BETWEEN US

Chapter I

Pairing : Pain/Pein Yahiko x [Sakura.H x Sasuke.U] x Hanabi.H

Original chara in NARUTO

Disclaimer by Masashi Kishimoto-sensei

Rated : Mature

Original main idea by Kamijo Hikari

Original storyline and Title by odes

-00000-

.

.

.

Summary :

Pernikahan itu sudah diatur sedemikian rupa. Tujuannya hanya satu, menciptakan keturunan yang akan menjadi senjata bagi desa. Namun tujuan pernikahan itu melupakan dan merenggut impian banyak pihak untuk bahagia. Akankah Sasuke menerima pernikahan itu begitu saja ? Lalu bagaimana dengan gadis merah muda yang selama ini mencintainya ?

.

.

.

Konohagakure.

Setelah perang besar ketiga dunia shinobi…

Sasuke masih terbaring lemah pasca pertarungannya dengan kawan karibnya, Uzumaki Naruto di akhir perang besar yang mengubah wajah dunia shinobi saat ini. Pertarungan hidup mati yang mereka lakukan di lembah akhir, tempat yang sama dimana para leluhur mereka dulu juga saling bertarung demi apa yang diyakini. Pertarungan dua orang sahabat yang memilih jalan hidup berbeda. Uchiha Madara dan Senju Hashirama.

Sepasang onyx itu terbuka lemah. Wajah tampan keturunan terakhir Uchiha itu masih tampak pucat. Ada satu hal yang menganggu pikirannya sejak tadi, yaitu janjinya pada seorang gadis berhelai merah jambu sesaat sebelum dirinya kehilangan kesadaran.

"Sampai bertemu nanti…"

Itu kalimat terakhir yang diucapkannya sambil menyentuh pelan dahi lebar gadis merah muda temannya semenjak kanak-kanak itu. Sasuke lega dan bahagia saat berhasil mengucapkan kata itu, terlebih saat melihat rona bahagia di wajah gadis musim semi yang memerah karena malu.

Namun sekarang, bertemu gadis yang selama ini mencintainya itu adalah yang paling tidak dia inginkan. Dan semua itu berawal dari kejadian yang terjadi malam kemarin di kamar perawatannya.

Tuan Koharu dan Nyonya Homura, dua petinggi negara Hi yang selama ini menaungi desa Konoha menemuinya diam-diam. Mereka datang dengan pengawalan ketat Anbu dan ditemani oleh Hokage keenam Konoha yang dijabat oleh mantan gurunya, Hatake mereka datang untuk sebuah kepentingan yang sangat mendesak mengingat seharusnya ini sudah lewat dari jam kunjungan pasien di rumah sakit Konoha.

"Sasuke, ada yang harus kita bicarakan…" suara parau kakek petinggi negara Hi itu terdengar pelan. Sasuke hanya memicingkan matanya, dan melirik sekilas melalui sepasang onyx sedalam samudera miliknya.

"Mengenai statusmu sebagai seorang kriminal level S, kau tidak mungkin kembali lagi ke Konoha…" ujar Tuan koharu lagi. Seketika pemuda raven itu tersentak. Jadi, haruskah dia menjadi ninja pelarían lagi? Lalu bagaimana dengan Sakura ¿ Baru saja dia mengucap janji akan menemui gadis itu kembali, tapi masalah selalu datang bertubi-tubi kepadanya. Apakah dia harus acuh kembali pada perasaan gadis yang selama ini cintanya selalu dia abaikan? Atau dia harus membawa Sakura bersamanya ¿ Apa hal itu akan sepadan bagi gadis merah muda itu untuk pergi dari desa dan memulai kehidupan baru dengan kriminal sepertinya ¿

"Kecuali…" kali ini suara lembut Nyonya Homura yang terdengar. Tanpa sadar, Sasuke menoleh dan menatapnya lekat. Mungkinkah ada jalan keluar yang lain?

