Field Trip part 2
Cast: BTS (GS for Seokjin dan Hoseok)
Pairings: Vkook slight Namjin.
Rate: T
Warnings: Typo, Yaoi
Summary: awalnya Jungkook pikir perjalan field trip sekolahnya ke sebuah Negara yang entah dimana hanya akan biasa biasa saja. tapi pria aneh ditaman yang ditemuinya malah membuat acara Field Trip nya semakin tak terduga (bad summary)
Jungkook sesekali mencuri pandang kearah pria asing yang baru saja ia temui. V? Nama macam apa itu? Rasanya ia ingin membatalkan saja kesepakatan mereka berdua. Jika dipikir pikir, orang ini terlalu aneh untuk bisa diberi tumpangan.
Tapi Taehyung tampaknya tidak sadar, pria itu bahkan berjalan tenang sekali, dengan cakapnya ia menyusuri lorong lorong kecil di pinggir jalan. Awalnya Jungkook merasa panik, tapi Taehyung meyakinkan bahwa ini adalah jalan pintas tercepat menuju Hotel Jungkook. "jadi kau tinggal dimana?" V bertanya saat keduanya sedang berjalan disebuah gang sempit yang diapit oleh sebuah toko roti dan kedai kopi.
"aku dari Korea Selatan" Jungkook menjawab singkat, mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung yang berajalan cepat sekali. orang ini, dia sedang dikejar kejar preman atau bagaimana?
"Korea Selatan itu luas. Tak bisakah kau sebutkan yang lebih spesifik?" Taehyung berujar lagi, kondisi gang yang sempit mau tak mau membuat Taehyung berjalan di depan dengan Jungkook yang mengekorinya.
"ah.. iya aku di Seoul" Lanjut Jungkook sambil nyengir. Merasa malu dengan kebodohannya tadi. Taehyung tidak menjawab, pria itu masih khusyuk berjalan dengan kecepatan yang membuat Jungkook berusaha mengimbanginya.
"kalau kau sendiri, tinggal dimana?" sekarang giliran Jungkook yang bertanya. Mereka berada tepat diujung lorong sekarang, Taehyung masih sibuk menoleh kekanan dan kekiri. Setelah memastikan keadaan aman pria itu menoleh kearah Jungkook.
"kalau aku sebutkan kau juga tidak akan tau." katanya.
benar juga
"ayo!" lanjut Taehyung sambil berlari, Jungkook diam sepersekian detik. Lalu setelah ia sadar ia pun berlari mengikuti Taehyung yang sudah berada cukup jauh didepan. Tak lama mereka berlari, Jungkook dan Taehyung pun akhirnya sampai di halaman belakang hotel
Jungkook bernafas lega, setidaknya pria ini benar benar mengantarnya ke tempat tujuan.
.
.
.
.
.
.
.
.
"selamat datang Tuan dan Nyonya Jung." Seokjin dan Namjoon menyapa sahabat nya, keluarga Jung dengan ramah. Mereka sedang berada di aula kerajaan. Hal ini bukanlah hal pertama keluarga Jung memenuhi undangan keluarga kerajaan Victorion untuk makan bersama. sudah sering sekali malah, mengingat kedua keluarga merupakan sahabat dekat.
Tapi ada yang berbeda dengan hari ini. hari ini jauh lebih penting dan sialnya, putra tunggal mereka malah hilang entah kemana.
Seokjin mencoba menutupi kegelisahannya dengan sebuah senyuman manis. Para pekerja istana seperti pengawal dan pelayan, juga bersikap seperti biasa. Entah karena memang tidak perduli, sedang berpura pura, atau mereka sudah terbiasa dengan kasus menghilangnya Pangeran.
"yang mulia Raja dan Ratu. Terima Kasih atas undangannya." Kata Tuan Jung sambil membungkuk hormat dengan senyuman yang lebar.
Seokjin beralih pada seorang perempuan yang berdiri disamping Tuan Jung, ia tampak cantik dengan gaun warna pink lembut yang cocok sekali dengan kulit putihnya. "Nona Hoseok. Kau tampak sangat cantik seperti biasanya." Seokjin menyapa ramah.
"tak secantik dirimu tentunya, yang mulia Ratu." Seokjin tertawa ramah mendengar penuturan Hoseok yang selalu saja bisa menyahut pujian yang diberikan padanya.
"dimana pangeran Taehyung?" tanya Tuan Jung, baru menyadari kurangnya anggota kerajaan yang menyambut kedatangan mereka.
"ah dia sedang berhalangan saat ini. pangeran Taehyung sedang dalam tugas mendadak untuk menyelesaikan sebuah sengketa. Dia akan kembali begitu masalah disana selesai" jelas Namjoon tenang. Tidak terlihat sedikitpun Raja itu sedang menutup nutupi sesuatu. tapi berbeda dengan Hoseok, wanita itu tau sekali Taehyung sedang bermasalah sekarang.
.
.
.
Makan malam dimulai tanpa Taehyung. Tuan dan Nyonya Jung tampak larut dengan obrolan ringan dengan Raja dan Ratu. Hoseok berharap dalam hati agar tak satupun dari mereka membahas topik yang sangat ia hindari.
Tapi tampaknya, dewi fortuna tidak berpihak pada dirinya. Sang Raja langsung-lah yang membahas masalah itu. tepat setelah ia membatin segala bentuk doa agar ia selamat selama perjamuan malam ini.
"jadi, apa kau sudah membicarakan dengan Pangeran kapan acara pertunangan kalian?" Hoseok tersenyum. Mencoba bersikap setenang mungkin meskipun tak bisa dipungkiri ia sedang menahan emosinya mati matian. Sialan Taehyung itu, menempatkan dirinya menghadapi situasi rumit seperti ini sendirian.
