Disclaimer © Masashi Kishimoto

Story © punya Kika

Pair © Uchiha Sasuke, Hyuuga Hinata

Rated © T

WARNING © OOC akut, typo, alur cepat dan teman-temannya.

Summary © Semultifungsi apakah seorang supir multifungsi itu? Saksikan dan review kisahnya di bawah ini.

Don't Like Don't Read

.

.

.

-Supir Multifungsi-

.

.

.

Menurut kalian supir itu kayak gimana sih? Bapak-bapak, rapi cenderung culun, bahkan ada yang kumel nyaris kucel? Kalau kalian masih mikir supir itu identik dengan ciri-ciri yang tadi maka saatnya pemikiran kalian di-upgrade karena jika kalian melihat sosok supir yang satu ini maka kalian pasti bawaannya pengen disupirin mulu (?).

Kenalin, Uchiha Sasuke. Supir pribadi yang mengabdikan hidupnya untuk mengantar kesana-sini seorang gadis manja dan banyak maunya bernama Hyuuga Hinata. Bisa dipastikan, hanya Hyuuga Hinata seorang yang punya supir paling antimainstream sejenis Uchiha Sasuke. Umurnya masih 17 tahun. Masih ijo banget. Anak kelas 2.1 Konoha High School. Udah ganteng, tinggi, body-nya bikin merinding, matanya paling ampuh bikin melting, hidungnya mancung, dan bibirnya kadang bikin pikiran ini berhamburan kemana-mana, apalagi tangan dan tengkuknya. Oh my, cari dimana supir kayak gini? Bukan cuma itu, si supir antimainstream ini juga pinter banget. Matematika oke, Fisika sekali lirik langsung jadi, apalagi dia juga ahli banget di bidang olahraga, tepatnya basket dan renang. Bisa kebayang adorable-nya gimana?

"Kenapa?" tanya si supir kepada si majikan yang notabene-nya mereka umurnya sama dan sekolah di sekolah yang sama.

"Bolos aja yuk" kata si majikan, Hyuuga Hinata, sambil menarik ujung kemeja sang supir.

"Tanggung. Sekolah udah deket" kata si supir ketus.

"Tapi aku takutttt…." Kata Hinata semakin menarik ujung kemeja supirnya.

"Takut apa?"

"Nanti ada ulangan harian Matematika" kata Hinata lemas bersandar di sandaran kursi.

Mobil mereka telah memasuki gerbang KHS, Sasuke segera mencari tempat parkir. Setelah menemukan tempat yang pas, Sasuke melepas seat belt-nya dan memandang majikannya dengan wajah yang kusut sekusut rambutnya.

"Ayo turun" kata Sasuke melirik singkat Hinata yang masih ogah-ogahan.

"Gak mau"

Sasuke kemudian mendekat. Ah, nyium aroma parfum cowok ganteng pagi-pagi emang bikin langsung melek. Hinata buktinya, yang tadinya lemes dan lesu tiba-tiba langsung duduk tegap karena kaget juga si supir tiba-tiba aja mendekat. Sasuke masih diam, masih berusaha menyelam (?) di mata ungu yang katanya lagi takut ulangan Matematika.

"Rambutnya berantakan nih" kata Sasuke sambil menyisir rambut Hinata menggunakan tangannya, merapikan poni dan menepikan helaian rambut Hinata ke bagian belakang telinga. Hinata cuma bisa diam sambil manyun.

"Udah rapi, ayo masuk" akhirnya Hinata nurut.

Mereka berjalan memasuki area sekolah. Yah, bisa dipastikan supir Hinata menjadi objek penglihatan cewek-cewek KHS yang lalu lalang. Siapa yang bisa mengalihkan mata dari Sasuke, siapaa? Karena itu Hinata langsung mengambil lengan kanan Sasuke untuk dirangkul.

"Eh?" Sasuke memandang tangannya yang tiba-tiba diseret-seret.

"Mereka liat-liatin kamu. Kamu kan cuma punya aku!" kata Hinata memandang Sasuke masih dengan wajah manyunnya.

"Ya abis gimana, aku ganteng sih" kata Sasuke datar.

