Disclaimer : MK

Warning : AU, (miss) typo sejumlah bintang di langit, Ooc,alur berantakan, diksi diabaikan, EYD rancu, alur berantakan.

Saya kira warning-nya sudah cukup untuk menekan tombol back, agar tidak perlu nyampah.

Cerita berikut adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat atau kejadian, disengaja :D

DLDR / Don't Like Don't Review (ini lebih tepat), dari pada nyampah di kolom review ane.

.

.

.

Dunia Ninja

.

.

.

Note:

'Dan' nama orang

'Dan' kata sambung

.

.

.

Suara kicauan burung terdengar bersahutan menghiasi jalan setapak yang tampak sepi. Seorang pria berparas tampan, berambut hitam model emo berjalan santai melewati sebuah jembatan.

Dia ditampilkan mengenakan kemeja putih lengan panjang, yang terbuka pada bagian dada. Dia mengenakan celana panjang biru tua dengan kain biru tergantung dari perutnya hingga ke lutut. Dia juga mengenakan pelindung lengan hitam yang menutupi lengan dan membentang hingga mencapai bisep atasnya. Ia juga mengenakan sabuk melingkar di pinggang, di mana ia membawa pedangnya di balik pinggang belakang.

Pria itu tampak menyadari kalau sebenarnya dari tadi ia sedang di ikuti.

Brak!

Jembatan yang ia akan pijaki, rusak tertembus sebuah tombak yang tiba-tiba meluncur dari arah depannya. Dengan santainya pria itu berdiri di tempat. Bahkan ia masih sempat memakan buah tomat merah dengan lahap. Nampak sekali kalau pria itu menyukai tomat.

Seorang tiba-tiba saja berdiri di depannya. "kau tahu kalau gara-gara kau, kami kehilangan tiga ratus Gold"

"Lalu" jawaban pria berambut emo itu singkat.

"Kau seharusnya tahu diri, kau harus membayar perbuatanmu, brengsek!" teriak pria yang tadi menghadang. Pria itu memakai penutup kepala sampai matanya. Dan hanya menyisakan setengah dari wajahnya. "Gara-gara kau juga, kami harus pulang dengan tangan kosong"

Pria berambut emo mendengus, "kalau tanganmu kosong, maukah kau memegang ini?" tambahnya lagi sambil memperlihatkan sisa tomat, yang belum ia habiskan.

Pria penghadang tadi hanya mendengus.

"Heaah.." tiba-tiba dari arah depannya dua orang melompat sambil melancarkan serangan.

Takk! Jleb!

Dengan gerakan santai, pria emo menangkap tombak yang dilemparkan ke arahnya. Dengan gerakan yang sangat cepat, ia melempar kembali ke pemilik tongkat.

Sementara penyerang yang satunya, membabat pedang seakan ingin membela dua si pria emo.

Srat!

Tring!

Dia segera menarik pedang yang tersampir di belakang pinggangnya. Dan menahan tebasan penyerang tadi.

Cras!

Begitu berhasil menghalau serangan, dengan sangat cepat ia membalas serangan dengan menusukan pedangnya tepat mengenai jantung si penyerang.

Orang pertama yang menghadang tadi hanya tersenyum meremehkan. Saat si pria Emo, sedang bertarung dengan dua kawannya. Ia melihat ada kesempatan untuk membokong. Perlahan ia mengangkat tangannya.

Dor!

Si pria emo hanya sedikit memiringkan kepala.

Seth!

"Aaakh!"

Sebuah sapuan pedang telah memotong pistolnya. Si pria tadi terlempar ke belakang di sertai dengan rasa kaget, yang teramat.

Ketiga lawannya telah terjatuh, si pria emo kembali menyimpan pedangnya. Selanjutnya ia meninggalkan lawannya begitu saja.

"Be..benarkah kau di pekerjakan dengan bayaran yang sangat murah?" tanya si penghadang dengan takut, sebelum pria Emo melangkah jauh.

"Ya" jawaban santai dari pria emo. Ia menghentikan langkahnya.

"Padahal kami di bayar mahal untuk mencuri, tapi kau mengembalikannya dengan harga murah? Ha..ha..ha.. kau benar-benar bodoh!"

Pria tampan rambut Emo berbalik, "mereka adalah klan miskin, minta harga mahal pun tidak ada gunanya" ia menatap langit. "Sepertinya sudah mulai".