"soal itu, sebenarnya aku sudah membicarakannya dengan Pangeran, Raja Namjoon. tapi jika aku boleh bertanya, bukankah ini terlalu cepat? Aku dan Taehyung masih dalam studi kami. Sepertinya hubungan pernikahan bukan hal yang tepat disaat sekarang."
"oh ayolah, kalian bisa melanjutkan kuliah sambil menikah bukan?" Sekarang Nyonya Jung yang membuka suara. Bagus, apa ibunya juga tidak berpihak pada dirinya saat ini?
"kehidupan menikah bukan hanya tinggal bersama, tetapi juga memiliki anak. Jika aku harus jujur, aku belum siap untuk memiliki anak." Hoseok berujar jujur dengan nada tenangnya seperti biasa. Wanita itu bahkan masih menyunggingkan senyum manis andalannya.
"aku hanya ingin Pangeran menjadi pria yang lebih bertanggung jawab. Ia membutuhkanmu disisinya, Hoseok."
"betul Hoseok-ah. Kau dan Pangeran berteman sejak kecil. Tidak ada yang lebih mengenal Pangeran ketimbang dirimu."
Seokjin dan Namjoon menjawab bersahut sahutan. Jika saja lawan bicara nya adalah Taehyung, sudah bisa dipastikan ia akan menendang kaki Taehyung sampai pangeran itu kesakitan, lalu pergi dengan terbirit birit. Kabur dari percakapan yang sangat tidak disukinya ini.
Tapi Hoseok mengurungkan niatnya. Menendang Raja dan Ratu? Apa ia mau berakhir dipenjara?
"tapi bagaimana jika Pangeran Taehyung sudah memiliki kekasih?"
"ah, aku bisa menjamin hal itu. seumur hidup gadis yang dikenalnya hanya dirimu. Taehyung tidak mungkin memiliki kekasih." Kata Seokjin mantap. Bersikap seperti soerang ibu yang sangat mengenal anaknya.
"dan jika iya?" lanjut Hoseok tak mau kalah. Ia masih bersih keras dengan pertanyaannya karena baik Raja maupun Ratu belum memberikan jawaban yang memuaskan. Tapi sepertinya, keteguhan Hoseok itu tidak disambut baik oleh keluarga Jung. Orang tuanya dan Raja serta ratu sekarang menatapnya dengan pandangan bingung.
Mungkin mereka menangkap maksud Hoseok yang sedang mencari cari alasan agar pertunangan sialan ini dibatalkan. Hoseok yang merasa arah pembicaraan semakin berbahaya, mencoba kembali mengendalikan situasi.
"mohon maaf Raja Namjoon, Ratu Seokjin. aku hanya ingin melihat semua dari 2 sisi. Kurasa jika Taehyung sudah memiliki kekasih alangkah baiknya pertunangan ini dibatalkan."
"Hoseok!" Tegur Tuan Jung dengan rahang mengeras. Bukanlah hal sopan berdebat dengan Tuan Rumah saat perjamuan makan malam. Apalagi tuan rumah yang kau hadapi sekarang adalah keluarga kerajaan. Namjoon tersenyum bijak."tenang Tuan Jung. Kau seharusnya bangga memiliki anak yang cerdas dan berpikiran terbuka sepertinya." Ia lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Hoseok tanpa menghilangkan senyum bijaknya itu.
"dan Hoseok, jika memang Taehyung sudah memiliki kekasih, maka kita lihat nanti. Apakah orang itu layak sebagai anggota kerajaan atau tidak."
"dan jika Pangeran Taehyung sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab, sebuah panutan yang kalian harapkan tanpa aku yang mendampingi disisinya. Apakah pertunangan ini masih harus dilaksanakan?"
Raja dan ratu saling pandang, mencari jawaban atas pertanyaan Hoseok yang menjebak. Selama keheningan beberapa menit itu, Hoseok kemabli berdoa agar Taehyung merepotkan itu segera muncul dan membantunya.
Sial, dimana ia sekarang.
.
.
.
.
.
.
"maaf sedikit berantakan. Roommate ku memang jorok." Kata Jungkook bersungguh sungguh. Lebih menekankan pada kalimat terakhir sebenarnya. Taehyung masuk kedalam kamar dan mengedarkan pandangannya. ia tidak terlalu perduli dengan kamar berantakan, bukankah setiap pria juga memiliki kamar yang berantakan? (mayoritas sih, karena kamar milik Taehyung selalu rapih)
"Roommate? Kalian berbagi kamar tidur?" kata Taehyung sambil mendudukan dirinya di kasur Jimin.
"hm.. iya, bahkan saat di Korea aku juga berbagi tempat tidur dengannya." Jungkook berkata sambil melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal Hotel. Pria itu mengambil 1 botol air mineral dan memberikannya pada Taehyung yang disambut dengan anggukan terima kasih.
"oh iya, kau ingin mandi kan?" Taehyung membatu. Pria itu kemudian meminum kembali minumannya sampai habis. Hanya sekedar untuk mengulur waktu sebenarnya, ia tidak benar benar haus.
"uhmm aku men-charge ponselku lebih dulu baru mandi." kata Taehyung setelah ia susah payah menenggak tegukan terakhir. bagus. Sekarang perutnya terasa sangat kembung.
"baiklah." Taehyung memberikan ponselnya pada Jungkook yang kemudian ia tautkan pada charger miliknya. Setelah memastikan ponsel Taehyung terisi, Jungkook kemudian mendudukan diri diatas kasurnya agar bisa berhadapan dengan Taehyung. Beberapa menit terlewati dalam keheningan. Jungkook sibuk mencari cari topik obrolan agar suasana canggung ini tidak semakin menjenuhkan.
