Lima.

Jungkook menghela nafasnya. Sudah lima hari ia hanya bergelung manis di dalam selimut hangatnya. Ia sakit-tidak, sebenarnya ia yang bodoh karena-

"Bangun." Jungkook memejamkan matanya-semakin mempererat selimutnya-membuat orang yang tadi memanggilnya mendengus kesal. Jika saja Jungkook bukan sahabatnya mungkin ia sudah membawa ember besar berisi air dingin supaya kelinci besar itu bangun.

"Diamlah Park Jimin, atau aku akan bilang pada Yoongi Hyung bahwa kau kemarin bertemu lelaki lain." Jimin membulatkan matanya tidak terima. "Yak! Dia seniorku bagaimana bisa kau-" ucapan Jimin terpotong oleh decakan keras Jungkook.

"Mana ada hanya senior jika kau memeluknya seperti itu." Jimin bungkam-tidak ada gunanya juga mengelak. Walaupun itu hanya akal-akalan Jimin saja supaya skripsinya diterima oleh dosen karena seniornya itu adalah anak dosen tergalak dikampusnya.

Jungkook bangun dari tidurnya. "Chim, buatkan aku coklat panas." Jimin baru saja akan melayangkan pukulannya pada Jungkook sebelum- "Anggap saja itu suapan agar aku tutup mulut." Dan, bravo. Jimin melangkahkan kakinya keluar dengan berat hati.

Jungkook terkekeh melihat sahabatnya itu, sekali-kali menjahilinya tidak apa kan? Lagi pula Yoongi Hyung sudah tau dan dia bilang akan memberi pelajaran pada Jimin lusa saat mereka bertemu. Ah-jungkook yakin Jimin akan membunuhnya nanti-tapi siapa peduli.

"Kau tidak kesana?" Jimin kembali membawa cangkir berisi coklat panas pesanan Jungkook. "Kemana?"

"Bertemu pria itu." Jungkook menghela nafasnya. "Tidak." Jawabnya mantap. Ia yakin bahwa Taehyung bahkan lupa padanya. "Kenapa?"

"Kenapa?" Jungkook balik bertanya. "Yak Jeon Jungkook. Aku tau yang membuatmu uring-uringan akhir-akhir ini adalah namja tampan yang kau temui beberapa hari lalu. Jadi bangun dan temui dia hari ini. Kau akan kuanar supaya tidak kabur lagi."

Ucapan panjang lebar Jimin membuat Jungkook mengerutkan kening tidak suka. "Sialan, awas kau Park Jimin." Lalu Jungkook berlalu ke kamar mandi-tidak ingin mendengar omelan Jimin lagi.

.

Jungkook berdiri menatap pintu coffee shop yang beberapa hari lalu ia datangi. Jantungnya tidak berhenti berdetak. Apakah Taehyung ada didalam? Jika ada apa yang harus Jungkook katakan? Bagaimana dengan perjanjian mereka? Atau, Jika Taehyung tidak ada didalam, Bagaimana dengan dirinya?

Kecewa, tentu.

"Ayo." Jungkook tersadar dari lamunanya-memasuki ruangan itu dengan perasaan campur aduk.

Jungkook mengedarkan pandangannya-sepi-hanya ada beberapa orang yang menyantap kopi mereka dengan tenang. Tidak ada Taehyung. Tidak ada rambut pirang nyentriknya. Tidak ada sneyum menawannya ataupun seringai menyebalkan dari pria itu.

"Aku sudah bilang padamu Chim, dia tidak akan menungguku." Jimin menghela nafasnya. "Ini sudah jam 11 siang. Memangnya dia tidak punya urusan lain? Dia pasti menunggumu pada pagi hari." Jungkook mendengus, "Tidak mungkin." Jawabnya sarkastik.

Mata Jungkook berhenti pada pelayan yang membawakan pesanannya waktu itu. "Jika tidak percaya, tanya saja padanya. Dia membawakan pesananku waktu itu. Tidak mungkin ia tidak melihat Kim Taehyung."

"Jadi namanya Taehyung?" Jungkook merutuki mulutnya, jika begini Jimin pasti mengolok-oloknya dengan nama itu untuk beberapa hari kedepan.

"Ah maaf-apa kau melihat orang ini datang kemari?" tanya Jimin sambil menyodorkan ponselnya kepada pelayan itu. Yang benar saja, Jimin benar-benar melakukannya.

