Title : I Did It For Love

Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort

Cast : Park Chanyeol x Byun Baekhyun slight Oh Sehun x Xi Luhan and others

Rating : M (Yaoi / Genderswitch)

Length : Chaptered

A/N : Kalian boleh anggep FF ini dari sisi Yaoi (Mpreg) atau Genderswitch ya :)

WARNING MATURE CONTENT !


Chapter 1

Baekhyun menggeser tubuhnya hingga posisi kepalanya berada diujung bawah tempat tidur, kemudian mengangkat kedua kakinya ke atas dan menyandarkannya ke dinding pada bagian kepala tempat tidur.

"Kau sungguh terlihat sangat konyol saat ini Baek" komentar Chanyeol sambil mendengus dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.

Baekhyun melirik Chanyeol sekilas sebelun akhirnya memilih untuk mengabaikan Chanyeol begitu saja dan kembali melanjutkan kegiatannya yg tengah mempraktekkan instruksi yg tadi siang dibacanya dari salah satu artikel di internet.

Baekhyun sudah cukup senang ketika Chanyeol akhirnya menyetujui keinginannya untuk memiliki seorang anak.

Hidup bersama selama hampir lebih dari tiga tahun dan diumur mereka yg masing-masing telah menginjak lebih dari kepala tiga, Baekhyun akhirnya berhasil membujuk Chanyeol untuk memiliki satu lagi anggota baru diantara mereka.

Siang tadi Baekhyun telah membaca sebuah artikel di internet sebelum mereka melakukannya lagi malam ini seperti biasa, dan menurut artikel yg dibacanya berada dalam posisi seperti ini selama lima belas menit setelah bercinta dapat membuat sperma akan lebih cepat sampai ke rahim dan membuahinya.

Baekhyun memandangi Chanyeol yg baru saja berjalan keluar dari dalam kamar mandi menggunakan bathrobe dengan wangi sabun mandi yg digunakannya menyeruak masuk kedalam tiap sudut kamar.

Chanyeol yg memiliki postur tubuh tinggi dan struktur wajah yg tampan pastilah akan memberikannya keturunan yg baik.

Mereka berdua akan menghasilkan bayi yg memiliki mata indah seperti Baekhyun dan hidung mancung seperti Chanyeol. Rambutnya akan hitam lebat seperti Baekhyun dan tubuhnya akan proporsional seperti Chanyeol. Sifatnya juga akan lembut seperti Baekhyun dan dilain sisi tegas seperti Chanyeol.

Membayangkan nanti rupa anaknya dan Chanyeol seperti apa setelah terlahir kedunia, pastilah akan sangat luar biasa menurut Baekhyun.

Sebenarnya kalau saja sejak awal saat ia dan Chanyeol memulai hubungan dan memutuskan untuk tidak memakai kondom saat bercinta, bisa saja saat ini mereka sudah memiliki seorang anak berumur dua tahun ditengah-tengah mereka.

Tepatnya lusa akan menjadi hari ulang tahun anaknya yg kedua tahun kalau Baekhyun mulai menghitungnya dari waktu pertama kali saat mereka berdua mulai bercinta.

Baekhyun memiliki kebiasaan aneh akhir-akhir ini setelah bercinta dengan Chanyeol, Baekhyun akan terbaring ditempat tidur dengan kedua matanya yg akan terbuka lebar selama berjam-jam, memikirkan akan jadi apa nanti rupa anaknya, sama seperti malam ini.

Sedangkan Chanyeol akan lebih memilih untuk tertidur lelap disebelah Baekhyun tanpa berminat untuk menemani Baekhyun yg selalu mengulang hal yg sama setiap harinya.


Flashback

Baekhyun selalu menjadi 'bintang' baik diuniversitasnya dulu maupun dilingkungan kerjanya saat ini.

Saat ini Baekhyun bekerja disebuah perusahaan majalah fashion dan menjabat sebagai pimpinan redaksi.

Baekhyun memiliki segala hal yg diinginkan oleh orang lain. Dari rambut hitamnya yg mengkilap hingga bentuh tubuh dan kaki mungilnya yg rampingpun menjadi daya tarik tersendiri untuknya.

Kariernya yg gemilang yg telah ia jejaki selama lebih dari lima tahun hingga apartemen mewah yg terletak dikawasan elit yg dimilikinya pun tidak luput dari pembicaraan orang lain tentang dirinya.

Dan yg paling utama dari pelengkap segala keberhasilan dalam hidupnya adalah karena ia memiliki Park Chanyeol.

