Happy reading

Sasuke menyesal? Ya dia menyesal karena masalah yang ditimbulkan Sakura, kenapa dia tidak memperhatikan sistem keamanan di gedung tersebut, tidak, bukan tanpa keamanan, mana ada hotel dengan tingkat keamanan yang sangat minim, Sakura memang nekad, wanita itu menyelinap seperti tamu lainnya dan tentu saja pihak hotel tidak tahu bahwa dia seorang buronan.

"Sial..." Berkali Sasuke mengumpat sambil sesekali memukul kemudi mobilnya, Itachi yang ikut bersamanya hanya mampu mendesah melihat adiknya yang begitu cemas.

"Kemana dia membawa Hinata?" tanya Itachi.

"Apartemen miliknya." Sasuke menjawab singkat.

Sasuke cemas? tentu saja, dia takut terjadi hal yang buruk pada Hinata dan bayinya.

Flashback

"Kau sudah siap rupanya?"

Hinata membulatkan matanya, saat melihat pantulan orang tersebut di cermin, dengan segera dia berbalik.

"Senpai!!" Hinata terlihat panik tapi orang itu justru tersenyum puas.

Sakura dengan gaun Peach Backless, wanita itu berdandan cantik layaknya tamu undangan.

"Oh kau sangat mengenalku!" Sakura membuka rambut palsu berwarna hitam yang dipakainya dan berganti dengan rambut aslinya dengan warna yang mencolok.

"Apa yang kau inginkan?" ucap Hinata dingin namun tergambar jelas ada ketakutan dimatanya dan sayangnya hal itu disadari oleh Sakura.

"Sasuke ... tentu saja, memang apalagi yang kuinginkan darimu!!" ucap Sakura, wanita itu melangkah dan mendekat, matanya menilai seluruh ruang rias tersebut.

"Hh, uang kalian sangat banyak kenapa tidak menikah dihotel mewah saja, supaya pernikahan kalian yang akan gagal menjadi viral seperti skandalmu waktu itu." Sakura tertawa, Hinata masih terdiam.

"Aku tidak akan membuang waktu, ayo ikut denganku sekarang juga!!" Sakura berteriak dan menarik paksa tangan Hinata.

"Hey lepaskan dia!!" Karin tiba-tiba datang dan membuat Sakura terkejut, Hinata tidak melihat kehadiran ayahnya, bukankah Karin akan menjemput ayahnya.

"Jadi benar itu kau? ch sudah kuduga, penyamaranmu tidak berguna untukku Pink." ucap Karin, beberapa menit yang lalu Karin keluar untuk menjemput ayah Hinata, saat berjalan di koridor hotel, Karin berpapasan dengan seorang wanita, Karin merasa pernah melihat wanita tersebut dan terus memikirkannya, setelah sedikit jauh Karin tiba-tiba teringat dengan Hinata, tanpa berpikir lama Karin segera kembali karena merasa cemas.

"Ah ya ampun, kenapa kau muncul? aku tidak punya urusan denganmu, pergilah!!" ucap Sakura pada wanita berkaca mata itu.

"Kau yang harus pergi Sakura!! jangan membuat kacau, kalau tidak aku akan memanggil pihak keamanan!" ucapan Karin penuh dengan ancaman.

"Sialan kau..." umpat Sakura.

"Pergilah Sakura!!"

"Kau selalu membela wanita lemah ini Karin!!"

"Hinata tidak lemah, dia selalu mengalah, dia selalu memikirkanmu!!"

"Omong kosong!"

"Hentikan!!" Hinata mulai bersuara, membuat Karin dan Sakura berhenti bertengkar.

"Dengar Sakura, aku tahu kau sangat memuja Sasuke, tapi kau tidak bisa memaksanya, jika kau benar-benar mencintainya maka lepaskan dan biarkan dia bahagia, sama seperti yang sudah kulakukan untukmu dulu." ucap Hinata, Sakura terdiam.