"Kau harus menikah dengan Nona Hanabi dari klan Hyuuga…" ucapan Nyonya Homura itu tidak hanya membuat kaget Sasuke, tapi juga sang Hokage ke enam, Kakashi. 'Jadi inikah yang sejak tadi disebut sebagai urusan mendesak oleh kedua orangtua itu?' pikir Kakashi.

Seketika Sasuke membuang muka. Persyaratan anyaha itu? Menikah dengan Hyuuga Hanabi ¿ Bukankah dia adik dari gadis pemalu yanga ada di kelompok yang dipimpin oleh Kurenai-sensei bersama dengan Inuzuka Kiba, dan Aburame Shino. Sasuke bahkan tak mampu mengingat wajah salah satu gadis pewaris klan Hyuuga itu karena mereka memang tidak pernah bertegur sapa. Apalagi Hanabi tidak berada di tingkat yang sama dengannya.

"Sasuke, kau adalah satu-satunya pewaris darah Uchiha yang masih bertahan. Darah Uchiha tidak boleh sampai terputus hanya sampai padamu saja. Nona Hanabi adalah pilihan yang tepat. Dia mewarisi darah Hyuuga, klan terkuat kedua Konoha setelah Uchiha. Jika Uchiha dan Hyuuga menjadi satu, tentulah keturunan kalian akan menjadi yang terkuat…" jelas Nyonya Homura lagi. Dari nada bicaranya kentara sekali nenek tua itu berusaha membujuk Sasuke untuk mendengarkan perkataannya.

'Cih, siapa yang peduli soal itu!?' pikir Sasuke ketus. Dia tak pernah memikirkan gadis lain kecuali rekannya sejak kecil, Haruno Sakura. Selama ini dia terlalu sibuk dengan kebencian dalam hatinya, hingga kata cinta menjadi sebuah hal yang terlarang baginya, bahkan untuk sekedar dipikirkan.

Namun sekarang, saat semua sudah berakhir, satu-satunya gadis yang ada dipikirannya adalah gadis berhelai merah muda yang sudah lama menggoda hatinya dengan cinta. Menawar rasa pahit kebencian dengan manisnya madu kasih sayang.

"Jika kau menyetujui, kami akan membersihkan nama Uchiha di desa. Termasuk juga nama kakakmu, Itachi…" ujar Tuan Koharu sambil mengelus janggut putih panjangnya. Dia tahu benar kelemahan Uchiha. Seorang Uchiha tidak akan pernah mengkhianati darahnya, klannya.

Dan si tua petinggi Negara Hi itu tahu betapa menggodanya tawaran itu bagi Sasuke.

DEG-

Mendengar nama sang kakak semata wayang, hati pemuda raven itu berdesir. Kakaknya harus menanggung aib yang tak dapat terkatakan seumur hidupnya. Mati dengan cap sebagai seorang pengkhianat desa, padahal sesungguhnya apa yang kakaknya lakukan justru untuk melindungi ketentraman Konoha dari perang saudara.

Bayangan ragu yang mulai tersirat di wajah tampan pewaris Uchiha itu membuat Tuan Koharu dan Nyonya Homura terlihat senang. Mereka tahu, cepat atau lambat, pemuda dengan sejuta pesona dan bakat itu akan menerima tawaran mereka.

Hanya wajah Kakashi yang tampak tegang di balik masker yang masih setia dipakainya. Mata lelaki yang telah menjabat sebagai Hokage keenam itu terlihat memandang ke arah mantan muridnya di kelompok tujuh dengan tatapan nanar.

'Kakak… apa yang harus kulakukan?' desis Sasuke dalam hati. Dipejamkan onyx sedalam jurang tanpa dasar itu. Semua kenangan tentang klan Uchiha seketika terbayang. Ada Ayah dan Ibunya. Ada kakaknya. Ada leluhur dan para pendahulu mereka. Semua terasa menyesaki alam pikirannya.