Baekhyun dan Chanyeol berkenalan empat tahun lalu, saat itu Chanyeol baru saja bekerja sebagai salah satu penasihat hukum diperusahaan majalah fashion dimana Baekhyun bekerja dan langsung menjadi salah satu idola bagi orang-orang yg bekerja diperusahaan tersebut, khususnya para wanita.

Baekhyun awalnya tidak terlalu memperdulikan pria yg selalu menjadi bahan obrolan rekan-rekan dikantornya tersebut, hingga sampai rela mencari-cari alasan untuk bisa kelantai atas dimana ruangan Chanyeol berada hanya sekedar mendapatkan senyum ramah Chanyeol saat tidak sengaja berpapasan dengan mereka.

Hingga pada suatu siang Baekhyun dikejutkan oleh kedatangan Chanyeol yg menghampirinya dan berdiri canggung didekat mejanya dengan nampan berisi makan siang untuk bertanya apakah ia tidak keberatan kalau pria tersebut ikut duduk bersamanya.

Mereka berkenalan dan memutuskan untuk saling bertukar nomer ponsel setelah acara makan siang bersama yg tidak direncanakan itu berlalu dan hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin pertemanan.

Dan kedekatan itu semakin dalam terjalin setiap kali Baekhyun yg pulang malam karena tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin redaksi dan memaksanya untuk selalu memeriksa kembali data-data yg akan diterbitkan didalam majalahnya dengan sempurna dan Chanyeol yg juga sering berpura-pura sibuk sampai malam untuk setelah itu mendatangi ruangan Baekhyun dan membujuknya agar ikut pulang bersama dengannya atau sekedar makan malam bersama.

Dan beberapa bulan setelah kedekatan yg semakin dalam itu, disuatu malam dimana lagi-lagi Baekhyun lewati bersama dengan Chanyeol, diantara butiran salju pertama yg turun dimusim dingin, Chanyeol menyatakan perasaanya pada Baekhyun, berjanji akan menjaga dan mencintai Baekhyun sepanjang hidupnya yg akhirnya dihadiahi Baekhyun dengan kecupan hangat dibibir Chanyeol pertanda bahwa ia setuju untuk memberikan hatinya pada Chanyeol.

Setelah hari itu, mereka masih bekerja diperusahaan yang sama dan semua rekan-rekannya juga masih saja sibuk membicarakan Park Chanyeol setiap kali kekasihnya itu melewati koridor didekat ruangannya, sesekali ada juga yg berusaha menarik perhatian Chanyeol secara terang-terangan dihadapan Baekhyun.

Sedangkan Baekhyun hanya dapat tersenyum melihatnya, untunglah ia bukan tipe pasangan yg pencemburu atau mudah curiga. Justru ia bangga pada dirinya sendiri karena bisa menaklukkan pria yg selalu saja di idam-idamkan oleh rekan-rekan kerjannya dikantor.

"Sempurna sekali" begitu komentar Luhan ketika untuk pertama kalinya bertemu dengan Chanyeol.

"Menurutmu begitu ?" tanya Baekhyun dengan bersemangat.

"Benar, sempurna sekali, dan ia jatuh cinta padamu. Kau beruntung sekali Baekhyun-ah" Begitulah kata Luhan. Pernyataan yg tidak dapat diganggu gugat menurutnya.

Luhan masih terus saja berceloteh tentang betapa menakjubkannya kekasih sahabatnya tersebut, hingga membuat Baekhyun menampilkan senyum bangganya mengingat pria yg dibicarakan Luhan tersebut adalah Chanyeol, kekasihnya.

"Jangan dilepas" ia berusaha memperingatkan Baekhyun.

Dan Baekhyun segera mengingat-ingat nasihat dari Luhan tersebut. Lagipula Luhan memang terbukti lebih berpengalaman daripada dirinya. Luhan telah mendapatkan Sehun, pria yg dinikahinya setahun yg lalu, sehingga ketika sahabatnya itu menyarankan untuk jangan melepas Chanyeol, Baekhyun akan menuruti perkataannya.

Keduanya tidak begitu ingat lagi bagaimana terjadinya, tetapi beberapa bulan setelah mereka resmi berkencan Baekhyun telah pindah ke rumah milik Chanyeol yg lebih besar dibandingkan apartemennya dulu.

