"Dulu... dulu sekali, sebelum aku bertemu dengan mu—" Baekhyun menarik nafas dengan tersendat. "... aku mencintai Sehun, dia kekasihku saat sekolah senior. Kami saling mencintai dan—"

"Hentikan, sialan! Aku akan membunuhnya! akan kubunuh semua orang yang berani menyentuhmu." Chanyeol berteriak penuh emosi.

Baekhyun menatapnya sendu, tangan mungil itu ia bawa pada rahang Chanyeol yang mengeras penuh emosi. Usapan lembut Baekhyun berikan pada kulit wajah Chanyeol. Jari jari lentik itu kemudian turun membelai leher Chanyeol lalu berhenti pada pundak lebar itu.

"— Dan dia adalah cinta pertamaku." lanjut Baekhyun tenang dengan mata yang sendu.

"Aku berkata untuk hentikan ucapan sialan mu itu." Chanyeol berdesis berbahaya

"Chan, kau tau? Sehun pernah berkata bahwa dia cinta sampai mati padaku. Apa kau percaya?" Baekhyun kemudian menundukan pandangannya, terkekeh pilu setelahnya. "Tapi dia berselingkuh dengan temanku sendiri karena aku tidak mau dia tiduri." Baekhyun terus terkekeh namun nafas nya tersendat dengan tangis yang pilu.

Chanyeol mencengkram dagu Baekhyun dengan lembut, menatap dengan dalam mata berwarna coklat muda. "Sayang.." Ucapnya lembut penuh kasih sayang.

Baekhyun tersenyum dengan perih. "Sekarang Sehun bilang dia mencintaiku—" Baekhyun meraih pundak Chanyeol lalu membenamkan kepalanya disana. "Bunuh dia untukku. Agar dia menepati janjinya untuk mencintaiku sampai mati." Ucap Baekhyun setelahnya.

"Oh sayangku.." Chanyeol bersenandung dengan ringan. Memeluk tubuh mungil itu dengan begitu erat lalu bergumam dengan berbahaya. "Kau akan melihat hati dan jantungnya, sayangku."

...

Sekuel of H&H : Second Chapter

...

Last

...

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

...

Musim panas tahun lalu...

Sehun berdecak dengan bosan saat gerumunan orang-orang berkantung tebal mulai memenuhi acara pesta tahunan di sebuah ballroom hotel berbintang. Dengan malas ia mengambil gelas pada seorang pelayan lalu meminum itu hingga kandas dengan sekali tegak.

"Santai lah sedikit, bung. Jangan lipat wajahmu seperti itu." Seorang yang berdiri disebalahnya terkekeh jenak dengan kedua lengan yang merangkul dua wanita seksi dengan pakaian yang terbuka sana sini.

"Ini membosankan, dan semakin membosankan pada para investor yang pelit pada kantungnya yang seperti kantung kotoran dikandag kuda ku."

Orang itu semakin terkekeh. "Sabarlah sedikit, semakin malam pesta akan semakin banyak anak para investor yang di kirimkan ke sini. Kau tinggal kedipkan mata lalu mereka akan menyerahkan kantung mereka karena anaknya tergila-gila padamu."

"Ck, ini sudah satu jam aku disini, bahkan aku telah memuntahkan banyak air liur untuk merayu mereka." Sehun berdesis sebal dengan mata elangnya yang masih menatap pada gerumunan orang yang mulai menari di lantai ballroom.

"Tunggu sebentar lagi pasti— Oh gosh! dia datang! dia datang!"

Mengerutkan kening nya tidak mengerti, Sehun membawa pandangannya pada apa yang dilihat temannya. "who?"

"Dia, disana. Memakai tuksedo berwarna hitam, yang sedang menggandeng lelaki itu."

Sehun menyipitkan mata elangnya, melihat dengan teliti pada gerumbunan orang.

"Kau akan dapat jackpot besar bila bisa bersama dengannya sebagai paetner. Ku dengar dia memilki banyak proyek tahun ini dan banyak melakukan perlombaaan untuk memenangkan tender dari nya. Dan kau tau berapa harga tender yang bisa kau dapatkan jika mengolah proyeknya?"

Menaikan alisnya dengan arogan, Sehun bertanya. "Berapa banyak bisa aku dapatkan?"