"Ta-tapi.."

"Kenapa?" tanya Hinata melihat wajah Sasuke yang berubah jad merah dan memasang ekspresi malu-malu.

"Ta-tanganku ja-jangan deket-deket gini" kata Sasuke enak nggak enak merasakan lengannya menyentuh bagian tubuh Hinata. Yah, meski masih dilapisi kemeja sekolah sih.

"Kamu udah gede ya" kata Hinata berjalan santai seolah di pasar dan merangkul tangan Mama-nya.

"Baru sadar?"

"Dulu pertama kali kamu dateng ke rumah kamu pendek, kecil dan imut. Terus tiba-tiba sekarang kamu udah tinggi, suara kamu juga udah nggak lucu lagi kayak dulu" kata Hinata mengingat pertama kali Sasuke datang ke rumahnya.

'Mana ganteng lagi. Kan cewek-cewek jadi pada suka!'

"Emangnya kamu yang nggak gede-gede" kata-kata Sasuke membuat Hinata melepaskan rangkulan tangannya.

'Kenapa?' batin Sasuke heran memandang Hinata yang berdiri di hadapannya.

"Jadi menurut kamu aku nggak berubah?" tanya Hinata dengan wajah jengkel.

"Iya" jawab Sasuke datar.

"Kamu pikir aku masih anak kecil?" tanya Hinata masih dengan wajah super jengkelnya. Masa sih Sasuke nggak sadar perubahan Hinata. Maksudnya, perubahan body gitu.

"Emang masih anak kecil" kata Sasuke masih sangat santai.

"Lihat, rambutku udah panjang" kata Hinata mengibas-ngibaskan rambutnya ala model iklan sampo.

"Emang udah panjang" Sungguh supir yang ngezelin.

"Terus aku juga udah pake pakean lain, ja-jadi aku udah gede" kata Hinata melirik ke pohon di taman.

"Pakean lain?" tanya Sasuke bingung.

"Kamu gak perhatiin jemuran ya?" tanya Hinata.

'Ngapain perhatiin jemuran'

"A-aku kalo jemur pakean biasanya kan je-jemur, umm…i-itu.. yang…er-" masa iya ngomong ke cowok aku udah gede karena udah pake bra.

'Tebak kek buruan'

"Ya, terserahlah" kata Sasuke berlalu.

"Oh iya. Sepulang sekolah aku ada latihan basket. Nanti aku antar kamu pulang duluan dulu" kata Sasuke menginfokan.

"Latihan? Aku mau nonton" kata Hinata riang.

"Nggak. Kamu pulang, tidur siang. Nanti kamu sakit" kata Sasuke menghentikan langkahnya.

"Gak mau!"

"Bisa sampe malem kalo ada perubahan jadwal" lagi, Sasuke berusaha meyakinkan. Soalnya Hinata itu anaknya penyakitan. Telat makan dikit, kecapean dikit, bahkan gak tidur siang aja dia bisa sakit.

"Pokoknya aku mau nonton!"

"Nanti-" Ah, Sasuke udah habis akal.

"Kenapa? Abis latihan mau jalan sama cewek ya?" Hinata langsung menodongkan jari telunjuknya.

"Apaan sih" kata Sasuke menurunkan tangan Hinata.

"Ternyata kamu udah punya cewek" kata Hinata makin manyun.

"Nggak ada" kata Sasuke capek tapi berusaha tegas.

"Serius?" tanya Hinata melirik sekilas.

"Serius" Sasuke membentuk peace dan wajah meyakinkan dengan wajah bosannya.

"Oke! Nanti aku yang bilang Papa kalo kita pulangnya telat"

.

.

.

Uchiha Sasuke termasuk supir high class banget. Iyalah, kelasnya aja di kelas 2.1, kelasnya para burengers (buru rengking). Sementara Hinata yang ala kadarnya harus rela menjalani hidupnya di kelas 2.5 kelasnya para pemburu…apa aja deh yang bisa diburu. Intinya itu.

"Yo, Hinata" kata teman sekelas Hinata yang berambut pink permen karet yang selalu ngejreng dalam suasana apapun, Haruno Sakura.