Dan Baekhyun senang-senang saja, mengingat sejak lulus kuliah dulu ia selalu tinggal sendiri diapartemennya yg lama dan sekarang ia memiliki seseorang yg akan mendengarkannya ketika ia senang ataupun susah. Memeluknya kalau kilat petir yg ditakuti nya datang ditengah malam, menyambut dirinya pulang bekerja saat terlalu lelah saat melewati harinya atau sekedar menemaninya menonton film tengah malam yg sering disiarkan ditelevisi.

Dan akhir-akhir ini Baekhyun mulai menyukai fakta bahwa Chanyeol pasti akan menjadi suami yg baik dan ayah yg luar biasa untuk keluarga kecilnya nanti. Chanyeol tergolong pria yg setia dan dapat dipercaya. Ia juga selalu menyukai tingkah polos anak-anak maupun itu laki-laki atau perempuan.

Baekhyun dan Chanyeol telah menemukan irama masing-masing untuk hidup bersama-sama. Pada awalnya lucu juga mengingat betapa berbedanya mereka. Mereka selalu tertawa menyadari betapa perbedaan yg mereka miliki justru menjadi daya tarik tersendiri untuk hubungan mereka.

Flashback end


Baekhyun memutuskan untuk memiliki anak setelah lima bulan lalu mengetahui bahwa Luhan, sahabatnya tengah hamil tanpa rencana.

Tentu saja Baekhyun turut senang mendengarnya tapi kemudian ia mulai merasa tertekan. Untuk pertama kalinya setelah tiga tahun yg lalu memutuskan menjadi kekasih Chanyeol, ia ingin hamil dan memiliki anak dari kekasihnya tersebut.

Selama lima bulan belakangan ini menyaksikan Luhan yg tengah menikmati masa kehamilannya dengan didampingi Sehun suaminya yg terlihat sangat memuja Luhan, membuat Baekhyun mulai menjalani hidupnya seperti melayang-layang apatis tentang beberapa pikiran bagaimana kalau ia dan Chanyeol juga mempunyai seorang anak.

Awalnya Chanyeol menolak keinginan Baekhyun karena ia merasa mereka belum siap untuk memiliki seorang anak, apalagi mengingat ia dan Baekhyun masih sama-sama sibuk bekerja.

Jangankan untuk menjaga seorang anak, untuk memiliki waktu berdua dengan Baekhyun disetiap weekend saja Chanyeol masih belum bisa mengusahakannya, apalagi nanti kalau ia memiliki seorang anak.

Tapi melihat Baekhyun yg sangat berharap padanya, Chanyeol tidak memiliki pilihan lain, karena menurutnya apapun yg membuat Baekhyun bahagia ia pun juga akan merasa bahagia. Itulah yg dulu pernah ia janjikan pada Baekhyun saat ia memutuskan untuk menjadikan Baekhyun sebagai kekasihnya.

Beberapa bulan yg lalu mereka berfikir rencana tersebut akan mudah-mudah saja. Hingga beberapa minggu ini mereka mulai menyadari bahwa tidak semudah itu untuk mencapai sesuatu yg biasanya terjadi secara ilmiah pada orang lain dan tanpa perlu bersusah payah seperti mereka.

Semua orang yg selalu beranggapan bahwa Baekhyun adalah orang yg paling beruntung didunia dengan Chanyeol yg selalu mau melakukan apa pun untuknya, membuat Baekhyun mulai sangat terbebani akhir-akhir ini.

Ia mulai takut kehilangan Chanyeol yg menjadikannya semakin paranoid karna ia tidak bisa menemukan alasan yg tepat agar Chanyeol tidak akan meninggalkannya.

Dan akhirnya keinginan Baekhyun yg ingin memiliki seorang anak, berubah menjadi suatu obsesi yg berlebihan menurut Chanyeol.

Dulu mereka masih melakukan hubungan sex secara spontan atau sesuai keinginan mereka begitu saja, tetapi akhir-akhir ini Baekhyun mulai melakukan beberapa cara aneh yg menurutnya akan membuatnya cepat hamil seperti memeriksa tanggal kesuburannya, mengukur temperatur tubuhnya dan Chanyeol sebelum bercinta, hingga berbaring dengan kaki yg diangkat sejajar dada dengan kepala yg menjutai kebawah seperti malam-malam kemarin.

Baekhyun juga sering bertanya kepada orang-orang. Banyak sekali, seolah memiliki anak telah menjadi misi hidupnya untuk saat ini.

Dengan ringannya ia akan bertanya kepada teman-temannya, rekan kerja yg tidak terlalu akrab, hingga orang yg tidak ia kenal sekalipun untuk mencari tahu bagaimana agar berhasil mengandung.

