Hoobae part 2
Min Yoongi
Park Jimin
Jung Hoseok
Genre : RomanceMystery
Pair : Yoonmin slight HopeGi
(BoysLove : Yoongi as Seme x Jimin as Uke)
Happy Reading
Hari pertama :
Yoongi menatap lekat laptop yang berada dihadapannya. Sesekali namja pucat itu menahan kantuk yang mengelilinginya. Matanya ia paksakan membaca deretan artikel yang tertera dilayar laptopnya.
Sudah lebih dari 8 jam Yoongi mencari informasi di Internet mengenai kasus pembunuhan yang terjadi 35 tahun yang lalu - (waktunya kyaknya kelamaan klo 70 tahun jdi saya kurangin waktunya jdi 35 tahun yang lalu) - tapi hasilnya nihil. Yoongi sama sekali tidak menemukan informasi baru mengenai kasus tersebut.
Tidak kehabisan akal, Yoongi mencari daftar nama kerabat atau orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan Nyonya Park.
Bingo!
Kim Namjoon
Sekretaris Nyonya Park.
15 tahun menjadi sekretaris Nyonya Park.
Memiliki seorang putra yang bersekolah di Jepang.
Kim Joonmyeon
Seorang Pengusaha kaya sekaligus Kekasih Nyonya Park.
Seorang Single parents. 1,5 tahun berhubungan dengan Nyonya Park.
Park Chanyeol
Mantan suami Nyonya Park.
Seorang Mafia sekaligus Pebisnis terkaya.
Bercerai dengan Nyonya Park 2 Tahun sebelum Nyonya Park berhubungan dengan Kim Joonmyeon.
Yoongi menyimpan data Riwayat Hidup ketiga target penyelidikannya. Memang tak banyak yang Yoongi dapat temukan, Mengingat kejadian tersebut sudah terjadi cukup lama. Terlebih lagi dengan status kasus itu yang telah ditutup dan dianggap selesai. Hanya 10% kemungkinan dapat menemukan informasi baru mengenai kasus itu, tapi hal itu tak membuat Yoongi menyerah.
'Sreeet'
Jendela kamar Yoongi terbuka. Angin kencang yang menyejukan menghembus masuk ke dalam kamar dan menyapa permukaan kulit Yoongi. Angin dingin itu seakan membuat Yoongi terbuai. Sejenak melupakan Kantuk yang sedari tadi menyerangnya. Yoongi memang tidak terlalu suka dingin tapi hal yang seperti inilah yang Yoongi sukai. Terasa nyaman dan menyejukan. Yoongi memejamkan matanya menikmati angin yang menyapu lembut permukaan kulitnya.
"ini sudah sangat lewat dari tengah malam. Apa kau tidak lelah? Istirahatlah ini sudah lebih dari 8 jam kau berkencan dengan laptopmu itu" Yoongi membuka matanya dan kembali menutupnya lagi. Tanpa menolehpun Yoongi sudah tau siapa pemilik suara itu.
Yoongi melirik jam dinding yang menggantung manis dikamarnya. Menunjukan pukul 03.30 Sudah jam segini, jika aku tidur maka besok aku akan terlambat lebih baik aku tidak tidur sekalian" Sosok itu berdecih pelan. Namja dihadapannya ini memang keras kepala.
Yoongi tak sepenuhnya menutup matanya dia dapat melihat Sosok manis dan 'gaib' itu telah duduk manis diatas meja yang berada didepannya walaupun tidak terlalu jelas Yoongi melihat sosok itu mengulurkan tangannya perlahan kearahnya lalu dengan cepat sosok itu menarik kembali tangannya sebelum menyentuh Yoongi. Setelahnya sosok itu menghilang dari hadapan Yoongi bersamaan dengan hilangnya angin yang beberapa menit lalu membuat Yoongi terbuai.
Hari kedua :
Yoongi melangkahkan kakinya mengambil sebuah buku yang tertinggal di lokernya. Tak sengaja dia berpapasan dengan Jung Hoseok yang berjalan sambil menunduk melewatinya begitu saja seakan mereka tak saling mengenal. Biasanya Hoseok akan menyapanya tak peduli bagaimana respon yang akan Yoongi berikan untuknya. Tapi hari ini berbeda. Tak seperti Hoseok yang biasanya.