Hanya dalam sekejap pria itu menjauh dari hadapan penghadangnya.

.

.

.

.

Gemuruh suara kaki kuda yang berlari menuju suatu tempat, tak lama kemudian mereka yang berjumlah delapan orang itu telah tiba di atas bukit.

.

.

Seorang gadis melangkah dengan gontai menuju arah dua orang pria yang tengah mengobrol. Tatapannya kosong, bahkan pakaian pada tubuhnya sudah tidak teratur lagi. Tanpa sengaja salah seorang dari pria itu menoleh

"Hey, bukankah itu adalah Nona Matsuri, anak gadis dari desa sebelah"

"Benar, tapi.." pri lain yang menyahut, tidak melanjutkan kata-katanya. Ia merasa curiga dengan gadis yang baru saja di maksud.

"Semua sudah mati…." Ucap gadis yang di sebut Matsuri oleh kedua pria tadi.

"Hee.. Apa yang dia maksudkan" sahut salah pria pertama tadi pada temannya.

"Semua sudah mati. Wabah penyakit menyerang"

Bruk!

Usai berkata demikian, gadis tadi langsung ambruk. Kedua pria itupun langsung panik. Tanpa mereka ketahui, seorang pria misterius sedang bersembunyi. Dengan gerakan bibir yang sama diucapkan oleh Gadis tadi. Ternyata, gadis yang sebenarnya sudah menjadi mayat itu di kendalikan oleh orang yang bersembunyi tadi.

.

.

.

.

Nampak pria berambut panjang berwarna perak, usia sekitar tigapuluh tahunan. sedang memberi makan pada ikan peliharaan kesukaannya. Nampak sekali kalau ikan-ikan itu sangat bagus warnanya, sehingga membuat pria itu sangat senang mengamati ikan-ikannya yang sedang bergerombol.

"Ada apa" seru pria berambut panjang. Entah berbicara dengan siapa. Karena di sekitar pria itu tidak ada satu orang pun. Kecuali pria tadi.

"Tuan Dan Kato, nampaknya mata-mataku telah melihat sekelompok orang menuju desa Yue, mungkin ada hubungannya dengan kasus wabah yang telah terjangkit di sana", terdengarlah suara menyahut. Suara tersebut berasal dari semak-semak yang berada di belakang pria berambut panjang tadi.

Pria tersebut berambut klimis, beriris hitam kelam.

"Jika mereka melintasi atau mau masuk ke desa tersebut itu sama saja bunuh diri. Atau mungkinkah mereka ingin menyebar wabah itu keluar, bodoh sekali" sahut pria berambut panjang menoleh, kelihatan cukup menarik jika di pandang.

"Tapi ada yang mencurigakan" sahut pria yang sedang berlutut di semak-semak tadi.

"Biarkan saja" seru pria berambut panjang berambut perak, sambil terus memberi makanan pada ikan-ikannya tanpa menoleh pada pria yang ada di semak tadi.

"Tapi, setelah di pikir-pikir ini tidak bisa di biarkan", Sahut pria Dan kemudian, "kalian para ninja Konoha perlu melakukan penyelidikan ke sana" lanjut pria berambut panjang yang di panggil Dan Kato.

"Baik"

"Satu lagi jika di antara kalian ada yang terinfeksi…"

"Aku mengerti, Tuan"

.

.

Seorang pria berkulit pucat berambut klimis, sedang menemui orang-orang yang sedang berkumpul di suatu ruangan.

Ia segera membuka sebuah peta dan di hamparkan di hadapan orang-orang tadi.

"kelompok pertama, menyusuri sungai di sebelah timur desa Yue. Kelompok kedua, bersamaku, kita masuk melalui daerah barat pada hutan ini" tambahnya lagi sambil menunjuk peta. "Kita akan sampai di desa Yue satu jam kemudian"

"Sai, Shin bilang kalau jumlah mereka hanya delapan orang. Apa tidak terlalu berlebihan mengumpulkan ninja sebanyak ini, hanya untuk menghadang delapan orang" seru salah seorang bertubuh lebar, berwajah kasar. Nampak sekali kalau ia adalah orang kasar dan terlalu memiliki percaya diri.

"Musuh kita sebenarnya adalah wabah penyakit ini"sahut pria klimis yang di panggil Sai.