Konyol. Egois. Terobsesi.

Baekhyun harus mengakui itu semua tengah terjadi pada dirinya saat ini.

Ia merasa tidak ada yg salah dengan dirinya, baik Chanyeol dan Baekhyun tidak ingin mengakui bahwa mungkin ada masalah, walaupun mereka tidak benar-benar yakin kalau memang ada masalah diantara mereka.


Baekhyun memandang iri pada Luhan dan perut membuncitnya yg tengah melahap semangkuk besar es krim rasa vanilla diatas sofa.

Saat ini Baekhyun tengah berada dirumah yg Luhan tinggali bersama suaminya, setelah beberapa jam yg lalu mendapatkan telepon (katanya darurat) dari Luhan yg memohon untuk dibelikan semangkuk besar es krim vanilla dengan taburan matcha diatasnya pada Baekhyun.

Baekhyun tidak bisa menolak keinginan Luhan sahabatnya tersebut, ditambah Luhan menjadikan alasan 'ngidam' saat memintanya, sehingga membuat Baekhyun yg saat itu tengah sibuk menyusun draf untuk salah satu artikel dimajalahnya segera meraih kunci mobil dan izin keluar kantor sebentar pada anggota timnya dan mampir ke kedai es krim dalam perjalanan menuju rumah Luhan.

"Bukankah ngidam itu sangat merepotkan, Luhan-ah ?"

"Ada yg lebih buruk lagi" kata Luhan dengan mulut penuh es krim. "Bayangkan saja ada orang-orang yg ngidam makan sesuatu yg lebih tidak masuk akal dibandingan dengan yg ku makan saat ini"

"Mengapa kau pikir yg kau makan itu lebih baik daripada yg lain ?" serang Baekhyun. "Bukankah itu hanya alasanmu saja agar bisa dituruti ?"

Seperti biasa Luhan hanya tersenyum. "Well, ya bisa dikatakan juga begitu sih. Tapi aku pernah membaca artikel dimana saat kau ngidam, dan saat itulah tubuhmu tengah memberi tahu zat apa yg benar-benar sedang sangat dbutuhkan oleh tubuhmu"

"Jadi, apa artinya kalau kau ingin makan es krim vanilla dengan topping bubuk matcha diatasnya ?" tanya Baekhyun berusaha menggoda.

Luhan menyuap sesendok es krim ke mulutnya. "Mungkin itu artinya aku perlu menambah berat badan" jawabnya, dan keduanya pun tertawa terbahak.

Luhan tergolong orang yg menyenangkan, tetapi yg paling disukai Baekhyun dari sahabatnya ini adalah, Luhan mencintai dirinya sendiri. Luhan tak pernah merasa tidak percaya diri pada dirinya.

Apalagi semenjak ia mengandung dan berat badannya bertambah. Pada umumnya orang lain pasti akan mengeluh dan mulai menyalahkan apapun yg kemungkinan menjadi penyebabnya. Berbeda sekali dengan Luhan, ia justru sangat menyukai lebih daripada orang lain yg pernah Baekhyun lihat saat mengandung saat menyaksikan sendiri kehamilannya yg bertambah besar.

Saat ini Luhan terlihat seperti bola yg siap menggelinding kapan saja, namun ia masih tetap terlihat mempesona sekalipun dengan hanya terbalut kaus berukuran XXL dan celana training kebesaran yg kemungkinan milik Sehun seperti saat ini.

"Apa komentar Sehun saat melihat tubuhmu yg semakin membesar seperti ini ?" tanya Baekhyun penasaran.

"Sehun ? OhMyGod! tolong jangan tanyakan apa pendapatnya tentangku, ia selalu saja tidak bisa mengendalikan hormonnya setiap kali berdekatan denganku, katanya aku selalu menguarkan aroma sexy yg mengundangnya untuk menikmati tubuhku" kata Luhan sambil bersusah payah mengangkat tubuhnya dari sofa diruang tengah untuk mengambil segelas air didapur.

Baekhyun ingin membantu tetapi mengurungkannya karena tahu Luhan pasti akan tersinggung sambil berkata 'aku hanya hamil, bukannya cacat' seperti beberapa waktu lalu.

"Dan kau bagaimana kabar tentang kehamilanmu ?" ucap Luhan yg telah kembali duduk diatas sofa dengan nafas yg terengah-engah setelah berjalan hanya beberapa meter dari dapur.

