Aku harus menemukannya , meskipun darah sang phoenix ditumpahkan

Meski putra api harus dibunuh

Keberadaan sang cahaya harus bersinar paling terang

Dengan keberadaan ku, sebagai pilarnya . sang penjaga cahaya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

GOT7 FANFICTION

"One Step"

.

.

.

.

.

.

Poison moon'96

.

.

.

Tidak terlalu memusingkan pair

Just boys romance and fantasy

Ff ini absurd, serius

Kkkk…

Give me review

Thanks~

.

.

.

.

.

.

=o0o=

Lelaki muda itu berdiri diambang jendelanya , membawa segelas wine merah yang sesekali ia minum dengan pelan. Ia memejamkan matanya. Jeritan sang phoenix yang menyayat hati menjadi latar musiknya kali ini.

"Berat. Itu yang kukatakan pada diriku sendiri saat mengetahui tanggung jawab ku terlalu berat. Mungkin akan melebihi sendiri berat badan ku hahaha... Aku tau. Tapi prioritas ku tetaplah prioritas. Kau tau itu kan.? Hyung.." Youngjae menatap pantulan wajahnya di gelas kaca itu dan melemparnya keluar. Ia melangkah menuju meja bundar besar yang ada ditengah ruangan. Ia memperhatikan kompas apinya mulai berdetak lagi setelah kompas itu mendapat energi, yang ia rengut paksa dari sang burung.

"terima kasih ," Youngjae mengambil kompas itu dan melihat sangkar besar dihadapannya. Tempat sang Phoenix tengah tergeletak disana dengan bekas luka menghitam disekujur tubuhnya. "dan maafkan aku hyung." Hanya Itu yang Youngjae mampu ucapkan dan meninggalkannya , ia mengambil tas hitamnya dan melihat kompasnya. Kali ini ia menuju selatan.

=o0o=

"hyung , ini sudah waktunya. Phoenix tidak akan bertahan lebih lama jika kau tidak merawatnya sekarang." Bambam menarik lengan Jackson yang malah asik memotong apel pienya. Ia menepis tangan Bambam dan menyuapi adiknya sepotong pie.

"aku tau, karena aku healer terlatih di medan perang, aku mampu menyelamatkannya di 5 menit akhir hidupnya Bam~" kekeh Jackson dan membuat Bambam memukul lengannya.

"hyung, kau tidak mengerti dia.." rengek Bambam dan Jackson tersenyum, ia menepuk kepala adiknya dengan lembut. Ia juga memikirkan sang phoenix.

Kenapa sang phoenix yang terkenal kuat dan beringas itu bisa ada dan jatuh dalam genggaman seorang pilar cahaya, Choi Youngjae ? kenapa ? padahal kekuatannya jauh lebih besar. Jackson hanya berguman, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Hingga Akhirnya Jackson menyimpan beberapa potong pie ke kotak , dan membawanya. Berjalan menuju mansion Choi sang pilar cahaya yang kehilangan Park Jinyoung , si putra cahaya yang terkena kutukan dari Junho pangeran es.

Sebagai healer dia juga merawat Jinyoung yang diletakan didalam aquarium kotak yang besar. Ia kadang memperhatikan Jinyoung , meskipun ia disimpan dalam air mineral dengan kejernihan paling tinggi, kenapa tubuh Jinyoung bisa kotor . dan di wajahnya selalu ada jejak air mata yang hitam. Kenapa ? dia ada didalam air kan ?

Bambam membuka kandang sang phoenix , ia melihat pemuda itu terisak menangis dibawah sana diantara hiasan pohon cemara yang digantung sembarang oleh Youngjae untuk menghibur sang phoenix. "hyung.. kami disini.."

"Bammie..?"

Lirih, Jackson meringis mendengar lirihan hyungnya begitu nelangsa. Ia meletakkan tasnya dan menarik Hyung'nya untuk duduk. Ia melepas kemeja putih yang dikenakannya. Aroma gosong menyengat ketika Jackson dekat dengannya. Ia mengecup telapak tangannya sendiri, aura hijau menyelimuti tangannya dan ia mulai mengusap dada bidang phoenix dengan tangannya.

"tahan sedikit hyung… kami disini.." tenang Jackson melihat phoenix bergetar menahan sakit.