Yoongi tak mau ambil pusing. Dia mengambil buku miliknya yang tertinggal dan beranjak menuju kelasnya.
Saat berada ditangga yang cukup sepi. Yoongi merasa seperti ada yang memperhatikannya semenjak langkah pertamanya dia pijakkan ke anak tangga satu persatu. Apa mungkin 'chim' mengikutiku?
Sesantai mungkin Yoongi melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang berada di lantai atas. Tapi.
Langkah Yoongi terhenti didepan sebuah pintu. Yoongi mendengar suara bising dari dalam ruangan tersebut. Dan Yoongi yakin sekali kalau ruangan itu sudah tidak terpakai lagi. Dan dibiarkan kosong begitu saja.
Karna penasaran Yoongi mengintip kedalam ruangan tersebut melalu lubang kunci yang berada dipintu itu. Betapa terkejutnya Yoongi saat melihat ada mata dari sosok lain yang juga sedang mengintip dari dalam ruangan itu. Secara tiba tiba tubuh Yoongi terhempas cukup jauh kebelakang. Lalu pintu tersebut terbuka lebar menampakan sosok dengan wajah penuh darah berdiri diruangan itu. Matanya menatap Yoongi dengan tajam seakan tak suka dengan Kehadiran Yoongi. Sosok itu mendekat kearah Yoongi dengan cepat lalu menghimpit tubuh Yoongi kedinding. Yoongi dapat melihat wajah sosok itu sangat dekat dengan wajahnya. Darah mengalir dari pori pori wajah sosok itu lalu mata sosok itu secara perlahan terlepas dan turun terbawa aliran darah yang masih mengalir diwajahnya. Yoongi memejamkan matanya.
"Yak! menjauh darinya. Dasar jelek" sosok lain menarik sosok yang menghimpit tubuh Yoongi dengan tarikan kuat. Menariknya keruangan dimana tadi ia berada lalu menutupnya kembali.
Yoongi tersungkur ke lantai. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Nafasnya terengah dan matanya masih terpejam, Yoongi belum siap untuk membuka matanya. Sosok manis itu ikut duduk dilantai berhadapan dengan Yoongi. Matanya menatap lekat namja pucat yang masih terengah dan berusaha mengatur nafasnya. Sesekali sosok manis itu melirik kearah pintu yang berada tak jauh darinya. Memicingkan matanya dan melihat sosok jelek yang tadi menghimpit Yoongi kembali mengintip dan mengawasi mereka dari dalam ruangan melalu lubang kunci dipintu itu. Sosok manis itu berdecih tak suka dan lebih memilih mengabaikannya.
Perhatiannya kembali teralih kepada namja yang berada dihadapannya saat ini.
"Kemana saja kau? kenapa lama sekali" Yoongi menatap sosok yang berada dihadapannya. Sosok yang ditanyai hanya mengusak surai belakangnya "hanya memastikan sesuatu" Yoongi mendengus kesal dan pergi meninggalkan sosok itu
"yak kau tidak ingin berterima kasih padaku eoh? kalau aku tidak datang kau pasti sudah dimakan makhluk jelek tadi" Yoongi mengabaikan sosok itu yang kini mengikuti langkah cepat Yoongi.
Yoongi memutuskan untuk mendatangi Sekretaris Nyonya Park terlebih dulu. Mencari informasi berdasarkan pernyataan Sekretaris Nyonya Park.
Kini Yoongi berada didaerah perumahan gangnam. Rumah megah dan mewah berderet disepanjang jalan. Yoongi melangkahkan kakinya ke salah satu rumah mewah dengan pekarangan yang tidak terurus. Setelah memastikan bahwa dia tidak salah alamat, Yoongi memasuki pekarangan rumah itu dengan hati hati.
Ting nong
Tidak ada tanda tanda kehidupan yang Yoongi temukan saat mendekati rumah itu hingga kini dia berdiri didepan pintu dan menekan belnya.
Ting nong
'ceklek'
Pintu terbuka dan menampakan seorang pria paruh baya yang menatap Yoongi seakan bertanya 'ada apa' tapi Yoongi hanya diam.