"Bicara dengannya hanya membuang waktu, lebih baik aku panggil penjaga." Karin menyela ucapan Hinata dan bermaksud untuk segera memanggil penjaga untuk membawa Sakura, namun sebelum sampai di pintu tiba-tiba rasa sakit menghantam kepalanya dan dia mendengar Hinata yang berteriak memanggil namanya.

Entah benda apa yang Sakura gunakan untuk memukul Karin, wanita itu tersungkur dan tak berdaya.

"Itu balasan untukmu karena kau membuatku marah!!" dan itu adalah ucapan terakhir Sakura yang Karin dengar.

Flashback end

Secret Passion

Gaun yang panjang membuat Hinata kesulitan untuk bergerak, Hinata masih merasakan ujung senjata yang menempel dipunggungnya, Sakura membawanya melalui pintu dibagian lain hotel tersebut, Hinata juga mencemaskan keadaan Karin, dia terkejut saat Sakura memukul Karin dengan ujung belakang pistol yang disimpan di dalam tas tangan wanita itu.

Beberapa kali Hinata berpapasan dengan orang lain saat berjalan, tapi Hinata tidak bisa berbuat apa-apa karena Sakura mengancamnya, dan tidak ada yang menyadarinya, karena semua orang berpikir Sakura adalah pendamping pengantin wanita, Hinata yakin semua orang termasuk keluarganya akan merasa cemas saat mengetahui kejadian ini.

Sakura membawa Hinata dengan mobil pribadinya, saat berada di dalam mobil, tak hentinya Hinata bicara dengan Sakura dan terus menjelaskan semuanya berharap Sakura bisa menerima kenyataan tapi sulit sekali membujuk wanita itu, sebaliknya Sakura semakin gelisah.

"Jangan bersikap seperti orang baik, kau terus bicara tentang kebaikan, ya tapi itu untuk kebaikanmu sendiri, kau egois." ucap Sakura dengan amarah yang meluap.

"Kau tahu aku melakukan usaha yang keras untuk mendapatkanya? aku menyerang wanita lain, aku melakukan hal buruk dengan menikam dirimu dari belakang, semua itu kulakukan hanya untuk dirinya!" Sakura terlihat putus asa dengan ucapannya.

"Tapi kenapa dia mencintaimu? kau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa." Sakura melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata dan membuat Hinata semakin takut.

"Kau bisa mencari pria lain Hinata, tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa hidup tanpa dia." Sakura menangis, saat ini mereka sudah berada di apartemen milik Sakura.

"Aku juga sangat mencintainya, sejak dulu bukankah kau tahu itu?" jawab Hinata.

"Karena kau aku menahan perasaanku untuknya, karena kau memaksaku untuk berjanji, aku ..."

"DIAMM..." Sakura kembali mengarahkan senjatanya tepat di depan wajah Hinata.

"Kalau kudengar lagi satu kata saja dari mulutmu itu, akan kupastikan Sasuke tidak bisa melihatmu dan bayi yang ada di perutmu itu!!" Hinata terdiam, dia tahu Sakura tidak main-main dengan ancamannya, sama seperti ditempat parkir tempo hari.

"Aku muak berkata cinta padanya, kau tahu kenapa? karena dia tidak pernah peduli." tambah Sakura.

"Dan sekarang ayo ikut aku, Sasuke akan datang sebentar lagi." ucap Sakura dengan senyumnya.

Secret Passion

Sasuke tiba di tempat parkir apartemen Sakura, tanpa menghabiskan banyak waktu pria itu segera turun dari mobilnya.

"Sasuke, sebaiknya kita tunggu pihak kepolisian." Itachi berkata pada Sasuke.

"Aku tidak bisa menunggu, Hinata dalam bahaya." ucap Sasuke tanpa menoleh ke arah Itachi, dan pria itu juga meninggalkan kakaknya yang masih berada didalam mobil.

Sasuke membuka pintu apartemen Sakura, rupanya wanita itu tidak mengganti passwordnya, seluruh ruangan ditempat itu kosong, bahkan dia tidak menemukan Hinata di kamar milik Sakura.

Sasuke putus asa karena tidak menemukan Hinata, tapi saat mendengar suara yang sedikit samar, Sasuke segera menuju tempat di mana suara itu berasal.

