"Dasar wanita tak sabaran, pamer kekuatan di depan senior Whistler jadinya batal."

"Kamu mau terjebak di waktu setahun yang lampau dan jadi tawanan interogasi, Naru? Berterima kasihlah kepadaku nanti setelah pulang ke rumah."

Legend memegangi kepalanya, tidak ada gunanya melawan wanita. Karena peraturan mendarah daging menyebutkan: 'wanita selalu benar'.

Namun,

-EJECT-

Naruto force de-henshin. Dan ini membuatnya kaget

"Apa…"

Naruto kemudian memegangi medal Assasins yang keluar akibat dari de-henshin, dan berubah menjadi serpihan-serpihan kristal yang akan menyatu dengan udara bebas, hilang.

Musnah.

"Apa yang terjadi?!"

"Naru, kamu baik-baik saja?"

Setengah sadar dari keterkejutannya, Naruto lantas memegangi alat komunikasi yang terpasang di telinga kirinya, bernama Extended Communicator.

"Tidak apa-apa, Elen. Sebentar lagi aku akan pulang."

"Syukurlah. Aku akan buatkan makan malam."

"Terima kasih, Elen."

Naruto kemudian mengetuk pelan Extended Communicator, melepasnya, dan menaruhnya di saku jas. Ekspresi wajahnya melukiskan kebingungan dan keterjutan yang amat luar biasa.

"Kenapa…bisa….."

Hilang.

OP:~Aimer-Brave Shine~

Intro menampakan Naruto dengan separuh wajahnya terlihat perubahannya dari manusia biasa ke jiwa pahlawan dengan rambut putih panjang sementara bagian lain wajahnya berupa siulet form-form Legend. Wujudnya perlahan terhapuskan, dan saat ia terjatuh terlentang, ia menghilang sepenuhnya, menjadi partikel-partikel kecil berkilauan, bertebangan diterpa angin.

Apa yang kusembunyikan di tangan kiriku,

berisikan penuh harapan dalam mimpi yang tiada henti.

Terlihat Naruto berjalan ditengah keramaian, seolah dia merupakan eksistensi yang terlupakan karena keramaian tersebut bergerak lebih cepat darinya. Beralih di belakang dirinya merupakan siulet seorang wujud pahlawan dengan wajahnya tertutup oleh tudung pakaiannya. Ia menampakan senyum seolah dirinya telah mengalami asam garam kehidupan.

Kemudian, Naruto menoleh ke belakang…

Tangan kananku berisi kenangan hampa,

tentang setiap orang asing di penjuru dunia di kala ku terjebak dalam hujan abadi.

Berganti ke Rias yang sedang duduk, tersenyum dengan manisnya berjalan di taman kota. Kalung yang dikenakannya terlihat melambai-lambai, kalung berhiaskan artefak kunci berukiran rumit.

Sementara itu, terlihat Eleonora duduk dengan sopannya di sofa, dengan Arifar beserta sarungnya tergeletak di atas meja.

Aku butuh kekuatan 'tuk melindunginya.

Seorang ksatria wanita sedang menikmati angin yang berhembus dengan lembutnya di padang rumput yang hijau, menyangga sebuah pedang dengan kedua tangannya.

Walau kelemahan memudarkan keyakinanku,

Seekor Naga putih kecil terbang mengitari sesosok pria dengan rambut yang berkilauan diterpa sinar bulan purnama. Kemudian Naga tersebut ditangkapnya menggunakan tangan kanan, seketika baga tersebut berubah menjadi semacam morpher.

semua tetap kubawa dalam pencarian hari esok

Dan seorang pria yang menatapi sebuah kartu dengan ekspresi dingin, diatas atap gedung pencakar langit. Rambut undercut-nya serta pakaiannya sedikit berkibar diterpa angin.

BRAVE SHINE

Naruto memasukkan Genou serta menekan switch pemicu untuk berubah menjadi Legend di tengah pertempuran kota.

Jika kubentangkan tanganku,
STAY THE NIGHT

Nampak Legend dengan wujud armor berhoodie bertempur melawan para jiwa yang mengacaukan dunia.

Malam dimana tubuhku dipenuhi luka,
YOU SAVE MY LIFE

Pertempuran salah satu roh pahlawan kuat dengan Kabuto berlangsung seru, kemudian terlihat siulet wajah dari roh pahlawan serta pria undercut saling berhadapan, dengan roh pahlawan kuat saling beradu berhadapan dengan Kabuto.