"Jika tidak penting pergilah, aku tidak punya waktu untuk mengurusi bocah kecil sepertimu" Pria paruh baya itu hendak menutup kembali pintu rumahnya tapi secepatnya ditahan oleh Yoongi "Aku hanya ingin bertanya mengenai Nyonya Park" Ucapan Yoongi membuat Pria itu mempersilahkan membeku lalu mengalihkan pandangannya kepada Yoongi dengan tatapan yang sulit diartikan. "Masuk lah" Pria itu mempersilahkan Yoongi untuk masuk kedalam rumahnya.
Yoongi mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan yang penuh dengan tumpukan buku kuno. Pandangannya terhenti pada sebuah jendela yang berada cukup jauh darinya. Dimana di luar jendela itu menampakan seorang wanita dengan wajah dan mata penuh darah. 'menangis'. Sosok wanita itu menatap lekat kearah Pria paruh baya yang berada didekat Yoongi.
"Apa yang ingin kau ketahui?" Suara Pria itu menyadarkan Yoongi dari lamunannya. Kini pandangannya Yoongi teralih kepada Pria itu.
"Cukup banyak yang ingin aku ketahui, Karna kau sudah bersama dengan Nyonya Park selama 15 tahun, mungkin aku bisa mengetahui informasi yang belum ku ketahui darimu" Yoongi menatap lurus kearah Pria itu. Sedangkan lawan bicaranya hanya menatap Yoongi datar.
"Nyonya Park selalu membantuku jika keluargaku dalam masalah. Dia adalah wanita yang menawan dan penuh pesona. Pesonanya mampu mencuri perhatian siapapun. Tapi hal itu seakan tak berlaku lagi setelah Nyonya Park dan Tuan Park bercerai. Setelah bercerai dengan Tuan Park, Nyonya Park menjadi pribadi yang dingin dan terkesan kasar. Berbanding jauh dengan sifatnya yang dulu. Aku seperti menemukan Nyonya Park yang berbeda. Hal itu tak berubah walaupun Nyonya Park telah bersama dan menjalin kasih dengan Tuan Kim Joonmyeon. Kukira dengan hadirnya Tuan Kim akan mengembalikan sifat Nyonya Park yang lembut seperti dulu tapi ternyata yang terjadi malah diluar dugaanku"
Yoongi memperhatikan Pria paruh baya itu bercerita. Dia dapat merasakan aura tak bersahabat dari Pria itu saat bercerita. Raut wajahnya menunjukan emosi yang cukup tinggi.
"Hm apa kau tau dengan siapa Nyonya Park terakhir kali sebelum kau mendapat kabar bahwa dia meninggal?" Yoongi bertanya dengan hati hati kepada pria itu. Pria itu terdiam kembali menatap Yoongi dengan tatapan yang sulit diartikan membuat Yoongi gugup.
Selama diperjalanan pulang Yoongi melamunkan pembicaraannya dengan mantan Sekretaris Nyonya Park. Dia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Yang diceritakan oleh pria itu sunggu bukan inti dari pertanyaan Yoongi. "Bagaimana? Ada hal baru yang kau temukan?" sosok chim datang dengan tiba tiba membuat Yoongi rasanya ingin meninju wajah yang Yoongi akui 'manis' itu. "Bisakah kau tidak datang secara tiba tiba seperti itu? Kau seperti hantu" Yoongi memicingkan matanya kearah sosok itu yang hanya dibalas senyum tipis dari sosok itu. "Kau lupa? Aku memang hantu" Sosok itu memutar kepalanya 180 lalu menjatuhkan kepalanya dari tempatnya begitu saja membuat Yoongi memekik sangat terkejut "Yak! berhenti melakukan itu. Astaga itu mengerikan!" Yoongi meninggikan suaranya tanpa memperdulikan tatapan aneh dari orang yang ada disekitarnya. Sosok itu hanya tertawa dan kembali dalam keaadan semula. Yoongi terdiam. Pandangannya menatap lekat kearah sebrang dimana ada seorang namja yang sedang berlari dengan beberapa orang yang mengejarnya. Yoongi berlari kearah mereka tanpa memperdulikan sosok chim yang terus memanggilnya.
Di lain tempat.