"Jutaan won! Fantastik, bukan? Dan kau tau berapa harga 1% sahamnya sekarang?"

"Jangan membuat ku bertanya lagi, bung." Sehun berdecih.

"Itu setara dengan 30% warisan dari ayahmu, Sehun."

"Kenapa tidak kau yang bekerja dengannya?" Sehun menaikan alisnya sangsi.

"Aku? tidak, tidak. Walaupun aku mendapatkan uang dari setengah dari 1% itu, aku masih ingin hidup lama."

"Apa maksudmu?"

"Aku dengar dia membunuh ayahnya sendiri setelah keluar dati penjara."

"Dia mafia? kau sinting!" Sehun menatap temannya itu tidak percaya, bagaimana temannya itu meyarankan ia untuk berbisnis dengan seseorang yang bermain dengan darah.

"Tidak, tidak. Bukan seperti itu, tapi... Bagaimana aku harus menjelaskannya.— Dia itu sedikit miring— kau tau? gila." orang itu lalu terkekeh kemudian melanjutkan dengan serius. "Jika kau ingin bekerja sama dengannya, kau harus menuruti apapun keinginannya. bahkan jika itu harus membersihkan cairan anyir yang menggenang di lantai rumahnya."

"Kau membuatku bingung."

"Park itu memilki seorang pendamping yang sama gila nya dengannya. Aku pernah mendengar ada seorang pemenang tender yang berkhianat dengan mengambil tender lain Sekarang orang itu tinggak nama karena pendamping Park itu mengeluarkan jantungnya."

"Jangan bercanda." Sehun lalu terkekeh hambar.

"Hei, Aku serius! Itu— kau lihat? Wajahnya saja yang manis, namun suka bermain dengan darah.

Kening Sehun berkerut dengan dalam melihat sosok mungil yang tengah bergelayutan manja pada seseorang yang tengah mereka bicarakan, sontak bola matanya membola saat sadar siapa orang itu.

Dia Byun Baekhyun, Seseorang yang dulunya menggilai Sehun saat sekolah senior dulu.

" Well, aku benar mendapatkan jackpot." Setelahnya ia menyeringai.

...

Baekhyun terperanjat terkejut saat siapa yang tengah berdiri dihadapannya, Sosok itu maaih terlihat menawan dengan rambut hitam miliknya, mata itu masih mempesona dengan tatapan setajam elang miliknya. Lalu Baekhyun menelan ludah gugup saat sosok itu menyeringai kearahnya dengan begitu seksi.

"Perkenalkan, saya Oh Sehun, Tn. Park. Anak dari pemilik perusahaan Flight Corp. Salam kenal."

Bahkan suaranya masih semenawan dulu.

"Saya Park Chanyeol, senang bertemu dengan anda."

Bahkan senyum nya masih dapat menggetarkan hatinya seperti dulu.

Sehun mengalihkan pandangannya pada Baekhyun, memasang wajah akting bertanya pada lelaki jangkung di depannya.

"Oh, dan perkenalkan Byun Baekhyun. Dia kekasihku."

"Senang bertemu dengan anda Tn. Byun, anda memiliki mata yang begitu indah."

Dan bahkan rayuannya pun sama seperti dulu.

...

Sehun menyerringai dengan tajam saat mengunci puntu kamar mandi, membalikan tubuhnya dengan arogan lalu menatap lelaki mungil di depannya kini yang tengah memandangnya tidak percaya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Lelaki mungil itu memulai pembicaraan terlebih dahulu, berdiri dengan gusar memaku tatapannya pada lantai kamar mandi.

"Tentu saja berbisnis." Jawab Sehun masih arogan. "Dan aku tertarik melakukan bisnis dengan kekasihmu." Kaki jenjang Sehun melangkah, berlahan mengukung tubuh mungil Baekhyun pada sudut kamar mandi.

"Semua orang selalu tertarik berbisnis dengan Chanyeol, namun akan menyesail setelahnya." Ucap Baekhyun sinis.

Namun tidak disangka lelaki albino itu malah merengkuh pinggangnya hingga tubuh bagian bawah merekaa menabrak.

" Aku merindukanmu, Baek." Sehun berbisik dengan sensual di telinga Baekhyun. "Apa kau juga?"