"Hinataaa..." Sasuke memanggil Hinata, wanita itu tengah ketakutan, mereka berdua, Sakura dan Hinata berada di balkon, tidak hanya itu, kedua wanita tersebut tengah berdiri diatas tembok pembatas yang hanya berukuran satu telapak kaki, mereka berdua berdiri menghadap ke arah pintu yang berada di balkon.

"Sasuke tolong aku!" Hinata berucap dengan suara yang hampir tidak terdengar, Hinata ketakutan saat melihat ke bawah.

"Sayang, akhirnya kau datang padaku!" Sakura menatap Sasuke, tatapan penuh harap dan rindu yang yang dideritanya.

"Apa yang kau inginkan?" ucap Sasuke dingin.

"Lepaskan Hinata, atau aku akan membunuhmu!!" Sasuke mengeluarkan amarahnya.

"Hiks... Aku merindukanmu." Sakura menangis, tangan kirinya memegang lengan kanan Hinata.

Sasuke merasakan kecemasan yang luar biasa, saat melihat Hinata berdiri di pagar pembatas, bagaimana jika Hinata jatuh dari tempat itu, ditambah gaun pengantin yang cukup berat dan panjang membuat Hinata sulit untuk bergerak.

"Kembalilah padaku dan aku akan melepaskannya." ucap Sakura masih dengan tangisan pilunya.

"Aku tidak bisa menerima kalau kau bersamanya atau dengan wanita manapun." tambah Sakura.

"Kau gila Sakura!" ucap Sasuke, pria itu mencoba mendekat.

"Jangan mendekat!! satu langkah lagi saja, maka aku dan Hinata akan terjatuh kebawah." ancam Sakura.

"Sakura hentikan ini, ... " ucap Hinata disela ketakutannya.

"Sudah kukatakan jangan mengatakan apapun jadi sebaiknya kau diam." Sakura menarik tangan Hinata dan membuat Hinata ketakutan karena tubuhnya bergerak dan hilang keseimbangan.

"Achh..." Hinata merasa takut.

"Tidak, hentikan Sakura!!" Sasuke berteriak dan berusaha menggapai.

"Aku akan menuruti apa yang kau inginkan, tapi lepaskan Hinata." ucap Sasuke, pria itu melihat Hinata yang menggelengkan kepalanya.

"Benarkah sayang?" Sakura tampak bahagia, Sasuke berusaha naik pada pagar pembatas di sebelah kiri, saat melihat kebawah Sasuke merasakan ketakutan yang dirasakan Hinata, apartemen Sakura berada dilantai 17 dan apa yang akan terjadi jika terjatuh dari sana.

"Lepaskan Hinata maka aku akan datang padamu." Sasuke berjalan perlahan menyusuri pagar atau benteng tersebut.

"Sasuke..." Hinata menatap Sasuke, wanita itu menangis, dia tahu Sasuke hanya ingin melindunginya.

Saat sudah berada dekat tanpa ragu Sakura memeluk Sasuke, dengan tangan kanannya dia merangkul pundak Sasuke, sedangkan tangan kirinya masih setia memegang lengan Hinata.

"Kau hanya milikku, kau hanya milikku!!" Sakura berucap ditengah pelukannya, tangan Sasuke merangkul punggungnya.

"Lepaskan Hinata, dan aku akan kembali padamu." Sasuke berbisik dan tangan kanannya berusaha melepaskan genggaman tangan Sakura pada Hinata.

Dengan perlahan genggaman tangan Sakura terlepas, Sasuke segera mengisyaratkan Hinata untuk segera turun, wanita itu menatapnya.

"Cepat turun Hinata." suara Sasuke yang penuh penekanan membuat Hinata tersadar dari lamunannya, dia tidak rela jika Sasuke kembali pada Sakura.

"Cium aku sayang, aku sangat mencintaimu." suara Sakura kembali terdengar.

"Kumohon..." wanita itu memohon pada Sasuke, Hinata mengalihkan tatapan ke arah lain, saat Sasuke dan Sakura berciuman, iya Sasuke terpaksa melakukan itu demi Hinata, jika tidak bisa saja Sakura marah dan menjatuhkan Hinata dengan mendorongnya.

