Lost in Lust

Kaisoo Fanfiction

GS for Kyungsoo! Rated M, romance, school life.

Oneshoot

A/N :

Cerita ini murni hasil karya sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita lain itu hanya karena ketidak sengajaan. Rated M untuk adegan NC. Ini fanfic GS, jadi jika ada yang tidak suka cerita GS bisa langsung back dan gak usah baca. Akhir kata, selamat membaca, jangan lupa review ya guys.

rerudo95

.

.


Do Kyungsoo gadis remaja yang hari ini genap berusia delapan belas ini patut di beri julukan Miss. Lucky. Terlahir dengan paras yang cantik, otak cerdas dan berasal dari keluarga yang kaya. Sifatnya yang ramah membuatnya disukai banyak orang. Ia memiliki keluarga, sahabat dan teman-teman yang setia. Tidak di ragukan lagi apapun yang Kyungsoo minta akan mereka turuti.

Hal itu juga berlaku bagi seorang Kim Jongin, sang casanova Senyang High School, yang merupakan sahabat terdekat Kyungsoo. Ia sedikit menyesal tidak bisa menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun pada Kyungsoo seperti tahun lalu. Bahkan ia belum sempat menyiapkan hadiah untuk sahabat tercintanya ini. Kesibukan mereka sebagai siswa tingkat akhir memang tidak main-main, ia sering kelelahan karena berbagai pelajaran tambahan dan berakhir tertidur pulas seperti mayat, seperti tadi malam.

Jadi hari ini ia akan menanyakan langsung pada Kyungsoo, apa yang gadis itu inginkan. Jongin akan memberikan apapun itu. Tiket bermain di Lotte World, boneka teddy bear sebesar tubuhnya, berbelanja di distrik Gangnam, atau bahkan jika Kyungsoo meminta liburan ke luar negeri ia pasti akan mengabulkannya. Toh black card yang orang tuanya berikan jarang ia pakai, dan jika itu untuk Kyungsoo orang tuanya tidak akan mempermasalahkannya. Jongin tahu seberapa besar kedua orang tuanya menyayangi Kyungsoo.

Namun siapa sangka jika permintaan Kyungsoo kali ini membuat Jongin terkena serangan jantung mendadak. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa sehingga yang ia lakukan hanya menatap Kyungsoo dengan mata terbuka lebar dan mulut menganga. Ia bahkan sama sekali tak peduli pada image cool yang selalu melekat di belakang namanya.

" A..a..apa? " tanya Jongin tergagap. Ia berdoa telinganya sedang terganggu sehingga ia salah mendengar kalimat Kyungsoo barusan. Sedangkan gadis yang duduk di hadapannya ini hanya berdecak kesal, tangannya menyilang didepan dadanya. Wajahnya yang serius membuat Jongin tidak bisa tertawa. Padahal ia berharap Kyungsoo akan tertawa terbahak-bahak dan mengatakan jika ia sedang bercanda.

" Ck. Aku ingin seks, Jongin. " ulang Kyungsoo penuh penekanan. Dan kali ini Jongin tidak bisa menyangkalnya. Ia duduk dengan tegap dan memandang Kyungsoo lurus-lurus. Ia masih terkejut, terang saja siapa yang akan menyangka gadis polos seperti Kyungsoo meminta hal seperti ini

Oke, polos yang Jongin maksud bukan berarti Kyungsoo tidak tahu apa-apa. Jongin berani menjamin Kyungsoo tahu dengan pasti apa itu seks beserta resikonya. Dan ia juga yakin gadis itu telah memikirkan hal ini berkali-kali sebelumnya. Masalahnya adalah Kyungsoo masih gadis, oke tekankan baik-baik Kyungsoo masih gadis dengan pengalaman kencan nol besar. Selama ini laki-laki yang paling dekat dengannya hanyalah ayah nya, kakaknya, dan Jongin. Yang tentu saja akan menjauhkan Kyungsoo dari pergaulan yang tidak benar.