Dada Baekhyun bergemuruh dengan detak jantung yang memacu tidak normal, emosi seperti menaik dengan cepat namun segera ia hempaskan emosi itu, mencoba untuk tetap tenang.

"Aku juga." Baekhyun kemudian membalas merengkuh pundak Sehun. Menyembunyikan seringai licik pada pundak hangat Sehun.

...

Beberapa tahun yang lalu, sebelum Chanyeol bertemu Baekhyun...

Chanyeol mengedarkan pandangannya pada halaman masion keluarganya yang baru ia masuki, kedua sudut bibirnya ia tarik menjadi garis tipis pada bibirnya saat kesunyian bangunan megah itu ia rasakan. Hari ini adalah hari pertama ia menginjakan kaki nya kembali di tanah korea setelah kembali menuntut ilmu di negri orang namun saat di bandara tidak ada seorang pun yang menyambutkan.

Kaki nya kemudian melangkah lagi memasuki lantai keramik masion keluarga, tidak ragu memutar knop pintu lalu mendorong daun pintu dengan ringan, namun langkahnya kemudian terhenti setelah melihat pemandangan di dalam masion itu. Ibu nya yang tengah bersimpuh dikaki ayahnya dengan ayahnya yang menggenggam sebilah pisau yang telah berumuran darah. Perut sang ibu telah berumuran darah dan kaki nya telah hilang sebelah.

"Oh, Chanyeol. Kau pulang?" Ayah nya tersenyum dengan sinis lalu dengan santai menanjapkan pisau yang digenggamnya ke leher sang ibu. "Apa perjalanan mu menyenangkan?* Ayah nya lalu tersenyum seperti psikopat yang arogan.

Tubuh Chanyeol terdiam dengan kaku, nafasnya tercekat ditenggorokan lalu matanya bergulir pada sisian masion nya yang lain, kakek nya tengah didorong dengan kursi roda oleh seorang wanita dengan pakaian yang terbuka.

" Perkenalkan, dia akan menjadi ibu tirimu Chanyeol." Ucap ayahnya lagi, sedang tangan Chanyeol yang kaku ia tarik dan menempatkan pisau berumur darah itu pada telapak tangan Chanyeol yang bergetar.

"Ayah, apa— apa yang kau lakukan?" Suara Chanyeol bergetar disetiap kata, matanya bergerak gusar sedang ayahnya mulai mendorong tubuhnya untuk mendekati sang kakek.

"Jangan gila, bunuh lah aku namun jangan kau lakukan ini pada Chanyeol." Kakek nya berucap dengan susah payah karena wanita yang mendorong kursi rodanya melilitkan sebuah tali pada leher nya.

"Ayah.." Suara Chanyeol bergetar saat tangannya yang mengenggam pisau tengah diarahkan sang ayah pada kakeknya yang mulai kehabisan nafas karena lilitan tali.

Lalu setelahnya yang Chanyeol rasakan adalah gelap, bayangan terakhir yang tertangkap retina matanya adalah Tn. Jang yang berlari tergopoh-gopoh kearahnya.

...

Beberapa bulan sebelum mereka bertemu...

"Jadi, kalian sudah tidur bersama?"

Lawan bicaranya menganggukan kepalanya mantap, ada sebersit bangga pada sinar mata nya yang angkuh dan dingin.

"Well, Baek. Aku hanya ingin mengatakan itu saja padamu. Bahwa Sehun sudah tidur denganku disaat dia punya dirimu sebagai kekasihnya."

"Dan kau bangga?" Baekhyun menatap lawan bicaranya aneh, lalu Minki—si lawan bicaranya— hanya menaikan sudut bibirnya dengan tajam.

"Tentu, Baek. Bagaimana tidak? Tidakkah kau sadar betapa tidak menarik nya dirimu hingga Sehun lebih memilih tidur denganku dibandingkan denganmu?" Minki semakin menaikan dagu nya angkuh, lalu kemudian ia melanjutkan ucapannya sambil berdiri dari kursi yang mereka duduki. "Bercerminlah Baek, bukan salahku jika Sehun tidur denganku dibandingkan denganmu yang hanya seperti anak anjing yang menginginkan kasih sayang tanpa timbal balik untuk Sehun." Setelahnya ia berlalu meninggalkan Baekhyun yang menatap dari kejauhan Sehun yang tengah memerhatikan mereka.