Akhirnya onyx itu kembali terbuka. Kali ini, entah mengapa terselubung tabir tipis lapisan bening berkaca. Wajah pemuda itu tampak pucat dengan raut sedih yang jelas terlihat di wajah tampan yang biasanya selalu memasang ekspresi datar tersebut.

"Baiklah. Aku terima persyaratan kalian. Tapi kalian juga harus memegang janji untuk membersihkan nama Uchiha." Jawab Sasuke akhirnya. Dia menghela nafas, berat.

Satu lagi, takdir seorang Uchiha yang harus dipikulnya…

-000-

GREK-

Lagi-lagi mawar putih itu. Sebenarnya siapa pengirimnya ?

Sakura membungkuk dan mengambil bunga mawar putih yang diletakkan oleh entah siapa orangnya. Kejadian misterius ini sudah berlangsung seminggu, tepat setelah dirinya kembali ke Konoha pasca perang besar ketiga dunia shinobi.

Gadis bersuai merah jambu itu mengamati sekelilingnya. Menebak-nebak siapa pelakunya. Apa dia memiliki penggemar rahasia? Aahh rasanya tak ada, mengingat cintanya selama ini hanya untuk sang Uchiha saja.

Memikirkan pemuda cinta pertamanya itu saja sudah membuat Sakura merona. Bagaimana tidak, di akhir pertarungan sang Uchiha dengan Naruto, Sasuke menyentuh kening lebarnya. Bagian tubuh yang selama ini selalu menjadi ejek-ejekan rival sekaligus sahabat kentalnya, Yamanaka Ino. Namun Sasuke justru menyentuhnya penuh sayang. Pemuda itu berjanji untuk kembali dan menemuinya.

Dan bukankah ini waktunya? Hari ini dia akan mengunjungi sang pemuda di rumah sakit untuk mengecek keadaannya. Bukankah ini saat yang tepat untuk mengakui –sekali lagi- tentang perasaannya sejak lama ¿

Lagi-lagi, hanya dengan membayangkan akan bertemu pemuda yang telah melepaskan bencinya dan kembali ke desa itu sudah membuat Sakura melayang bahagia. Bahkan gadis musim semi itu tertawa-tawa kecil sendiri saking girangnya.

Ini mungkin saatnya, dia akan berbahagia bersama pemuda yang dia cinta…

Sakura mempersiapkan dirinya hari ini dengan sangat matang sehingga penampilannya begitu memukau dan mempesona. Bahkan saat berjalan menuju rumah sakit dan ruangan tempat Sasuke dirawat, mata para pemuda tampak mencuri pandang ke arah kunoichi berbakat Konoha yang tampil begitu cantik hari ini.

SREEKK-

Suara pintu yang terbuka, namun Sasuke tak menoleh seperti biasa. Dia sudah tahu yang datang pasti Sakura. Gadis merah muda itu selalu datang setiap hari di jam yang sama untuk memeriksa kondisinya.

"Ohayou, Sasuke-kun…" suaranya terdengar nyaring dan ceria membuat Sasuke menoleh sekilas melalui ujung onyx-nya. Dan dia menemukan sang gadis dengan penampilan tidak seperti biasa. Wajah cantik itu terlihat berbinar bahagia dengan sepasang pipi merah merona seperti tomat segar. Vivir yang ranum ditambah puasan lipgloss dengan rasa cherry kesukaannya menambah cantik wajah murid dari Hokage kelima Konoha, Senju Tsunade.

"Ogenki desuka ¿" cicitnya nyaring sambil melongokkan wajah cantiknya di depan wajah sang pemuda. Namun tak seperti biasa, lagi-lagi Sasuke membuang muka.

Sakura heran, apa ada yang salah dengan penampilannya ¿ Apa ada sesuatu yang tak disukai sang Uchiha ¿

"Ada apa Sasuke-kun ¿" tanya Sakura heran. Tangannya bergerak hendak menyentuh sang pemuda, namun Sasuke menepisnya pelan.

