"Kau hanya bermain denganku dan akhirnya bersama dengannya." Suaranya parau sambil sesekali menyeka airmatanya.

"Bisakah kita bertukar tempat? Bolehkah?" Tangisnya pecah saat ia mengingat bagaimana pria nya berdua dengan perempuan lain.

"Kau pecundang gila. Aku akan tunjukan cara bermain dengan baik." Ia mulai berfikir membalas semua. Tak peduli semuanya,yang ia yakini hanyalah pria nya akan menjadi milik orang lain. Dan ia tak ingin menyia nyiakan air mata nya untuk pria munafik itu.

"Ibu,aku sudah memiliki kekasih. Bisakah kau berhenti menjodohkanku?" Sejak beberapa jam yang lalu ia berdebat tentang perjodohanmya yang sebenarnya tak ia inginkan. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tak bisa lagi mengelak.

WE CAN START IT

.

.

.

.

.

Chapter 1

Sudah berjam jam ia meringkuk dibawah lantai dingin. Tak peduli dengan tubuhnya yang bisa membeku disana. Hatinya sekarang sangat panas,sangat sakit. Pria yang ia cintai,yang ia percayai bertahun tahun. Bagaimana ia semudah itu meninggalkannya dan memiliki kekasih baru. Xi Luhan, kini seperti mayat hidup. Memikirkan dahulu saat mereka sama sama berjanji untuk hidup bersama. Bahkan dulu pria nya selalu mengatakan bahwa ia tak dapat melengkungkan bibirnya keatas saat Luhan sedang memikirkan sesuatu. Namun sekarang mungkin pria nya sedang bersenang senang demgan makan malam bersama calon istrinya yang berasal dari perusahaan pakaian di China. Luhan hanya dapat tertawa mengetahui bahwa pria yang ia harapkan menjadi miliknya sepenuhnya kelak kini akan menjadi milik perempuan lain. Mengenaskan.

Ya, beberapa waktu yang lalu Kris,pria yang kini bukan lagi kekasih Luhan datang ke apartemen Luhan. Namun bukan untuk menjelaskan semua kejadian saat Luhan melihatnya berdua bersama perempuan lain, Kris malah memberikan undangan pernikahannya dengan perempuan lain itu. Ya, Tao merupakan calon istri Kris sekarang. Dan tentang perasaan Luhan. Dia hanya dapat memaki dan memaki betapa keterlaluan pria nya itu. Tao datang dengan setelan rapi dan cincin yang tersemat di jarinya. Cincin yang menandakan bahwa ia sudah memiliki tunangan.

Bukannya Kris sengaja memainkan perasaan Luhan. Karena dari awal mang Kris lah yang pertama tertarik dengan sosok Luhan. Sampai akhirnya mereka menjadi kekasihpun,Kris masih saja sangat kagum dengan sosok Luhan yang baik dan penyayang. Namun ia tak bisa juga menolak permintaan ibunya. Ayah dan ibu Kris merupakan pengusaha besar di Korea,namun karena beberapa waktu yang lalu mereka telah ditipu oleh seorang penipu yang katakan saja ia sangat cerdik,perusahaan itu kini berada di ujung tanduk. Bagaimanapun ini adalah cara Kris untuk membalas jasa kepada ibu tiri nya itu.

Kris dahulu ditemukan orang orang dari panti asuhan di dalam tas yang berisi nama 'Yi Fan' dan beberapa tulisan china yang isinya permintaan untuk menjaga anak itu. Kris yang masih sangat lembut karena diperkirakan baru saja lahir itu kemudian diadopsi oleh keluarganya sekarang. Kris mendapat kasih sayang dan pendidikan dengan sangat tinggi. Kris kecil yang bersekolah dengan cara homeschooling pun sudah diarah untuk menjadi pewaris di keluarga mereka. Hingga Kris menjadi mahasiswa,ia menemukan perempuan,yang ia sendiri tak tau perasaanya menjadi menghangat setelah melihatnya. Selalu sejuk saat melihat dimulai saat itu pun ia dan Luhan tak dapat terpisahkan.

Kris dan Luhan memiliki kisah tang sangat rumit. Walaupun Luhan dan Kris sama sama berharap kisah mereka seperti dongeng,pada akhirnya mereka tak dapat saling memiliki.