"so.. kau benar benar tidak mengenal Victorion. Sedikit pun?" Taehyung bertanya dengan santai. terdengar tampak normal dan hanya sebuah obrolan biasa. Padahal dalam hati, ia sedang sangat waspada. Jika si anak tersesat ini sampai tau ia Pangeran, semua bisa jadi runyam.
"kan sudah kukatakan padamu, aku berasal dari Korea dan hanya mengikuti Fieldtrip disini." Taehyung mengangguk angguk.
"lalu, dimana Roommate mu?"
"ah. Ia menghilang saat kami sedang berjalan jalan tadi."
"kenapa bisa menghilang?"
"entahlah, ia terlalu antusias menonton arak arakan. Dia penggemar berat Victorion asal kau tahu." Jungkook berujar dengan sebuah kekehan pelan, deretan gigi kelinci nya yang lucu sempat membuat Taehyung terpana beberapa detik. Tapi kemudian ia tesadar kembali.
Tunggu dulu, penggemar berat Victorion?
"be-benarkah?" awalnya Taehyung berencana untuk bersikap terkejut biasa. Tapi intonasi yang terdengar malah seperti orang ketakutan. Jungkook mengangguk kecil, tidak menyadari orang asing di depannya ini tampak tidak nyaman dengan kenyataan Roommatenya yang menggilai Victorion.
Astaga, bisa saja ia mengenali Taehyung sebagai pangeran. Membuat gempar sampai pengawal kerajaan bisa mendeteksi keberadaannya sekarang lalu menyeretnya pulang. Gawat
Taehyung membatu.
"omong omong. Kau sudah makan?" tanya Jungkook sambil bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju sebuah almari kecil dekat kamar mandi.
"huh?"
"aku punya beberapa cemilan. Kau mau?" katanya lagi. Jungkook membuka almari itu dan memilih milih makanan ringan untuk Taehyung. Jungkook mengambil beberapa kotak cemilan dengan asal. Satu diantaranya adalah cemilan kesukaan Jimin. Ah, ia baru ingat, semua makanan ini adalah milik Jimin. Ia pasti mengamuk kalau tau makanannya hilang. Tapi masa bodo lah, sekali kali pria bantet itu harus mengurangi jatah cemilannya.
Jungkook memberikan makanan itu pada Taehyung
"jika kau belum ingin mandi, kalau begitu aku mandi dulu ya." Kata Jungkook saat memastikan Taehyung baik baik saja ia tinggal.
"ah ya, tentu." Taehyung menjawab sambil sibuk memasukan beberapa batang pocky kemulutnya. yang ia tidak sadar, Jungkook sempat tersenyum lucu saat membalikan badan. Melihat tampang Taehyung yang menggemaskan dengan mulut penuh. Astaga, apa yang ia pikirkan?
.
.
Hanya dalam waktu 10 menit Pangeran itu sudah menghabiskan bungkusan cemilan yang diberikan Jungkook. Sementara tuan rumah masih sibuk mandi, terbukti dari suara pancuran shower yang terdengar sampai keluar. Merasa bosan, Taehyung mengedarkan pandangannya pada seisi kamar. Melihat beberapa barang yang tergeletak asal. Pandangannya berhenti pada secarik kertas diatas meja yang merupakan jadwal Fieldtrip Jungkook. Penasaran, Taehyung meraih kertas itu dan membacanya.
Ia membaca beberapa rentetan lokasi yang akan disambangi jungkook dan kawan kawannya nanti. Museum Victorion, Victorion park, The Great Hall, ho-
Tap tap tap
Langkah berisik diluar jendela membuat Taehyung menghentikan langkahnya. Ia menoleh Kearah jendela dan betapa kagetnya ia menemukan belasan pria dengan seragam jas hitam yang dikenalnya sedang berjaga di area hotel. beberapa dari mereka juga terlihat sedang masuk kedalam hotel dengan tatapan memburu. Dan yang paling membuat Taehyung panic luar biasa adalah soerang pria bekulit pucat dengan wajah jutek serta sedang berdiri dan menyuruh anak buahnya untuk pergi ke beberapa titik.
Min Yoongi.
"astaga!" Taehyung kelabakan luar biasa.
"Jungkook tidak boleh tahu aku pangeran!" merasa situasi sangat berbahaya, tanpa sepatah kata apapun lagi, Taehyung segera melesat pergi, keluar dari kamar Jungkook. Ia tak sempat mengucapkan terima kaish atau pamit. Sudah tidak ada waktu!
Taehyung berjalan cepat dengan hati hati di koridor hotel, ia melongok kekanan dan kekiri, memastikan semuanya aman. Saat seorang pekerja hotel berpapasan dengannya, ia mencoba bersikap normal. Jalan dengan tenang seolah baru saja ingin check out. Lalu ia akan kembali berlari saat memastikan tidak ada orang lagi disekitarnya.
Derap langkah semakin terdengar, mata Taehyung membulat panik. Ia mnecari cari lewat mana lagi ia harus kabur. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi menggunakan tangga darurat, turun di basement dan mengendap ngendap keluar dari halaman belakang.
Tapi sayang, rencana yang ia pikir brilian ternyata gagal juga. Taehyung baru saja selesai menuruni anak tangga dengan secepat kilat. Ia membuka pintu tangga darurat dan pergi ke halaman belakang dengan Nafas terengah engah, sesekali ia menoleh kebelakang, memastikan tidak diikuti. Tapi tepat sat ia menolehkan pandangannya kedepan lagi, tiba tiba-
Bruk!
Ia menabrak seseorang dengan postur tegap sampai Taehyung terhuyung beberapa inci kebelakang. Ia baru saja ingin mengumpat pada orang yang telah sembrono, berdiri menghalangi jalannya. Tapi mulut Taehyung kembali mengatup rapat saat menyadari sosok pria itu.