"Sakura…" panggil Sasuke pelan

"Ya…" jawab Sakura penuh harap. Matanya berbinar menatap wajah pemuda yang dicintainya seolah hanya dengan memandang sang Uchiha, pelangi akan lumer di matanya.

"Aku akan menikah… dengan Hyuuga Hanabi ."ujar Sasuke pelan. Begitu pelan hingga nyaris hanya berupa bisikan lemah.

Sakura tercekat. Tanpa sadar dia mundur perlahan. Wajahnya seketika memucat.

"A-ap…apa?!" tanya Sakura tak percaya. Matanya terbelalak. Hilang sudah binar bahagia yang sejak tadi menghiasi wajahnya.

"Aku dan Hanabi akan menikah !" tegas Sasuke lagi. Onyx-nya menantang emerald Sakura. Dilihatnya dengan jelas lapisan cairan bening yang kini menggenangi emerald hijau indah itu. Sama seperti bertahun-tahun yang lalu saat Sasuke membuat gadis itu menangis ketika akan meninggalkan desa.

"Tapi kenapa ? kau bahkan tidak begitu mengenal sosok adik Hinata-san itu…" Tanya Sakura masih dengan raut tidak percaya.

"Tidak ada alasan. Aku hanya ingin menikahinya…" Sasuke berupaya membuat agar suaranya tak terdengar gemetar atau gugup saat berbohong di hadapan gadis yang selama ini telah begitu tulus mencintainya.

Sakura melukis senyuman di wajahnya saat mendengar jawaban Sasuke. Getir, hambar, tanpa makna bahagia. Itu adalah senyum palsu terburuk yang pernah Sasuke lihat, namun Sakura tetap berusaha menampilkannya.

"Aaahh… aku memang tidak mengerti ada. Tapi… Selamat ¡ Akhirnya kau menemukan seseorang yang… akan me-mendampingimu… selamanya. " gagap, bicara pun sulit dilakukan karena lidahnya begitu kelu. Matanya terasa panas sehingga mengeluarkan airmata. Dan yang paling parah, hatinya terasa begitu sakit, pedih, perih. Persis seperti ditusuk sembilu berkarat.

Sakura mati-matian menahan airmatanya agar tak tumpah dengan sengaja tak mengerjap di depan Sasuke. Lalu gadis itu membalikkan badan dengan gerakan cepat. Saat itulah, airmata yang sejak tadi ditahannya tumpah.

Dengan gerakan kaku, Sakura meninggalkan ruangan itu. Langkahnya persis robot. Atau bahkan zombie. Benar, rasanya seperti dia sudah mati mendengar kata-kata yang keluar dari vivir Sasuke langsung.

Di luar pintu kamar perawatan sang pemuda, dia menangis sesenggukan. Dia biarkan segala airmatanya tumpah. Seperti perahu yang kehilangan layarnya, hilang terombang-ambing tanpa kendali dan tak tahu arah

-000-

Gadis musim semi itu berjalan sempoyongan menuju rumahnya. Hujan deras yang menguyur tubuhnya pun diabaikan. Langkahnya persis seperti orang mati yang berjalan kembali. Tatapannya kosong namun jelas, ada bekas luka di sana, menganga sangat nyata. Airmata yang bercampur air hujan, tubuh yang menggigil kedinginan, hingga rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang diabaikan oleh Sakura. Kenapa ketika dia sudah seperti ini, kacau balau, berantakan dan menyedihkan begini, namun rasa sakitnya tak juga hilang?

Rumahnya anyaha di depan sana. Pandangannya mulai kabur. Dari kejauhan, dia melihat seseorang yang tengah membungkuk dan menaruh sesuatu di depan pintu rumahnya.

Mungkinkah dia orangnya ? Orang yang selama ini selalu mengiriminya bunga mawar putih ? sang pengirim rahasia?