=o0o=

Youngjae bersandar di motor miliknya, menyalakan rokok hitam dari sakunya dan menghisapnya dengan pelan. Ia meniupkan asapnya ke atas. Membayangkan betapa jauh perjalanannya sekarang ini.

"Mark Tuan.. dimana kau.." desisnya dan menatap ke sekeliling. Daerah ini cukup sepi namun auranya begitu menegangkan. Desas-desusnya para warga tengah mencari tumbal abadi untuk ditukar dengan keberhasilan panen tiap bulannya. Oleh sebab itu baik anak kecil, pemuda pemudi bersembunyi dirumah. Bahkan diantara mereka ada yang dibuat cacat agar terhindar dari pikiran menjijikan tetua desa.

BRAAK !

Youngjae melihat ke belakang, seorang pemuda dengan rambut biru gelap terjatuh menabrak dinding dan ambruk diatas kumpulan kaleng cat bekas. Ia terengah dan terus memegangi perutnya. Dan tak lama kemudian ia melihat beberapa pemuda lainnya mendatanginya dengan kayu berpaku disetiap tangannya. Memaki pemuda itu.

"kau harus mematuhi kami ! atau kau mau mati hah ! dasar monster !" bentak ketuanya dan menarik rambut biru gelap itu untuk mendekat kearahnya.

"haish.. bocah manusia itu, mau apa dengan pangeran kegelapan.." desis Youngjae memperhatikan dengan kesal betapa arogan manusia itu. Tapi ia tidak terlalu memusingkannya, toh ia jauh lebih arogan dari semua manusia.

"aku.. akan menurutinya.. "

Youngjae membulatkan matanya. Terkejut , kenapa ? seorang pangeran ketiga kerajaan utama. Darkness emerald bisa menyerah semudah itu. Youngjae membuang rokoknya dan membenahi bajunya ia ingin menyerang mereka.

Jangan berfikir Youngjae pahlawan idaman. Hanya saja jika sampai manusia menyalahi aturan dan membunuh seseorang yang penting di dunia sana. Maka semua kelompok harus ikut campur tangan. Akan sangat menyusahkan. Sebisa mungkin Youngjae hanya ingin mencari Mark dengan tenang dan menyelamatkan Jinyoung secepatnya.

"kalau begitu kan , teman mu yang mengaku pelayan mu itu tidak akan kami sakiti.. nah bawa dia kemari boys~" sang ketua menjentikan jarinya. Dan jauh dari sana seorang kawannya menarik paksa seorang pemuda lainnya. Ia memiliki rambut hitam.

"tuan muda !" pelayannya berteriak khawatir melihat tuannya tergeletak disana dengan wajah kesakitannya.

"kalian ini bermain apa sih ? aneh sekali..tuan muda segala, huh ayo bangun ! kau harus mengerjakan tugas dari ku.."

Cukup. Youngjae muak dengan mereka. Ia mengambil sebuah pipa panjang dan menerjang mereka.

BUAGH !

Satu pukulan mengenai mereka dan membuat mereka terjatuh, Youngjae meniup tangannya dan ledakan cahaya menerangi mereka, hingga mereka mulai ambruk dan pingsan. Youngjae melihat si pangeran itu dan membantunya berdiri.

"kau tak apa ? kau berdarah ?!" kaget Youngjae dan menutup luka diperut si pangeran.

"aku.. tak apa.. " pangeran menjawabnya dengan pelan namun kemudian dia ambruk didada Youngjae. Sang pelayan mendekat dan membantu memapah tuannya.

"tuan muda.. tuan muda.. huaa aku harus apaa…. " tangis si pelayan, Youngjae mengigit bibirnya panik.

"ayo ke tempat ku, para healer tengah berkumpul disana. Ppali !" Youngjae naik ke motor dan si pelayan menaikkan pangerannya ke atas juga si pelayan duduk di paling belakang. Sesaat Youngjae berfikir tentang keuntungan dia memodifikasi ukuran motornya.

(jadi inget cabe-cabean liat kamu dek... #plaak)

=o0o=

Youngjae segera masuk ke dalam, ia menyuruh si pelayan untuk menaruh pangeran di kursi panjang dan menidurkannya disana. Jackson dan Bambam yang baru saja dari kebun obat datang dengan tergesa setelah mencium bau darah menyengat.

"ada apa Youngjae ?" tanya Jackson dan mendekati si pangeran. Ia melihat luka menganga diarea perutnya. Ia segera mengambil pisau lipatnya dan menggores telapak tangannya sendiri dan menempelkannya di luka itu, kemudian aura merah mengitari tangannya.