Grebb...

Hinata terkejut saat seseorang memegang tangannya.

"Cepatlah!!" orang itu berkata, Hinata menatapnya seolah tidak percaya, Itachi berada di bawah benteng untuk membantunya turun.

Sasuke bernapas lega saat Hinata sudah menapakan kakinya dilantai balkon berkat bantuan Itachi.

Itachi segera naik setelah memastikan Hinata benar-benar menjauh dari tempat itu, Itachi menarik tubuh Sakura yang masih mencium Sasuke.

"Berhentilah dengan kegilaanmu Sakura." Itachi berusaha melepaskan pelukan Sakura dari adiknya, tapi tangan Sakura memegang kuat lengan Sasuke.

"Pergi kau Itachii, Sasuke hanya milikku!!" Sakura berteriak dan berusaha menarik tubuhnya dari Itachi, namun sayang tubuhnya oleng saat berusaha lepas.

"Ackhhh..."

"Tidak..."

"Sasukeeeeee..."

Kejadian yang begitu cepat, Hinata yang baru menapakan kaki dilantai balkon terkejut saat tiba-tiba ketiga orang tersebut jatuh dan melayang ke bawah, saat Itachi berusaha melepaskan Sakura dari Sasuke.

Hinata berteriak memanggil Sasuke saat pria itu juga terbawa karena Sakura masih memeluknya.

"Hiks...tidak mungkin." Hinata menangis histeris setelah mereka bertiga terjatuh, hanya suara sepi yang membuat tangisan Hinata terdengar.

Balkon apartemen Sakura yang sepi menjadi saksi tangisan pilu Hinata.

Secret Passion

Last Chapter...

Aahh beneran nich tamat? Jangan tutup dulu ya...

Sebelumnya terima kasih untuk yang selalu setia nunggu, baca dan kasih dukungan, tanpa dukungan cerita ini ga bakalan berarti apapun...

Ya cerita ini salah satu milikku yang kebetulan punya banyak pembaca apalagi di ffn ...

Pengunjung untuk cerita ini benar2 di luar dugaan, jadi aku ucapkan banyak2 terima kasih...

Sedih juga harus berpisah dengan cerita ini, hiks...

Tapi sampai jumpa dicerita yang lain

Good bye for "Secret Passion"

(Sasuhina)

Secret Passion

Hinata masih menangis, benarkah semuanya terjadi? kenapa itu harus terjadi? meraba perutnya yang berdenyut, Hinata memikirkan bagaimana nasib bayinya kelak, jika Sasuke meninggalkannya.

"Sasuke..." Hinata memanggil dengan suara yang pelan, tangisannya tidak bisa berhenti, Hinata juga tidak kuasa untuk melihat ke bawah, dia tidak mau melakukannya.

Suara sirine ambulan terdengar, Hinata merasa lututnya begitu lemas, dibawah sana pasti banyak orang yang melihat kejadian tersebut.

Hinata tidak sanggup membayangkan tubuh Sasuke yang tergeletak dan bersimbah darah, tidak hanya Sasuke mungkin Itachi dan Sakura juga bernasib sama.

"Achhhh..."

Hinata terkejut saat mendengar suara seseorang, dengan cepat dia berlari ke arah benteng yang hanya setinggi dadanya, lututnya terasa lemas tapi dia berusaha, mungkin ada yang selamat diantara mereka bertiga.

Hinata menutup mulutnya, air matanya juga mengalir saat melihat seseorang yang memegang sisi benteng dengan satu tangannya.

"Sasukeeee..."

Hinata berteriak dan berusaha membantu Sasuke untuk naik kembali dengan cara menarik tangan pria tersebut.

Sasuke tampak kesakitan dan tidak bisa menggunakan satu tangannya.

"Tolong..." Hinata berteriak meminta bantuan karena kesulitan menarik tubuh Sasuke.

Brakk...

