KIDS

.

"Gigi Susu"

.

MEANIE + Mama Papa ver.

.

Kids mode On

.

Kim Jong Soo 1214

.

.

Enjoy!

...

...

Senin pagi yang cerah.

Rumah keluarga Choi sudah berisik sedari subuh.

Penyebabnya, tentu saja dua kembar bersaudara.

Gyu, dan Wonu.

Entah mengapa sejak tadi malam Wonu terus saja merengek.

Badannya panas, tapi tidak demam.

Mama jadi khawatir.

Apalagi kondisi Wonu yang mudah sakit membuat daya tahan tubuhnya terus melemah.

Belum lagi Gyu ikut-ikutan manja,

Lihat Wonu digendong Mama, Gyu jadi cemburu.

Jadilah Seungcheol repot kesana kemari.

"Sayang… tolong ambilkan air hangat dan handuk bersih untuk mengompes Wonu, ya!"

Jeonghan teriak dari arah kamar si kembar.

Seungcheol berdiri,

tinggalkan mobil mainan Gyu yang belum sempat dibetulkan,

"Oke, akan aku ambilkan."

Gyu merengut lihat Papa pergi,

jadi dia ikut bangun lalu membuntuti Papa dari belakang.

"Papa halus cepat. Nanti mobil Gyu tidak bisa sembuh."

Seungcheol menoleh kebawah, kearah Gyu yang tidak lebih tinggi dari lututnya.

"Tunggu, Gyu."

"Tapi Gyu mau mobilnya cepat sembuh."

"Iya, nanti Papa betulkan. Gyu tunggu dulu, ya."

Lalu Papa pergi lagi,

membawa ember dan handuk untuk Wonu.

Ish!

.

.

Sebenarnya Gyu sebal pada semuanya.

Dia sebal pada Mama,

karena menyuruh Gyu jauh-jauh dari Wonu supaya tidak menganggu.

Dia sebal juga pada Papa,

karena Papa bilang mau menemaninya tapi malah sibuk kesana-kemari.

Gyu jadi sedih.

Dia hanya bisa menatap Wonu dari jauh.

Tidak bisa memeluknya.

Tidak bisa menemaninya.

.

.

"Mama~"

Gyu mengintip dari balik jendela.

Kepalanya yang kecil hanya dapat terlihat diujung saja.

Mau tidak mau Mama harus melongok supaya Gyu terjangkau penglihatannya.

"Ada apa, sayang?"

Gyu berjalan pelan-pelan, supaya tidak timbulkan suara apapun.

"Boleh tidak Gyu tidul disini?"

Mata puppy itu menatap Mama.

Memelas.

Mama jadi kasihan.

Tapi sebentar kemudian Mama menatap Wonu yang baru bisa terlelap.

"Tapi Wonu baru bisa tidur, Gyu. Kalau Gyu disini, nanti Wonu bangun lagi."

"Gyu tidak akan nakal, Mama. Gyu mau belsama Wonu."

Tiba-tiba Seungcheol datang dari arah belakang,

segera menggendong Gyu sambil berkata,

"Gyu tidur bersama Papa saja, ya. Nanti Papa temani sambil bermain game. Bagaimana?"

Gyu menatap mata Papa, dia tahu bahwa dirinya sedang dibujuk.

"Tapi Gyu kan… baiklah."

Akhirnya Gyu mengangguk pasrah.

Matanya yang seperti puppy kembali menatap Wonu, lalu segera memeluk leher Papa ketika Papa membawanya keluar kamar."

.

.

"Papa."

Panggil Gyu.

"Hm?"

"Kenapa Wonu sakit?"

Seungcheol menurunkan Gyu diranjang besar tempat biasa dia tidur bersama Jeonghan.

"Dokter bilang, gigi Wonu ada yang mau tumbuh. Jadi dia sedikit demam."

Gyu memiringkan kepala, "Tapi kenapa Gyu tidak sakit?"

"Memangnya gigi Gyu juga ada yang tumbuh?"

Papa bertanya, sambil menatap Gyu yang sedang mengagguk.

"Coba Papa lihat."

Gyu mendekat kearah Papa, lalu tersenyum sangat lebar supaya giginya terlihat.

"Gigi Gyu ada yang muncul disebelah sini."

Gyu menunjuk gigi taring yang ada disebelah kiri.

"Wah…benar."

Papa bergumam.

"Tapi Gyu hebat, Gyu sangat kuat, makanya Gyu tidak deman."

Gyu berbangga hati.

