Senyum itu.

Senyum yang Mingyu nobatkan menjadi senyum terindah di tahun 2016 ini.

Karena tepat saat kedua ujung bibir itu tertarik ke atas, Mingyu langsung tahu apa goal nya di tahun-tahun berikutnya.

Menjaga senyum milik mataharinya.

My Senior and I

Chapter 0 : First Meeting

Meanie / School life AU / GS for uke

Don't like, don't read. Maaf kalo banyak typo.

Mingyu memasuki gedung Pledis Senior High School dengan lesu. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi murid senior high school setelah melewati berbagai macam ujian sekolah, ujian praktek serta ujian nasional dan beberapa hari masa pengenalan sekolah. Ini baru hari pertama dan dia sudah memikirkan tentang tugas-tugas dan ulangan yang akan menanti. Padahal, belum ada satupun guru yang masuk ke dalam kelasnya.

Mingyu terdaftar sebagai siswa kelas 1 A-1. Ia suka kelasnya. Ia sudah kenal dekat dengan hampir seluruh teman sekelasnya karena mereka berasal dari SMP yang sama. Teman satu geng nya juga masuk ke kelas yang sama. Ada Seokmin, lelaki konyol yang sedang berusaha mendekati Jieqiong, gadis dari sekolah lain, dan ada teman wanita terbaiknya, Minghao.

Seorang laki-laki berusia sekitar 30-an kemudian masuk ke dalam kelasnya. Ternyata dia adalah wali kelasnya, Jung Seonsaengnim yang mengajar bidang studi Kimia. Sang wali kelas baru berkata beberapa kalimat namun sudah banyak murid yang menyukainya. Mingyu langsung menarik kesimpulan bahwa guru yang satu ini easy going dan suka bercanda. Jung ssaem kemudian menyuruh murid-muridnya mengenalkan diri satu per satu. Mingyu pun berjalan ke depan kelas saat namanya dipanggil.

"Halo semua, namaku Kim Mingyu dari Pledis Junior High School. Senang bertemu kalian." Ucapnya sambil tersenyum menampilkan gigi taringnya. Semua murid perempuan (yang belum mengenal Mingyu) langsung tersenyum kegirangan. Lain halnya Minghao yang memutar bola matanya jengah. 'Kalian itu belum kenal dengannya.'

"Wahh... tampan sekali teman kita yang satu ini, yaa... Mungkin bisa jadi calon Prince & Princess tahun depan." Ujar Jung ssaem. Murid-muridnya hanya mengeluarkan senyum canggung. Emang ada lomba prince & princess?

"Yah... gak seru kalian. Tahun depan itu lohh, pensi sekolah kita, ada acara Prince & Princess, setiap kelas bisa mengirim perwakilannya." Terang sang guru menyadari kebingungan para muridnya.

Mingyu hanya tersenyum mengiyakan dan sedikit tersipu saat beberapa gadis berkata bahwa mereka mau jadi princess nya. Sekali lagi, Minghao memutar matanya.

"Dasar, genit." Ujar Minghao saat Mingyu sudah kembali ke tempat duduknya.

"Kamu saja yang tidak mau menerima pesonaku, Hao sayang." Jawab Mingyu dengan menjijikannya.

"Kalian pacaran ya?" Tanya Jung ssaem tiba-tiba. Seisi kelas langsung menyoraki mereka.

"Iiiihhh, mana aku mau berpacaran dengan lelaki jorok seperti dia.. Hiiii..." jawab Minghao lalu merapalkan amit-amit di dalam hatinya. Ia bisa mati muda kalau pacaran dengan Mingyu yang sudah dia kenal dari kecil. Anak itu modal tampang doang, mah.

Seluruh kelas tertawa melihat betapa imutnya Minghao. Sesi perkenalan pun selesai dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelas beserta pengurus-pengurus kelas yang lain.

Jung ssaem memilih Minghao sebagai ketua kelas karena dia sangat imut, tapi galak. Tsundere. Seluruh kelas mengiyakan dan bersorak untuknya.

"Ini tidak adil! Harusnya pilih satu orang lagi baru di voting, ssaem." Protesnya. Minghao sungguh tidak mau jadi ketua kelas karena tugasnya pasti melelahkan. Berkat protesnya, satu orang lagi dipilih untuk menjadi calon ketua kelas, yaitu seorang cowok yang agak pendiam bernama Eunwoo.

Kedua calon ketua kelas disuruh untuk membelakangi teman sekelas mereka yang lain kemudian voting pun dimulai. Karena kedua calon tidak menghadap ke arah mereka, Mingyu dengan usil menyampaikan pesan berantai kepada seluruh kelas untuk memilih Minghao.

Hasilnya, Minghao terpilih sebagai ketua kelas dengan perolehan suara sebanyak 90% dari jumlah murid di kelasnya. 10% nya mungkin agar Minghao tidak curiga. Jung ssaem yang melihatnya hanya tertawa. Dia memang mau memilih Minghao menjadi ketua kelas, jadi tidak masalah baginya.

