sudah datang. Hinata tengah membereskan berkas-berkas yang masih berserakan. Hari ini ia sudah menjadwalkan untuk makan malam bersama para pegawainya, dalam rangka meresmikan hubungannya dengan Naruto. Senyuman mengembang diwajah cantik itu.

"Hinata, sudah selesai?" Tanya Naruto masuk kedalam ruangan Hinata.

Hinata menoleh senyumannya mengembang mendapati kekasihnya datang "ahhh iya sebentar lagi" jawabnya.

Akhirnya Hinata selesai memberesakan semua berkas-berkas itu. Menyambar mantel, tas serta kunci mobil diatas mejanya "ayo Naruto-kun"

"Eeuummm. Ayo"

Mereka berdua berjalan untuk menuju sebuah restoran yang tadi sudah Hinata pesan sebelumnya. Para pegawai sebagian besar sudah pergi duluan. Perasaan bahagia membucah dalam hati mereka. Tangan saling bergandengan satu sama lain seolah dunia milik mereka berdua sekarang. Tak ada lagi keraguan di diri mereka dan sekarang tidak akan ada lagi gangguan pada mereka.

.

Akhirnya perjalanan yang ditempuh selama 1 jam, Hinata dan Naruto kini sudah sampai ditempat. Sebuah restoran yang sangat kental dengan gaya klasik itulah tempat yang Hinata pilih. Sudah banyak pegawai Hyuga-Corp yang menunggu sang atasan disana, mereka duduk saling berhadapan dengan meja panjang ditengahnya menyambut Hinata dan Naruto yang baru saja tiba.

Prookkk...

Ppprroookkk...

Ppprrookkk...

Ssuuiiitttt...

Suara tepukan serta siulan terdengar gaduh disana, tapi jangan khawatir akan mengganggu yang lain karena Hinata sudah menyewa 1 tempat untuk diisi olehnya dan pekerja Hyuga-Corp jadi mereka bebas melakukan apapun disana dalam artian bersuara keras bagaimanapun.

Tak berapa lama hidangan yang sudah mereka pesan berdatangan satu persatu memenuhi meja panjang itu. Mulai dari sushi, ramen, tempura, sukiyaki, dan lain sebagainya. Tak ketinggalan makanan khas eropa juga tersaji disana.

"Baiklah mari kita bersulang untuk kelanggengan hubungan pemimpin kita dan sekertarisnya. Hinata dan Naruto" ujar Shikamaru penuh dengan semangat seraya mengacungkan segelas minuman ditangannya.

"Yyyyeeeee"

"Iyaaa semoga mereka selalu bahagia"

Trraanngggg!

Trraanngggg!

Suara gelas beradu membuat Naruto dan Hinata tersenyum lebar melihat kelakukan mereka. Hinata maupun Naruto tidak menyangka jika semuanya ternyata sangat mendukung sekali hubungan mereka berdua. Mudah-mudahan hubungan yang baru terjalin sehari itu tidak membuat siapapun merasa tersakiti.

Entahlah perasaan orang tidak ada yang tahu. Tapi yang jelas sekarang mereka semua merasakan bahagia apa yang dirasakan oleh Naruto dan Hinata.

"Arigato semuanya, saya harap dengan adanya kegiatan ini kita bisa lebih dekat lagi" ucap Hinata berterima kasih.

"Yoo minna arigato gozaimasu sudah mendukungku selama ini" kini giliran Naruto berterima kasih seraya membungkukan didepan semuanya.

"Ya ya sudah sudah kita nikmati saja makanannya" lanjut Sakura.

Tanpa ba bi u lagi mereka semua mulai menikmati makan malam yang sudah tersaji menunggu siap untuk disantap. Dalam keheningan mereka makan dengan damai terbuai dengan nikmatnya makanan itu.

"Eehhh aku baru ingat malam inikan ada fetival hanabi dikuil dekat sini. Bagaimana jika setelah ini kita pergi kesana?" ungkap Sasuke yang juga ada disana khusus diundang oleh Hinata tentunya.

"Ide yang bagus. Ayo kita pergi" seru Sakura mengiyakan ajakan Sasuke. Mereka semuapun mengangguk setuju.

.

Seperti yang sudah dijanjikan tadi direstoran kini semua pegawai Hyuga-Corp plus Sasuke datang ke sebuah festival hanabi yang jaraknya cukup dekat dengan tempat mereka makan malam. Jam baru juga menampilkan pukul 10:30 malam itu artinya acara puncak baru akan diselenggarakan sejam lebihan lagi.

Karena mereka tidak bisa menunggu akhirnya mereka semua memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat stand-stand yang ada disana. Festival terlihat ramai, tentu saja banyak pasangan muda-mudi yang juga berdatangan kesini.

"Coba kalau kita pakai yukata pasti lebih terasa ya" ucap Hinata pada Sakura yang berada disampingnya melihat Naruto dan Sasuke yang tengah bermain disalah satu stand mainan.