Pintu apartemen di buka paksa oleh petugas keamanan, beberapa orang dari mereka segera membantu saat mendengar teriakan Hinata, ya mereka terlambat karena tidak tahu ada tindak kejahatan yang sedang terjadi, tapi setelah ada yang terjatuh mereka segera bertindak ke tempat dimana kejadian itu terjadi.

"Sasuke!" Hinata segera memeluk Sasuke, napas pria itu tersenggal.

"Hinata?" Sasuke membalas pelukan Hinata, pria itu merengkuhnya dengan erat.

"Syukurlah!" ucap Hinata dengan tangisannya.

"Itachi?" Sasuke berucap dan semakin mengeratkan pelukannya, Hinata menangis dan tidak mampu berkata, apakah Itachi selamat atau tidak.

Secret Passion

Ruang rumah sakit yang di dominasi warna putih menjadi tempat berkumpulnya keluarga korban kecelakaan, tidak ada yang tidak bersedih di tempat itu.

Sasuke sudah mendapat pertolongan karena tulang sendi di bahunya terlepas, saat terjatuh Sasuke masih bisa menyelamatkan diri dengan berpegangan pada benteng tapi satu tangannya menahan tubuh Sakura dan tertarik karena tidak bisa menahan berat tubuh wanita itu dengan satu tangan.

Hinata duduk di tepi ranjang saat Sasuke berbaring, satu tangan pria itu memakai penyangga, Hinata merasa tidak tahu harus berbuat apa.

"Hey, kau masih belum mengganti bajumu?" ucap Sasuke, Hinata menggelengkan kepalanya.

"Sudah jangan menangis, semua akan baik-baik saja." tambah Sasuke, pria itu mengusap air mata Hinata dengan tangan kanannya.

"Maafkan aku, kenapa jadi seperti ini?" Hinata terisak.

"Ini bukan salahmu!" ucap Sasuke kembali.

"Tapi semua terjadi karena cintaku." sesal Hinata, iya jika cintanya pada Sasuke tidak terungkap maka semua akan tetap sama, memang benar semua terjadi begitu saja, tanpa disengaja, tanpa direncanakan, banyak hal berubah karena satu kata yaitu cinta.

"Tenanglah, lagi pula mereka selamat." Sasuke menggenggam tangan Hinata dengan tangan kanannya.

"Karin juga sudah mendapat pertolongan."

"Itachi mengalami gegar otak dan patah tulang yang cukup parah, tapi tentang Sakura aku turut menyesal, sekarang dia koma dan lumpuh." Sasuke mencium tangan Hinata dengan cukup lama.

Hinata mengerti, walau seperti itu, Sasuke pernah menyayangi Sakura dan wajar saja jika Sasuke merasa prihatin atas apa yang terjadi pada Sakura, tentu saja Sasuke hanya manusia biasa yang punya rasa iba dan kemanusiaan.

"Dengarkan aku, jangan berpikir untuk meninggalkanku, aku sangat membutuhkanmu Hinata." Sasuke memeluk Hinata dengan erat, dia merasakan anggukan kepala Hinata dalam pelukannya.

Itachi dan Sakura jatuh bersamaan tapi Sakura jatuh tepat diatas sebuah mobil yang terparkir di depan gedung apartemen, wanita itu jatuh tepat di depan kaca mobil tersebut sehingga bagian mobil tersebut hancur, sedangkan Itachi jatuh tepat di bagian atap mobil kemudian terpental ke tanah.

Hinata dan Sasuke kembali menunda pernikahan, tapi Sasuke akan segera menikahinya dalam satu bulan kedepan, dia tidak bisa menunggu sampai perut Hinata membesar, paling tidak setelah Itachi sedikit pulih dari sakitnya.

Darah lebih kental dari pada air, itulah yang dipikirkan Sasuke, mungkin dirinya pernah saling membenci dengan sang kakak, tapi hubungan saudara mereka tidak bisa diputuskan, lagi pula pemikiran Itachi sudah berubah, mungkin pria itu menyadari semua kesalahannya, Itachi tidak bisa mengubah apapun.