BRUUGGH-

Tepat di depan halaman rumahnya, gadis merah muda itu terjatuh. Dia sudah tak sanggup lagi menahan segala duka laranya. Namun sebelum tubuhnya jatuh membentur tanah, sepasang tangan telah dengan sigap menahan tubuhnya.

Sosok itu adalah…

-0000-

SIAPA KAMU ?!

Pertanyaan itu sontak memenuhi pikiran gadis merah jambu yang kini terbaring lemah di futon yang berada di kamar tidurnya. Tubuhnya terasa kaku dan dia menggigil kedinginan meski telah tertutup selimut tebal. Pikirannya kembali melayang saat kejadian sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran. Dia melihat seseorang berada di depan pintu rumahnya. Meletakkan sesuatu. Mungkinkah itu bunga mawar putih yang selalu diterimanya dari seseorang yang misterius?

Tampaknya iya. Karena saat gadis itu harus memaksa tubuh lemahnya untuk duduk, Sakura menemukan setangkai mawar putih yang biasa dia temukan di depan pintu rumahnya setiap pagi dan malam. Sakura kembali menarik selimut untuk menutupi sekujur tubuhnya yang masih menggigil kedinginan.

Aahhh yaa, di luar sana sedang turun hujan. Seperti hatinya sekarang. Hatinya hancur, luluh lantak. Hanya dengan satu ucapan dari pemuda raven yang selama ini dia cinta.

"Aku akan menikah… dengan Hyuuga Hanabi."

Lalu seketika, dia merasa dunia ini gelap. Apakah ini mimpi? Tidak, mana mungkin ada mimpi yang menyakitkan ini.

Pemuda itu, pemuda yang sama yang dia cinta saat mereka masih sama-sama menjadi murid di akademi ninja. Pemuda dengan helaian raven itu telah mencuri hatinya sejak pertama mereka berjumpa. Pemuda yang selalu memberinya tatapan acuh tak acuh namun selalu melindunginya sebagai rekan dalam kelompok yang sama.

Tahukah pemuda itu betapa hatinya berbunga bahagia kala di akhir pertarungan penentuannya dan sahabat mereka, Naruto, sang Uchiha menghampirinya dan menyentuh kening lebarnya ? Lalu pemuda itu berucap akan menemuinya nanti. Jika dia punya kekuatan untuk menghentikan waktu, dia ingin waktunya terhenti disitu.

Segala penantian, segala harapan, segala doa nya pada akhirnya didengar Tuhan. Dengan kembalinya sang pemuda ke desa, rasanya pengorbanannya selama ini, usahanya berlatih keras di bawah bimbingan seorang Sannin legendaries, dan juga menjadi salah satu kunoichi berbakat andalan Konoha, semua terbayar lunas.

Karena dia sudah berjanji pada sahabat mereka kalau kali ini, dialah yang akan menyelamatkan sang pemuda dari kegelapan.

Namun kini, semua sudah tak berarti lagi. Pemuda itu sudah memutuskan, untuk menikah dengan adik dari Hinata. Hyuuga Hanabi adalah putri bungsu pewaris klan Hyuuga, klan terkuat di Konoha setelah Uchiha anyah.

Memikirkan itu semua membuatnya tanpa sadar terisak. Cairan bening itu lagi-lagi tumpah tanpa mampu gadis itu tahan.

"Sasuke-kun…" lirihnya sedih. Bibirnya mengucap nama itu. Nama pemuda yang dia cinta sepenuh hati. Meski mungkin, mereka tidak ditakdirkan bersama di masa depan nanti.

Bolehkah dia menyebut nama itu? Nama itu pernah jadi kata terlarang baginya. Saat pemuda itu pergi meninggalkan desa, mendengar nama itu terasa seperti menyayat hatinya dengan sembilu luka. Kini semua terulang lagi. Nama itu kembali menjadi kata yang terlarang baginya. Kata yang jika terucap, terasa akan menyedot habis seluruh jiwanya.