"Boleh kalau mau kita pakai saja" balas Sakura membuat Hinata mengrenyitkan dahi tak mengerti "maksudmu?"

"Sebelum tadi kita datang kesini, tidak sengaja aku melihat toko yang menyewakan yukata. Kamu mau kesana?" tawar Sakura, tanpa pikir panjang lagi Hinata langsung menarik pergelangan tangannya untuk ketempat yang Sakura maksudkan tadi.

Sangking serunya bermain Naruto dan Sasuke tidak sadar jika pasangan mereka sudah tidak ada dibelakangnya.

"Kau yakin jika Hinata dan Sakura ada disini tadi?" tanya Naruto, melirik kesana kemari mencari sosok kedua wanita itu.

"Hn. Aku yakin mereka ada disini tadi" balas Sasuke "baiklah kita berpencar saja mencarinya" lanjut Sasuke langsung pergi meninggalkan Naruto sebelum pria itu mengangguk setuju.

Melihat Sasuke yang sudah hilang dari hadapannya Narutopun kini mulai berlarian mencari sosok Hinata berada. Dia takut jika ada sesuatu hal yang terjadi pada kekasihnya itu, bagaimanapun juga Hinata baru saja sembuh dari kecelakaan. Bagaimana jika tiba-tiba saja Hinata tidak mengingatnya lagi? Itu pasti akan menjadi mimpi terburuk untuk Naruto, dan sebelum ketakutannya terjadi Naruto terus saja mencari keberadaan Hinata tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi.

.

Takk... ttaakk... ttakk... suara geta terdengar nyaring, wanita cantik yang sudah terbalut dengan yukata berwarna biru itu berjalan dengan santai mencari dimana keberadaan sang kekasih, sialnya batrai ponsel miliknya harus habis jadi dia harus bersusah payah mencarinya sendiri.

Rambut panjang indigonya kini tersanggul dengan indah ditambah dengan hiasan bunga mawar tersemat cantik disana. Itulah hasil dandanan pemilik yukata yang tadi ia datangi bersama sahabatnya Sakura. Mereka berdua memutuskan untuk berpisah mencari keberadaan Naruto dan Sasuke.

"Apa tidak apa-apa ya jika aku tiba-tiba saja berdandan dan menggunakan yukata seperti ini? Apakah Naruto akan menyukainya?" gumam Hinata seraya mencari sosok Naruto berada "aarrgghhhh tapi sekarang aku malu. Ganti saja dehh" lanjutnya lagi dan melangkah pergi dari sana.

Grepp! Namun sayang sebelum kakinya melangkah seseorang terlebih dahulu mencengkram pergelangan tangannya kuat "Jangan diganti, itu sangat cocok untukmu" bisiknya membuat Hinata merona. Merasa tahu suara siapa itu Hinatapun berbalik menatapnya. Ya itu adalah Naruto yang tengah memandangnya dengan intens.

"Na...naruto-kun" gugup bercampur malu menjadi satu. Rona merah sudah hadir dipipinya, sedetik kemudian Hinatapun menunduk menahan perasaan malu, tapi tangan tan itu tak membiarkannya ia mengangkat dagu Hinata dengan lembut sehingga wanita itu kini kembali memandang manik indah didepannya.

"Jangan menunduk aku jadi tidak bisa menikmati wajah cantikmu itu Hinata" gombalnya yang lagi-lagi membuat Hinata merona.

"Gomen jika tiba-tiba saja aku memakai yukata"

"Tidak apa-apa aku sangat menyukainya. Jadi kamu pergi hanya untuk memakai itu?"

"Iya karna aku rasa jika pergi ke festival akan terasa lengkap dengan menggunakan yukata" lanjutnya lagi "gomen...ne"

"Sudah jangan meminta maaf terus. Aku sempat khawatir tadi, aku kira ingatanmu hilang lagi dan meninggalkanku tadi" lemah Naruto menjelaskan apa yang ia rasakan.

Grepp! Dengan berani Hinata memeluk Naruto, apakah ia sadar dimana ia sekarang? Hah entahlah nikmatilah harimu.

Naruto membalas pelukannya itu "Gomen, aku tidak akan melakukan hal itu lagi" bisik Hinata.

"Eeemm aku percaya"

Setelah itu mereka kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Sebelum beberapa menit lagi menuju acara puncak Hinata dan Naruto menghabiskan waktu bersama, dan tentunya hanya berdua tanpa ada siapapun.

Tangan mereka saling bertautan, kini Hinata dan Naruto berjalan menuju tempat tertinggi untuk melihat dengan jelas hanabi yang sebentar lagi akan diluncurkan.

Dan disinilah mereka berdua, duduk berdampingan seraya melihat kearah langit yang nantinya akan dihiasi dengan indahnya kembang api. Tak berapa lama setelah kedatangan mereka...