Seorang namja dengan penuh luka lebam diwajahnya berusaha berlari secepat mungkin menghindari beberapa namja yang mengejarnya di belakangnya. Keringat mengalir deras dipelipisnya rambut yang tadinya rapih kini berantakan tak teratur, seragam yang tadinya bersih kini hampir dipenuhi oleh noda tanah bercampur darah. Namja bername tag 'Jung Hoseok' merasa tangannya ditarik oleh seseorang kearah sudut gang yang cukup sempit dan tidak memungkinkan untuk siapapun mengetahui bahwa ada orang yang berada disana.
Hoseok terkejut melihat orang yang menyelamatkannya tadi adalah orang yang sangat dia kenali. "Y-yoonyi hyung apa yang kau lakukan disini" Yoongi menatap Hoseok dengan tatapan datarnya "Seharusnya aku yang bertanya padamu, ada urusan apa kau dengan mereka semua?" Hoseok hanya diam. Tak menjawab pertanyaan Yoongi sedikitpun. Yoongi berdecih lalu menarik tangan Hoseok untuk mengikutinya. Hoseok hanya diam mengikuti langkah Yoongi.
Yoongi membawa Hoseok ke apartemennya. Mengobati luka lebam yang ada diseluruh tubuh dan wajah Hoseok. Lalu memberikan Hoseok pakaian untuk dia pakai karna Yoongi tak yakin Hoseok akan tetap mengenakan seragam yang keadaannya sudah mengkhawtirkan seperti itu.
"Kau bisa pakai ranjangku aku akan tidur disofa, tidurlah ini sudah malam" Yoongi beranjak mengambil selimut dan bantal untuk dia pakai tapi Hoseok menahannya pergerakan tangan Yoongi. "Tidak perlu hyung, kita bisa berbagi tempat. Biar bagaimanapun juga ranjang ini milikmu lagipula kita sesama namja jadi tidak akan terjadi apapun" Hoseok merasa wajahnya memanas akibat kalimat terakhir yang ia ucapkan. Yoongi menatap Hoseok ragu lalu dengan cepat dia mengabaikan fikiran buruknya dan segera menjatuhkan dirinya disamping Hoseok.
Hoseok membaringkan tubuhnya disamping Yoongi dan memeluk Yoongi dari samping. Dan mulai memejamkan matanya. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Ada urusan apa kau dengan orang yang mengejarmu tadi" Hoseok kembali membuka matanya dan melihat Yoongi masih setia menatap langit langit kamar. Hoseok menghembuskan nafas perlahan "Mereka adalah penagih hutang keluargaku, Ayahku adalah seorang pemabuk dan menghabiskan uangnya untuk berjudi. Hal itu membuat keluargaku dikelilingi oleh hutang dan dengan kejamnya ayahku menjadikanku sebagai jaminannya. Ayah dan Ibuku selalu bertengkar hingga belum lama ini Ibuku pergi meninggalkanku dan Ayahku dan akhirnya seperti yang kau ketahui hyung" Yoongi merasa tubuh disampingnya ini bergetar. Yoongi mengusap lembut tangan Hoseok yang sedang memeluknya. Yoongi merasa bajunya basah karna airmata Hoseok lalu Yoongi menjadikan tangannya sebagai bantalan Hoseok dan mengusap surai lembut milik Hoseok. Dan Hoseok semakin mengeratkan pelukannya kepada Yoongi. Walaupun tangisan Hoseok sudah reda tetapi Yoongi masih melakukan kegiatannya.
Mata Yoongi tak sengaja menatap bayangan sosok namja manis yang terpantul di cermin kamarnya. Mata mereka bertemu. Mata dari sosok manis itu kali ini terkesan dingin dan tidak memancarkan kehangatan seperti biasanya. Lalu dengan cepat menghilang begitu saja.
"Kemarin saat berada ditaman aku melihatmu bersama dengan namja manis. siapa dia? lain kali kau harus mengenalkannya padaku hyung. Selamat malam" Suara lemah Hoseok berhasil menyadarkan Yoongi dari lamunannya mencari sosok manis yang tiba tiba muncul dan menghilang begitu saja. Yoongi membeku mendengar ucapan Hoseok.
"Apa sebelumnya kau pernah melihatnya?" Pertanyaan Yoongi hanya dibalas gelengan oleh Hoseok. Jawaban Hoseok membuat Yoongi terdiam.
Tbc