"Huummm..?" tanya Hinata meletakkan ranselnya.

"Berangkat bareng Sasuke lagi?" tanya Sakura.

"Iya dong, dia kan supir aku. Supir ganteng yang hanya dimiliki oleh Hyuuga Hinata" kata Hinata sedikit nyombong.

"Serius Sasuke belum punya pacar?" tanya temen Hinata yang satunya lagi, Yamanaka Ino.

"Ya iyalah. Sasuke itu cuma punya aku dan nggak bakalan aku kasih ke cewek manapun" kata Hinata mengeluarkan buku Matematikanya.

"Lagian kok bisa sih Sasuke jadi supir kamu?" tanya Shion penasaran.

"Dengerin baik-baik yah. Aku nggak suka ngulang jelasin ini. Jadi, ortu aku sama ortunya Sasuke itu sahabatan dan udah kayak keluarga. Waktu itu aku masih umur 10 tahun, orang tua Sasuke meninggal dunia karena kecelakaan mobil, Sasuke punya Kakak. Namanya kak Itachi. Sebenernya Kak Itachi pengen bawa Sasuke ikut ke Itali, tempat kerjanya Kak Itachi tapi Papa sama Mama nolak dengan alasan Sasuke masih kecil. Sasuke butuh figur orang tua jadinya Sasuke tinggal di rumah kami sampe sekarang. Dari kecil kami udah biasa bareng, aku, Sasuke, Kak Neji dan Hanabi. Yah, meskipun Kak Neji berantem mulu sama Sasuke tapi sekarang udah nggak. Mungkin karena mereka udah gede dan Kak Neji juga jarang di rumah karena kerjaan dan Hanabi juga sekolah di asrama perempuan. Jadi hanya tinggal aku sama Sasuke. Berhubung karena aku bawa sepeda aja nggak bisa yaudah deh Sasuke jadi supir yang nganterin kemana-mana" kata Hinata menjelaskan panjang lebar.

"Gila, kamu dari kecil udah sama Sasuke?" tanya Sakura antusias. Hinata mengangguk.

"Sasuke kecilnya dulu gimana?" tanya Ino.

"Kecilnya tuh dia pendek, kecil dan imut banget. Terus aku kaget aja gitu tiba-tiba sekarang penampakannya udah jadi cowok ganteng dan banyak cewek yang naksir" kata Hinata menyentuh kedua pipinya.

"Dulu dia itu manis banget. Sering banget nyium pipi aku tapi pas udah gede gini dia jadi cuek dan dingin seolah pengen lupain kalo di pipi aku ini banyak cap bibirnya. Ah, the power of puberty kali" lanjut Hinata.

"Kalo kalian cuma tinggal berdua dan ortu lagi gak di rumah. Kalian ngapain aja?" tanya Shion.

"Ngapain gimana ya? Ya di kamar masing-masing aja sih" kata Hinata santai.

"Jadi nggak pernah ngapa-ngapain?" tanya Ino dan ditanggapi geleng-geleng oleh Hinata.

"Ayo sikat!" kata Sakura, Ino dan Shion bersamaan.

.

.

.

Pulang sekolah kali ini beda. Biasanya pengen cepet-cepet pulang makan, mandi dan bobo cantik. Tau kan bedanya apa? Yap, hari ini jadwal latihan basketnya Sasuke. Kalo udah jadwal latihannya tim basket, sudah dipastikan beberapa cewek di dunia ini akan menunda kegiatan makan-mandi-bobo untuk menonton sekumpulan cowok kece yang akan berkeringat dengan sexy-nya. Errr…

"Sassuukkkkeeee..!" Hinata melambaikan tangannya pada supirnya yang sedang dalam mode ganteng maksimal. Efek baju basket kali yah. Bayangin sis, supir lagi latihan basket.

"Pantes aja rame. Ternyata latihannya pertandingan persahabatan antara Konoha High School melawan Vocational High School Konoha" kata Sakura berusaha mepet sana sini biar dapat tempat duduk.

KHS langsung menurunkan pemain utama sebagai starter. Siapa lagi kalo bukan Sasuke, Gaara, Sai, Shikamaru dan Kiba.