Yoongi, dengan wajah datarnya sambil bersedekap. Aura mengerikan terasa sekali bagaikan dementor di film Harry Potter yang suka ia tonton. Taehyung melihat dari ujung mata bahwa para pengawal lain sudah mengepungnya. Sadar dengan situasi yang luar biasa menyebalkan ini, Taehyung tersenyum lebar tanpa dosa sampai matanya menyipit.
"Yaampuuuuuunnn~ Paman Min menemukan akuuuuuu~" Taehyung berujar santai sambil merentangkan tangannya. Cengiran bodoh pangeran itu tak luntur, seolah mereka baru saja menyelesaikan kegiatan bermain petak umpet.
Yoongi di depannya hanya menatap Taehyung dengan ekspresi tak berubah, ia menekan tombol di earphone nya lalu berujar "pangeran ditemukan, siapkan kendaraan" dengan nada dingin.
Yang Taehyung lupa, semua sudut di pusat kota Victorion memiliki CCTV, termasuk gang sempit tempat Ia dan Jungkook pergi. Jadi dengan mudah, meskipun pria itu sudah menutupi dirinya dengan atribut lengkap, Paman Min masih tetap bisa mengenalinya. Dan berakhirlah ia disini. Di Hotel Golden Flower.
Selanjutnya, Taehyung digiring ke mobil dengan tangan terborgol serta penjagaan ketat dikanan kiri-depan belakang. Taehyung mendesah pasrah. Hebat sekali, sekarang ia malah diborgol di negaranya sendiri. Memangnya dia penjahat kotor atau apa?
.
.
"aku benar benar marah kepadamu!" Yoongi menyembur begitu saja saat dirinya dan Taehyung masuk kedalam mobil. Ia mendudukan dirinya jauh dari Taehyung, seolah Taehyung adalah penyakit yang menular dan membahayakan. Pria itu bahkan menempel sekali ke pintu mobil.
"saking marahnya aku tidak akan segan segan melindasmu saat berkuda!" ancamnya lagi. Membuat Taehyung menatapnya Horror. Yoongi melempar pandangan kearah jendela. Melihat pemandang Victorion dan beberapa deret mobil yang mengawal mereka.
"aku hanya berjalan jalan saja." Taehyung membela diri dengan santai, membuat Yoongi menoleh cepat cepat lalu menatapnya kesal.
"tanpa memberi tahu? Ponsel dimatikan? Disaat seperti ini? ah dan meninggalkan pesan konyol?" Yoongi mencibir dengan nada mengejek yang membuatnya terdengar sangat bodoh. Yoongi masih ingat sekali saat pelayan kamar Taehyung siang itu menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan Taehyung yang mengerikan. Tapi untungnya Yoongi masih sanggup membaca tulisan itu: "Catch me if you can" lengkap dengan emote menjulur lidah.
Taehyung tertawa hambar."hehe. itu hanya lelucon paman Min." katanya sambil nyengir.
"kau tidak tau bagaimana berada di posisiku Taehyung. Jika Raja memecatku, bagaimana nasib istri dan anakku? Mencari pekerjaan tidak mudah!" kata Yoongi lagi sambil kembali mengalihkan pandangannya drai Taehyung.
Dahi Taehyung berkerut bingung. apa yang dibicarakan pimpinan pengawalnya ini? "ehm.. Paman min? kau belum menikah." Katanya hati hati dengan pandangan aneh.
"itu hanya umpama!" kata Yoongi membela diri tapi tak berhasil membuat kerutan di dahi Taehyung menghilang.
"lagipula ini bukan pertama kalinya aku berjalan jalan keluar. Kenapa kau semarah itu?' Taehyung berujar santai sambil menyenderkan kepalanya di jok mobil. Tak disangka respon Yoongi malah mengagetkan dirinya
"NAH!" Tandas Yoongi cepat cepat. membuat Taehyung tersentak. Pangeran itu mengerjap ngerjapkan matanya sementara Yoongi sudah menggeser duduknya sehingga ia menghadap Taehyung sepenuhnya. "tepat! Tepat sekali ini bukan pertama kalinya kau berjalan jalan keluar." Sindir yoongi dengan senyuman sarkastik.
"jadi hentikan kebiasaanmu yang menyusahkanku itu!" Taehyung mengkerut di tempat duduknya. Semobil dengan paman Min yang mengamuk jelas bukanlah hal yang bagus.
"Dengar aku baik baik. Keluargaku dan keluargamu memang sangat dekat. Dekat sekali. Tapi disaat aku bertugas, ia tetaplah atasanku. Majikanku. Namjoon adalah Raja dan aku harus melayaninya. Jadi aku mohon dengan sangat pada dirimu. Selaku anak Tunggal. Pangeran satu satunya Victorion agar tetap berfikir waras dan tidak membuat Istana kerepotan dengan tingkahmu!" Yoongi menguliahi Taehyung panjang lebar dengan kecepatan bicara diatas rata rata. Taehyung tak yakin ia menangkap semua perkataan Yoongi barusan. Tapi Taehyung tak mau bertanya, daripada ia semakin disembur habis habisan oleh pengawal judes seperti Yoongi.
Taehyung menghela nafasnya frustasi."kau tidka tau menjadi diriku!" katanya terdengar seperti merengek. Yoongi ikut ikutan menghela nafasnya. Mengatur emosi agar ia tidak tergoda untuk menendang Taehyung keluar dari Mobil yang tengah berjalan ini.
"aku tau Taehyung. Aku tau apa yang sedang kau hadapi tapi kabur hanya akan memperkeruh suasana." Kata Yoongi berkata bijak. Kembali kepada sifat kebapak-an yang khas. Taehyung tak mengubris omongan itu. ia malas membicarakan hal ini. jadi ia memutuskan untuk mencari topic lain
"apa keluarga Jung sudah datang?"