"Benar"

Semua orang tiba-tiba saja menoleh ke pintu masuk, baru saja mereka mendengar suara langkah seseorang di luar pintu. Semua sudah nampak siaga, jikalau yang berada di depan pintu adalah musuh.

Srak!

Nampaklah di depan pintu seorang gadis cantik berambut merah muda. Mengenakan gaun qipao, lengan pendek menggunakan risleting, ia juga menggunakan celana pendek hijau ketat.

Semua yang menyaksikan siapa yang muncul, mengambil nafas lega.

"Sakura"

Sai lah yang pertama kali menyebut nama orang yang baru masuk.

Sementara orang yang di maksud hanya diam, dengan tatapan dari wajah dinginnya, ia menatap sekeliling.

"Jadi kau bermaksud meninggalkanku, Sai?" ucap gadis yang baru masuk tadi.

"Bukan maksudku seperti itu, Sakura" Sai tidak tahu harus memberi alasan apa.

"Aku tahu kau ingin menuju desa Yue yang konon di hinggapi wabah mematikan. Kau tahu aku adalah Ninja medis, aku jauh lebih di butuhkan. Dan satu lagi, aku juga adalah ninja Konoha" Sakura berbicara dengan nada datar.

"Baiklah, tapi kuminta kau berhati-hati" Sai akhirnya menyerah untuk menghentikan Sakura.

.

,

.

Sekelompok orang berjumlah sekitar dua puluhan, bergerak sambil melompat di antara rerimbunan pepohonan.

Tap!

Sakura menjejakan kakinya di atas salah satu dahan pohon. Dengan mata nanar, ia segera mengamati sekeliling.

"Sakura semakin cantik" sahut seorang pria di samping Sai, sementara Sai tidak menyahut ia hanya tetap pokus mengawasi sekeliling.

"Cukup, Juugo" Sahut Sai, "Dimana Shin dan yang lain" Sai segera menoleh kepada orang-orang yang ada di belakang.

"Shin dan yang lainya tadi berada di belakang" sahut seorang yang bersama Sai, "Aku akan menemui mereka" ia kemudian bergerak dan melompati dan berpijak diantara dahan pohon.

Pria bertubuh besar, Juugo yang bersama Shin segera melompat kebelakang memijak pada setiap dahan pohon.

"Oy, kenapa kalian masih di sini" seru pria pada sesorang yang sedang duduk menundukan kepala.

Karena masih tidak ada respon, ia segera menghampiri, "jangan tiduran saja…" pria besar tadi tidak melanjutkan ucapannya, karena orang yang di ajak bicara tiba-tiba saja jatuh ke tanah.

"Aaakh…." Ia langsung saja menjerit ketika sebuah benang baja tipis yang tidak kelihatan telah mencekik lehernya. Tidak hanya itu, ternyata benang baja tipis tadi, sudah di aliri oleh sengatan petir. Rupanya orang yang mencekiknya tadi memiliki Jutsu tipe petir.

Karena suara orang tadi, Sai menoleh kebelakang, ia merasa kalau dari tadi sudah ada yang tidak beres. "Sial" gerutu Sai.

"Awas" teriak Sakura, ia merasa ada serangan dari senjata besar berputar menuju arah mereka. Dengan sigap Sakura melompat menghindari serangan senjata besar itu. Tapi orang yang berada di belakang Sakura tidak bisa menghindar, dan…

Crass! Crass!

"Aaakh"

"Aaargh"

Tubuh dua orang yang tadi di belakang sakura terpotong, darah langsung bercipratan kemana-mana, bahkan jika seandainya ada orang yang lewat dibawah mereka. Orang yang lewat itu pasti merasa kalau telah terjadi hujan darah. Tidak hanya sampai di situ, senjata itu tetap berputar seolah sedang mencari mangsa. Teriakan kematian menggema di tengah hutan itu.

"Disana!" teriak Sai menyadar dari mana datangnya senjata pembunuh itu.

Siung! Syuut!

Clap! Cap! Cap!

Seperti hujan shuriken sedang melanda ketempat yang dicurigai Sai terdapat pemilik senjata tadi. Daun dan beberapa dahan telah bepatahan akibat serangan shuriken tadi.

Saat Sai menghentikan serangannya, tampaklah seorang pria, sedang berdiri dengan tenang. Tubuh pria itu sangat besar, bahkan sangat besar untuk ukuran manusia normal. Selain besar ia juga lebih tinggi dari manusia pada umumnya.