Biasanya jam-jam segini Hinata bakalan ngantuk beud tapi berhubung matanya sedang dimanjakan oleh penampakan Sasuke yang berlari kesana kemari mengejar dan membawa bola, akhirnya rasa ngantuk itu hilang terbawa senyuman Sasuke yang kadang berujung tawa saat ia dan rekan se-timnya berhasil mencetak angka.

"Aaahhhh, Saaaaiiii. Apa aku harus jadi bola dulu biar kamu kejar-kejar?" kata Ino kejang-kejang memandang penampakan Sai yang udah bercucuran keringat.

Singkat cerita, pertandingan selesai dan dimenangkan oleh KHS. Kalo pertandingan basket dan pertandingan kegantengan, KHS emang punya tempat tersendiri. Penonton perlahan-lahan meninggalkan lapangan indoor KHS. Sakura, Ino dan Shion pamitan pada Hinata yang masih betah memandang Sasuke menyelesaikan urusannya di lapangan. Hinata yang sedari tadi senyum dan menghayati penampakan keren Sasuke kini berubah menjadi Hinata yang diam, datar, manyun dan siap melemparkan apa saja saat melihat seorang gadis berambut merah berkacamata menghampiri supir gantengnya sambil membawa segelas minuman berwarna merah. Hinata menebak, itu jus tomat. Jus kesukaan Sasuke.

Amarah Hinata semakin menjadi-jadi saat Sasuke menerima jus tersebut dan langsung meminumnya sementara air putih yang Hinata bawa untuk Sasuke belum tersentuh sama sekali.

Sasuke berjalan menghampiri Hinata sambil membawa ransel dan seragam sekolahnya. Wajahnya terlihat merah, rambutnya agak lepek oleh keringat tapi justru itulah yang membuat ketampanannya semakin berlipat ganda seolah digandakan oleh si Kanjeng pengganda itu (?)

"Gak ngantuk?" tanya Sasuke sambil meletakkan ranselnya dan memandang sebotol air putih di samping Hinata.

Hinata diam.

"Aku menang. Gak dikasih hadiah?" tanya Sasuke heran. Ia membuka seragam basketnya dan menggantinya dengan kaos hitam.

Hinata masih diam.

"Mau makan sesuatu? Es krim? " tanya Sasuke sambil memasukkan barangnya ke ransel birunya.

"Aku haus, ini airnya-"

Bruuugghhh..!

Hinata melempar botol minuman yang ia belikan untuk Sasuke.

"Bohong! Kamu gak haus! Tadi kamu udah minum jus dari perempuan berambut merah itu!" kata Hinata memandang Sasuke jengkel.

'Ohh…jadi itu'

Sasuke menarik nafas dan berjalan mengambil botol air minum yang dilemparkan Hinata. Sasuke membuka tutup botol tersebut lalu meminumnya nyaris habis.

"Ah, air putih memang yang terbaik abis latihan" kata Sasuke meletakkan botol minuman tersebut di samping Hinata.

"Ayo pulang, sudah malam" kata Sasuke mengulurkan tangannya. Hinata membuang pandangannya.

Sasuke tersenyum kecil lalu menarik tangan Hinata dan menggendongnya di punggungnya.

"Eh, tu-tu…" Hinata kaget dan tiba-tiba ia sudah berada di punggung Sasuke. Sasuke meraih ranselnya dan menggantungkan di bagian depan tubuhnya.

"Jangan salahkan baunya, siapa suruh jalan aja malas" kata Sasuke berjalan meninggalkan lapangan indoor KHS dengan manusia di punggungnya.

Sebenarnya Hinata nggak nyangka juga si supir sampe segininya. Belum lagi dadanya nyentuh punggungnya Sasuke yang hangat dan sedikit basah, serta jangan lupakan pemandangan tengkuknya Sasuke yang basah oleh keringat, aromanya samar-samar menggelitik penciuman Hinata agar lebih dekat dengan-

"Jangan dicium!" kata Sasuke menggerakkan bahunya saat merasakan nafas Hinata menyapu tengkuknya.