Bagai barisan pedang,

Terlihat seseorang berselimuti armor perak bersayap, kemudian diperlihatkan bagian bahu serta kepala dengan siulet seorang pria berambut putih.

Kenangan pun semakin bertumpuk,

Legend memegang erat Arifar secara horizontal. Terlihat aura-aura menyelimuti bilah Arifar seperti angin.

hingga doaku pun sanggup meleburkan waktu.

Legend lalu menebas roh berarmor emas dengan Arifar…

YOUR BRAVE SHINE

Dan Legend tertunduk, dengan pedang Arifar di tangan kanannya serta pistol flintlock di tangan kirinya, ditengah-tengah puing-puing reruntuhan serta serabut asap yang terlihat menari-nari di dekatnya.

-Act 2: Uknown Spirit-

Sekitar 2 Minggu setelah kasus Mongol...

Pria pirang berumur 20-an masih berkutat dengan komputer yang ada di depannya. Ia masih dalam proses penyelesaian laporan kasus tentang Nobunaga Oda, dan juga revisi laporan kasus Mongol sebelumnya. Jarinya begitu lincah menekan keyboard tablet, matanya jeli dalam menyortir kumpulan data yang disajikan oleh 3 layar monitor LED. Di dekat PC yang digunakannya terdapat sekaleng kopi hitam yang menyisakan ¼ isinya.

Karena pekerjaannya yang begitu menyita banyak pikiran, fokus, serta energi Naruto, membuatnya ia tak sempat merapikan bilik kerjanya yang berterbaran buku-buku serta kertas-kertas. Sticky Notes bahkan terlihat menumpuk tak karuan di dinding-dindingnya. Paling-paling Naruto hanya sempat merapikan dokumen-dokumen penting serta sebagian kecil buku.

"Sepertinya aku harus memundurkan deadline-nya, yah. Sampai-sampai kamu bertahan hingga sabtu pagi, dimana seharusnya kamu mendapatkan libur regular."

"Tidak apa-apa, Rias. Lagipula dirimu juga menginap di kantor kemarin malam kan?"

Rias yang menyandarkan tubunya di mulut bilik kerja Naruto sambil menyilangkan tangannya di atas dadanya tersenyum.

"Yah, benar-benar tidak nyenyak. Dan juga pagi-pagi , malah dapat kasus baru."

"Jangan limpahkan kepadaku, aku sudah mencapai batasku."

Naruto mencabut slimdisk, dan menyerahkannya ke Rias tanpa membalikkan tubuhnya.

"Ini. Laporan kasusnya sudah selesai semua."

"Oke dan tenang saja, aku yang akan mengurus kasus ini."

"Jangan memaksakan dirimu, Rias. Jagalah kesehatanmu."

"Tidak usah diingatkan akupun juga sudah tahu, Naruto."

Rias melangkah pergi dari bilik kerja Naruto. Bunyi langkahnya terdengar begitu stabil.

Diraihnya kaleng kopi hitam , diminumnya sampai habis.

"Mungkin nanti aku akan makan sayur….."

Naruto kemudian jatuh tertidur,rubuh,tepar, dengan posisi duduk dengan kepala di atas meja kerjanya.

Temuilah aku di dermaga pukul 11:00. Ada hal penting yang ingin kubicarakan.

-Azazel-

"Seingatku, TKP-nya tidak disana….."

Naruto memasukkan kembali smartphone miliknya ke dalam saku, menekan switch kunci yang berada di tangan kirinya.

"Ini aneh….."

Pukul 08:30

"Kebocoran gas?"

Rias mengrenyitkan dahinya.

"Dugaan sementara kami."

"Korban?"

"Sekitar 30 orang. Denyut nadinya terasa, tetapi kondisi mereka seperti mayat hidup."

Rias kemudian melangkah memasuki TKP yang berupa salah satu food court di mall pusat kota.

"Suruh semua petugas untuk fokus mengevakuasi dan mengendalikan situasi di mall ini, aku yang akan menangani tempat ini."

"Baik."

Setelah petugas tersebut pergi, Rias mengeluarkan sebuah buku kuno yang disimpannya di kantong jasnya. Satu per satu korban-korban yang berada di food court tersebut didekatinya, dibukanya buku kuno itu, dibacanya dengan penuh konsentrasi.