Ia tersenyum meremehkan sambil memegang Shuriken yang sangat besar dan tengahnya telah di lubangi untuk memudahkan sebagai pegangan.

Sakura tidak tinggal diam, ia menyerang dengan menggunakan pisau belati ditangannya.

Wutt!

Dess!

"Ah!"

Sakura menjerit tertahan, pukulan pria besar tadi tepat mengenai perutnya. Beruntung saat ia terjatuh, ia masih bisa mengendalikan diri, sehingga ia bisa mendarat dengan kedua kakinya.

Pria besar yang ukuran tubuhnya dua kali dari manusia biasa itu segera melompat dan mendarat tepat di hadapan Sakura.

Sakura kaget, ia segera beringsut ke belakang. Ia tak menyangka kalau pria itu bisa menyusulnya demikian cepatnya.

"Heaaah"

Sai tiba-tiba saja muncul dari atas dan menyabet pedangnya.

Tap! Tap!

"Aah!"

Entah bagaimana, pria besar tadi sudah menangkap kedua tangan Sai. Kaki sai menggantung, sementara kedua tangannya masih di pegangi oleh pria besar tadi.

"Sakura, lari! Segeralah melapor pada Tuan Dan" teriak Sai.

"Tapi, bagaimana denganmu.." Sakura membantah.

"Jangan membantahku, kau harus selamat…Aaaah" kedua tangan Sasi putus oleh kuatnya tarikan dari pria besar tadi.

Kyaaaaa…

Sakura menjerit histeris, melihat kedua tangan Sai telah putus, darah dari kedua sambungan tangan itu bercipratan kemana-mana.

Sakura makin takut dengan pemandangan mengerikan yang ada di depannya. Ia perlahan mundur ketakutan. Sementara pria besar tadi makin menunjukan seringai menatap Sakura. Sakura tidak tinggal diam, ia harus hidup dan segera melapor pada atasannya.

Sakura segera berlari, melompat di antara dahan pohon yang menjulang.

Trak!

Dahan yang menjadi pijakan Sakura, tiba-tiba patah. Rupanya si pria besar tadi terlebih dahulu melempar shuriken raksasanya ke arah pijakan Sakura.

Akh!

Sakura kaget saat ia terjatuh, belum sempat ia mengendalikan diri. Ia sudah mendapat serangan dari pria besar tadi,

Bukh!

"Ukh"

Sakura mejerit tertahan, ketika pria besar tadi telah melayangkan pukulannya pada perut Sakura.

Serangan yang demikian keras, membuat Sakura kehilangan kesadarannya, pingsan.

.

.

.

.

Sakura yang masih pingsan di baringkan dalam sebuah pondok. Jika di lihat dari kondisinya, pondok itu sudah lama tidak terpakai.

Pria raksasa yang menangkap Sakura, meletakan Sakura secara perlahan. Sesaat kemudian, ia menatapi sekujur tubuh Sakura seperti sedang ingin memangsa.

Pria besar itu menelan ludah membayangkan kalau sebentar lagi ia akan menikmati tubuh mungil nan mulus itu.

Dengan kasar ia menyingkap pakaian bawah Sakura. bahkan dengan kekuatannya ia mengangkat satu kkaki Sakura sehingga nampak Sakura sedang menggantung. Dengan buas pria itu menjilati paha Sakura. selanjutnya ia mulai menjilati vagina Sakura yang masih tertutup celana dalam.

Puas dengan itu, ia mulai beralih ke bibir Sakura. saking besarnya pria itu, nampak sekali kalau setengah wajah dari Sakura seperti tertelan oleh mulut pria besar tadi.

Kembali ia beralih pada vagina Sakura menjilati dengan kasar.

"Hnnggk"

Suara igauan Sakura yang mulai sadar.

"Ah..!"

Sakura ingin memberontak, tapi sebuah cengkraman di lehernya kembali mengunci pergerakannya.

"Diam!" suara pria tadi mengancam, "jika kau berani melawan, maka mungkin bercinta dengan mayat gadis cantik sepertimu sepertinya menarik"

Sakura tidak lagi berkutik saat mendengar ancaman dari pria itu. Sakura hanya bisa pasrah, jika saja menuruti kehendak hati, tentu saja Sakura lebih memilih mati dan membiarkan pria brengsek itu memperkosa mayatnya.