"ya"
"Dan kau dalam masalah besar." Desis Yoongi tajam. Membuat Taehyung semakin mengkerut ditempat duduknya. Pangeran itu merosot di jok mobil lalu mengambil topi yang ia kenakan dan menutup wajahnya dengan itu. Yoongi memutar bola matanya saat melirik Taehyung dengan posisi anehnya sekarang.
Anak ini, tak pernah berubah.
.
.
.
.
Jungkook keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai. sebuah kaus putih kebesaran, celana selutut dan handuk kecil terlampir di bahunya.
"jadi kau mau mandi se-" kata kata Jungkook terputus begitu saja saat ia tidak mendapati Taehyung dimanapun.
"V?" Jungkook mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari dimana orang asing yang ia temui ditaman itu berada.
"hello?"
Tapi tak ada tanda tanda apapun. hanya bungkusan makanan yang telah kosong, kertas jadwal fieldtrip yang terjatuh dilantai, dan tirai jendela yang terbuka.
"kemana anak itu?" Jungkook berujar heran sambil menaruh lagi kertas yang ia pungut tadi keatas meja. Belum sempat berfikir lebih jauh kemana perginya Taehyung, suara derap langkah terdengar di dekat pintu dengan bunyi kasak kusuk.
"oke. Aku akan mengisi baterai ku, lalu kita kembali mencari Jungkook! Jangan sampai ada guru yang tau anak itu menghilang! Oke?!" suara Jimin terdengar sayup sayup dibalik pintu. Jungkook baru saja membalikan badannya saat tiba tiba pintu itu terbuka. Jimin terlonjak kaget. begitu juga dengan bambam dan Jackson yang saling bertubrukan dibelakang karena si pendek Park berhenti tiba tiba.
"YAAMPUN!" Jimin memekik kesal dengan mata membulat sempurna.
"KAMI MATI MATIAN MENCARIMU!" Jimin bersiap melepas sepatunya dan melayangkan kearah Jungkook yang telah membuatnya khawatir. Jungkook yang tak siap hanya membelalakan matanya kaget sambil mencoba menutupi badannya dengan tangan
"ASTAGA JUNGKOOK KAU KEMANA SAJA?!"
"KAMI TAKUT KAU DICULIK!"
"KAU BENAR BENAR MEREPOTKAN!"
Jimin, Bambam dan Jackson bersahut sahutan mengeroyok Jungkook yang tak berdosa. Jungkook berdiri tegak tiba tiba lalu menghela nafasnya. Menahan emosi yang sudah berada dipucuk kepala. Astaga, apa apaan mereka?! mereka yang menghilang lalu menuduh seenaknya!
"KALIAN YANG MEREPOTKAN! MENGHILANG TIBA TIBA! TRIO NORAK! AKU-" bla bla bla
Sejenak, Jungkook lupa pada Taehyung. Untuk sekarang, biarkan lelaki itu sibuk menghardik ketiga temannya yang tak berguna.
.
.
.
Taehyung setengah berlari saat memasuki istana, para pelayan yang mengikuti dikanan kiri sampai tergopoh gopoh mengimbangi langkah sang pangeran berkaki jenjang itu. ia sedang terburu buru menuju kamar, dan berusaha agar Raja, Ratu maupun keluarga Jung tidak memergokinya. Taehyung mencopot segala atribut 'rakyat jelata' yang tadi ia kenakan dan melemparnya begitu saja kepada para pelayan yang menangkapnya dengan sigap.
Mulai dari kacamata hitam, topi, sampai sweetshirt. Sang pangeran hanya memakai jins ketat dan kaus saat kemudian akhirnya ia masuk ke kamar. Para pesuruh kerajaan istana sudah menyiapkan pakaian kehormatan kerajaan untuk Taehyung pakai.
Victorion merupakan salah satu Negara di dunia modern ini yang masih menganut system monarki. Tidak seperti kehidupan istana jaman dahulu yang menharuskan setiap anggota memakai baju khas kerajaan Dengan jubah panjang dan mahkota besar, Victorion lebih fleksibel.
Dengan perkembangan zaman, Raja Ratu, maupun pangeran tidak lagi memakai atribut yang merepotkan. Hanya pakian resmi kerajaan yang sudah dirancang sedemikian rupa. Bahkan Taehyung sering kali keluyuran hanya memakai jeans dan kaus, sweetshirt, kemeja panjang, atau jas jika ada pertemuan penting. Oleh sebab itu, ia tidak mengerti kenapa sekarang mereka harus memakai atribut lengkap kerajaan yang merepotkan hanya untuk menyambut keluarga Jung.
Sungguh berlebihan.
.
.
.
.
.
Malam itu keluarga Jung sedang menikmati makanan penutup dan mengobrol singkat dengan Raja dan Ratu. Tiba tiba, soerang pengawal menghampiri Namjoon dan membisikan sesuatu. Namjoon tampak sedikit kelabakan. Karena marah, kesal, senang dan lega, semua jadi satu. Seokjin menatap suaminya dengan heran. Tapi sang Raja hanya menggenggam tangan sang Ratu sebagai jawaban.
"persilahkan ia masuk." Kata Sang Raja pelan pada pengawalnya yang masih setia berdiri. Pengawal itu membungkuk hormat dan pamit undur diri. Tak lama kemudian, pintu besar ruangan tempat mereka makan terbuka. Taehyung, dengan baju kerajaannya yang berwarna merah-senada dengan Namjoon hanya saja jubahnya tidak begitu besar-masuk keruangan dengan gagahnya.
"Maaf atas keterlambatanku." Kata Taehyung sambil membungkuk hormat penuh wibawa. Hoseok mati matian menahan keinginnanya untuk menimpuk Taehyung dengan gelas. Ia hanya tersenyum manis.