Youngjae hanya diam dengan wajah penuh khawatir. Pasalnya darah masih mengalir deras disana. Membuatnya tidak tenang saja. Bahkan membuatnya lupa menjawab pertanyaan Jackson. Bambam yang mengerti segera mendekati Youngjae.

"tak apa Hyung.. Jackson bisa mengatasinya." Ucap Bambam menenangkan Youngjae. Dan ia melihat si pelayan dan pangeran itu tampak tidak asing. Kemudian matanya melihat lambang permata ditangan dan leher pelayan itu.

"astaga ? bukankah mereka dari Emerald ?" kaget Bambam. Ia sangat tahu bagaimana kerajaan utama begitu brutal dan sadis. Ia bahkan kaget bagaimana bisa pangerannya bisa terluka.

"maafkan kami.. aku mungkin belum mengenalkan tuan ku, namanya adalah Kim Yugyeom dan aku pelayannya, Minhyuk. Aku berhutang budi atas tindakan cepat kalian." Minhyuk membungkukkan badannya. Youngjae mengangguk dan memperhatikan Yugyeom yang kesakitan.

"dia putra ketiga kan ? kenapa dia sampai begini ? dan kau pelayannya bukan alasan untuk dia bertaruh nyawa." Sinis Youngjae dan membuat Minhyuk menunduk malu. Ia merasa bersalah atas apa yang menimpa Yugyeom.

"aku tau, tapi dia memiliki hati yang baik dan ramah. Karena Ibunya, permaisuri Park-Bom sangat lembut mungkin itu menurun dari ibunya. Dan tadi itu karena para manusia tidak mengerti kedudukan tuan muda dan bertindak semena-mena , demi melindungi saya dia jadi begini.. aku memang bersalah.." Minhyuk diam dan mengusap matanya. "aku juga sering bilang jika aku pelayan yang lemah dan tuan muda bisa dengan pelayan yang lebih baik, aku memang merepotkan tuan muda.."

"jika , kau terus bilang begitu kau akan ku suruh pakai pakaian wanita hyung.."

Minhyuk melihat kebelakang dan langsung memeluk Yugyeom yang sudah bangun. "huaa maafkan aku tuan muda,"

Yungyeom tersenyum sembari menepuk sayang punggung Minhyuk. Namun perhatiannya kemudian tertuju pada kandang putih raksasa dihadapannya. Ia melihat sesosok pemuda disana. Yugyeom menajamkan pandangannya dan ia kenal siapa itu.

"phoenix .. kau .." Yugyeom melihat Youngjae dan bangkit berdiri dengan pelan. Ia menghampiri kandang yang menyimpan pemuda itu , dia tengah duduk dan melihat ke luar dengan wajah sedih.

"Jaebum ? benar .. dia Jaebum kan ? kau apakan Jaebum hah !" bentak Yugyeom pada Youngjae. Yugyeom ingat jika Jaebum Salah satu keturunan murni yang kini kelompoknya telah hancur dan entah masih ada atau tidak selain dirinya. Dia juga pernah bertemu sebentar dengan Jaebum di pertemuan kerajaannya. Mengherankan kenapa dia ada disini. Dikandang seperti peliharaan. Ditambah lagi , seingatnya Jaebum tidak sejenis orang yang akan diam saja diperlakukan seperti ini.

"dia adalah jaminan ku .. aku sedang meminjam kekuatannya saja.." desis Youngjae dan ikut mendekat ke kandang Jaebum. Ia menyentuh jerujinya dan mendekati pintu masuknya. "burung api ini mampu dia sendiri yang menyerahkan dirinya." Jelas Youngjae.

Yugyeom nampak tidak terima , ia mendekat ke sana. Ia masih tidak percaya seorang phoenix dengan rela menyerahkan dirinya sendiri. DIa harus bicara sendiri dengan Jaebum itu atau rasa penasaranna bisa membunuhnya. "Jaebum hyung ini Aku ,Yugyeom." Panggil Yugyeom dengan lembut.

"Yugyeommie ? Kenapa kau disini ? Kau ditahan ?" Tanya Jaebum saat ia mendengar suara Yugyeom dan melihat kearah Yugyeom namun nampak tidak fokus. Bola matanya nampak kemana-mana.