Tapi kesetiaannya pada atasanlah yang membuat ia memilih di rampas kehormatannya. Ia harus bertahan hidup demi menyampaikan berita pada atasannya.

Pria tadi melanjutkan kegiatannya, ia kembali menjilati Sakura dengan kasar.

Sakura menitikan airmatanya, sebentar lagi ia akan kehilangan kehormatannya sebagai seorang gadis. Tiba-tiba pria besar itu menghentikan kegiatannya. Ia menoleh kesamping kanannya.

"Jika tidak ada pekerjaan, sebaiknya kau pergi dan jangan mengganggu kesenanganku" ucap pria besar tadi.

Sakura menoleh mengikuti arah tatapan pria besar. Tampaklah di dekat jendela seorang pria tampan berambut raven, sedang duduk santai dan tampak menikmati pemandangan yang di lakukan pria besar tadi.

"Aku sedang tersesat, dan aku ingin istirahat, atau kau bisa menunjukan jalan menuju desa Shimora?" nada datar dan dingin terdengar dari mulut pria raven tadi.

Pria besar mendengus, "Kau salah tempat bertanya, pergilah!" hardiknya lagi, sedetik kemudian ia melanjutkan kegiatannya.

Lagi-lagi pria besar itu menghentikan kegiatannya, pria raven yang tampan atau Sasuke sudah berjongkok di depannya. "kalau begitu, aku juga ingin istirahat dan berencana melanjutkan perjalanan besok"

Wukk!

Tiba-tiba pria besar mengayunkan shuriken raksasanya pada Sasuke. Sasuke dengan sigap melompat dan memutar tubuhnya di udara.

Wuss!

Tluk!

Saat masih di udara, Sasuke sempat membabat pedangnya. Dan anehnya Sasuke seperti sedang membacok karet. Serangannya memantul.

"Ternyata kau kebal juga, tapi apakah semua bagian tubuhmu sudah di latih?" nada santai dari Sasuke terdengar.

Wuss!

"Arrgh!"

Sasuke melempar sebuah pisau dan menancap tepat di mata pria besar.

Merasa ada kesempatan, Sasuke segera menarik Sakura, "Lewat sini!" ia mendahului Sakura melompat menjauh dari pondok tadi dan di susul Sakura.

Wut! Wut!

Suara Shuriken besar tadi berputar dengan cepat menuju pada Sakura dan Sasuke.

"Awas!"

Peringatan Sasuke agar mereka berdua menunduk menghindari shuriken besar. Benda itu hanya lewat di atas kepala mereka berdua. Dan uniknya shuriken itu berbalik arah menuju pemiliknya.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Sasuke dan Sakura segera pergi melarikan diri.

Pria besar tadi ingin mengejar, "Berhentilah Killer Bee! Tidak perlu kau kejar. Dengan demikian akan bagus untuk mengetahui siapa pemimpin wanita itu" suara pria berambut panjang beriris rembulan.

"Tidak, Neji, aku ingin membunuh pria itu" sahut pria besar tadi yang di panggil Killer Bee.

"Jadi kau sudah berani membantahku, Bee!" suara penuh penekanan terdengar dari Neji.

Bee mendengus, "Baiklah"

"Segeralah kembali ke markas. Akan ku perintah yang lain untuk mengurus mereka"

.

.

.

.

Sasuke terus berlari dengan Sakura yang menyusul di belakang.

Sasuke menghentikan langkahnya, "Kurasa pria aneh tadi sudah tidak mengejar lagi"

Sakura tidak menyahuti perkataan Sasuke. Ia malah menatap Sasuke penuh selidik.

"Aku hanyalah seorang Ninja pengembara. Tidak perlu mencurigaiku. Kau pikir aku teman mereka? Kalau itu benar, aku juga akan meminta jatah tadi"

"Namaku Sakura, desa yang kau cari ada di balik bukit itu" mendengar keterangan Sakura, Sasuke mengalihkan pandangannya ke depan. Dan tampaklah didepannya bukit yang tidak terlalu jauh.

"Nah, sekarang kita berpisah saja di sini, terima kasih atas bantuanmu" imbuh Sakura kemudian.

"Aa.. ku harap kau tidak tertangkap lagi pria itu" balas Sasuke dan berlari meninggalkan Sakura.

