1. SALAH SANGKA?

...

..

Hari yang cerah untuk memulai aktifitas pagi ini bukan? Semua pasti beranggap seperti itu, tapi tidak bagi Xi Luhan pemuda bersurai coklat dengan tinggi badan diatas rata-rata ini. Yang mana sejak bangun pagi tadi sudah berwajah masam tak enak dipandang, walau wajah manisnya masih ada.

Jangan tanya jika ia berwajah seperti itu bahkan sejak kemarin pun tak ada berubahnya jika diperhatikan. Lagi pula ada sebabnya mengapa ia seperti itu, dan jika kalian bertanya padanya karena apa? Maka ia akan langsung menjawab dengan nada ketus plus ekspresi jeleknya.

"Oh Sehun Si brengsek tampan itu yang telah melukai hatiku!"

Itu jawabannya lalu ia akan memasang ekspresi sedih dengan mata berkaca-kaca, setelah itu menangis menjerit bak seperti anak gadis yang lagi patah hati. Karena memang sebenarnya ia tengah merasa patah hati bukan karena ditolak tapi karena telah diputusi oleh pemuda bernama Luhan tersebut. Padahal kejadian ia diputusi sudah terjadi 3 bulan yang lalu, tapi rasa sakit hatinya masih terasa sampai sekarang. Awet memang, tapi mau bagaimana lagi?

Jadi seperti pagi ini ia masih dalam mood tak baiknya, keluar dari kamar asrama pergi untuk lekas menuju gedung sekolah mereka. Ia harap pagi ini tidak bertemu dengan si brengsek itu, karena bertemu dengan Luhan hanya akan membuatnya ingin menangis lagi. Dan ia tak mau dianggap cenggeng jika sudah begitu.

"Annyeong Luhannie..." seseorang menyapanya

"Hmm, Annyeong" balasnya dengan seadanya, benar tampak tak berselera hidup saja.

"Hey, ada apa denganmu? Wajah manismu tampak kusam kau tau itu?" Tanya seseorang itu ketika melihat wajahnya. Lantas Luhan memberi delikan tajam pada sosok disebelahnya kini.

"Oh, waeyo? Apa ada masalah lagi? Apa ini berkaitan dengan-"

"Jika sudah tau jangan bertanya lagi, kau hanya akan menambah moodku buruk saja"

"Hahaa...jangan seperti itu, ini masih terlalu pagi heum! Tersenyumlah" merasa agak kesal Luhan menghentikan langkah dan terpaksa seseorang itu mengikutinya dengan pandangan terheran.

Plak

"Akhh, sial! Kenapa kau memukulku?"

"Kau berisik, jadi diamlah dan jangan dekati aku Kai bodoh!"

Setelah memukul sayang kepala pemuda bernama Kai itu, Luhan pun lebih dulu berjalan cepat meninggalkan sosok yang menjadi korban pertamanya pagi ini.

"Aishh...dia sensitif sekali, ini semua gara-gara Sehun sialan! Aduhh kepalaku" keluh Kai sambil mengelus kepalanya bekas pukulan termanis dari teman sekelasnya itu. Sebelum ia tersentak sadar jika Luhan meninggalkannya dan ia berlari menyusul.

"Oi, Luhan tunggu akuuu..."


..

,,,

Mengharapkan seorang Oh Sehun tidak bertemu dengannya adalah hal yang mustahil sebenarnya. Seharusnya Luhan tau hal itu hanya akan menjadi harapan kosongnya saja, memohon pun kepada Tuhan sama saja mungkin? Karena Tuhan bisa saja tidak mau mengabulkannya, kecuali jika pemuda tampan itu mengalami sesuatu sampai tidak masuk kelas. Tapi jika tidak, hahh...percuma karena mereka tetap akan bertemu kenyataannya. Bertanya kenapa? Sudah jelas karena mereka berada satu kelas yang sama.

Dasar Luhan bodoh Sudah tau hal itu tapi berlaga berharap agar mereka tak bertemu. Padahal sudah nyatanya itu mustahil. Dan lihatlah ia baru masuk kelas pun wajah tengik-yang-sialnya-tampan pemuda bernama lengkap Oh Sehun itu ia dapatkan. Tengah duduk sok tenar dibangkunya sementara disekelilingnya dimeriahkan oleh beberapa gadis dikelas mereka.

Sialan! Umpat Luhan dalam hati, mantannya itu benar-benar populer ternyata. Lantas saja ia masih sakit hati saat ini, tidak terima pemuda itu berada didekat para tante-tante genit disekolah mereka.

Luhan akan kembali memasamkan wajahnya, berlaga angkuh sok tegar berjalan menuju arah bangkunya yang agak dibelakang. Ketika tak sengaja tatapannya bertabrakan dengan tatapan biasa sang mantan, ia lekas berpaling lalu berbalik badan ketika sudah sampai dibangkunya. Maka saat ia berbalik itulah matanya jadi terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis. Ia duduk dengan tubuh melemas.