Dermaga San Juan

Sekitar 5 Km sebelah Utara Kantor Kepolisian Pusat

Pukul 10:55

"TKP-nya bukan sini, pak…"

Naruto mendekati Azazel yang sedang asik memancing, dengan rokok dimulutnya.

"Aku tahu. Aku ingin berbicara sesuatu denganmu. Duduklah."

"Jadi?"

"Kamu tidak bisa berubah menjadi Legend, kan?"

"Eh- Kenapa anda…"

"Mau rokok?"

Azazel menyodorkan sekotak PALL MALL, dan Naruto mengambilnya satu batang, dan kemudian menyulutnya.

"Sudah lama aku tidak melihat pematik seperti itu, terakhir kali kulihat di museum era '40…."

"Apa maksudmu, pak?"

"Sebenarnya tak baik anak muda meroko…."

"APA MAKSUDMU? KENAPA KAU BISA…"

"Oke, baiklah."

Azazel mematikan rokoknya, menghirup napas dalam-dalam, dan menghebuskannya dengan tenang.

"Kamu sudah tidak bisa berubah menjadi Legend, kan? Karena medal Genou-nya telah hancur."

"Kok…Anda bisa tahu…."

"Bukan dari Rias. Kau tahu kan bahwa aku juga tergabung dengan divisi RnD?"

Naruto menganggukkan kepalanya.

"Disana terdapat sebuah tim, yang dipimpin olehku khusus untuk meneliti fenomena kemunculan para jiwa-jiwa tak tenang di muka bumi ini dan juga tentang Genou. Faktanya bahwa ayahmu merupakan penemu Genou dan juga ada kemungkinan besar kamu diberi Genou waktu kau kecil karena akhirnya kami-"

"Dari kata-kata dan gaya bicara anda aku sudah bisa menyimpulkannya, anda akan merekutku ke dalam tim anda."

Azazel terkekeh.

"Memang tak salah aku memilihmu, anak muda. Kau punya banyak bakat dan talenta. Jadi, bagaimana?"

"Aku meno-"

"Aku bisa menjamin kau akan selamat dari serangan jiwa-jiwa tak tenang."

Secara tak terduga, di belakang mereka terdapat banyak sekali pasukan-pasukan roh tak tenang berwujud tulang kerangka manusia dengan armor lengkap serta pedang dan juga perisai.

"Kau tidak bisa berubah sekarang. Katakan setuju untuk bergabung, maka aku akan memberikan solusi untuk bisa mengalahkan mereka."

Naruto tak peduli. Ia langsung menerjang ke depan sambil menembakkan senjata yang dibawanya.

"Pakai Dominator yah, usulan nama dari Rias tak buruk juga sih, namun itu hanya mampu bertahan selama 5 menit."

Azazel mengamati santai Naruto yang sedang berjibaku dengan pasukan roh. Terkadang ada bebrapa pasukan roh yang berusaha menyerangnya, ia hempaskan dengan IXA Knuckle.

5 menit berlalu,

"Ck! Sial! Senjatanya sudah tidak bisa digunakan…. Ck!"

Naruto setelah tidak bisa memakai Dominator langsung diserang habis-habisan oleh para pasukan roh. Naruto mampu bertahan, meskipun pakaiannya penuh robek sana sini, serta wajahnya terdapat sedikit luka sayatan.

"Bagaimana anak muda? Meskipun ada Genou yang mengalir di tubuhmu, kau tetap tidak akan bertahan."

"Baiklah Pak Tua! Aku akan bergabung!"

Azazel lantas terkekeh, dan kemudian melangkah mendekati Naruto.

"Gunakan ini…."

Azazel menyerahkan tas kecil kepada Naruto.

"Apa ini…."

"Bukalah. Untuk sementara aku akan menahan mereka dengan Dominator milikku. Oh ya, sebenarnya ada sedikit kurang tadi, selain aku ingin kau masuk ke dalam timku, Aku juga ingin melindungimu dari Organisasi yang menginginkan kekuatanmu."

"Organisasi yang menginginkanku?"

"Aku tidak bisa memberitahukannya sekarang."

Azazel terus melangkah ke depan. Dengan santainya ia menembakkan Dominator kea rah pasukan-pasukan roh yang menerjang mereka.

"Musuh masih ratusan lho, mau tercincang disini anak muda?"

Naruto yang tadi sedikit melamun akibat memikirkan perkataan Azazel tadi akhirnya membuka tas kecil yang diterimanya dari Azazel.

"Brace…"

Naruto sedikit terkejut melihat isi dari tas tersebut.