Sakura duduk meringkuk sambil memeluk badannya sendiri. Rasa sakit akibat perlakuan Bee yang nyaris memperkosa dirinya. Sakura menangis, ia begitu berterimakasih pada pria penolongnya. Kalau jika tidak, Sakura sudah pasti kehilangan salah satu harga dirinya.

.

.

.

"Aah..ah.." suara desahan terdengar dari dalam sebuah kamar.

"Siapa?" terdengar suara berat dari dalam kamar.

"Ini aku Sakura, tuan Dan"

"Masuklah!" perintah pria rambut panjang, Dan Kato.

Sebenarnya Sakura ragu untuk membuka pintu, tapi perintah atasannya mutlak.

Srett!

Wajah Sakura merona begitu menyaksikan pemandangan di depan matanya. Tampak pria yang di panggil Dan Kato itu sedang menusuk-nusukan kelaminnya kedalam lubang peranakan seorang wanita pirang berdada besar. Sakura segera menundukan kepala, dengan detak jantung yang tidak karuan.

"Apa yang ingin kau laporkan, Sakura" dengan santai berbicara dengan Sakura, Dan Kato masih saja memompakan penisnya kedalam vagina wanita blonde itu.

"Tsunade.. ooh..aaah" Dan Kato belum menanggapi Sakura, ia malah makin tampak beringas meremas payudara besar milik wanita blonde yang di panggilnya Tsunade. Menikmati setiap tusukan yang ia lakukan pada vagina Tsunade.

Pria Dan Kato memang terkenal memiliki perilaku aneh, ia tidak segan berhubungan badan di depan anak buahnya jika libidonya terlanjur bangkit, terutama di depan wanita bawahannya.

Bahkan ketika pelayannya sedang sibuk, jika Tsunade tidak ada, maka tidak segan menelanjangi pelayannya dan menidurinya di tempat begitu saja.

"Maaf Tuan Dan, seluruh pasukan Ninja termasuk pemimpinnya, Sai, telah tewas" Sakura masih menunduk.

"Benarkah?" Dan menoleh pada Sakura. "Mereka semua? Siapa yang melakukannya?" setelah berkata demikian, Dan kembali melanjutkan kegiatannya mendorong pinggulnya.

"Lawan yang sangat tangguh. Selebihnya tidak bisa saya jelaskan"

Dan mendengus, "Mereka memang lemah"

Didepan Sakura, Dan Kato dan Tsunade masih melanjutkan kegiatannya. "Aah.. arrgg" Dan Kato akhirnya menggeram ketika ia telah mencapai puncak kenikmatannya.

Kedua pasangan di depan Sakura, itu masing-masing mengambil nafas.

"Sakura, jika tidak ada lagi. Aku memberimu tugas baru. Selidiki siapa yang memerintah pembunuh Sai dan lainnya"

"Baik Tuan" sahut Sakura.

"Atau, kau mau menggantikan Tsunade?" jika mau jujur Dan Kato sangat ingin sekali menikmati Sakura.

'Keparat' Sakura menggeram dalam hati, ia adalah gadis baik-baik, dalam artian, ia masih sangat menjaga keperawannanya, tidak mungkin dirinya mau memberikan keperawannanya mengikuti perbuatan binatangnya Dan Kato.

"Permisi, Tuan" Sakura segera beringsut dan pergi.

"Kasihan kau" dengus Dan Kato sambil menarik salah satu sudut bibirnya, "Meski kau sangat ingin, aku tidak akan melayanimu, gadis dengan kutukan!"

.

.

.

Sesuai perintah atasannya, Sakura mulai penyelidikannya seorang diri.

Sakura melangkahkan kaki di antara rindangnya pepohon. Terangnya rembulan pun seakan hanya mampu mengintip dicela-cela rimbunnya dedaunan.

Sekelebat bayangan yang dari tadi mengikuti langkah Sakura. Menyadari itu, Sakura bukannya takut atau ia melarikan diri. Sakura justeru menghentikan langkahnya seakan ia mau manantang penguntitnya.

Wut! Wut! Wuss!

Berapa kali Serangan senjata rahasia menuju Sakura. sebagai salah satu ninja andalan Dan Kato, Sakura dengan mudah menghindari serangan yang seperti hujan menuju tubuhnya.

Sambil menghindari serangan, Sakura dengan lihai menatap sekelilingnya. Setelahnya Sakura mengerti, penyerangnya itu hanya sedikit.

"Hyaak!"