Papa jadi tersenyum karenanya.

"Gyu tahu tidak kenapa Papa sering bilang kalau Gyu harus melindungi Wonu dimanapun dan kapanpun?"

Tanya Papa sambil duduk diranjang dekat Gyu.

Gyu menggeleng menjawab pertanyaan Papa.

"Seperti saat inilah contohnya. Wonu mudah sakit, sedangkan Gyu tidak. Jadi Gyu harus bisa bersabar jika Papa dan Mama lebih sering menemani Wonu ketika sakit. Gyu kan sudah besar, Gyu tahu kan maksud Papa dan Mama. Kami tidak membeda-bedakan kalian."

Papa berkata panjang lebar.

Memang betul sih, Gyu sering merasa cemburu pada Wonu.

Karena Wonu mudah sakit, Papa dan Mama jadi lebih perhatian padanya.

Tapi sekarang Gyu tahu, jika sebenarnya Papa dan Mama juga sayang pada Gyu.

Hanya saja, Wonu sedikit lebih banyak mendapat perhatian karena dia mudah sakit.

"Gyu tahu."

Gyu mengangguk-angguk lucu.

"Pintar jagoan Papa."

Sambil mengelus kepala Gyu pelan, kemudian menuntun anak laki-lakinya itu tidur diranjang.

.

.

Gyu itu bukan tipe anak yang rewel.

Dia sangat mudah diatur.

Bahkan dibanding dengan Soonyoung, Minghao, apalagi Seokmin, kepribadian Gyu lah yang paling baik.

Gyu sama sekali tidak bandel seperti Soonyoung.

Gyu tidak suka terlalu berdiam seperti Minghao.

Gyu juga tidak terlalu celometan seperti Seokmin.

Tapi Gyu akan nakal jika ada seseorang yang merebut Wonu darinya.

Ya, itu kalau kepada teman-temannya.

Tapi jika Mama yang merebut Wonu dari Gyu,

apa Gyu harus bertindak nakal juga?

Kira-kira itulah yang dipikirkan Gyu sekarang.

Dia tidak mau jauh dari Wonu.

Apalagi meninggalkan Wonu bersama Mama, sedangkan dia bersama Papa.

Gyu harus cari cara, supaya dia bisa memeluk Wonu sepanjang malam.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hallo, Jongsoo update KIDS-nya telat banget ya :D

Maaf, padahal janjinya mau sering update, tapi kenyataannya malah semakin sibuk di real life :D

Udah gitu, saya lebih banyak aktif di instagram sekarang.

Promosi sedikit ah… :D

Saya ngadmin disana (satu-satunya admin -untuk sementara-) biasanya kalau senggang saya juga update mini fanfiction pairing Kaisoo Meanie.

Kalau mau tengok, boleh kok.

Follow ya, kimkaisoomeanie

Terimakasih :):)

.

.

.

.

.

.

Omake

"Belum tidur?"

Jeonghan bertanya ketika menemukan Seungcheol berdiri didepan pintu dapur sambil celingukan.

"Gyu tidak disini?"

Bukannya menjawab, Seungcheol justru bertanya.

"Tidak, bukannya-"

"Gyu hilang…"

Seungcheol menatap mata Jeonghan kosong.

"Hil-"

"Gyu tidak ada dikamar! Aku sudah mencarinya kemana-mana. Di kamar mandi, diruang tamu, ditaman belakang, diruang bermain, Gyu tidak ada!"

Seungcheol mulai panik.

"Tap-"

"Tadi Gyu masih ada bersamaku! Tapi tiba-tiba…."

Jeonghan menghela napas jengah.

"Kita lapor polisi sekarang!"

PLAK!

"Aw! Kenapa memukul, sayang. Sakit…"

"Inilah kenapa Gyu menjadi seperti itu. Sifatnya benar-benar menurun darimu."

"Hng?"

"Dia ada dikamar Wonu. Tadi Gyu mengendap-endap supaya bisa tidur dengan kembarannya. Ketika mereka berdua sudah tidur, aku memutuskan keluar dari kamar, membiarkan mereka memiliki waktu berdua."

"Ha?"

Seungcheol berhenti mengelus kepala yang telah 'ternoda'.

"Berhenti bersikap bodoh seperti itu, Seungcheol. Sifat Gyu bisa semakin parah nanti."

Lalu Jeonghan meninggalkan Seungcheol sambil membawa gelas kopinya pergi.

"Tunggu…jadi Gyu ada bersama Wonu? Tidak hilang?"

.

.

.

END