Jadi jika Kyungsoo menginginkan seks hari ini, maka Kyungsoo juga akan merelakan keperawanannya. Bukannya Jongin tidak mau, ia sangat bersedia. Tapi Jongin takut nantinya Kyungsoo akan menyesal dan berbalik membencinya. Mengingat status mereka yang hanya sebatas sahabat, satu kata yang sering membuat Jongin tersenyum kecut.

" Kau tahu apa yang kau inginkan? " tapi tak ada salahnya kan jika ia bertanya sekali lagi, siapa tahu itu bisa membuat Kyungsoo berubah pikiran. Yang mana itu terdengar mustahil. Anggukan tegas yang Kyungsoo berikan membuat Jongin mengumpat tanpa suara. Ia menarik nafas panjang dan bersandar pada kursinya. Kepalanya mendadak terasa pusing karena jalan buntu yang ia hadapi. Jongin tahu ia tak akan bisa merubah keputusan yang sudah Kyungsoo ambil.

Seakan belum cukup membuat Jongin terkejut dengan permintaan Kyungsoo, kini ia kembali di buat terkejut dengan tindakan gadis itu. Dimana Kyungsoo kini tengah duduk di pangkuan dengan kaki mengangkanginya, dada kenyal Kyungsoo menekan dada Jongin hingga membuat nafasnya tiba-tiba terasa sesak. Terlebih lagi saat Kyungsoo menekan pantatnya pada kejantanan Jongin dan tanpa sengaja menggoyangkannya.

Keduanya sama sekali tidak takut akan tertangkap basah oleh siapapun. Saat ini memang hanya tinggal mereka berdua di tempat les ini, dan juga penjaga gedung yang akan mengunci ruangan setelah Jongin dan Kyungsoo turun. Keuntungan yang sangat kebetulan, tapi bukan berarti Jongin akan melakukannya disini.

" Kau sudah berjanji akan mengabulkan semua permintaanku. " rengek Kyungsoo manja.

Desisan tajam keluar dari bibir Jongin saat Kyungsoo mengusap tengkuk Jongin beberapa kali dengan tangan halusnya. Kyungsoo menatap Jongin dengan ekspresi yang selalu membuat ia luluh. Tatapan mata dan senyum yang hangat. Dan sebelum terjadi hal-hal yang tidak ia inginkan, seperti menerjang Kyungsoo saat ini juga, Jongin mengangkat tubuh Kyungsoo dan membantunya berdiri.

" Ayo ke apartemenku. " ucap Jongin yang lebih mirip dengan geraman. Sedangkan Kyungsoo kini tersenyum lebar dengan binar mata seperti anak kecil yang mendapat hadiah.

Oh. Terkutuklah Jongin.

...

Jongin menjadi pembalap dadakan di tengah ramainya jalanan kota Seoul. Jarak apartemennya dengan tempat les memang tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu sepuluh menit dengan motor atau dua puluh menit dengan berjalan kaki. Tapi dengan keadaan terangsang ia hanya ingin sampai lebih cepat.

Sambil menggandengan tangan Kyungsoo, Jongin langsung mengajaknya menuju lift. Ia tak mau lewat lobby yang beresiko di ketahui suruhan orang tuanya dan melapor pada mereka. Jongin tidak akan melibatkan orang tua tentang masalah ini dan ia yakin Kyungsoo juga tidak akan. Jongin memencet tombol nomor tujuh dan menanti beberapa saat yang terasa seperti seabad bagi keduanya.

Dalam hati Jongin masih berharap Kyungsoo berubah pikiran. Tapi gadis itu malah semakin mengeratkan tautan tangan mereka, dan berjalan riang menuju apartemen Jongin. Tempat ini memang jarang ia datangi, kecuali jika ia sangat lelah dan malas mengendarai motor sampai ke rumahnya. Tapi orangtuanya selalu memperhatikan kebersihan tempat ini sehingga ia tak perlu kuatir dengan debu atau serangga.