"kau suah datang, duduklah." Namjoon mempersilahkan Taehyung duduk. Seokjin yang berada disamping Namjoon menatap anak sulungnya itu dengan perasaan lega. Berbeda dengan Suaminya yang sudah menyiapkan rentetan hukuman untuk Taehyung dalam benaknya.
"Pangeran. Senang bertemu denganmu." Sapa Tuan Jung dengan senyum ramah.
"senang bertemu denganmu juga Paman."
"bagaimana, apakah masalah sengketanya sudah selesai?" Tuang Jung bertanya lagi. Sebenarnya pertanyaan Tuan Jung sederhana dengan nada yang tenang, tapi Taehyung malah terdiam ditempatnya.
"sengketa?" ujarnya dengan mata yang mengerjap bingung.
"iya sengketa yang baru saja kau urusi." Timpal Namjoon sambil melemparkan pandangan penuh arti. Taehyung yang mengerti maksud ayahnya, buru buru menguasai dirinya lagi.
"ah! Ah! Sengketa ya." Taehyung gelagapan. Ia menjilat bibirnya sekali sebelum mencari alibi yang tepat.
"uhm.. ya.. tentu saja sudah selesai. Maaf memakan waktu lama sampai aku terlambat. Tapi permasalahan nya memang sangat berat." Jelas Taehyung serius sekali.
"lalu, memangnya apa yang menjadi sengketa?" Taehyung terdiam lagi. Astaga, bisakah paman Jung berhenti menanyai pertanyaan rumit? Aku bahkan baru sampai!
"sengketa tanah." Jawab Taehyung singkat. Reflek. Hanya itu yang terbersit di otaknya.
Sebelum sang ayah kembali melontarkan pertanyaan yang hanya semakin membuat runyam, Hoseok buru buru menyerobot."baiklah tuan tuan dan nyonya nyonya. Aku rasa sudah cukup pembicaraan tentang Sengketanya. Pangeran Taehyung baru saja sampai, bolehkah aku dan pangeran pamit lebih dulu?"
"ada apa Hoseok?" Nyonya Jung, yang duduk tepat disamping anaknya itu merasa Hoseok tidak bersikap sopan dengan meninggalkan meja makan lebih dulu. Tapi nampaknya, Ratu Seokjin malah salah tangkap dan menganggap Hoseok ingin berduaan dengan Pangeran. Yang akhirnya, malah membuat sang ratu kegirangan
"ah, Nyonya Jung. Tidak apa apa jika mereka ingin berduaan saja. maklum, anak muda zaman sekarang hahaha" Seokjin berkata dengan gembiranya. Ratu itu bahkan tertawa dan dengan kelewat semangat mengizinkan Hoseok dan Taehyung
Hoseok dan Taehyung akhirnya permisi dari perjamuan makan malam itu. keduanya berjalan beriringan dengan para pengawal yang berjejer di belakang mereka.
"tolong tinggalkan kami." Pinta Taehyung tapi para pengawal menolak. "maaf Yang Mulia, Tuan Min tidak mengizinkan anda lepas dari pengawalan hari ini." sahut salah satu pengawal yang paling dekat dengan dirinya.
Sial. Paman Min benar benar ketakutan Taehyung akan membobol kamar dan kabur lagi ternyata. Tolong salahkan keluarga kerajaan yang menjodohkan Taehyung sampai membuat pangeran itu kabur (berkali kali)
Taehyung memutar otak untuk mencari akal. "aku ingin ke kamar bersama Hoseok. Apa kalian benar benar ingin mengawasi kami?" kata Taehyung dengan nada ambigu. Anehnya, seolah mengerti maksud Taehyung, para pengawal malah sedikit gelagapan. Alih alih tersipu malu, si subjek yang dibicarakan, Hoseok, malah memutar bola matanya malas.
"ayolah, Ibu Ratu mengizinkanku untuk berduaan dengan Tunanganku. Apa kalian ingin dihukum karena melakukan pelanggaran Privasi?" Taehyung berujar santai. para pengawal sontak menggeleng cepat.
"tidak yang mulia!"
"bagus. Sekarang tinggalkan aku sendiri. Dan bilang pada pimpinan jutekmu itu bahwa aku ingin berduaan dengan tunanganku dikamar. Jika ia tidak setuju, suruh ia protes langsung pada Ibu Ratu!" Lanjut Taehyung sambil menarik Hoseok untuk berjalan menuju kamarnya. Tak memperdulikan respon para pengawal dibelakang.
.
.
Keduanya berjalan tenang, lengkap dengan wajah yang dihiasi senyum mereka. sampai akhirnya Taehyung dan Hoseok tiba di depan pintu kamar. Taehyung membuka pintu dan mempersilahkan Hoseok masuk. Disusul olehnya yang kemudian segera mengunci pintu.
Tepat setelah pangeran tersebut mengunci pintu dan membalikan badannya, Hoseok menghajar Taehyung dengan buas.
"DARIMANA SAJA KAU, DASAR BODOH!"
"KAU TIDAK TAU BAGAIMANA SULITNYA AKU MENGAHADAPI MAKAN MALAM TADI!"
"KAU BENAR BENAR MEREPOTKAN!"
"TAK KUPERCAYA AKU DIJODOHKAN OLEHMU.!"
Ia memukuli Taehyung dengan bantal tanpa ampun, sementara sang Pangeran hanya mengerang sambil mencoba menutupi badannya dengan tangan. Tapi sialan wanita ini. judulnya saja bangsawan tapi kelakuan seperti preman. Tenaganya bukan main! Jubah Taehyung bahkan sampai berantakan dengan atribut nyaris lepas.