Pelayan ber-nametag Bang Minah itu mengerutkan kening. "Sepertinya aku pernah melihatnya-" pandangan Minah terhenti pada Jungkook. "Ah! Kau yang waktu itu kan? Yang memesan parfait? Bukankah pria ini duduk didepanmu?" wah, ingatannya boleh juga, benak Jungkook.

Jimin memutar matanya malas. "Katakan saja, apa kau melihatnya akhir-akhir ini?" Minah menggeleng. "Bulan ini aku tidak izin. Jadi aku yakin pria itu tidak pernah kemari lagi." Penjelasan Minah cukup membuat Jungkook merasa sangat jengkel. Untung saja ia tidak pernah kemari lagi. "Tapi, akhir-akhir ini ada yang menempati meja itu, rambutnya berwana coklat dan ia memakai kaca mata. Ia tadi buru-buru keluar. Mungkin ada urusan yang sangat penting."

"Aish, aku hanya peduli pada pria ini. Sudahlah, ayo kook." Omelan Jimin membuat Minah bungkam. Jimin menyeret Jungkook keluar dari sana-karena Jungkook sedari tadi hanya melamun-membuat Jimin tambah jengkel.

.

Sebenarnya, keesokan harinya setelah Taehyung mencium Jungkook lalu meminta ganti rugi dengan tidak tau malunya. Jungkook datang ke coffee shop itu. Hanya saja,

Ia tidak masuk.

Jungkook hanya berdiri memandangi cofee shop itu lalu pergi lalu kembali lagi hanya untuk berdiri di depannya.

Cuaca dingin tidak membuat jantung Jungkook berhenti berdetak tidak normal saat itu, malah membuat Jungkook semakin gugup dan tidak mau memasukinya.

Saat sudah sadar ternyata hari sudah gelap. Dan keesokan harinya Jungkook demam parah.

Jungkook tertawa pelan saat mengingat hal bodoh yang ia lakukan. Bahkan ia harus izin pada dosennya karena tidak bisa mengumpulkan tugas saat itu.

Dasar bodoh.

.

Jungkook menghela nafasnya ini sudah seminggu setelah kejadian dimana Jungkook ingin memenggal kepala Kim Taehyung. Tapi tetap saja pikirannya tidak bisa jauh-jauh dari pria itu. Sialan.

Jungkook menatap air mancur didepannya-setiap hari ia mampir ketaman di dekat coffe shop itu. Jungkook sendiri binggung untuk apa ia kesana. Jika bukan karena Kim-keparat-Taehyung itu mungkin Jungkook sudah hidup dengan tenang. Dasar sial-

"Jungkook?" Jungkook menahan nafasnya. Ia tau suara ini, suara yang membuatnya tidak karuan. Suara Kim Taehyung. "Hei, boleh aku duduk disini?" Jungkook masih menatap Taheyung tidak percaya-sungguh, setelah Taehyung duduk di sebelahnyapun Jungkook masih tidak bisa memproses apa yang terjadi.

Rambutnya sudah tidak berwarna pirang lagi, diganti dengan warna coklat.

"Apa kabar?" tanyanya memecah keheningan. "B-baik. Bagaimana denganmu?" Taehyung tersenyum. "Tidak terlalu sebenarnya. Aku sibuk menyiapkan pernikahan."

Dunia Jungkook seolah runtuh dengan sekejap. Apa katanya tadi, Pernikahan? Taehyung akan menikah?

"Ah aku menunggumu tapi kau tidak pernah datang. Kau tau kukira aku tidak bisa bertemu lagi denganmu. Aku senang, Jungkook. Ah ya, ini." Taehyung memberikan selembaran kertas dan Jungkook yakin bahwa itu adalah undangan pernikahan.

"Kebetulan sekali acaranya besok. Kau mau datang kan kook? Kau tau aku sangat senang menanti hari ini, aku harap kau datang juga karena-"

Berhenti.

Jungkook tidak mau mendengarnya.

Tolong berhenti.

"Kim Taehyung." Taehyung menatap Jungkook. "Ya?"

"Selamat." Ucap Jungkook bergetar.

Taehyung menyeritkan keningnya. "Kau tidak bisa menemaniku datang?"

Apa? Untuk apa Jungkook menemani Taehyung jika dia yang menikah? Jungkook menundukan kepalanya-melihat undangan berwarna pink yang sangat manis bertuliskan

Wedding Invitation

Kim Namjoon

Kim Seokjin

Tidak ada Kim Taehyung didalamnya. Jungkook membulatkan matanya-merasa bahwa wajahnya memanas-malu.