"ZECT?! Kenapa anda bisa mendapatkannya?"

"Aku punya banyak koneksi."

Naruto menghela napas, lantas mengenakan brace tersebut.

"Kalau sistemnya seperti ini…."

Ia lantas mengacungkan tangannya ke atas. Begitu ia melakukannya, terdengar bunyi serangga terbang, dan entah darimana asalnya, muncul sesuatu yang terbang bersliweran di antara para pasukan roh sehingga beberapa dari mereka kehilangan fokusnya melawan Azazel dan sibuk mengenyahkan sesuatu tersebut.

Begitu melihat kesempatan ini, Azazel langsung tanpa tanggung sama sekali menghancurkan beberapa dari mereka dengan Dominator.

"Wah sepertinya sudah lima menit."

Azazel dengan cepatnya bergerak mundur ke posisi di belakang Naruto.

Sesuatu yang menggangu para pasukan roh akhirnya datang menuju ke arah tangan Naruto, dan ia berhasil menangkapnya.

"Itu mungkin tidak sekuat Genou, namun untuk musuh seperti mereka cukuplah."

"Optimis sekali anda."

"Itulah diriku."

Azazel menampakkan gestur 'sok'-nya seperti biasa ketika ia dipuji, yaitu menyilangkan tangannya ke depan, menundukkan kepalanya, tersenyum dengan memejamkan matanya sejenak.

"Sebaiknya anda segera menyingkir atau anda akan terluka."
"Oke-oke, baiklah."

"Henshin…."

-HENSHIN-

Dengan segera tubuhnya terselimuti dengan armor yang cukup tebal dengan sistem Masked Rider. Lantas ia berlari menerjang, menghajara para pasukan roh yang siap menyambutnya.

Pergerakannya tidaklah terlalu cepat, sehingga para pasukan roh yang mendominasi jalannya pertarungan, disamping faktor jumlah mereka. Berkali-kali Naruto terkena serangan dari mereka, namun karena armor-nya yang tebal membuat serangan tersebut tidaklah fatal.

Namun begitu, mobilisasi yang kurang akibat armor yang tebal membuat pertarungannya tidak efisien. Ia hanya mampu menghancurkan sebagian kecil dari pasukan roh, dan berkali-kali terkena serangan membuatnya secara perlahan mundur.

"Kalau begini caranya tidak akan selesai."

Naruto bergerak mundur, menjaga jarak dari pasukan roh tersebut. Tangan kanannya mengangkat atas sayap sesuatu yang menempel di brace tangan kirinya, yang popular disebut ZECTER.

"Cast Off"

Ia langsung memutar tangan kirinya 180 derajat, membalikkan secara vertikal ZECTER tersebut.

-Cast Off-

Dengan cepat, armor yang melindunginya terlepas, menghantam para pasukan roh yang berdampak sedikit dari mereka ada yang langsung hancur.

-Change Wasp-

Naruto sekarang berubah menjadi mode Masked Rider System The Bee yang memungkinkannya mendapatkan pergerakan efisien untuk bertarung.

Azazel yang sedari tadi mengamati pertarungan Naruto, menangkap pergerakan sesosok misterus yang berada jauh di depan. Merasa keberadaanya terdeteksi, ia dengan cepatnya mengejar sesosok itu.

"Inspektur, mau kemana?"

"Ada sesuatu yang mengamati kita, aku yang akan mengurusnya. Kuserahkan padamu untuk yang disini."

Azazel langsung menghidupkan BMW R12, bergegas mengejar sesosok misterius tersebut.

"Oke baiklah."

Naruto kemudian menyentuh bagian kanan depan belt.

-Clock Up-

Naruto menghilang, tak nampak, dan itu membuat para pasukan roh terlihat kebingungan. Kebingungan yang membawa mereka akan ajal pasti. Jumlah mereka pun sudah sangat berkurang drastis.

-Clock Over-

Naruto alias The Bee akhirnya nampak, dan dibelakangnya para pasukan roh sudah tiada, musnah tanpa sisa. Kemampuan untuk bergerak sangat cepat menguntungkannya dalam pertarungan ini.

"Aku harus membantu Inspektur."

Ia kemudian menekan switch kunci motor miliknya.


"Kepolisian Kota Republik! Stop!"

Sesosok tersebut tak bergeming dengan perintah Azazel.

"Berhenti atau akan kutembak!"