Hingga dia akan menjadi cangkang kosong. Tanpa pernah terisi lagi…

-000-

Sakura berjalan gontai menuju kantor Hokage pagi ini. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh mantan gurunya yang kini menjabat sebagai Hokage keenam Konoha, Hatake Kakashi.

Sakura mengetuk pintu ruangan Hokage pelan. Hingga satu suara di dalam mempersilahkannya masuk.

KRIIIETT-

Sakura tersentak. Langkahnya langsung terhenti. Badannya kaku tanpa bisa dia gerakkan. Dia ingin bernafas, tapi sepertinya oksigen di ruangan itu menguap entah kenapa. Dadanya terasa sesak oleh pemandangan yang dia lihat di hadapannya.

Sesosok pemuda tampak tengah duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan sang Hokage. Sosok yang gadis merah muda itu kenal betul meski hanya lewat siluet tubuhnya saja. Dia adalah pemuda yang gadis itu cinta hingga rela mempertaruhkan nyawa. Sang Uchiha terakhir yang tersisa, Sasuke.

Sakura segera tergeragap sadar. Dia menata kembali air mukanya yang sempat berantakan. Bekas sembab di matanya akibat menangis semalaman pun berusaha dia enyahkan. Sebuah senyuman lebar dia ukir di bibir. Senyuman palsu paling buruk yang pernah dipelajarinya dari Shimura Sai, pemuda dari 'Ne' Anbu yang sempat mengisi kekosongan tim 7 yang ditinggalkan sang Uchiha. Gadis itu jadi memahami seperti apa perasaan yang harus disembunyikan Sai jika harus memasang senyum terkutuk ini setiap saat. Rasanya sungguh menyakitkan. Hatimu menangis karena terluka namun kau harus menyembunyikannya dari semua orang…

Sakura berusaha bersikap tegar dan sebiasa mungkin dengan Sasuke dan Kakashi. Gadis itu duduk di bangku yang sengaja dipilih olehnya yang letaknya berjauhan dari sang Uchiha.

Kakashi menatap pemandangan di depannya ini dengan perasaan sedih. Miris sekali. Dia satu-satunya orang yang tahu alasan di balik rencana pernikahan Hyuuga dan Uchiha selain para petinggi Negara Hi, Tuan Koharu dan Nyonya Homura. Kakashi sebenarnya tak pernah menyetujui ide itu. Dia tak ingin Sasuke kembali menjadi korban pengorbanan bagi desa seperti kakak semata wayang sang pemuda yang juga merupakan kawan karibnya saat mereka bersama di pasukan Anbu desa, Uchiha Itachi.

"Ada yang ingin ku bicarakan, Sakura…" Kakashi akhirnya membuka suara. Memecah keheningan yang mendominasi mereka.

Sakura mengangguk sambil berusaha memasang wajah ceria.

"Apa ?Ada apa sensei? " anya gadis berhelai merah muda dengan sikap sok antusias. Padahal mungkin apa yang akan disampaikan oleh gurunya adalah sesuatu yang paling tak ingin dia dengar.

Tiba-tiba,

GREEKK-

Suara pintu terbuka. Lalu muncullah sosok Hyuuga Hanabi, calon istri Sasuke didampingi dengan para petinggi Negara Hi. Tuan Koharu dan Nyonya Homura.

Hanabi masuk dengan anggunnya. Keanggunan khas seorang putri. Gadis itu memang berasal dari klan ternama Konoha. Tentu tindak-tanduknya berbeda dengannya yang hanya kunoichi yang berasal dari keluarga biasa.

Dia hanya bisa tersenyum sedih, perbedaan mereka memang seperti bumi dan langit jika dibandingkan seperti ini.

Hanabi duduk di sebelah Sasuke. Kursi itu dipersiapkan untuknya. Sakura menatap mereka dalam diam. Diam yang menyayat luka yang bernanah di hatinya.

Namun sekali ini, dia akan berusaha tegar. Meski dia juga tak menolak jika sekarang juga shinigami datang dan merenggut nyawanya. Menyelamatkan dari keharusan melihat neraka dunia.