"Ti-ti-tidak.." kata Hinata menjauhkan wajahnya.

.

.

.

Makan malam kali ini tidak dihadiri oleh Hinata. Hanya ortu Hinata, Sasuke dan Neji yang numpang makan. Katanya lagi kangen masakan rumah.

"Sekolah lo gimana?" tanya Neji pada Sasuke.

"Baik. Kerjaan lo?" tanya Sasuke balik.

"Ya gitulah" jawab Neji.

"Sasuke, Hinata mana?" tanya Hotaru, Mamanya Hinata.

"Nggak tau, Ma. Tadi pulang sekolah langsung ke kamar dan nggak keluar lagi" kata Sasuke menyudahi makannya dan mengambil piring untuk Hinata.

"Aku bawain nasinya ya, Ma" kata Sasuke membawa nampan berisi makanan untuk Hinata.

Tok..tok…

Sasuke mengetuk pintu.

"Kamu pake baju kan? Aku masuk nih…" kata Sasuke memutar knop pintu kamar Hinata. Eh, ternyata yang empunya kamar lagi menggalau di balkon kamar.

Sasuke meletakkan nampan di meja belajar Hinata lalu keluar ke balkon kamar. Hinata sedang berayun galau di ayunan sementara Sasuke berdiri di hadapan Hinata sambil bersandar di teralis balkon.

"Kenapa sih?" tanya Sasuke memulai.

"Dia siapa?" tanya Hinata yang siap membunuh Sasuke kalo dia salah jawab.

"Siapa yang mana?"

"Yang tadi sore, yang ngasih minuman gak jelas ke kamu. Kamu gak takut apa diracunin? Kalo kamu mati aku kemana-mana yang nganterin siapa?" tanya Hinata menghindari tatapan Sasuke.

"Oh, dia anak kampus Konoha University" jawab Sasuke santai.

"Pacar kamu?" tanya Hinata dengan tatapan mata tidak suka.

"Bukan"

"Cewek yang naksir kamu?" tanya Hinata masih dengan tatapan mata yang sama.

"Hu'um" Sasuke mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Tuuuhhhhhh kaaaannnnnn….." akhirnya pecah juga. Hinata memiringkan tubuhnya dan bersandar disandaran kursi sambil nendang-nendang udara dan-

"Ehhh..tu-tungguu…" Hinata merasakan dua lengan kekar tiba-tiba melingkar di perutnya. Sebuah pelukan dari belakang. Bukan hanya itu, kini dagu Sasuke bersandar di bahu Hinata dan yeahhh.. wajahnya Sasuke deket banget ,

"Sa…Saa…" Hinata memegang kedua lengan Sasuke yang memeluknya tapi pelukan itu semakin erat.

"Dia bukan siapa-siapa..."kata Sasuke pelan nyaris berbisik sambil menenggelamkan wajahnya di leher Hinata. Supir macam apa ini, permisa? Macam apaaaa….? Macam pengen punya *eh.

"Sini…" Sasuke membalikkan tubuh Hinata menghadapnya dan dipeluk kembali.

"Sasuke kan cuma punya kamu" kata Sasuke menundukkan wajahnya mencari objek yang dicari bibirnya (?)

"Ta-ta-ta…." Okeh, Hinata mau bilang 'tapi bukan kayak gini juga'

"Dan kamu cuma punya…." Sasuke makin mendekatkan bibirnya ke tempat seharusnya bibir mendarat (?). Makin dekat, mata hitam itu juga semakin sayu, dan-

Tok…tok…..

"Hinataa…..Mama nanya, kamu udah makan belom?" teriak Neji dari luar pintu kamar.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

Yo..yoo…apa kabar para pejuang, entah itu pejuang cinta maupun pejuang skripsi.

Hei, kengkawan. Author moody-an ini nongol lagi, hahaha

Bawa persembahan fic dengan judul paling aneh dan cerita yang nggak kalah anehnya.

Ehgilaakkk, apa itu supir multifungsi -,- tiba-tiba aja kepikiran setelah- ahsudahlah.

RnR yaaaaaa….

Muacchhh.