"Sungguh, aku berterima kasih padamu Itachi, jika bukan karena dirimu, aku tidak tahu, apakah aku masih hidup atau mati." ucap Hinata, Itachi yang duduk di kursi roda hanya tersenyum.

Hinata menjenguk Itachi dirumah sakit, mereka hanya berdua karena Sasuke berada di luar untuk memberi waktu mereka berbicara.

"Aku senang, jika kau bahagia, aku sudah menerima semua, jadi tenanglah." Itachi berusaha berbicara walaupun terdengar kesulitan.

"Aku akan berdoa untuk kesembuhanmu, Itachi." Hinata menyentuh tangan Itachi dan Itachi membalas genggaman tangannya.

"Iya itu memang sudah seharusnya." Hinata tersenyum mendengar ucapan Itachi.

"Cepatlah menikah, sebelum si wanita pink itu terbangun dan berbuat ulah lagi." Hinata dan Itachi tertawa, sungguh rasanya melegakan saat masalah yang kau punya berkurang sedikit demi sedikit.

Secret Passion

Seorang wanita terbaring dengan kedua matanya yang terpejam rapat, alat medis terpasang di tubuhnya, wanita itu seperti tertidur pulas dengan tenang, hanya terdengar helaan napas pada selang oksigen yang terpasang di hidungnya, sesekali terlihat uap dari hasil pernapasannya.

Hinata dan Sasuke hanya bisa melihat dari pintu luar ruangan Sakura, ya sudah beberapa kali mereka menjenguk wanita itu, semua karena keinginan Hinata.

"Entah kapan dia sembuh, dan jika waktu itu akan tiba, kuharap ingatannya tentang kita bisa dia lupakan." ucap Sasuke sambil merangkul bahu Hinata.

"Karena aku takut dia tetap tidak menerima, ditambah kondisinya yang sudah tidak seperti dulu." tambah Sasuke.

"Apapun yang akan terjadi, yang terpenting dia sembuh terlebih dahulu." jawab Hinata.

"Hey, ayo berjanji." Sasuke menarik Hinata kedalam pelukannya.

"Apa?" jawab singkat Hinata.

"Saat bayi kita lahir, beri nama mereka Ayashe dan Ayana." ucap Sasuke sambil tersenyum.

"Ap-Apa?" Hinata terlihat gugup.

"Aku tahu bayinya kembar!" ucap Sasuke sambil mengeratkan pelukannya.

"Bagaimana kau bisa tahu?" wajah Hinata memerah.

"Dokter kandunganmu yang mengatakannya, aku bertemu dengannya tadi, dan dia bilang bayinya kembar laki-laki dan perempuan." ucap Sasuke, Hinata memang belum mengatakan hal itu pada Sasuke, karena dia berpikir saat ini bukan waktu yang tepat.

"Jadi jangan menolak dan menunda lagi pernikahan kita." ucap Sasuke sambil mengusap rambut Hinata.

"Ini tempat umum, apa kau tidak malu memelukku seperti ini?" Hinata berucap sambil melepaskan pelukan Sasuke, wanita itu pergi meninggalkan Sasuke yang tersenyum menatap kepergianya.

"Hey, aku belum selesai berbicara." Sasuke berusaha mengejar Hinata yang pergi lebih dulu.

Secret Passion

Kali ini Sasuke tidak ingin pernikahannya gagal, dia berharap semua akan berjalan dengan lancar, memilih tempat yang dirasa lebih aman dari tempat manapun yaitu di rumah baru yang dibelinya untuk Hinata dan keluarganya nanti.

Semua orang tersenyum bahagia termasuk Itachi yang hadir bersama kedua orang tuanya, orang tua Hinata dan adik perempuannya.

Mengambil konsep pesta kebun, pernikahan Hinata Sasuke diadakan dihalaman depan rumah baru mereka, gaun sederhana namun begitu cantik untuk Hinata, sedangkan sebuah mahkota bunga dan dedaunan menghiasi rambut Hinata..

"Selamat Sasuke, takdir memang tidak bisa diduga, aku ingat kau dan Hinata selalu bertengkar saat masih menjadi model dulu." Sasuke tersenyum mendengar ucapan Jiraiya yang kebetulan datang ke pesta mereka.