"Masih terlalu dini. Belum bisa diperiksa sampai dua minggu lagi"

"Bukankah seharusnya kalian melakukannya setiap hari supaya semakin besar peluang untukmu ?"

"Tidak. Kami hanya melakukannya dua hari sekali karena kalau setiap hari katanya sperma akan menjadi lemah, jadi perlu beristirahat. Aku juga disarankan untuk melakukannya pada hari ketiga belas setelah masa suburku, katanya itu adalah waktu terbaik dan itu terjadi kemarin. Kami telah melakukannya, hanya tinggal menunggu hasilnya" ucap Baekhyun sambil menundukkan kepalanya menatap lantai marmer dibawah kakinya.

"Ya ampun, mendengarkan mu bercerita tentang bercinta aku jadi mulai membayangkan bagaimana rasanya" ucap Luhan antusias berusaha mengalihkan pembicaraan demi melihat raut wajah Baekhyun yg mulai berubah.

"Hei, kau kan baru lima bulan mengandung, apa maksudmu ? Kau kan masih bisa berhubungan dengan Sehun juga"

"Baekhyun, itu bukan karena aku tidak ingin melakukannya, tapi... " Luhan menghentikan perkatannya sebentar. "Sebenarnya aku selalu merasa tidak tahan dengan bau tubuh Sehun akhir-akhir ini"

"Apa ?"

Luhan menghela nafas. "Kalau Sehun bilang aroma tubuhku sangat mengoda, justru bagiku sebaliknya karena aroma tubuhnya membuatku benar-benar ingin muntah"

"Yang benar saja, lalu apa yg dikatakan Sehun ?"

"Saat aku mengatakan padanya, ia langsung marah-marah padaku"

"Jelas saja ia marah, Sehun kan suamimu dan kau malah berkata seperti itu. Lalu apa yg kau lakukan ?"

"Aku menagis saja, setelah itu Sehun akan berhenti memarahiku lalu setelahnya ia akan meminta maaf padaku"

"Kau benar-benar memanfaatkan kehamilanmu dengan sangat baik, Luhan-ah" goda Baekhyun yg membuat keduanya kembali tertawa-tawa.

Tiba-tiba Baekhyun menghela nafas berat setelah menghentikan tawanya.

"Kenapa ?" Luhan menyadari ada sesuatu yg mengganggu pikiran sahabatnya itu.

"Setidaknya Sehun masih ingin bercinta denganmu. Sedangkan Chanyeol bilang, ia merasa seperti mesin sex saja padaku, katanya ia tidak pernah tahu kalau soal bercinta bisa menjadi begitu mekanis dan terjadwal seperti itu"

"Benarkah ia bilang begitu ?"

Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya lemah lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa ruang tengah rumah Luhan dan menatap kosong lampu kristal yg bersinar diatas kepalanya.

.

.

.

Baekhyun kembali mengingat kejadian dua hari yg lalu. Ia merasa sangat bersemangat karena malam itu adalah hari ketiga belas setelah masa suburnya, betapa yakinnya Baekhyun bahwa malam itulah saatnya.

Baekhyun dan Chanyeol tengah berpelukan diatas sofa ruang tengah sambil menyaksikan film tengah malam yg tengah diputar ditelevisi, dengan Baekhyun yg bersandar pada dada bidang Chanyeol, dan Chanyeol yg melingkarkan sebelah tangannya pada pinggang Baekhyun dan sebelahnya lagi mengusap pelan rambut hitam Baekhyun dengan lembut, sebagaimana sering mereka lakukan seperti hari-hari sebelumnya. Mengomentari ini dan itu, tanpa benar-benar terlibat dalam obrolan khusus.

Tepat pukul sebelas Baekhyun masuk kedalam kamar, Chanyeol mengatakan ia akan menyusul setelah film yg sedang ditontonnya selesai.

Dan tidak lupa Baekhyun kembali mengingatkan bahwa malam itu adalah malam ketiga belas dan memintanya agar segera menyusul ke kamar, Chanyeol telah mengerti apa yg maksud oleh Baekhyun.

Chanyeol sedikit menghela nafas tetapi tidak berkata apapun, ia hanya melipat tangannya didada dan kembali melanjutkan menonton film ditelevisi.

Baekhyun menyemprotkan parfum yg dibelinya berdasarkan saran dari salah satu rekannya dikantor yg mengatakan bahwa aroma itu akan membuat pasangan menjadi lebih bergairah saat mencium wanginya.