"Sakura, kau akan menjadi pengiring mereka berdua pada saat upacara pernikahan. Kau kan sahabat dekat Sasuke. Tentu kau senang bila menjadi bagian penting dari pernikahan akbar ini…" jelas Nyonya Homura sambil tersenyum

DEG-

Seolah kian menggarami luka di hatinya, haruskah dia juga dilibatkan dalam pernikahan pemuda yang dia cinta ? meskipun pernikahan itu akan menjadi lebih daripada mimpi buruk baginya.

Sasuke seketika langsung menatap ke arahnya. Onyx-nya menelisik setiap perubahan di wajah sang gadis merah muda. Sakura tertunduk lesu. Cairan bening nyaris tumpah dari matanya, namun dia mati-matian menahannya.

"Aaaahh tentu saja aku bahagia. Aku senang kau menikah Sasuke…" ucapnya dengan suara yang sebisa mungkin terdengar ceria. BOHONG ! Itu adalah kebohongan paling kejam yang dia lakukan pada dirinya sendiri. Kami-Sama… maafkanlah!

"Baguslah Sakura. Saat ini kami akan memintamu menyebar undangan bagi para kage 5 desa. Karena pernikahan ini akan digelar secepatnya sesuai kemauan dari Sasuke…" ujar Tuan Koharu tegas.

Apa itu juga akan jadi tugasnya ? Sakura menjawabnya dengan sebuah senyum manis yang dipaksakan.

"Tentu saja…" ucapnya dengan nada sok riang. Meski hatinya benar-benar sudah seperti butiran pasir di pantai. Hancur lebur tak bersisa.

"Karena Naruto masih di gunung Myouboku dan masih dalam tahap pemulihan, Sai pun memiliki pekerjaan dengan Anbu dan Nona Hinata sebagai kakak Nona Hanabi pun sedang ada misi keluar desa, kami akan memilihkan rekan seperjalananmu pada tugas kali ini, Sakura…" kali ini mantan gurunya, Hatake Kakashi yang berbicara. Suara Kakashi terdengar aneh, karena bagaimanapun juga putra Hatake Sakumo itu tahu betapa sesungguhnya Sakura sangat mencintai Sasuke. Ini akan menjadi perjalanan yang berat baginya.

"Yang akan menjadi partnermu dalam misi kali ini adalah, Pain. Yahiko Pain akan menemanimu berkeliling 5 desa…"

DEG-

Bukankah dia ?

Pemuda dengan wajah penuh bekas tindikan itu tiba-tiba saja sudah muncul disana. Senyuman menghiasi wajah tampannya. Pain tersenyum manis, sekaligus lembut pada Sakura.

"Ini akan jadi misi yang menarik. Iya kan, Sakura-chan ?!" ujarnya, sambil mengedipkan mata jenaka anyah sang gadis musim semi yang kini menatapnya penuh anya

-000-

TO BE CONTINUED-

Thor, fict lama yang di re-make dan re-publish lagi ? kenapa sih thor, demen amat ? *Hehehhe, iya nih. Sayang kan cuman ngendep di lepy. sengaja di re-make supaya tidak menimbulkan ketegangan karena slight pair [bahkan dulunya ini adalah crackpair] dan di re-publish untuk kenyamanan pembaca.

Daripada re-publish fict lama mending lanjutin fict lain yang berdebu thor. *Siap !

Untuk kalian yang dulu sempat membaca cerita ini dan tersakiti dengan main pair-nya, odes dengan terbuka meminta maaf. Semoga odes (dan juga pembaca semua) dapat memperbaiki diri masing-masing. Mudah-mudahan versi re-make ini tidak akan menyakiti hati siapapun. Segala yang ada di dalam fict ini hanya demi kebutuhan cerita.

Sekali lagi, terimakasih

XOXO

Salam sayang,

Odes

[yang masih dan akan selalu menjadi #BiniPertamaCanon Uchiha Itachi]