Luhan percaya Tao lah yang menyebabkan semua ini. Ia tak mau lagi mendengarkan sedikitpun suara Kris. Tak peduli Kris yang memintanya untuk menikah sebelum ia menikah dengan Tao nanti,karena hanya dengan jalan itulah mereka bisa bersama. Namun hati Luhan terlalu hancur mengetahui sikap Kris yang dari awal menyetujui perjodohan itu. Walaupun pada akhirnya Kris menyadari perjodohan ini bukan main main karena tepat satu bulan lagi ia akan mengikat janji dengan gadis yang dijodohkan dengannya itu. Yang Luhan tau hanyalah ia sekarang sangat membenci Kris dan Tao. Bagaimanapun mereka telah membunuh Luhan secara perlahan.

Ya, bisa dibayangkan kondisi Luhan saat ini. Berhari hari semenjak Kris memberinya undangan sialan itu. Kris sebenarnya setiap pagi datang ke apartemen Luhan untuk meminta maaf dan memberikan seuntai mawar merah di pintu apartemen Luhan. Namun Luhan sudah tak mau lagi berhubungan dengan Kris. Beberapa mawar yang diberi Kris pun sudah membusuk didepan pintu apartemen Luhan. Ya busuk,seperti keadaan Luhan sekarang yang benar benar mengenaskan. Bibir pinknya yang biasanya tersenyum cerah pun menjadi bibir pucat yang tak henti hentinya mengucapkan kata "brengsek".

Kris pun sama mengenaskannya dengan Luhan. Hatinya rapuh. Hanya saja Kris lebih pandai memakai topeng. Jika ia diberi pilihan,ia lebih baik tak diadopsi keluarga ini. Namun Tuhan telah menentukan jalannya. Kalau Luhan tak mau lagi menerimanya,ia harus menerima kenyataannya. Kenyataan yang tak sesuai keinginan.

Ya, Kris sudah menerima semuanya. Melepas Luhan sebagai kekasih. Namun berniat menjalin hubungan persahabatan. Yang mungkin tak dapat diterima Luhan. Egois memang. Ia tetap menginginkan Luhan dimanapun itu. Walaupun sebentar lagi ia menjadi milik Tao seorang.

Mungkin kalian harus mengenal Tao. Tao merupakan perempuan yang cantik,wajahnya sangat mirip panda. Namun jangan lupakan Sexy nya. Ia sering didapuk untuk menjadi model dalam beberapa produk dan majalah. Selain itu Tao adalah perempuan pintar. Tao menguasai banyak bahasa.

Semasa kecil,sebenarnya Tao dan Kris pernah bertemu. Dan Tao telah jatuh kedalam pesona Kris. Namun ia merelakan Kris karena Kris tak kunjung melihat ke arahnya. Hingga perusahaan ayah Kris bangkrut dan ia memanfaatkan situasi ini untuk memiliki Kris. Tao memang beruntung. Menghancurkan perasaan sepasang kekasih yang saling menyayangi.

Makan malam antar keluarga Kris dan Tao sebenarnya telah beberapa kali digelar. Namun kali ini, makan malam keluarga ini terasa begitu menyesakkan dan menyakitkan, bagi Kris namun begitu menggembirakan bagi Tao. Orang tua mereka masing masing memberi kejutan tak diharapkan Kris dengan mempercepat pernikahan mereka,yaitu tiga hari lagi. Dan mereka sudah sejak awal mengubah tanggal pada undangan Kris dan Tao.

Kris merasakan itu. Perasaan yang begitu menyakitkan. Namun ia tetap harus tersenyum didepan keluarganya. Ia belum sepenuhnya siap kehilangan Luhan. Dan kini hanya menghitung hari ia benar benar kehilangan permata nya itu.

Luhan masih tetap di apartemennya. Enggan untuk menunjukan dirinya. Bersembunyi dalam kesedihannya. Beberapa hari ia tak makan. Ia hanya minum air jika ia ingin. Selebihnya hanya ia gunakan untuk menangisi pria nya itu.

Luhan menginjakan kaki ke pintu apartemen. Banyak sekali kertas dan mawar tang sebagian busuk disana. Mungkin Kris melarang petugas kebersihan untuk membersihkannya. Namun apapun itu. Mawar itu hanyalah mawar perpisahan. Tak lebih dari itu.

Satu per satu kertas Kris ia baca. Semakin terisak hingga air mata menetes. Ia kini kehilangan semuanya.