"Kook? Kenapa wajahmu memerah? Kau kedinginan? Mau pindah tempat?" Jungkook mengelengkan kepalanya. "Ini-siapa?"

Taehyung menghela nafasnya. "Kau tidak mendengarkanku ya? Kakaku menikah besok aku jadi sangat sibuk memisahkan mereka, eomma bilang pasangan yang akan menikah harus di pisahkan dulu sebelum bertemu di gereja untuk mengucapkan janji mereka, tapi hah dasar kakaku memang tidak tau diri."

"Ia nekat bertemu Seokjin Hyung membuatku harus menyusul mereka waktu itu. Kau tau? Waktu itu aku sedang menunggumu lalu mendapat telfon dimana keberadaan mereka berdua. Aku bahkan tidak mebawa mobil. Berlari keluar caffe seperti orang kesetanan. Dasar sialan."

Mendengar penjelasan tidak masuk akal Taehyung membuat Jungkook menyeritkan kening. Tetapi Jungkook mengingat ucapan Minah tempo hari.

"Tapi, akhir-akhir ini ada yang menempati meja itu, rambutnya berwana coklat dan ia memakai kaca mata. Ia tadi buru-buru keluar. Mungkin ada urusan yang sangat penting."

Rambut coklat. Taehyung mengganti warna rambutnya-entah kapan itu tapi rambutnya sekarang berwarna coklat.

"Dimana kau menungguku?" tanya Jungkook. "Apa?" tanya Taehyung balik. "Di meja mana kau menungguku?"

"Di meja saat kau memfotoku. Itu spot favoritku. Entah kenapa, orang-orang tidak menyukai tempat itu karena sinar mataharinya terlalu banyak. Tapi berkebalikan, aku malah menyukainya."

Jungkook menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Jeon Jungkook bodoh.

Ia sangat malu sekarang. "Kook? Kau tak apa?"

"Jadi, bagaimana dengan pernikahan kakakmu?" tanya Jungkook tanpa menatap Taehyung.

"Aku ingin kau menemaniku nanti. Namjoon Hyung bilang aku harus datang dengan orang yang spesial untukku. Aku tau kita memang baru bertemu beberapa hari yang lalu. Tapi aku merasa kau sangat istimewa."

"Tapi sepertinya kau tidak bisa ya? Aku akan menyampaikan ucapan selamatmu pada mereka." Taehyung terkekeh setelahnya-menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Aku akan datang." Jawaban Jungkook membuat Taehyung tersenyum lebar. "Benarkah? Aku akan menjemputmu. Berdandanlah yang cantik untukku besok, mengerti?" ucap Taehyung sambil mengusak rambut Jungkook.

"Ah-boleh kuminta nomormu? Aku lupa menanyakan ini waktu itu." Jungkook tersenyum lalu mengeluarkan ponselnya dari kantung celana.

Pada akhirnya, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.

Aku pernah berusaha berhenti, tapi itu terlalu menyakitkan.

Karena mau berapa lamapun, kau tetap menjadi canduku.

.

END

.

Padahal mau hiatus sampai Juni.

Tapi malah apdet Mei.

Lyi pengen publish ff di wattpad tapi kayanya gabakal ada yang baca, ehe:D .

.

Ini sungguh tidak direncanakan.

Serius.

Asalnya gabakal buat Sequel abisnya waktu maksa buat malah jadi ancur banget.

Yah sebelumnya Lyi ngebuat Jungkook gabakal ketemu Tae sih.

Kenapa?

Karna Lyi juga gapernah ketemu cogannya lagi:'

Tabok aja gua.

Tapi kayanya sequelnya ga sebagus part sebelumnya ya:v

Yah Lyi buat ini cuman sejam sih:'

Kalau bukan gara-gara ogebq tercuyung Leenamarui, ini tidak akan pernah di publish.

Noh, udah Happy ending kan? Iya kan? Traktir gua seblak depan sekolah lu ye. Ksip.

Peluk hangat,

Lyi.

.

Btw, Lyi lagi pengen seblak.

Serius.

.

Big Thanks To:

goldentime, nuruladi07, aliceus, LittleOoh, marblehazel, wenjun, Vteo, haehyukee, , cluekey6800, Wulancho, kimrin, emma, syupit, yoongiena, lionbun, Groovyn, MingyuAin, sweetyhuhan, 10113k, dsamly, shiikhu, jeonsmatcha, leenamarui, audrie, lilcyriel, purapelkim, candybreads, jeonnababys.