"Sial! Kau benar meninggalkanku Luhannie...hahh...hah..." Kai datang kembali menghampirinya semenit kemudian.

"Salah sendiri kau membuatku ingin memakan orang!" Ketusnya agak keras, sengaja sebenarnya.

"Woww...kau menyeramkan sekali, tapi jadi semakin manis saja" canda kai sambil mencolek dagu Luhan maka dengan kasar Luhan menepis tangan pemuda berkulit tan itu.

"Babo! Berhenti membuatku kesal sialan!"

"Kau ini pagi-pagi seperti ini sudah marah-marah, tidak baik tau untuk kecantikanmu..." menggoda lagi, rasanya saat ini Luhan ingin sekali menendang jauh pemuda yang ada didepannya itu.

"Kaiiii!"

Tuk

"Huh?"

Entah apa yang telah mendarat dikepalanya, walau tak sakit tapi itu cukup terasa bagi Luhan sampai ia menghentikan teriakannya untuk Kai tadi. Sejenak ia saling melemparkan tatapan heran pada Kai, sebelum keduanya melihat kearah bawah dimana ada segumpal kertas yang sepertinya telah diremas hingga berbentuk bola disana. Maka bisa mereka duga jika itu-lah benda yang telah menimpuk kepala Luhan.

Dan Luhan juga yakin jika kertas itu berasal dari arah belakang mereka, lantas ia cepat menolehkan kepala kebelakang. Dan matanya agak membesar begitu pertama ia temukan Sehun masih duduk tenang dibangkunya dan hanya pemuda itu saja yang berada dibelakangnya. Tanpa mau berpikir lagi Luhan jadi menatap tajam kearah pemuda itu. Saat itu Kai mengidik ngeri merasakan aura mencekam seketika didekatnya.

"O'ow bencana datang..." gumam Kai pelan

Sret

Luhan beranjak dari bangkunya berjalan menuju kebelakang kelas. Tepat pada arah dimana beradanya bangku pemuda disana ia berhenti. Tatapan garang penuh akan rasa kesal setengah mati sampai dadanya naik-turun. Hingga...

Brak

Ia memukul keras meja milik sang mantan dengan kedua tangannya. Tanpa henti menatap bengis wajah sok tampan itu. Sampai semua jadi melihat kearah dimana dua pemuda itu berada terkejut.

"Oh Sehun, kau...mentang-mentang sudah memutuskan diriku begitu saja, sampai kau bisa berbuat seperti ini padaku brengsek! Kau pikir kau hebat hah?!" Teriaknya tanpa malu

"Apa maksudmu?"

"Kau yang telah melemparkan kertas itu padaku bukan? Ayo mengaku!" Sehun yang tampaknya tidak tau apa-apa mengalihkan tatapannya pada arah depan sana, yang mana sudah ada Kai yang tengah memperlihatkan sebuah kertas berbentuk bola ditangannya.

Kertas yang mungkin Luhan maksud tadi. Lalu ia kembali menatapi pemuda manis yang pernah menjadi kekasihnya itu dan menghela nafas pelan. Sepertinya ada yang salah disini.

"Kau menuduhku?"

"Tentu saja, hanya kau yang ada disini sekarang lalu siapa lagi?!" Luhan agak menyolot

"Permisi, emm...maaf sunbae" tiba-tiba suara seseorang lain terdengar diantara keduanya, mau tak mau mereka beralih dan sudah ada sosok pemuda lainnya berdiri disana.

"Sebenarnya, mianhae i-itu, maaf saya yang sebenarnya melempar kertas itu dan itu tidak sengaja..."

"Saya ingin melemparkan kepada teman saya, tapi malah nyasar dan mengenai sunbae, jadi maafkan saya."

Luhan tak berkata lagi dengan sepasang mata beningnya berkedip-kedip beberapa kali, menatapi sosok pemuda yang menunduk bersalah padanya, lalu beralih pada Sehun yang tampak melemparkan senyuman tipis padanya pula. Dan baru-lah suara tawa menyebalkan Kai terdengar tepat dari belakangnya sana.

"Huahahahaaa..."

Saat itu ia hanya bisa menunduk dalam, berharap ada sebuah batu tiba-tiba menimpanya dari atas sana hingga ia tenggelam kedalam tanah. Sial! Ia harus menahan rasa malunya setengah mati saat ini. Membuat moodnya semakin hancur berkeping-keping bagaikan cermin pecah.

'Xi Luhan kau memalukaaaaannnnnn!'

.

.

.


Ini hanya iseng yeh, idenya muncul gitu aja

Lagi pula ini sebenarnya bukan ff untuk hunhan, karena sebenarnya cast aslinya tokoh couple dianime K-Project yaitu Kuroh & Shiro

Tapi saya iseng ganti jadi main castnya hunhan hehee...