"Terima kasih, itu benar dulu aku bersikap buruk padanya." ucap Sasuke sambil mengalihkan tatapan pada Hinata yang sedang bercengkrama dengan tamu lainnya.

"Pernikahan sederhana tapi akan menjadi berita utama di semua media." tambah Jiraiya, pria tua itu menepuk pundak mantan model yang pernah bernaung di rumah produksinya.

Sasuke menghampiri Hinata, pria itu terlihat bahagia, tanpa ragu dia merangkul tubuh Hinata yang sudah resmi menjadi istrinya.

"Wah, kau benar-benar bahagia, baguslah, aku tidak perlu lagi melihat wajah dingin milikmu." seorang pria dengan sejuta pesona menghampiri pasangan yang baru saja resmi menjadi suami istri.

"Madara-san ... " Hinata menganggukan kepalanya.

"Hai nyonya Uchiha, selamat untuk pernikahanmu!" ucap Madara, ya mereka pernah menjadi teman walau hanya sesaat, tapi perteman itu cukup berharga dan berkesan bagi mereka.

"Terima kasih." jawab Hinata, Sasuke segera memeluk Hinata dari belakang dan hal itu membuat Madara tertawa.

"Aku benar wajahmu sedikit lebih ramah sekarang." ucap Madara pada Sasuke yang masih setia memeluk Hinata.

"Terima kasih untuk pujiannya." jawab Sasuke singkat.

Hinata bersyukur atas apa yang didapatkannya, dan untuk kedepannya mungkin dia tidak akan menderita lagi, dia percaya pada Sasuke, Tuhan memberi berkah pada dirinya atas semua kesabaran dan pengorbanannya selama ini.

Tidak ada manusia yang bebas dari penderitaan, semua orang mengalaminya, terkadang pengorbanan dibutuhkan demi tercapainya kebahagiaan.

Secret Passion

"Apa kau mencintaiku?" tanya Sasuke, saat ini mereka tengah berada di taman belakang rumah mereka, pesta sudah selesai sejak tadi siang, semua tamu sudah pulang termasuk para keluarga dengan alasan tidak ingin mengganggu pengantin baru.

"Hn kenapa bertanya seperti itu?" bukannya menjawab Hinata balik bertanya pada Sasuke.

"Jawab saja!" Sasuke menarik tangan Hinata yang sedang merapikan kain taplak meja yang sedikit berantakan bekas pesta tadi siang.

"Aku sudah menjadi istrimu, apa itu penting?" ucap Hinata.

"Kau belum pernah mengatakannya." ucap Sasuke dengan tatapan serius, itu benar Hinata mencintai Sasuke sejak delapan tahun lalu, tapi dirinya belum pernah mengatakan cinta pada pria itu.

"Aaa, aku ke dapur dulu, aku lapar dan mau mengambil makanan." Hinata tampak gugup, wanita itu melepaskan genggaman tangan Sasuke kemudian pergi kedapur seperti yang dikatakanya.

Sasuke menghela napas, dia menjambak rambutnya, pria itu berpikir Hinata masih belum menerima dirinya atau wanita itu masih membencinya.

Sasuke mengusap wajahnya kemudian berbalik setelah Hinata menghilang ke dapur, menikmati malam di taman dengan pikiran yang berkecamuk.

Grebb...

Sasuke merasakan pelukan sepasang tangan di perutnya tidak perlu berpikir lama dia segera membalas pelukan tersebut, dia menyetuh kedua tangan Hinata.

"Aku mencintaimu..."

Sasuke tersenyum mendengar ucapan Hinata.

"Aku tidak kuasa untuk menatap matamu."

"Dulu, aku ingin sekali membencimu, tapi ternyata aku tidak bisa."

"Aku tidak tahu, seringkali aku menganggap diriku bodoh karena selalu menyimpan perasaan untukmu."

"Bukan aku yang memilihmu, tapi hatiku."

"Aku mencintaimu, dulu, sekarang dan seterusnya."

"Aku juga berhutang nyawa padamu sebanyak dua kali."