Langkah Jongin terhenti tepat setelah pintu kamarnya tertutup. Ia berbalik dan menatap Kyungsoo dengan ekspresi seriusnya.

" Aku tanya sekali lagi. Apa kau benar-benar yakin tentang ini? "

" Ya. "

" Jangan menyesal. "

" Tidak akan. " Jongin menghela napas lagi.

" Aku tidak punya pengaman. "

" Aku punya. " Kyungsoo mengambil dua paket foil dari saku roknya dan menunjukkannya pada Jongin. Ia menyipit mengamati bungkusan berwarna biru dan pink itu. Rasa mint dan stroberi. Jongin punya ide tentang siapa yang memberikan dua benda laknat itu pada Kyungsoo. Bahkan bisa jadi 'mereka' yang juga telah mempengaruhi Kyungsoo untuk melakukan hal gila seperti ini.

" Baiklah. Lakukan apa yang ingin kau lakukan. "

" Kau tidak ingin menyentuhku? " Kyungsoo memiringkan kepalanya dengan mata bulat yang melebar karena bingung. Jongin mengumpat dalam hati bagaimana Kyungsoo bisa jadi begitu menggairahkan dengan ekspresi polos sedangkan satu tangannya memegang paket foil.

" Bagaimana aku harus menyentuhmu? " Kyungsoo mengambil satu langkah kedepan, membuat tubuh mereka hampir menempel. Ia menyelipkan dua paket foil itu kedalam saku celana Jongin.

" Kiss me. " bisik Kyungsoo pelan. Jongin mengangkat kedua tangannya, menangkup sisi kepala Kyungsoo dengan kedua tangannya. Perlahan ia menundukkan kepalanya, mengecup kening Kyungsoo dengan cara yang berbeda dari yang biasa ia lakukan.

" Lagi. " pinta Kyungsoo.

Kini Jongin beralih pada kedua kelopak mata Kyungsoo yang terpejam, turun pada kedua pipinya secara bergantian, hidungnya, sebelum berakhir pada bibir kissable Kyungsoo. Bibir yang sudah di dambanya sejak pertama kali mereka bertemu, saat mereka masih sama-sama berumur tujuh tahun. Jongin mengecup bibir Kyungsoo berkali-kali sebelum sedikit menjauhkan wajahnya. Ia menatap lekat mata Kyungsoo yang menatapnya sayu. Ia menggertakkan giginya, mencoba mengendalikan diri agar tidak menyakiti Kyungsoo.

Hanya Tuhan yang tahu seberapa besar ia ingin memiliki Kyungsoo sebagai kekasihnya. Menjadikan dia miliknya seutuhnya. Tapi apa daya, katakanlah dia pengecut. Ia takut Kyungsoo menjauhinya ketika ia menyatakan perasaannya yang sesungguhnya. Dan malam ini Tuhan seperti mengabulkan doanya, ia bersumpah setelah ini Jongin tak akan melepaskan Kyungsoo sekalipun gadis itu tak memiliki perasaan yang sama dengannya. Kalau perlu ia akan menyusun skenario untuk meminta orang tuanya menjodohkannya dengan Kyungsoo. Toh itu bukan hal sulit, perjodohan karena bisnis masih sering terjadi di era modern ini.

" Jonginnie. " suara lembut Kyungsoo menyadarakan Jongin dari lamunannya. Ia kembali fokus menatap Kyungsoo yang menunggunya. Ibu jarinya mengusap pipi Kyungsoo dengan sayang.

Karena tidak sabar, Kyungsoo berjinjit diatas kedua kakinya dan menggapai bibir Jongin. Melumat benda kenyal itu dengan intens. Jongin yang terkejut sedikit terhuyung kebelakang, dan kesempatan itu Kyungsoo gunakan untuk mendorong Jongin hingga jatuh terduduk di atas ranjang. Kyungsoo merangkak naik ke pangkuan Jongin, melingkarkan kakinya ke pinggang pemuda itu.