Hoseok menyudahi serangannya saat merasa sudah kelelahan. Ia melempar bantal itu asal kelantai lalu melipat tangannya di dada. Siap melontarkan caci maki pada Pangeran yang entah kenapa menjadi sahabatnya selamat belasan tahun.
"astaga!" sembur Taehyung tak terima, mata pria itu membulat kesal (sekaligus takut) akan sikap Hoseok yang mengerikan.
"pantas saja tidak ada yang mau denganmu! Kau galak sekali!" Lanjut Taehyung. Tapi Hoseok malah mendengus tak perduli.
"Hoseok, dengar ya. Aku kan tidak menyuruhmu untuk ikut makan malam itu, aku juga menyarankanmu untuk kabur."
"lalu membuat ayah dan ibuku mempercepat pertunangan sialan ini?" sindir Hoseok dengan wajah marah nya yang belum hilang. Ia mendekatkan dirinya pada Taehyung. Merasa terancam, Pangeran itu mundur beberapa langkah sampai punggungnya terbentur pintu.
"setidaknya gunakan akal sehatmu untuk menyelesaikan masalah!" kata Hoseok yang sudah berdiri di depan Taehyung sambil menyentil dahi Pangeran itu sekeras mungkin. Taehyung mengaduh kesakitan. Pria itu melempar pandangan kesal pada Hoseok lalu memutuskan untuk membaringkan tubuhnya diatas kasur.
Sementara Hoseok duduk di sofa besar dekat situ. Kegiatan menghabisi Taehyung ternyata cukup menguras tenaga.
Hening beberapa menit. Baik Hoseok maupun Taehyung tidak membuka suara. Merasa penasaran, Hoseok bangkit dan mendekati Taehyung yang sedang tersenyum senyum mencurigakan diatas tempat tidur.
"ada apa denganmu?" Hoseok bertanya heran sambil mendudukan dirinya diatas Ranjang.
"ada apa apanya?"
"kau tersenyum senyum sendiri. Itu menakutkan asal kau tahu."
"aku mendapat teman baru." Sahut Taehyung santai. masih dengan senyuman yang sama bahkan pangeran itu menggerak gerakkan kakkinya dengan riang. Persis seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan jatah es krim.
"siapa? Memangnya dari tadi kau itu pergi kemana?"
Taehyung mendudukan dirinya diatas ranjang lalu menatap Hoseok lurus lurus.
"aku hanya mencari udara segar di teman dekat pusat kota. Lalu pria ini menghampiriku. Ia dari Korea dan lupa jalan pulang. Hehe ia lucu sekali." jelas Taehyung saat ia teringat wajah lugu Jungkook dan deretan gigi kelincinya yang sangat menggemaskan untuk ukuran seorang pria.
"lalu?"
"lalu, aku mengantarnya ke Hotel tempat dia menginap, kami mengobrol sampai akhirnya… paman Min jutek itu menyeretku pulang." Taehyung mengakhiri cerita nya sambil berdecak malas. Paman Min memang perusak suasana.
Hoseok mengernyitkan dahinya, ia bangkit lalu menatap Taehyung dengan penuh selidik.
"kau pergi ke hotel berduaan dengan pria? Aku mencium sesuatu yang mencurigakan disini. Apa kau baru mendeklarasikan dirimu seorang gay?"
"astaga kau ini! aku hanya kesana untuk bersembunyi dari orang orang paman Min!" sembur Taehyung sambil melempar Bantal didekatnya pada Hoseok, tapi sayang, wanita itu dengan gesit berhasil menghindar.
"dan dia percaya begitu saja padamu? Kau tidak takut dia orang jahat yang akan menculikmu? Hello~ kau itu pangeran disini!"
"malah tampaknya saat itu lebih terlihat aku yang mencurigakan" gumam Taehyung polos. Menyadari tingkah konyolnya memakai kacamata hitam sambil membaca Koran lalu memaksa untuk ikut.
"dan tentu saja ia mau membantu. Aku bilang saja, aku perlu kamar mandi dan ingin menumpang men-charge ponselku." Lanjut Taehyung lagi.
"alasan konyol apa itu. " Hosoek tertawa remeh.
"tapi itu berhasil! aku memang tidak jadi mandi karena Paman Min secara ajaib sudah muncul di halaman Hotel!"
"lalu di mana ponslemu sekarang?"
"ah tenang i-" ucapan Taehyung berhenti begitu saja saat ia baru menyadari sesuatu. otak bodohnya seolah kembali mengulang kejadian tadi. Dimulai dari ia berada di hotel sampai Yoongi menyeretnya pulang.
Tidak ada satupun dari kenangan itu yang menunjukan bahwa Taehyung sempat mengambil ponselnya sebelum pergi dari kamar.
Astaga!
"Taehyung? Kenapa kau diam?" Hoseok menjentik jentikan jarinya di depan wajah Taehyung yang membatu.
"ASTAGA PONSELKU KETINGGALAN!" seru Taehyung sambil berdiri dan mondar mandir dengan paniknya. Menyadari masalah yang ada, Hoseok jadi ikut ikutan panik juga."HAH?! KAU YAKIN!? BAGAIMANA MUNGKIIIN!" serunya sambil mengekori Taehyung yang masih sibuk mondar mandir.
"ponselku ketinggalan?" tanya Taehyung dengan pandangan menerawang.
"iya kau sudah mengatakan itu tadi! Aku tanya bagaimana bisa ponselmu ketinggalan?!"
"ponselku ketinggalan?!" sekarang Taehyung malah berujar dengan senyuman penuh arti yang menyeramkan. Hoseok yang tadinya panik malah merasa menyesal telah perduli pada masalah sahabatnya.
"oke. Kau membuatku ingin menonjok muka bodohmu itu Tae." Katanya dengan wajah datar namun Taehyung sadar benar wanita itu sungguh sungguh.