Sasuke merasakan punggungnya basah, rupanya Hinata menangis saat mengucapkan kata itu, Sasuke segera berbalik matanya menatap wajah sembab Hinata.

"Maafkan aku, karena membiarkanmu tersiksa begitu lama." Sasuke mengusap air mata Hinata, kemudian menarik tubuhnya kedalam pelukan yang hangat.

"Sudah malam, ayo tidur dan istirahatlah, besok kita akan memulai kehidupan kita yang baru." ucap Sasuke yang dijawab anggukan oleh Hinata.

"Tapi sebelum itu kita-..." Sasuke tersenyum jahil, Hinata membulatkan matanya, dan sebelum dia mengeluarkan kata-kata tubuhnya sudah melayang karena Sasuke menggendongnya, tidak hanya itu bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Sasuke yang menciumnya dengan lembut.

Hinata melingkarkan tangan dileher Sasuke dengan ragu, dia juga membalas ciuman Sasuke, ciuman pertama mereka setelah begitu lama setelah kejadian yang membuat hidup mereka berubah.

Sasuke membaringkan Hinata diatas tempat tidur pengantin yang bertabur dengan bunga mawar merah.

Hinata memejamkan mata saat Sasuke berada di atas tubuhnya, sebuah ciuman Hinata rasakan di keningnya, wanita itu membuka mata secara perlahan dan melihat Sasuke sedang menatapnya.

"Aku tidak akan melakukannya seperti ini, mereka bisa kesakitan." usapan di perut Hinata membuat wanita itu bergerak tidak nyaman.

Sasuke mengusap perutnya dengan gerakan yang melingkar, darah Hinata terasa berdesir karena sentuhan tangan Sasuke, begitu hangat dan nyaman walaupun masih tertutupi dengan pakaian tidur tipis.

"Ya Tuhan, aku bisa merasakan mereka bergerak di dalam." Sasuke merasakan haru yang sangat luar biasa, pria itu mencium perut Hinata beberapa kali.

Wajah Sasuke berada di depan wajah Hinata, beberapa kali dia mencium dengan mesra.

"Apa kau merindukanku? apa mereka juga begitu?" wajah Hinata memerah menahan malu karena ucapan Sasuke.

"Jangan merasa malu sayang, puaskan rasa rinduku ini hn?" Sasuke berbisik ditelinga Hinata.

Sebuah pelepasan hasrat Sasuke nikmati walaupun dengan gerakan yang terbatas, rasa manis dan hangat yang sama dirasakan Sasuke dari tubuh Hinata, sangat menggairahkan.

"Bisakah kau melakukannya seperti dulu? seperti yang kita lakukan di depan kamera!" ucap Sasuke.

"Ap-Apa?" Hinata terkejut saat Sasuke mengatakan hal itu, dia mengerti Sasuke ingin Hinata menjadi sedikit nakal dan agresif.

"Hhh... Aku hanya bercanda sayang, aku tidak akan menjadikanmu wanita seperti itu, tidak lagi, jadilah dirimu sendiri, dan berjanjilah kau akan mengatakan semua yang kau rasakan dan jangan menyimpanya." ucap Sasuke, Hinata menangis, wanita itu memeluk suaminya, benar tidak perlu lagi ada rahasia yang dia simpan.

"Aku berjanji, akan kulakukan demi Ayashe dan Ayana." ucap Hinata dalam pelukan Sasuke.

Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita menyimpan sebuah rahasia yang tidak bisa dikatakan pada siapapun, tapi percayalah setiap orang memilikinya, baik atau buruk, rahasia tetap ada jika tidak diberitahukan kepada orang lain, tapi rahasia tidak akan ada jika orang lain mengetahuinya.

The End...

Oh my goooooddd...

Aihh aku bingung bikin ending untuk SP...

Tapi hanya itu yang ada dalam pemikiranku...

Maaf jika ending SP tidak memuaskan...

Aku sempat hilang flot dan jalan ceritanya...

Sekali lagi maaf dan terima kasih untuk semuanya...

Good bye...

Salam aisyaeva... :(