Sakura menangkap beberapa senjata yang mengarah padanya. Dan melempar balik menuju sumbernya.

Wuss!

"Ahk!"

"Ukh!"

Bruk!

Serangan balik Sakura mengenai Sasaran dengan tepat.

Merasa tidak mungkin lagi main kucing-kucingan dengan gadis berambut merah muda. Beberapa penyerang gelap tadi muncul dan langsung menyerang Sakura. lawan Sakura kali ini tampaknya tersisa tiga orang.

Sakura melompat maju di saat ketiga orang lawanya telah muncul, belati yang selalu ia selipkan di ayunkan ke salah satu musuhnya.
Tidak ingin kalah, salah satu dari musuhnya menyambut serangan Sakura dengan menyabetkan katananya.

Wuttt..!

Sakura cepat-cepat membungkukkan tubuhnya, sehingga sambaran pedang itu lewat di atas kepalanya. Dan belum sempat lawan Sakura mengatur keseimbangan tubuhnya, Sakura cepat-cepat menusukkan belatinya.

Wunggg...! Blesss...! bret!

Lawan Sakura kontan matanya terbeliak lebar ketika belati Sakura merobek perutnya. Bahkan Sakura masih sempat menyayat jantung penyerangnya. Darah kontan muncrat dari bagian yang terluka.

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Sakura segera mencabut senjatanya. Kontan tubuh itu ambruk ke tanah, diam tidak bergerak lagi untuk selamanya. Namun Sakura sudah tidak sempat melihat lagi
ambruknya orang itu, karena sudah melancarkan serangan pada lawan-lawannya.

Tranggg...!

benturan dua senjata, ketika serangan cepat Sakura di tahan oleh lawannya yang lain. Dan di saat itulah serangan susulan Sakura kembali meluncur. Kaki kanannya yang dialiri tenaga penuh, telak menghantam dada.

Bukkk,..!

Lawan Sakura terlempar kebelakang.

Jleb!

Lawan yang tadi sempat melayani serangan Sakura tidak bisa menjerit lagi ketika Sakura melempar belatinya tepat mengenai kerongkongan.

Meskipun kedua rekannya telah tewas, namun orang terakhir penyerang Sakura tidak mau menyerah. ia berniat menghabisi Sakura saat belum menyadari secara penuh.

Wuss! Wuss!

Ternyata orang terakhir ini lebih lihai dari pada dua rekannya yang sudah tewas. Sakura yang kini sudah tidak bersenjata. Hanya bisa menghindar.

Sakura kaget ketika dirinya masih melayang di udara, serangan cepat tepat menuju tubuhnya.

Trang!

Sekelebat bayangan dari samping Sakura menahan serangan yang di arahkan pada Sakura. lawan Sakura mental balik ketika berbenturan dengan sosok bayangan yang menolong Sakura. Belum sempat lawan Sakura memperbaiki posisi tubuhnya.

Wutt!

"Aaaarggh!"

Sabetan dari penolong Sakura yang disertai api hitam memotong tubuh lawannya jadi dua.

Sakura menatap penolongnya barusan, rambut emo, berwajah menawan.

"Kau…"

"Sampai ketemu lagi" belum sempat Sakura melanjutkan ucapannya, pria tadi telah berkelebat pergi dan menghilang dari pandangan Sakura.

Sakura menggerutu kesal, merasa di abaikan.

"Dasar pria menyebalkan" baru bertemu dua kali saja, Sakura sudah di bikin kesal. Bagaimana kalau mereka hidup bersama.

Usai memaki melampiaskan kesalnya pada pria penolongnya, Sakura melanjutkan langkahnya. Tapi menuju arah kelebatan pria penolongnya, atau lebih tepatnya menyusul Sasuke.

.

.

To Be Continue

.

.

I'm Sorry Guys.. ane nggak jamin Update Kilat, soalnya sibuk Real Life, tapi di usahain kok..

Yosha.. sekarang FFn adalah semacam taman hiburan baru buat ane kalau lagi mumet hadapi RL, terutama masalah kuliah ane.. baru ane rasa, makin kesini makin mumet aja sama urusan kampus, OK yang ini lupakan...

Jangan lupa jejaknya di kolom Review, tapi yang bukan sampah (baca flame), capek bersih-bersih sampah.

Eeerr.. tolong reviewnya jangan sebagai Guest, nggak bisa di balas.

See ya…