Ciuman mereka semakin panas saat Jongin membawa lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Kyungsoo. Mengabsen setiap gigi putih Kyungsoo, lalu membelai lidah gadis itu untuk mengajaknya bertarung. Tangan Jongin yang semula memegang pinggang Kyungsoo kini melakukan pekerjaan yang lain, salah satunya menangkup payudara Kyungsoo dan meremasnya pelan. Sedangkan tangannya yang lain membuat pola-pola abstrak pada punggung Kyungsoo.

Sadar akan kebutuhan Kyungsoo pada oksigen, Jongin melepas pagutannya pada bibir Kyungsoo dan mengalihkannya pada leher jenjang gadis itu. Kyungsoo mendongak untuk memudahkan Jongin menghirup aroma Kyungsoo yang seperti bayi. Lidahnya menggambar garis imajiner sepanjang leher Kyungsoo hingga ketulang selangkanya, menggigit lembut kulit pada perpotongan leher Kyungsoo hingga meloloskan desahan indah dari bibir gadis itu. Jongin menandai dimana saja letak spot sensitif Kyungsoo, memberi perhatian lebih padanya. Ia perlu membuat Kyungsoo benar-benar terangsang supaya gadis itu tidak terlalu kesakitan saat proses penyatuan mereka nanti.

Entah bagaimana caranya, bahkan Jongin sendiri tidak yakin, ia mengubah posisi mereka hingga kini Kyungsoo berbaring di bawah kungkungan tubuhnya. Tangannya membuka kancing seragam Kyungsoo, menghujani kulit tubuhnya yang terekspos dengan ciuman basah.

" Lepaskan kemejamu. " bisiknya pada Kyungsoo. Jongin sedikit menjauh untuk membiarkan Kyungsoo melepas kemejanya. Ia pun melakukan hal yang sama dengan kemejanya, membuang benda itu ke lantai yang dingin, kini mereka setengah telanjang. Baik Jongin maupun Kyungsoo menatap dengan penuh kekaguman pada tubuh masing-masing. Perlahan tangan Kyungsoo terangkat untuk menyentuh dada bidang Jongin dengan ujung jarinya, menuju ke otot perut pemuda itu yang mulai terbentuk. Sedangkan Jongin hanya bisa mendesis tajam seiring dengan sentuhan Kyungsoo pada tubuhnya. Matanya terus terpaku pada payudara Kyungsoo yang saat ini tidak tertutup apapun. Putingnya berwarna pink dan mengerut karena udara dingin.

Menyadari arah pandang Jongin, Kyungsoo meraih tangan pemuda itu dan meletakkanya di atas payudaranya. Ia membantu tangan Jongin untuk meremas benda kenyal itu. Membuatnya terlihat seperti sedang menyentuh dirinya sendiri.

" Jongin. " desah Kyungsoo. Pemandangan panas itu membuat gairah Jongin semakin membara. Ia kembali mendorong tubuh Kyungsoo untuk berbaring dan memagut bibir gadis itu dengan sedikit kasar. Kedua tangannya meremas payudara Kyungsoo dengan gemas, mencubiti putingnya hingga memerah dan bengkak.

" Aku takut menyakitimu. " gumam Jongin di dekat telinga Kyungsoo.

" Jangan. Aku percaya padamu. "

Dengan tidak sabaran keduanya melepas sisa pakaian mereka hingga benar-benar telanjang. Saling mencium, menyentuh, bergesekan. Desahan Kyungsoo menggema di dalam kamar Jongin ketika pemuda itu menenggelamkan wajahnya pada pusat tubuhnya. Membelai miliknya dengan lidah panasnya.