Kakinya ia alihkan ke ruang tamu, dimana ia dan Kris terakhir bertemu. Luhan menemukan kotak indah bertuliskan nama pria nya. Ya, nama prianya dengan perempuan lain.

Perlahan ia buka pita kotak itu. Sambil membayangkan namanya yang berada di situ. Dibuat semakin menangis saat menyadari semua hanya mimpinya. Menangis semakin kencang. Air matanya semakin deras saat ia mengetahui tanggal pernikahan yang hanya berjarak tiga hari dari hari ini. Ini berarti Kris membohonginya. Kris tak lagi menginginkannya.

Luhan tak tau apa yang harus ia lakukan. Sahabatnya sekaligus sahabat Kris,ia tak enak kepada mereka jika ia tak menghadiri pernikahan Kris. Terutama sahabat mereka Do Kyungsoo. Kyungsoo selalu mengatakan dimana ada Kris maka harus ada Luhan. Dan kini Kyungsoo selalu memaksa Luhan menghadiri pernikahannya dengan harapan Kris berubah pikiran saat itu juga. Kyungsoo terlalu banyak melihat drama tak penting. Ia tak menyadari ia semakin menambah sakit perasaan mereka berdua. Dan ia berhasil karena Luhan telah berjanji akan menghadiri pernikahan Kris nya itu.

Keesokan harinya adalah jadwal Kris dan Tao untuk fitting baju pengantin mereka. Mereka memilih tema yang elegant namun sakral untuk pernikahan mereka. Tao sebenarnya tampak cantik dengan baju itu. Namun bagi Kris,jika Luhan yang menganakannya pasti akan lebih cantik. Kris pun sangat tampan memakai jas Putih itu. Siapapun pasti mengatakan mereka adalah pasangan yang serasi.

Setelah selesai fitting gaun yang akan ia gunakan mendampingi Kris di altar nanti, Tao mengajak Kris untuk ke mall untuk berbelanja beberapa barang. Sebenarnya Kris malas melakukannya. Namun apa salahnya membahagiakan calon istrinya sendiri.

Sementara Luhan kini lebih baik dari kemarin. Namun perasaan Luhan kini lebih mati. Meskipun wajahnya masih pucat,ia mengajak Kyungsoo untuk berbelanja pakaian yang akan ia kenakan untuk pernikahan Kris.

Luhan mulai belajar merelakan Kris. Luhan sudah memulai semuanya. Ia hanya kurang tau bagaimana caranya.

Kris dan Tao kini berasa di mall untuk berbelanja sepatu yang akan Tao kenakan di acara makan malam nanti. Ah jika itu Luhan,Kris pasti sudah menegur agar Luhan tak se boros itu. Namun sekarang Kris bersama Tao,yang ia sendiri tak memiliki perasaan sama sekali, jadi ia hanya membiarkannya berbelanja apapun. Jika Kris ditanya Tao tentang cocok tidak pakaiannya. Ia hanya menjawab "hmm" dan membiarkan Tao membelinya.

Sementara Luhan hanya duduk di kursi mall. Dan Kyungsoo,ah ia sangat cerewet saat memilihkan baju untuk Luhan.

"Kyung" Luhan yang semenjak beberapa hari lalu diam,kini akhirnya bicara.

"Hm? Ya? Kenapa lulu ku?" Kyungsoo menjawab sembari sibuk memilih baju untuk Luhan.

"Kau harus memilih pakaian terindah dan termahal untuk perpisahanku dengannya, maafkan aku. Tapi aku tak akan bisa bersatu lagi dengannya." Luhan tersenyum pahit.

"Tak akan seperti itu Lu. Yakinlah jika kalian memang berjodoh, Tuhan pasti akan mempertemukan kalian." Kyungsoo sekarang mulai beralih ke kursi Luhan.

"Itu berarti aku dan dia tak berjodoh." Luhan kembali tersenyum namun kali ini terasa lebih sesak.

"Kita tak tau semuanya Lu. Aku dan Kai dulu, perjalanan kita juga tak selalu mulus." Kyungsoo berusaha menghibur sahabatnya itu. Walaupun ia juga tau,tak mungkin Kris kembali dengan Luhan.

"Ah tak penting membahas ini. Bagaimana kalau kita bersenang senang hari ini. Aku traktir semua. Kita bebas minum hari ini." Luhan mengeluarkan topengnya dan Kyungsoo hanya bisa meng 'iya' kan permintaan temannya.