Kedua sudut bibirnya terangkat dengan miris saat lelaki yang telah menjadi kekasihnya itu mulai berjalan mendekatinya.

"Kau tidur dengannya?" Baekhyun langsung bersuara saat Sehun telah berdiri dihadapannya, menatap tidak percaya pada kekasihnya itu.

"Aku hanya tidak ingin merusakmu." Sehun berkata, tangannya mencoba meraih tangan Baekhyun yang bergetar namun langsung ditepis dengan kasar oleh sang pemilik.

"Jangan mencoba menyentuhku, Sehun." Memejamkan matanya sesaat Baekhyun menatap sendu Sehun. "Kau berkata cinta sampai mati padaku, apa ini yang kau sebut cinta?"

Membuang wajahnya dengan dingin, Sehun kemudian menatap datar Baekhyun. "Apa kau bodoh?" Menyeringai sekilas lalu berlalu meninggalkan Baekhyun yang menatap tak percaya padanya.

"Kau bajingan, Sehun."

...

Musim panas tahun lalu...

" Aku merindukanmu, Baek." Sehun berbisik dengan sensual di telinga Baekhyun. "Apa kau juga?"

Dada Baekhyun bergemuruh dengan detak jantung yang memacu tidak normal, emosi seperti menaik dengan cepat namun segera ia hempaskan emosi itu, mencoba untuk tetap tenang.

"Aku juga." Baekhyun kemudian membalas merengkuh pundak Sehun. Menyembunyikan seringai licik pada pundak hangat Sehun. "Sehun?"

Sehun berdehem sebagai jawaban, membelai lembut punggung Baekhyun.

"Apa kau mencintaiku?"

Masih si bodoh Byun, Sehun menyeringai dalam hati.

"Tentu, tentu saja aku sangat mencintaimu. Aku cinta mati padamu, Baek."

Sehun menarik pelukannya, menatap dengan sensual pada Baekhyun yang terlihat pasrah di lengannya. Menyeringai dengan arogan, Sehun kemudian mendekat, berbisik pelan pada telinga Baekhyun.

"Ingin bersenang-senang?"

...

Baekhyun mengigit bibirnya dengan gusar saat wajah Sehun tenggelam pada bongkahan pantatnya yang gemuk, lidak lelaki itu menari-nari pada pintu liangnya lalu dengan lihai mencumbui liangnya dengan bibir lelaki itu.

"Aghhh..." Air liur Baekhyun menetas saat penisnya disentuh oleh tangan kasar Sehun, mengurutnya berlahan, menggoda cairan precum nya untuk semakin mengalir deras pada lubang kencing.

"Cu—cukup Sehun... aku— ahh harus pergiihh oohh!" Spermanya menyembur saat Sehun meremasnya dengan kuat. Kaki nya meleleh seperti keju yang dilelehkan pada oven, membuat lutunya gemetar tidak sanggup menahan bobotnya lagi, membuat Baekhyun berlutut pada lantai kamar mandi sedang tangannya bertumpu pada kloset yang tertutup. nafasnya tersengal.

Sehun di belakangnya menyeringai, menjilat sudut bibinya yang terasa asin. Lelaki itu kemudian menarik turun zipper celana kain miliknya, mengeluarkan penis kebanggaannya yang tengah menegang dengan cairan precum diujungnya yang menetes.

"Hei, kita belum selesai asal kau tau, Honey." Suaranya sedikit terkekeh saat melihat Baekhyun yang telah hancur karena perbuatannya. "Oh, come on." Sehun mengangkat tubuh lunglai Baekhyun kemudian mendudukan Baekhyun pada tutup kloset.

"Suck my monster, honey. Blow me."

Sehun mendongkakan kepalanya keatas dengan mulut yang setengah terbuka saat ujung penis nya memasuki mulut hangat Baekhyun.

Menyibak rambut Baekhyun kebelakang, pinggul Sehun mulai bergerak melecehkan mulut hangat milik Baekhyun.

...

Hari dimana rapat pemegangan saham dilakukan...

Tn. Jang melangkahkan kaki nya menuju podium ruangan, sedikit berbasa-basi tentang rapat yang diadakan lalu mengangguk sekilas saat Chanyeol mengisyaratkan untuknya segera pada inti dari rapat itu.

"Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya, bahwa belakangan ini terjadi begitu banyak kerugian untuk perusahaan saat tender yang kami berikan tidak berjalan dengan baik. Maka dari itu, kami selaku pemegang saham terbesar akan sedikit merevisi saham-saham pada para pemegangnya sesuai dengan kerugian yang membuat pasaran saham kita menurun."

Tn. Jang kemuduan membalik kertasnya, mengedarkan pandangannya sebentar menatap para partner perusahaan merek yang tengah tegang dengan keringat dingin yang mengucur.

"Tn. Oh, kerugian tender yang anda miliki dipasaran Tiongkok menyebabkan saham anda berkurang dari 1,5% menjadi 0,5%."

Sedang diujung sana Sehun mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras, menatap penuh benci pada lelaki bermarga Park yang menyeringai arogan padanya.

...

Ruang kerja miliknya hancur. Serpihan kaca berserakan pada lantai keramik. Nafas nya memburu dengan tangan yang mencengkram frustasi pada helaian rambutnya.

Sebuah guci keramik kembali ia banting dengan berteriak seperti orang sinting, Nafasnya kian memburu, matanya menyala dengan kobaran api kebencian pada seseorang.

"Akan kuhancurkan kau Park Chanyeol!" Sehun berteriak mendarah daging.

Suara dering telpon mengalihkan atensinya, dibawa tungkai nya mendekati nakas di sudut ruangan. Sudut bibirnya terangkat tajam, menghela nafas sebentar kemudian menggeser ikon hijau pada layar ponsel miliknya.

"Ya, Honey?"

Ada jeda sesaat sebelum orang disebrang sambungan telpon menjawab. "Sehun, bisakan kau kesini? Chanyeol melakukan perjalanan bisnis selama seminggu. Aku— aku merindukanmu."

"Tentu saja, Anything for you babe."

Lalu sambungan itu terputus, meninggalkan Sehun yang tengah menyeringai kejam. " Masih si bodoh Byun yang kesepian, huh?"

...

Sehun menyurai rambut nya kebelakang, tatapan tajam miliknya ia jatuh kan pada pintu masion kediaman Park dengan knop pintu yang berlahan bergerak, seringai tipis nya luntur berganti dengan senyum simpul saat lelaki mungil terlihat saat pintu bergerak terbuka.

"Hallo, sweety."

"Se—sehun, you here?"

"Of course, why not? I miss you so bad." Setelah perkataannya, tangan panjang Sehun merengkuh pinggang ramping milik Baekhyun. Membawa bibir miliknya pada bibir tipis milik si lelaki mungil, memanggut dengan mendamba rasa manis pada si mungil.

Mata Baekhyun bergerak dengan gelisah, bibir nya tersedot dengan kuat oleh Sehun. Kecapan kenikmatan itu tidak lagi berarti pada tubuh nya saat sosok jangkung lain berdiri menjulang di belakang Sehun.

"Kau mencintai ku?" Ucap Baekhyun disela pagutan Sehun pada bibirnya.

Menyeringai dengan tampan, Sehun membelai halus pipi seputih susu milik Baekhyun.

"Tentu, Aku mencintai mu hingga aku mati. Aku cinta mati pada mu, Baekhyun."

Mata Baekhyun yang awalnya bergerak gelisah berganti dengan binar aneh, kedua sudut bibir nya tertarik keatas dengan terlampau lebar. "Kalau begitu, mati. Mati dengan kata cinta mu padaku." Suara nya terdengar dingin, membuat seringai Sehun berlahan hilang berganti dengan kerut kening di dahinya.

"Apa maksudmu,?"

"Kejutan!"

Suara berat milik Chanyeol membuat Sehun terperanjat, sebuah pukulan di tengkuk nya ia terima sebelum membalik tubuhnya.

Tubuh Sehun terhempas ke lantai, sebelum kesadarannya hilang. Samar-samar ia melihat bayangan Chanyeol yang tengah menjilati bibir Baekhyun dengan begitu sensual.

...

Suara alunan musik piano menyadarkan Sehun pada pingsan nya, kepalanya terasa berat ia paksakan untuk mendongkak pada dua anak adam yang tengah saling pangku pada kursi di depan sebuah piano putih di depannya. Itu Chanyeol yang tengah memainkan alunan musik milik Jond Legend berjudul All Of Me , tengah memangku Baekhyun yang tak pernah lepas memandangi bola mata milik Chanyeol dengan binar mata memuja.