" Ssst. Rileks sayang. " ucap Jongin menenangkan Kyungsoo yang menegang ketika ia menyelipkan satu jarinya ke dalam kewanitaannya. Ia menariknya pelan kemudian mendorong masuk, begitu seterusnya dengan tempo yang pelan.

" Lebih cepat. " pinta Kyungsoo. Dengan senang hati Jongin menaikkan tempo kocokannya, membuat milik Kyungsoo semakin becek karena percum. Jongin menambahkan satu jarinya, kemudian menjadi tiga. Dengan melakukan gerakan memutar ia berhasil menemukan gspot Kyungsoo. Desahan dan pekikan terdengar nyaring ketika Jongin menumbuk titik itu tanpa ampun.

" Aku hampir sampai. "

" Keluarkanlah, baby. " setelah tiga hentakan terakhir Kyungsoo datang dengan deras. Membanjiri jari-jari Jongin dengan cairan klimaksnya. Sambil menikmati pasca klimaksnya, Kyungsoo mengintip apa yang sedang dilakukan Jongin. Rupanya pemuda itu tengah memasang pengaman pada kejantanannya yang panjang, tebal dan keras. Kyungsoo menelan dengan gugup dan terangsang disaat yang bersamaan saat membayangkan benda itu akan memasuki dirinya. Ia tahu pertama kali akan terasa sangat sakit, tapi ia tidak peduli. Gairah sudah membutakan pikirannya.

" Aku masuk. " bisik Jongin. Ia tak menunggu hingga Kyungsoo selesai dengan sisa klimaksnya. Ia tak akan mengambil resiko membuat Kyungsoo kesakitan.

Jongin mendesis tajam merasakan milik Kyungsoo yang membungkusnya dengan ketat. Jantungnya berdebar tak terkendali mengingat ini adalah momen pertama mereka. Sebisa mungkin Jongin menahan diri, mendorong masuk dengan sangat perlahan hingga akhrinya ujung kejantanannya menyentuh penghalang itu.

" Kyungsoo, kau boleh berteriak atau melukaiku jika kau merasa sangat kesakitan. Oke? " Kyungsoo membalasnya dengan anggukan cepat, lalu setelahnya memeluk Jongin dengan erat. Setelah mengambil satu napas panjang, Jongin menghentak dengan cepat dan keras, merobek selaput dara milik Kyungsoo. Ia mengernyit merasakan gigitan Kyungsoo pada pundaknya juga pijatan pada kejantanannya. Sekalipun ia ingin langsung menggerakkan pinggulnya dan menghujam kewanitaan Kyungsoo dengan keras, Jongin tetap menunggu Kyungsoo hingga terbiasa dengan miliknya. Ia mengecup puncak kepala Kyungsoo berkali-kali hingga Kyungsoo mengatakan dirinya sudah siap.

" Bergeraklah. "

" Aku mencintaimu. " kata itu keluar begitu saja dari bibir Jongin. Namun ia tidak peduli lagi, gairah telah menutup kewarasannya hingga tak menghiraukan rasa takutnya. Juga melewatkan airmata dan senyum di bibir Kyungsoo.

Mulut Jongin sedikit terbuka, merasakan nikmatnya dinding kewanitaan Kyungsoo memijat kuat kejantanannya. Suara desaham Kyungsoo yang memanggil namanya membuat gairah Jongin naik lagi dan lagi. Hormon pertumbuhan mereka mengambil alih, membuat gerakan mereka menjadi liar. Saling menyambar seolah tak akan ada lagi hari esok.

Kyungsoo menjerit lagi, mengatakan pada Jongin jika sebentar lagi ia akan sampai pada klimaks keduanya. Sedangkan Jongin menaikkan temponya untuk mengejar klimaksnya sendiri. Tak lama sensasi penuh itu datang, berusaha mendesak keluar dari dalam dirinya.