Saat keluar dari tempat untuk pakaian,Luhan tak sengaja menatap sepasang mata. Mata itu masih indah. Masih seperti dulu. Tak ada bekas menangis sama sekali. Malah terlihat bahagia. Kria telah melupakannya.

Pertemuan mereka bukan kesengajaan. Sebenarnya Luhan ingin sekali melarikan diri dari itu semua. Saat melihat Kris sekarang menggandeng tangan perempuan lain. Luhan kehilangan topengnya. Apalagi saat Tao dan Kris meminta mereka untuk makan siang bersama.

Disinilah mereka. Disebuah meja dengan empat orang dimana tiga diantaranya saling kenal dan satu sisanya yang sudah menghancurkan Luhan. Posisi Luhan tepat di depan Kris dan Kyungsoo didepan Tao.

"Whoaa, kita beruntung bertemu Kris disini. Benar kan Lu?" Kyungsoo adalah orang yang menjadikan mereka duduk bersama sekarang.

"Kris,siapa itu? Kenalkan kepada kami" Kyungsoo melanjutkan pembicaraannya. Entah ia terlalu polos atau bagaimana,yang jelas perasaan Luhan sekarang sangatlah sakit.

"Eungg emm ini kenalkan.. emm ini" Kris terbata mengenalkan calon istrinya itu. Ia enggan menyakiti perasaan Luhan dan perasaannya.

"Kenalkan aku calon istrinya. Namaku Tao. Senang bertemu kalian" Sebuah suara mengalihkan pandangan mereka. Semakin menyesakkan dada Luhan.

"Namaku Luhan. Senang bertemu kau juga. Semoga pernikahanmu nanti lancar dan semoga selalu bahagia" Luhan tersenyum pahit.

"Oh permisi,aku pergi ke toilet dulu." Luhan melanjutkan dan berjalan cepat ke toilet.

Kyungsoo mengetahui perasaan sahabatnya itu. Namun ia juga tak ingin hubungan Luhan dan Kris hancur. setidaknya mereka bisa menjadi teman. Dan walaupun itu sulit, ia tetap harus melakukannya.

Sudah tiga puluh menit mereka menanti Luhan yang tak kunjung keluar dari toilet. Sudah banyak sekali yang mereka bahas. Baik itu kondisi Luhan hingga persiapan pernikahan Kris. Kris tau sebenarnya Kyungsoo masih mengharapkannya untuk Luhan. Namun Kris tak dapat berbuat banyak. Takdir mereka bukan untuk bersama,atau setidaknya belum. Ia tak akan tau seperti apa kelanjutannya.

Telepon Kyungsoo bergetar dan ia meminta izin Kris dan Tao untuk mengangkatnya. Telepon itu dari Luhan. Benar,itu Luhan.

"K Kyung" suara Luhan serak seperti habis menangis.

"Maaf aku tak berpamitan dulu. Aku sekarang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat. Aku baru ingat bahwa hari ini aku ada urusan penting. Maafkan aku." Luhan langsung mematikan telepon setelah itu. Dan Kyungsoo berani bersumpah bahwa Luhan kini sedang menangis.

"Tadi Luhan meneleponku. Katanya ia memiliki urusan penting. Dan uh ya, aku ditinggalkan disini. Jika dia tau kalau kekasihku pasti marah mengetahui wanita sepolos diriku ditinggal sendirian,dia pasti marah. Benarkan Kris" Kyungsoo mencoba mencairkan ekspresi Kris yang agak mengeras setelah mengetahui Luhan meninggalkannya.

"Tao, aku pamit dulu. Jaga Kris kami baik baik." Kyungsoo melanjutkannya sambil berusaha menelepon pacarnya,Kai.

Setelah Kyungsoo keluar cafe mall itu. Kris memutuskan untuk membawa Tao kembali dengan alasan ia sedang tak enak badan.

Sebenarnya ia bukan sedang tak enak badan. Ia hanya sedang hancur. Hancur hati nya. Ia tau Luhannya sedang menangis. Dan ia tak akan rela Luhan menangis sendiri. Ah tidak ia harus menemani Luhan.

Tanpa diduga Kris melajukan mobilnya dengan cepat ke apartemen Luhan. Tak peduli pengendara lain yang mengumpat di jalan karena ulahnya. Yang jelas ia harus bertemu Luhan.