Sesosok tersebut tetap juga bergerak.

"Ck-"

Azazel kemudian mengeluarkan Beretta 93R dan menembakannya ke sesosok tersebut. Namun sesosok tersebut tak bergeming, lagi.

"Sial aku lupa kalau dia pasti bukan manusia biasa. Ia mampu berlari melebihi kecepatan motor ini…"

Ia kemudian mengeluarkan IXA Knuckle dan mengarahkannya ke sesosok itu.

"Bagaimana kalau ini…"

Begitu Azazel menggunakan IXA Knuckle, sesosok tersebut akhirnya roboh.

"Kepolisian Kota Republik! Angkat tangan!"

Azazel mengarahkan IXA Knuckle ke sesosok yang berhasil dirubuhkannya.

"Kenapa? Bukannya kau tahu aku ini bukanlah manusia? Seharusnya kau langsung saja membunuhku."

Tiba-tiba sesosok itu menyerang Azazel dengan Bola energi. Tak sempat menghindar, Azazel terpaksa menangkisnya dengan IXA Knuckle.

"Bisa bicara toh? Baru kali ini aku mengetahui bahwa roh tak tenang bisa bicara."

"Kau tahu orang sepertiku kebanyakan tak bisa bicara malah kau ajak bicara. Dan itukah sebutanmu terhadap kami? Roh tak tenang?"

"Sebenarnya aku tidak mengajak bicara. Itu prosedur polisi siih, aku lupa kalau lawanku ini roh tak tenang. Dan ya… kami belum menetapkan nama resmi untuk kalian."

"Kau orangnya cukup enak diajak bicara yah, tak seperti yang lainnya. Sebagai hadiahnya terimalah ini."

Sesosok tersebut menyerang Azazel dengan sesuatu seperti beam laser atau semacamnya. Namun, Azazel malah membiarkannya seakan ia ingin menerimanya dengan senang hati.

Begitu telah dekat sekali dengan Azazel, terdengar suara ledakan yang cukup keras. Sesosok tersebut tersenyum puas karena mengira dirinya telah membunuh Azazel.

Akan tetapi,

-Fist On-

Dibalik asap hitam yang tersapu angin serta api-api kecil yang membakar, muculah Azazel yang terselimuti armor layaknya ksatria.

"Seharusnya aku tidak perlu menjadi IXA untuk melawan seorang wanita. Biarlah, aku anggap kau ini istimewa."

"Ara, aku istimewa bagimu? Jika kau adalah laki-laki pertama yang kutemui pasti aku akan jatuh cinta padamu."

"Heh, jadi aku ini laki-laki kesekian yang kau temui yah?"

Roh tak tenang berwujud wanita berjubah hitam yang wajahnya hanya terlihat bagian bawahnya dengan lipstick di mulutnya tersenyum mendengar perkataan Azazel.

"Aku anggap kau yang kedua."

"Kedua yah, tak buruk juga."

Azazel langsung menerjang Roh wanita tersebut dengan Calibur, namun berhasil ditangkis dengan perisai yang diciptakannya.

"Sihir kah? Cukup merepotkan juga."

Azazel mundur untuk mendapatkan ancang-ancang serta celah untuk menebasnya, namun serangan yang dilancarkannya tak mampu menembus pertahanan roh tersebut yang begitu rapatnya.

"Pengguna sihir memang merepotkan."

Azazel dengan kemampuan pedangnya yang cukup baik berusaha kembali untuk menyerang. Dan itu membuatnya sedikit mengabaikan pertahanannya yang akhirnya mampu dimanfaatkan oleh roh tersebut untuk menyerang telak dirinya.

"Ck- Sial- Sakit juga ternyata."

Azazel memegangi bagian dadanya yang terkena serangan sihir dari roh tersebut.

"Sayangnya kau akan berakhir disini. Langka pria sepertimu, sayang kalau dihabisi. Namun apa boleh buat…."

Roh tersebut mengeluarkan sihir dengan konsentrasi sangat tinggi, dan dijamin sangat mematikan dan itu ditujukan kepada Azazel.

"Tidak, kau salah. Kau masih bisa menikmati pria sepertiku…"

-Rider Sting-

"Apa?!"

The Bee alias Naruto datang tepat waktu, dan dengan finishernya untuk menyerang roh tersebut.

"Ck- Sial-"

Roh tersebut dengan susah payah menahan serangan The Bee menggunakan perisai sihirnya. Ia tidak jadi menyerang Azazel karena datangnya serangan dari The Bee.