Sehun meringis saat menyadari bahwa kedua tangannya sekarang telah terikat di sebuah kursi yang tengah ia duduki saat ini.

Mengedarkan pandangannya kelain arah, Sehun baru menyadari bahwa ia kini berada disebuah rungan dengan dinding yang dipenuhi kaca cermin, Sehun mengernyit bingung.

"Kau bangun?"

Sebuah suara kembali mengambil alih perhatian Sehun, itu Baekhyun.

Menatapnya dengan pandangan aneh dengan kepala yang bersandar di dada telanjang milik Chanyeol.

"Aku kira kau langsung mati," Terkekeh sebentar Baekhyun melanjutkan, "Ingin sekali melihat jantung mu, Chanyeol bilang ia akan melakukannya untukku. Tapi, aku rindu suara mu. Aku ingin kau berteriak." Baekhyun kembali terkekeh namun dengan cara yang aneh di mata Sehun.

Lalu alunan musik berhenti dengan Chanyeol yang memandang nya dengan tatapan menusuk, tubuh tinggi itu kemudian berdiri. Baekhyun yang semula nya Chanyeol pangku di dudukan pada tuts piano yang menyebabkan musik sumbang menggema pada ruangan, Baekhyun kembali terkekeh saat Chanyeol menjilati bibir Baekhyun seperti anak kucing yang meminum susu pada mangkuk.

"Hentikan~" Rengek Baekhyun dengan suara yang mengemaskan, membelai dada telanjang Chanyeol ia kembali bersuara dengan manja. "Aku tidak suka ditonton."

"Akan ku selesaikan secepatnya, untukmu."

"Ya, untukku."

Kemudian Chanyeol membawa tungkai nya menjauh dari Baekhyun, mendekati Sehun dengan seringai yang dingin.

"Jangan main-main, Park." Sehun berucap susah payah.

Terkekeh serak, Chanyeol membawa tangannya pada sebuah tabung di atas nakas di sudut ruangan.

"Why? It's fun and let's showtime." Ucapnya dengan penuh humor.

Tabung berisikan cairan keras itu berlahan Chanyeol siramkan pada paha Sehun, membuat lelaki hampir albino itu mengerang kesakian.

Di sela-sela teriakan Sehun, Baekhyun terkekeh dalam diam. Jarinya yang lentik menekan main-main pada tuts piano yang ia duduki.

Chanyeol menyeringai dengan tajam saat Sehun berteriak memintanya untuk berhenti.

"Kau tau, Oh. Aku sangat tidak suka dengan seorang penyelingkuh." Ucap Chanyeol seraya mengambil kursi lain lalu duduk di depan Sehun. "Dulu aku mengenal seseorang yang sering selingkuh, kau tau apa yang ku lakukan padanya?" Tanya nya penuh humor.

Cairan keras itu kembali megenai lutut Sehun kembali, mebuat daging putih Sehun terkoyak akibat kulit nya yang terbakar dan terkelupas.

Kembali terkekeh Chanyeol kembali berucap. "Matanya sekarang menjadi mainan seekor kucing liar di jalanan sana."

Dengan berlahan Chanyeol mengeluarkan sebilah pisau pada saku celananya. "Ingin mencobanya?" Tanya Chanyeol penuh humor.

"Ti— tidak... Tidak— kau— kau tidak bisa melakukan ini padaku! Baek— Baekhyun!" Teriak Sehun mendarah daging, matanya bergerak dengan panik saat Baekhyun hanya menatapnya dengan senyum yang polos seraya memainkan tuts piano dengan cepat.

"Jangan memanggil milikku seperti itu." Desis Chanyeol berbahaya lalu menanjapkan pisaunya pada ulu hati Sehun.

Kelopak mata Sehun membola, cairan logam ia rasakan berlomba keluar pada mulutnya.

Kemudian dengan santai Chanyeol mencabut kembali pisaunya kemudian menanjapkannya kembali pada jantung Sehun sambil menyeringai layaknya psikopat.

"Sangat menyenangkan." Ucapnya sambil terkekeh lucu saat darah Sehun mulai menggenang pada lantai keramik putih milik nya.