" Keluarkan bersama. " beberapa gerakan terakhir telah membawa keduanya pada klimaks yang hebat. Jongin jatuh menimpa Kyungsoo namun sepertinya Kyungsoo tidak merasa keberatan. Malahan ia melingkarkan lengannya pada tubuh Jongin dan memeluknya erat. Namun isakan Kyungsoo yang terdengar selanjutnya bagai air dingin yang disiramkan langsung tepat di wajah Jongin. Dengan panik ia menarik tubuhnya dari atas Kyungsoo untuk melihatnya. Namun Kyungsoo malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

" Hey, ada apa? Apa aku menyakitimu? " tanya Jongin panik. Kyungsoo hanya menggeleng sedangkan isakannya bertambah keras. Jongin semakin panik. Ketakutannya menjadi nyata, ia tahu setelah ini Kyungsoo akan membencinya.

" Inilah yang aku takutkan. Kau akan menyesal dan berbalik membenciku. Kyungsoo, tolong katakan padaku jika kau tidak akan menjauhiku setelah ini, karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika tanpamu. "

Jongin menggigit bibirnya senewen. Kyungsoo masih terisak dan ia menyerah membujuk Kyungsoo untuk bicara. Ia terus menunggu untuk beberapa menit hingga akhirnya Kyungsoo membuka tangannya yang tadi menutupi wajahnya. Kyungsoo benar-benar terlihat merah. Jongin menahan rasa gemasnya dan hanya diam menunggu kalimat Kyungsoo dengan jantung berdebar karena cemas.

" Aku juga mencintaimu. "

" A..a..apa? " tanya Jongin tidak percaya. Ia telah menurunkan harapannya serendah mungkin, tapi Kyungsoo baru saja mengatakan jika Kyungsoo juga mencintainya. Tolong katakan pada Jongin jika ini bukan lelucon.

" Neo baboya, nado saranghae. Kenapa kau tidak peka juga. Kau menyebalkan Kim Jongin. "

Jongin meraih kedua tangan Kyungsoo yang memukuli dadanya, menahan tangan Kyungsoo di sisi kepalanya.

" Katakan sekali lagi. " pinta Jongin.

" Aku mencintaimu. " Jongin menarik napas tajam. Perlahan kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum lebar yang juga menular pada Kyungsoo. Keduanya saling berpandangan dengan perasaan lega. Lega karena telah menyatakan perasaan masing-masing dan bahagia karena perasaan mereka terbalas.

Jongin kembali merendahkan tubuhnya, membawa Kyungsoo pada ciuman yang manis. Menyampaikan perasaan terdalamnya lewat bahasa tubuh mereka. Tanpa disangka otot-otot kewanitaan Kyungsoo kembali berkedut, memijat milik Jongin yang masih berada didalamnya hingga kembali tegang.

" Bukankah kita masih punya satu pengaman lagi? " bisik Jongin dengan suara rendahnya. Sedangkan Kyungsoo melotot karena permintaan tersirat Jongin, meski disisi lain tubuhnya menginginkan sentuhan Jongin lagi.

" Tidak boleh terlalu dekat dengan yang pertama, Jonginnie. "

" Tapi milikmu berkedut terus, Kyungsoo-ie. "

" Tidak, Jongin, ahh. "

The End


Hello guys. Long time no see

Ada yang masih inget saya? wkwkwk

Btw, I'm back with my another story

Gimana? Gimana? Baguskah? Ada yang kurangkah?

Aku masih belajar buat ff rate M, untuk pemanasan (ceileh) aku posting cerita ini dulu

Aku butuh saran dari kalian guys... jadi langsung cus review.. and sorry for typo

Btw, adakah yang suka couple hunsoo disini? Aku ada rencana mau buat ff dengan pair hunsoo..

Kalo ada yg berminat aku posting, kalo gak ada mungkin tetep aku posting,wkwkwkw

Oke lah, jgn lupa review chingu...

Annyeong..