Aneh, Yugyeom berfikir sendiri. "Aku mau masuk , Youngjae-nim.. Aku penasaran." Minta Yugyeom dan Youngjae segera membuka pintu masuknya.

Yugyeom masuk dan mendekati Jaebum, ia mengulurkan tanganya menyentuh rambut Jaebum, menakup pipi tirus penuh luka milih phoenix. "A-aku akan melihat sendiri kejadian ini dari mu hyung." Yugyeom menatap mata Jaebum. Namun kedua bola mata Jaebum tidak bewarna.

Setau Yugyeom bola mata phoenix hanya ada 2 warna, biru dan merah. Namun sekarang warna mata Jaebum adalah kelabu.

"Kau mengambilnya ? Youngjae , kau membutakannya tapi kau masih merantainya ?! Kau kejam !" Teriak Yugyeom melihat rantai di kaki Jaebum sangat menyakitinya.

"Jika kau bisa membaca pikirannya, kau akan diam dan mengerti, sialan !" Bentak Youngjae dan duduk disofa.

Yugyeom berfikir sejenak, kemudian dia menempelkan keningnya ke kening Jaebum. "Akan sedikit menyetrum hyung, tahan ya." Tenang Yugyeom.

-open memories-

Jaebum menahan tangan Youngjae yang berencana mengejar Junho setelah membuat Jinyoung pingsan.Dan yang mengerikan wajah Jinyoung langsung berubah pucat membiru.

Mantra pembekuan sangat mematikan, meski Jinyoung sudah berusaha menyegelnya namun ia terlambat dan ia koma karena Junho menyerang dan membekukan detak jantungnya. Meskipun dia hidup dia tidak sepenuhnya hidup.

Jaebum memberi tahu jika ada cara lain selain membunuh Junho. Putra api bisa memberikannya energi dari jiwanya untuk membantu Jinyoung. Masalahnya, tidak ada yang tau dimana putra api setelah penghangusan kerajaannya.Hal itu membuat Youngjae lebih panik.

"Jangan menahan ku atau kau ku bunuh hyung ! Aku lebih memilih untuk membunuhnya dan menghentikan kutukan itudaripada mencari dia hyung !!" Histeris Youngjae, dia meronta dari genggaman Jaebum.

"Aku bisa membantumu, mataku bisa mencari kekuatan api dengan baik, dan kompas milikku bisa menuntun mu , Youngjae.. Ku mohon. Tenanglah." Pinta Jaebum sembari menyerahkan kompas hitam ke tangan Youngjae.

"Itu artinya kedua matamu masuk kedalam sini hyung ! Kau jangan idiot ! Aku tidak mau kompas itu hidup !" Kini Youngjae menepis tangan Jaebum, mentap tajam ke jaebum.

"Jika kau memang ingin membantuku jangan menyusahkan ku,!"

"Lakukan saja Youngjae ! Aku sudah sendirian didunia ini. Aku tidak ingin ambil resiko jika kau juga dibunuh oleh Junho."

"huh begitu ? baiklah. Tapi kau harus bisa menahan sakitnya saat kompas ini menyerap energi mu hyung."

-close memories-

Yugyeom mendorong Jaebum pelan dan melihat kelabunya manik mata milik phoenix. Ia bernafas lega ternyata memang benar Jaebum yang menyerahkan dirinya sendiri.

"Youngjae-nim, sebagai balas budiku ini. Aku akan ikut dan membantumu mencari putra api. Tapi akan lebih baik jika kita mengembalikan keadaan Jaebum-hyung dan membawanya ikut dengan pencarian kita. Kita bisa menjelajahi dengan lebih mudah." Saran Yugyeom sembari melihat Youngjae yang diam merenung.

"jangan bodoh aku butuh orang untuk ada dan menjaga Jinyoung disini. Bagaimana jika Junho datang selagi aku pergi hah !" Youngjae menyerngit bahkan hampir emosi dengan membayangkan betapa kosongnya penjagaan untuk Jinyoung.

"aku akan mengerahkan pasukan ku sendiri untuk menjaganya. Percayalah aku akan meminta hyung ku untuk membantuku.. ku mohon.." Yugyeom berusaha meyakinkan Youngjae. ia memandang memohon pada Youngjae.

"apa jaminan untuk itu ? nyawa mu ?" tanya Youngjae dan membuat Yugyeom membulatkan matanya kaget. Youngjae terlalu keras.