Lalu dengan berlahan mengoyak daging Sehun. Membelah tubuh Sehun dengan rapi lalu mengeluarkan hal yang sangat di inginkan sang obsesi-nya.

Baekhyun menjerit dengan bahagia diatas piano, tubuhnya yang sudah telanjang berlari menghampiri Chanyeol yang tengah tersenyum dengan jantung Sehun yang berada di tangannya.

"Mana hadiah-ku?" Ucap Chanyeol saat Baekhyun menghampirinya dengan wajah berbinar.

"Apa pun yang kau ingin kan." Jawab Baekhyun, mengalungkan tangannya pada leher Chanyeol lalu dengan berlahan mengikis jarak wajah mereka.

"Aku ingin Kau . Give it to me your body." Bisik Chanyeol dengan suara seraknya.

"Di kabulkan." Kekeh Baekhyun.

...

Tubuh Baekhyun terhentak seiring dengan hujaman yang dilakukan Chanyeol, bibirnya mengerang dengan frustasi saat pening kenikmatan menimpa nya bertubi-tubi. Chanyeol yang tengah mencumbui leher nya menyeringai dengan panas.

Titik manis si mungil terus ia hentak dengan cepat yang semakin membuat si mungil dalam kukungannya berteriak dengan frustasi.

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Chanyeol seraya menghentakan pinggul nya semakin dalam.

"Oohh, yeah.. I like it, please more... I want moreehh."

Chanyeol menyeringai dengan tajam, di belai nya dengan sensual paha milik Baekhyun lalu mencengkram dengan kuat paha putih milik lelaki mungil itu dengan kasar.

"Mine.." Ucapnya dengan desisan.

. . .

TBC or End?

. . .

A/N : Halo sayang :") Diriku kembali yuhuuuuuuuuuu... Setelah sekian lama hahahahahahaha /keselek cimol/eh. Gimana gimana? Ada yg kangen gadis manis ini? /gaakkkkk/slepetjamaah. Gue garing ok, fiks! Jadiiiii... Ini udah sampai sini aja, entah kenapa kadar kemesuman gue ini nurun gitu.. Mau nya bikin yg manis manis aja gitu kek pas gue lagi cermin ehehe.. Ok ok... Sebenernya gue mau minta maaaaaaffff banget karena udah telat banget buat update TT itu karna ada alasannya gaes, alasannya,... Gue sibuk /krikkrik/ sibuk cari nafka biar bisa beli album Exo TT anju yahhh.. Pokoknya maapin banget ini karena kesibukan yg tak terkira jadi gantung gini hiks /elap ingus/ Ff yang lain bakal terus dilanjutin kok gaes.. Tenang aja, percaya deh am Tuhan, jangan ama gue./sesat :")

Makasih banget yang udah mau dan repot repot nanyain ke gue kapan di update, semangat nge update hiks :") satu pesan dari kalian yang masuk di dm ig itu kek panggilan alam untukku /plakk, pokoknya makasih very neomu yaahh ehehe.

Percaya atau tidak ini ff di update gak diliat dulu ehehe, salahkan aja susu kedelai yg gus minum :")

Fiks, udah itu aja deh.. Pokoknya ff nya kalo gak banyak review gak gue update lagi hahaha.. Kan gak semangat cans, kalo gada yg review in TT

Thanks very much to :

FlashMrB, Eun810, yBaekby, Whiteta, TobenMongryong, Pitterluck, chanyeonlee, Guest, CussonBaekby, selepy, ByunB04, Deedaimonia, MrLoey, Buzlague, park chan 2, Guest, Guest, GreyDee, batagor, Guest, keihatsuu, Guest, Guest, Guest, Guest, Bumbu-Cimol, Guest, BannaLee, Byunhime, Luhanssi, Pla614, Guest, Guest, Guest, Guest, Guest, Novi272, kkimbbyunpinka, crmlmachiato, Guest, honeybabies61, tkxcxmrhmh, Chanbaeksshi, ChannieByunnie, chanbaekis, eurekachu. cm, Jenpcy, Park Byun NurHabibah, faniok, alis6104

(Maaf, kalo ada kesalahan penulisan penname gaes.)

Review nya boleh kali, ngebelai manja hole review nya ehehe bukan kotak lagi yah haha.

See ya!