"Chance!"

-Calibur, Rise Up!-

"IXA Judgement!"

Azazel langsung menebas horizontal ke bagian terbuka, berharap serangannya dapat membunuh roh tersebut.

Ketika serangannya hampir mengenai roh tersebut, terlihat cahaya yang begitu menyilaukan pandangan. Dan ketika cahaya tersebut mulai memudar, roh wanita tak tenang itu tidak ada.

"Berhasil terbunuh kah?"

Naruto mulai berubah kembali ke wujud manusia, disertai ZECTER yang digunakannya terbang menjauh.

"Tidak. Ia kabur."

Azazel melepaskan beltnya, membuatnya kembali ke wujud semula.

"Jadi dia pelakunya, inspektur?"

"Kemungkinan besar iya."

Naruto lantas mengobservasi Azazel dengan seksama.

"Sebenarnya siapakah anda ini? Bisa punya system seperti ini…"

"Aku hanyalah inspektir biasa, yang punya banyak pengalaman mengurusi hal-hal beginian. Dan juga, Selamat anak muda, selamat datang di carabinieri-nya UoE."

"Pasukan khusus?"

"Bisa dibilang tim khusus dalam penyidik kepolisian kota Republik."


"Maafkan saya, master. Saya gagal untuk membunuhnya."

"Jadi begitu, tetap lakukan rencana seperti biasa."

*Start ED Song*

Siulet pria nampak menghampiri roh wanita tersebut. Wajahnya terlihat sedikit di bagian mulutnya, dan bisa ditebak ia mungkin tipe pria dengan pembawaan tenang.

"Baik, master."

ED:~Ghost Oracle Drive-Have You Ever Seen….~

Terlihat 4 orang pria saling mengitari, membelakangi satu sama lain sambil memegangi Driver masing-masing

WAKE UP! My..

SOUND ON! Mine...

A beginning of waiting for the smile

Naruto dengan wajah terluka, rambut putih panjangnya berkibar dengan di belakangnya Rias, Eleonora, Ksatria Wanita bergantian menggengam erat tangan kirinya dengan kepala tertunduk.

Call on bark

Hundred Dark

A beginning of the glorius

Legend menyadarkan dirinya di tembok, dengan hujan yang mentesi tubunhya di sisi tembok lain juga bersandar ksatria armor putih bersayap berdiri dengan angkuhnya memandangi langit yang sedang menangis.

Broken another way

To become the fall in faraway

So Looking for your weakness taste

Have ever you seen that

During our Sword

Terlihat pertempuran antara Kabuto dengan roh pahlawan berarmor emas. Kabuto dihajar habis-habisan dan pecah di sebagian helm-nya dan menampakkan wajah yang berlumuran darah.

Serta Legend yang berduel dengan ksatria putih dibawah guyuran hujan di tengah-tengah reruntuhan terbuka.

Broken another way

To become the fall in faraway

Kabuto yang duduk tak berdaya di samping mayat yang akan menghilang…..

So Looking for your weakness taste

Ksatria putih yang terlihat lusuh dan armornya retak sana sini.

I don't know about mistake

Legend yang tegar terus memegang erat Arifar…..

Bring in at missing this

Dan mereka saling tebas satu sama lain, menghadirkan cahaya putih terang yang menutupi seluruh pandangan.


That's for now.

Oke, mungkin anda bertanya-tanya kenapa cerita ini lama update (ini perkiraan KCN). Itu disebabkan KCN sibuk dengan studinya serta tugas miliknya yang minta diselesaikan XD Jadi KCN minta maaf yang sebesar-besarnya.

Dan jika pada awal-awal bagian ini anda kebingungan, silahkan lihat bagian agak akhir chapter terakhir dari Kamen Rider Whistler.

Dan untuk OP dan ED itu memang disengaja.

Serta bila mungkin berantakan dan juga banyak ditemukan kesalahan, mohon dimaklumkan karena KCN membuatnya dari smartphone.

Dan juga maaf saat ini KCN belum bisa menjawab review dari para pembaca semua 🙏

And,

Please Follow, Favorite my story ;D

Also review (pendek, medium, panjang…. Kritik, saran, pujian, cacian juga boleh XD)

Sekian dari KCN, terima kasih atas perhatian dan kesediaan para pembaca budiman untuk membaca cerita ini :D

Salam Hangat,

Potassium Cyanide (KCN)