Cukup lama Yugyeom terdiam. ia juga memikirkan apakah keamanan Jinyoung benar-benar aman ditangannya. Begitu larut memikirkannya hingga tangan Jaebum menyentuh tangannya.

"tak apa , aku disini saja. Toh dia merantai kaki ku agar tidak ada yang bisa menyentuhku jika aku tidak menginginkannya. Rantai ini terhubung khusus dengan ku." Jelas Jaebum dengan tersenyum.

Yugyeom ikut tersenyum sambil memeluk Jaebum. Phoenix yang menarik. "baiklah , jaminannya adalah nyawaku sendiri. Aku siap. Untuk apapun."

"tuan muda ? kau yakin ?" tanya Minhyuk yang terkejut bukan main mendengarnya. Yugyoem hanya mengangguk dan tersenyum.

"pulanglah dan sampaikan kejadian ini. Aku ingin mereka siap besok disini dan membawa Jinyoung ke danau suci milik kita. Ku dengar itu adalah air paling bersih di kerajaan kita. Mengerti ?" perintah Yugyeom dan Minhyuk mengangguk. Minhyuk berputar dan sekejab mata dia hilang.

Kini tinggal mereka berlima disana dan suasana menjadi sangat hening.

"bagus kalau begitu. Menyingkir darinya , dan keluarlah dari kandang. Kandang ini sebenarnya sayapnya yang ku rubah juga." Setelah mengucapkannya. Youngjae meletakkan kompasnya dimeja bundar itu dan merapal mantra, dari tangannya muncul sinar merah dan biru ,ia mengarahkannya ke kompas dan kompas itu memancarkan sinar gemerlap dan kemudian menuju Jaebum dan mengelilinginya. Begitu juga dengan kandang. Melebur dan ikut menutupi Jaebum.

"finish.." Youngjae melihat sejenak tangannya yang masih mengeluarkan cahaya dan menghela nafas, kemudian dia meniupnya. Seketika seluruh cahaya tadi masuk ke dalam Jaebum.

Jaebum mengangkat wajahnya dan memperhatikan sekelilingnya dengan senyuman yang bisa dibilang sangat manis. Dia melambai pada mereka.

"Yugyeom rambut hitam mu manis sekali.. dan kau Youngjae , jangan terus cemberut begitu. Selesai aku menyegarkan tubuhku kita berangkat. Okay ?" Jaebum kini berdiri menepuk kakinya. Ia merasa lebih segar. Dia kemudian melihat kedua healer yang berdiri dibelakang Youngjae.

"terima kasih. Untuk selalu merawatku dengan baik." Jaebum tersenyum pada mereka dan Jackson menarik dirinya sendiri untuk mundur.

"astaga.. phoenix itu.. tampan sekali.." guman Jackson dengan pelan dan kemudian mendadak berlari keluar membuat mereka kaget.

"d-dia kenapa ?" tanya Jaebum pada Bambam , disaat yang lainnya ia mendengar Jackson berteriak keras.

"dia hanya terlalu salah tingkah. Kemarilah phoenix aku ingin lihat warna matamu.. " Bambam mendekat pada Jaebum dan melihat kedua manik mata sang phoenix. "eh ? kenapa bisa yang satu biru dan yang satu merah ?"

"entahlah.."

Disaat Jaebum dan Bambam tengah asik. Youngjae berjalan ke ruangan lainnya. Disana aquarium besar menampung Jinyoung agar tubuhnya tetap dingin dan murni agar anggota tubuh yang lain tidak ikut mati. Ia menyentuh kacanya dan memperhatikan Jinyoung.

"apa kau akan terus tidur begitu ? aku sudah membebaskan phoenix dan pangeran kegelapan membantuku hyung.. aku hanya perlu membawa pangeran api memberikan energi apinya pada mu kan ? tapi itu tidak akan merubah apapun hyung.. kau tetap sang anak cahaya hyung.. tenang saja.. oleh sebab itu mungkin.." Youngjae berhenti sejenak dan bersandar. Ia berusaha tidak menangis atau apapun itu. Dia hanya sangat merindukan hyungnya. "aku akan segera kembali.. tunggu aku hyung."

=o0o= TBC =o0o=

Bagaimana cerita mencari mark ?

Apa kalian tertarik ?

Jangan lupa berikan review ya