Ddduuuaarrrr...

Dddduuuuaaarrrrr...

Dduuuaarrrrr...

Hanabi akhirnya diluncurkan. Indahnya warna-warni kembang api menghiasi langit malam yang gelap. Semua orang terbuai mendongak menatap langit menyaksikan keindahannya. Begitupun dengan Hinata ia sampai ber'WOW' ria melihat betapa indahnya langit malam ini, mengabaikan Naruto yang tengah menatapnya yang sudah dihiasi oleh cahaya kembang api.

Cupp! Kecupan mendarat dipipinya membuat Hinata menegang dan berpaling pada Naruto melihat pria itu yang tengah tersenyum lebar padanya. Hinata tak percaya dengan apa yang diperbuat pria itu.

"Hehehe, gomen ne aku tidak tahan melihat betapa cantiknya dirimu Hinata" kekehnya menangkup kedua pipi Hinata, mencubitnya gemas.

Namun keterkejutan Hinata tidak sampai disitu, Naruto sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk wanitanya bernafas dan mengatur detak jantungnya terlebih dahulu.

Naruto mendekatkan wajahnya pada Hinta sampai cupp! kecupan kedua dilayangkan lagi olehnya. Beriringan dengan meluncurnya hanabi diatas langit. Kedua sejoli yang tengah dimabuk asmara itu seakan terbuai dengan suasana romantis yang terjadi disekitar mereka. Menghiraukan apapun yang ada disekitarnya. Usai sudah penantian dan perjuangan mereka selama ini.

"Akhirnya kalian bisa bersama juga"

"Hn. Kau harus menjaganya baka"

Dduuuaarrrrr...

Ddduuuaarrrrrrr...

Seakan langitpun menyambut kisah cinta mereka yang berbuah manis, Hanabi saling bersautan merayakan cinta mereka. Sebuah kisah yang penuh dengan lika-liku untuk bisa mendapatkan titik indah. Berbuah manis hasil yang mereka dapatkan, perbedaan bukan penghalang untuk mereka. Jabatan tinggi atau rendah, kaya ataupun miskin itu semua bukanlah penghalang untuk cinta sejati. Jika Tuhan sudah berkata mereka bersama maka apapun yang terjadi keduanya pasti akan dipertemukan dan disatukan kembali. Seberat apapun masalah yang menimpa, mereka akan melaluinya bersama sampai Tuhan memberikan yang terbaik dan jauh lebih indah untuknya.

"Aku sangat mencitaimu Hinata. Jangan pernah pergi dariku, tetaplah disisiku ya"

"Aku juga sangat sangat mencintaimu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sampai kapanpun"

The End.

A/N : Eeettt jangan sedih dulu setelah ini akan ada sequelnya ko, tapi mungkin akan ada sedikit perbedaan sih. Jika berkenan silahkan mampir ya dalam beberapa hari kedepan chapter pertamanya akan segera di update, jadi sampai jumpa lagi ya. ^^ :D Dan juga terima kasih banyak atas semua pembaca setia fic hyugana yang satu ini, meskipun ada yang tidak menyukai dengan fic ini tapi hyugana berterima kasih padanya karna dialah yang membuat hyugana bisa meningkatkan lagi cara menulis sebuah fiksi. Meskipun hyugana tidak tahu siapa dia tapi terima kasih atas kritik yang telah membangun itu, hyugana minta maaf jika selama penulisan fic ini ada ketidak nyamanan untuk kalian. Terima kasih pada kalian yang sudah setia mendukung hyugana, sekali lagi terima kasih. Terima kasih banyak. #gomen kepanjangan heheh :D oh iya setelah ini balasan reviews akan dilakukan lewat pm ya, bagi yang tidak menggunakan akun maaf tidak bisa dibalas heheheh tapi terima kasih sudah ngereviews ^^ :D

magendrik : udah lanjut semoga suka ^^ arigato udah ngereviews ^^

JustNaruHinaAndKibaTamaLover : heheh iyaa nih gomen ne :D arigato udah ngereviews ^^

Tiffany : hehe iya nih arigato :D arigato udah ngereviews ^^

krisskun12pb : seperti yang dikatakan fic ini akan ada sequelnya yyyeee hahah :D wkwk arigato ne udah memberikan saran yang sangat bagus :D arigato udah ngereviews ^^

Helena Yuki : heheh iya nihh gomen ^^ udah lanjut semoga suka arigato udah ngereviews ^^

Desi Rei Hime : okee semanggaattt ^^/ arigato udah ngereviews ^^

PAINAKATSUKI78 : Hehe iya :) arigato udah ngereviews ^^ hyugana udah nonton yang Attack on Titan Junior High Schoolnya heheh :D

Pengagumlavender : hehehe entahlah apa yang dia pikirkan :D udah lanjut semoga suka :) arigato udah ngereviews ^^