"Baiklah, kita sudah kenal satu sama lain, sudah ada ketua kelas, jadwal pelajaran, dan jadwal piket. Jadi sekarang kalian boleh istirahat." Meskipun sudah SMA, murid 1 A-1 masih kegirangan mendengar kata 'istirahat' dan langsung bergegas keluar kelas.


"Hai ketua kelas!" panggil Seokmin kepada Minghao yang masih saja cemberut. Mereka sedang duduk di kantin sekolah sekarang. Minghao yang mengetahui bahwa ini adalah rencana Mingyu makin cemberut dan hanya mau berbicara pada Seokmin.

"Kau mau aku musuhi juga? Kayak si gelap itu?" jawab Minghao ketus.

"Oh ayolah Hao-er, tidak ada salahnya menjadi ketua kelas." Kata Mingyu berusaha menghibur temannya.

"Karena tidak ada salahnya ya kamu saja!" bentak Minghao. Mingyu hanya tersenyum lebar sebelum kemudian tertawa keras bersama Seokmin. Wajah Minghao memerah sampai ke telinga dan hal itu malah menambah keimutannya.

"Hahahaha... maafkan aku, kawan. Sekarang aku traktir deh, kamu mau apa? Nasi? Ramyeon? Roti?" ujar Mingyu memberikan penawaran. Minghao menolak untuk memakan makanan berat jadi Mingyu berdiri dari duduknya dan membeli roti.

"Kau sama si hitam itu ada hubungan apa sih? Kalian suka sekali pakai aku-kamu. Kalian jadian ya?" Tanya Seokmin saat Mingyu sudah pergi.

"Hahh.. Dia memang begitu, suka bikin salah paham." Jawab Minghao lemas.


Mingyu pergi ke satu di antara beberapa kantin yang menjual roti. Temannya yang manis itu suka roti rasa stroberi. Ia kemudian mengambil roti itu dan membayarnya. Saat ia akan berjalan kembali ke tempat duduknya, ia melihat kulkas showcase yang berisi minuman dingin. Mingyu kemudian memutuskan untuk membelikan Minghao susu coklat, mungkin mood Minghao bisa lebih baik kalau dibelikan minuman sekalian.

Saat Mingyu ingin meraih susu coklat favorit Minghao, sebuah tangan juga meraih susu yang sama. Tangan itu terasa halus dan warna nya kontras dengan warna kulit Mingyu. Jantungnya berdebar saat ia memutuskan untuk melihat siapa pelakunya.

Tangan itu ternyata milik seorang gadis. Mingyu tidak kenal, mungkin anak kelas lain. Kulitnya putih bersih, matanya sipit tapi pandangannya terlihat tegas, hidungnya mancung, bibirnya tipis, dan rambut panjangnya digerai sepunggung.

"Ehm." Gadis itu berdehem pelan. Mingyu pun tersadar dan meminta maaf.

"Maafkan aku, kau ambil saja ini." Kata Mingyu disertai senyum manis andalannya.

"Hum. Permisi." Jawab gadis itu kemudian pergi membayar, meninggalkan Mingyu tanpa membalas senyumannya. Mingyu tidak sempat melihat name tag nya. Dia hanya sempat membaca nama 'Jeon'. Mungkin waktu istirahat berikutnya akan ia habiskan untuk mencari nama Jeon di seluruh kelas.


"Lama sekali." Kata Minghao saat Mingyu sudah kembali.

"Uhmm.. yaa.. terjadi sesuatu." Jawab Mingyu sambil tersenyum kecil. Sungguh, ekspresi Mingyu saat ini uke sekali.

"Memang apa?" Tanya Minghao dan Seokmin bersamaan.

"Umm... hanya bertabrakan dengan ahjumma kantin." Bohongnya.

"Terus kok senyum-senyum?" Tanya Seokmin lagi.

"Karena ahjumma nya tidak marah." Jawab Mingyu polos.

Mingyu memutuskan untuk merahasiakan hal ini dari kedua temannya dulu sampai dia tahu nama bidadarinya. Mingyu senyum-senyum sendiri lagi saat otaknya membayangkan kalau ia bisa dekat dengan orang itu. Bahkan kalau bisa menjadi pacarnya.

Sepertinya, Mingyu jatuh cinta. Pada pandangan pertama. Dan ini menjijikan sekali.


Hai readers!

Chapter ini belum banyak Meanie moments nya, soalnya masih chapter 0. Mungkin chapter ini bisa dibilang foreword dari ff ini. Aku nggak berminat punya konflik yang berat di ff ini, soalnya ff ini aku tulis buat ngilangin bosan aja. Mungkin 5-8 chapter udah selesai.

Oh iya, aku juga minta saran. FF ini bagusnya Yaoi, atau lanjut GS? Mohon memberikan jawaban di kotak review. Aku suka GS sih, cuma kalau banyak yang lebih suka jadi yaoi, mungkin akan aku ubah jadi yaoi.

Ini ff chaptered pertama aku, mohon dukungannya dengan memberikan review. ^^

Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

With love,

Emile