Baekhyun duduk sambil bersandar pada kepala tempat tidur dan membaca majalah fashion yg diterbitkan dan perusahaan tempatnya bekerja. Sesekali matanya melirik jam dinding dikamarnya yg terus bergerak.

Meski telah berjanji dalam hati untuk tidak berteriak memanggil Chanyeol, namun setelah setengah jam berlalu ia sudah tidak sanggup lagi untuk menunggu.

Baekhyun berjalan cepat menuju tangga dan dari ujung atas memanggil Chanyeol untuh menyuruhnya agar segera naik.

Lima menit kemudian Chanyeol naik dan berdiri di ambang pintu kamar dengan raut wajah yg kesal.

"Aku sedang menonton film yg lima belas menit lagi akan selesai, kau semestinya bisa bersabar sebentar lagi. Kenapa aku jadi mulai muak dengan semua ini, Baekhyun!"

Baekhyun baru saja hendak memotong tetapi Chanyeol tidak memberikan kesempatan untuknya menyela.

"Dan sekarang aku sudah benar-benar tidak mood lagi. Persetan dengan hari ketiga belas atau apapun itu, ini benar-benar sudah tidak lagi masuk akal. Sekarang ini kalau kau bertanya hal yg paling tidak ingin kulakukan adalah bercinta denganmu!" Chanyeol mengakhiri kata-katanya, seolah mengatakan bahwa bercinta dengan Baekhyun adalah hal yg paling menjijikkan didunia ini.

Baekhyun menelan kekecewaannya atas perkataan Chanyeol, walaupun jujur ia merasakan sakit hati karena perkataan Chanyeol tadi padanya.

"Maafkan aku" ucap Baekhyun lirih sembari menunduk dan turun dan tempat tidur, menghampiri Chanyeol.

"Maaf karena aku egois dan tidak berpikir terlebih dulu"

Baekhyun berusaha menyingkirkan segala egonya, walau bagaimanapun ini adalah hari ketiga belas dan ia tidak boleh melewatkan malam ini.

"Maafkan aku ya, Chanyeol-ah" Baekhyun merengkuh dan mencium bibir Chanyeol yg terasa sangat kaku dibelah bibirnya.

Ia segera mencari cara untuk membuat segalanya kembali berjalan sebagaimana yg ia inginkan.

Dan tangan Baekhyun telah meraih resleting celana Chanyeol dan mulai membuka kancingnya sembari berlutut dibawah Chanyeol.

Ia meraih kejantanan Chanyeol dan memasukkannya ke mulutnya sendiri hingga mengakibatkan desah nafas rendah keluar dari bibir Chanyeol. Setelah itu, ia tahu sudah tidak ada lagi masalah diantara mereka.

Lima belas menit kemudian Baekhyun telah terbaring diatas tempat tidur dengan kaki yg terangkat keatas dan bertumpu pada dinding atas kepala tempat tidur.

Sementara Chanyeol telah mengambil tisu yg terletak diatas meja kamar dengan perasaan malas. Ia bangkit untuk memungut kembali pakaiannya yg berserakan diatas lantai dan masuk kedalam kamar mandi.

Ketika kembali, Chanyeol tidak berkata apapun. Ia hanya menggelengkan kepalanya dengan perasaan sedih saat melihat apa yg dilakukan Baekhyun saat ini, kemudian naik keatas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya membelakangi Baekhyun.

Beberapa menit hening, hingga Chanyeol akhirnya berbalik menghadap Baekhyun lalu mulai berbicara.

"Bukankah dulu lebih menyenangkan daripada saat ini ? Bukankah dulu kita bisa bercinta hingga berjam-jam lamanya ? Bukankah dulu bercinta merupakan kegiatan yg menyenangkan untuk kita ? Bukankah dulu kita baik-baik saja sebelum persoalan tentang bayi ini muncul ?" Chanyeol berucap dengan suara lirih seraya menatap Baekhyun penuh harap untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaanya.

Namun Baekhyun hanya manatap sekilas saja mata Chanyeol sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya menuju langit-langi kamar dengan raut wajah bersalah.

Hingga beberapa saat kemudian yg terdengar hanya suara dengkuran halus dari Chanyeol yg memecah keheningan malam dikamar yg mereka tempati.

Baekhyun tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan Chanyeol, karena bagaimana bisa ia menjawab pertanyaannya, saat ia sendiri pun tidak mengetahui apa jawabannya.

-To Be Continued-


Ask me for questions by PM or Line ID chococone53 /bye/