Sampai di apartemen Luhan. Ia tak kunjung mendapat pintu yang terbuka. Akhirnya ia mencoba password yang sebenarnya sudah ia ketahui. Passwordnya adalah tanggal saat Kris dan Luhan pertama saling mengenal. Dan ternyata password itu tak diubah sama sekali oleh pemiliknya.

Perlahan kakinya menapak pada apartemen yang dulu selalu ia kunjungi. Namun suasana kali ini berbeda. Jantungnya masih berdebar. Namun debaran sakit ia dapatkan. Apartemennya berantakan. Sangat sangat berantakan. Ia sudah memasuki segala ruangan. Namun ia tak kunjung menemukan Luhan.

Ruangan yang belum ia masuki hanyalah kamar Luhan.

Ia membuka pintu kamar Luhan. Pandangannya tak kunjung menemukan sosok mungil itu. Kamarnya begitu berantakan. Dan di pojok ruangan ia menemukan tisu berserakan. Ia yakin itu adalah tempat Luhan menangis.

Kris khawatir. Ia takut dengan perasaan Luhan saat ini.

Dan oh apa ini? Darah? Apakah Luhannya mimisan lagi? Kris menjadi sangat khawatir. Ia berlari keluar apartemen Luhan dan mencari cari keberadaan Luhan.

Mulai dari cafe langganan Luhan hingga mall tempat mereka bertemu lagi.

Namun nihil. Luhan tak ada dimanapun. Luhamnya menghilang. Sebelum memaafkannya.

Hingga Kris mengingat tempat dimana mereka pertama kali berkenalan. Di taman dekat kampus mereka dulu.

Kris melajukan mobilnya. Berharap gadis mungilnya disana.

Flashback

Luhan payah. Kenapa ia meninggalkan mereka? Bukannya harusnya ia berbahagia karena mantan kekasihnya akan segera menikah. Mengapa saar ia mengucapkan selamat rasanya sangat sesak.

Luhan tak tau kemana tujuannya sekarang. Yang ia tau adalah ia ingin menjauh dari Kris nya itu.

Hingga ia tak sadar mengemudikan mobilnya ke sebuah taman. Taman dimana ia dan Kris pertama kali bertemu. Tempat dimana ia sering tertawa dan bercanda di tempat itu.

Luhan bukannya masih berharap. Ia hanya ingin membayangkan semuanya. Karena itu membuatnya bahagia. Namun saat ia sadar bahwa Kris tak lagi miliknya. Sesak itu menjalari dada Luhan.

Luhan tersenyum, tertawa, menangis disitu. Ia bingung dengan perasaannya. Ia tak tau kepada siapa ia harus menumpahkan emosinya.

Luhan memutuskan untuk tidur di rumput taman. Tak peduli orang orang melihatinya dengan pandangan aneh. Sambil sesekali terisak. Sesekali dari hidungnya juga keluar darah segar tanda dari Luhan yang terlalu lelah.

Ia menatap bintang. Menceritakan semuanya. Dan ia bergantian menatap bulan. Bertanya tentang nasibnya. Berharap bintang dan bulan kini berbaik hati menolongnya. Luhan sedang hancur,namun ia tak memiliki satu pun teman untuk membangkitkannya. Apakah ia harus pergi ke bar setiap malam dan mabuk setiap hari? Ah kuno.

Luhan kini tak dapat lagi menangis. Ia tak memiliki ekspresi. Wajahnya seperti orang gila.

Ia menyadari haru sudah cukup gelap ah atau sangat gelap. Ia sebaiknya pulang. Ia berusaha berdiri dengan kekuatan yang masih ia miliki. Karena menangis tadi membuat tubuhnya benar benar lemas. Dengan heels yang tidak terlalu tinggi ia berusaha berjalan menuju mobilnya.

Namun ia ternyata ia sudah tak kuat. Kakinya tak lagi mau menahan badan mungil Luhan. Apalagi kaki kanan Luhan yang dari tadi ia tekuk.

Luhan menjerit. Ia bersiap merasakan pukulan tanah. Memejamkan matanya dan bersiap merasakan sakit pada bagian belakangnya.

Namun tidak sampai tanah. Tubuhnya ditangkap seseorang. Seseorang yang membuatnya seperti ini. Mengapa ia disini malam begini.

"K-kris"

Flashback End

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued

Ah gagal angst banget ya:'D

Ya mau gimana lagi. Namanya masih anak ingusan. Banyak typo. Dan aku tau kok ini ga menarik:'v

Sekian:v