"pon-sel-ku-ke-ting-gal-an!" lanjut Taehyung lagi dengan penuh penekanan serta senyum yang tidak luput.
"okay. Cukup sudah. Kemarikan wajahmu." Hoseok berjalan mendekati Taehyung tapi sang pangeran yang terlihat sedang bahagia itu dengan sigap menahan bahu Hoseok.
"tidak Hoseok! Ini bagus sekali!" katanya sumringah.
"bagus apanya?!"
"aku bisa memiliki alasan cukup logis untuk bertemu dengannya lagi!"
Oke cukup sudah dengan omong kosong ini. Hoseok menepis tangan Taehyung lalu menatapnya serius ekali.
"Tae, kau gila ya? Bagaimana jika ia membobol ponselmu dan mencuri data penting disana. Well, yah memang sih, tidak ada hal penting di ponsel itu kecuali game norak yang memenuhi memori. aku juga tidak khawatir dengan foto foto disana karena aku yakin fotomu hanya berisi hal hal yang tidak jelas."
"tapi intinya, apa kau tidak takut ponsel itu akan disalah gunakan? Harus berapa kali kuingatkan, kau seorang Pangeran, Taehyung." Lanjut nya lagi sebelum Taehyung berkomentar apapun.
"tenang saja, ponselku aku lock."
Hoseok memutar bola matanya. Menyerah dengan kadar berfikir rasional Taehyung yang dibawah rata rata. "terserahlah. lalu apa rencanamu?."
"mengambil ponselku tentu saja!"
"cih! kurasa rencanamu untuk bertemu dengan pria itu lebih tepatnya." Hoseok berdecih sambil melipat tangannya.
"aku punya rencana. Sini sini kemarikan telingamu!" Seru Taehyung sambil menarik Hoseok paksa dan membisikan hal hal gila yang membuat wanita itu benar benar ingin meninju Taehyung sekarang.
"MUSEUM VICTORION?! BESOK?! KAU GILA?!"
"aku membutuhkan bantuanmu. Hanya kau yang bisa kupercaya untuk ini" kata Taehyung memohon dengan wajah melasnya yang Hoseok tau itu hanya pura pura.
"tidak. tidak mau! aku masih waras dan tidak mau ikut ikutan sakit jiwa sepertimu!" kata Hoseok sambil bersiap menjauh tapi Pangeran itu menahan lengannya
"aaahhh ayolah Noonaaa. Aku mohoon. Kau harus membantuku" Taehyung merengek. Oke, jika pangeran ini dengan sopannya memanggil Hoseok dengan sebutan Noona, ia benar benar memohon bantuan.
"dan kenapa aku harus membantumu?" tanya Hoseok sok jual mahal. Sebenarnya ia akan membantu Taehyung tanpa pria itu memohon mohon, karena mereka memang seperti itu. Tapi Hoseok memanfaatkan situasi ini agar Taehyung berbicara manis manis tentangnya. Sebuah hal yang jarang sekali terjadi meskipun dunia kiamat.
"karena aku sahabatmu." Kata Taehyung. Hoseok melengos. Kata kata itu tidak cukup manis menurutnya.
"jangan lupa aku pernah membantumu dengan menjadi teman kencan di acara prom night sekolahmu." Taehyung berkata lagi. Meskipun bersahabat Taehyung dan Hoseok tidak berada dalam satu sekolah yang saama saat mereka duduk di Senior High. Hoseok memutuskan untuk tetap melanjutkan studinya di sekolah elit khusus bangsawan Victorion, sementara Taehyung terbang ke Swiss dan bersekolah di La Rosey bersama para anggota kerajaan dari berbagai manca Negara yang lain.
"ah aku masih ingat bagaimana wajah iri teman teman sok mu saat mengetahui seorang gadis galak sepertimu mengencani seorang Pangeran." Lanjut Taehyung dengan sebuah senyum kebanggaan. Tapi tampaknya Hoseok masih bersikap acuh.
"dan yang terakhir. Alasan yang lebih kuat." Kata Taehyung sambil berlutut didepan Hoseok.
"kau adalah tunanganku. Wanita paling hebat, cantik dan mengagumkan. Kau harus membantuku." Kata Taehyung bersungguh sungguh dengan senyum tampannya. Hoseok menahan tawanya yang sudah akan menyembur keluar.
"fair enough" kata Hoseok lagi sambil tersenyum. Ia bukannya sudah merasa cukup dengan ucapan manis Taehyung. Hanya saja ia tidak mau mendengar rayuan murahan Taehyung lebih lama lagi.
Taehyung segera bangkit dan meninju udara. Pangeran itu benar benar kegirangan.
"terima kaish noona! Kau memang terbaikkk!" serunya sabil memeluk Hoseok erat erat.
"ya ya ya. Lepaskan pelukanmu!"
Hoseok benar. Bukan ponsel lah alasan Taehyung untuk nekat menyatroni Museum Victorion bseok. Meminta dirinya membantu Taehyung untuk mengelabui istana agar sang pangeran bisa menyelinap keluar tanpa penjagaan.
Bukan karena ponsel, Taehyung bersikap segila ini. sebab pangeran itu bahkan bisa membeli langsung pabriknya.
Melainkan karena seorang pria gigi kelinci yang selalu membuat Taehyung tersenyum.
Seorang pria yang tanpa disadari, telah mencuri hati Pangeran Victorion
.
.
.
.
TBC
Masih ada yang nunggu cerita ini gak sih? Hehehehe
Aku rasa sih, chapnya sekitar 6an ya. Jadi tinggal 4 lagi. (semoga ga panjang panjang T^T)
Terima kasih sudah baca, ditunggu reviewnya :)
With love, -K