Naruto©Mr Masashi Kishimoto

Secret Passion

SASUHINA

Rate M

18 +, anak kecil tidak boleh masuk

Happy reading

Ting- Tong...

Suara bel apartement miliknya berbunyi, wanita cantik itu tersenyum.

Ting-Tong...

Bel kembali berbunyi menandakan bahwa orang yang berada di luar sudah tidak sabar ingin di bukakan pintu.

Ting-Tong...

Satu kali lagi, bukannya bergerak cepat wanita itu malah tersenyum geli, berjalan perlahan melewati ruang tamu, kaki telanjangnya melewati karpet permadani kelabu yang tampak hangat dan lembut.

Ting-Tong

Jika dilihat bukan hanya kakinya yang telanjang, tapi tubuh si wanita cantik itu juga terlihat setengah telanjang, tubuhnya hanya berbalut pakaian dalam, pakaian dalam super mini, terutama untuk branya, sehingga membuat dada bulatnya sedikit sesak dan menyembul, kulitnya putih, tubuhnya ramping sempurna, rambut gelapnya tergerai indah dan rapi, senyumannya kian mengembang saat bel kembali berbunyi.

Dengan gaya sexynya dia berjalan menuju pintu, dia meggigit jari telunjuknya saat menyentuh knop pintu.

Ting...

Pria itu terpaku saat pintu apartement terbuka, onyx bertemu ametys yang menatapnya penuh gairah, belum sepenuhnya sadar, si wanita cantik menarik dasi birunya untuk segera masuk, tidak lupa bibir si wanita sudah melumat habis bibirnya, si pria menyeringai dan mengikuti tarikan di dasinya, si pria menutup pintu tidak perlu di kunci, karena pintunya akan terkunci sendiri.

Si pria melempar tas kerjanya, membuka jas dan juga pakaiannya tanpa melepaskan ciuman panas si wanita, tanganya tidak tinggal diam, kedua tangannya mengusap lembut kulit tubuh si wanita, bahkan sekarang sudah meremas bokong berisi milik si wanita.

"Aaah..." lenguhan pelan terdengar dari bibir si wanita saat ciuman si pria berpindah ke lehernya, tubuh si pria hanya tinggal mengenakan celana dalam, dada bidangnya sudah terbuka sejak tadi, sepatu dan kaos kakinya sudah terlepas entah dimana.

Ciuman mereka masih berlangsung, sampai mereka menuju kamar, lipstik si wanita sudah habis karena lumatan si pria.

Tubuh wanita cantik itu di rebahkan di antas tempat tidur, sang pria ikut berbaring di sisinya, mereka berpelukan dada mereka menempel satu sama lain.

Tangan besar si pria beralih pada pengait bra dan melepas pengait tersebut, si wanita terkejut dan meremas dadanya, membuat si pria sedikit meringis, ciuman mereka masih berlanjut, si wanita merasakan tubuh sensitif si pria menegang.

Tangan besar itu kembali bergerak ke bagian bawah dan menyelinap di balik celana dalam mini si wanita di bagian sisi, tangan si pria menarik sedikit ke bawah celana dalam tersebut dan...

Cuuut...cut...cut

Sang sutradara berteriak pada pengeras suara, membuat para kru film kembali bergerak setelah pengambilan gambar.

"Wow,...fantastis, akting kalian berdua sangat bagus." ucap sang sutradara berusia 30 tahunan itu.

Kedua pemeran si wanita dan si pria mendekatinya setelah mereka mengenakan mantel handuk yang di pakaian para asisten masing-masing, wajah mereka terlihat kusut, si wanita memberengut, dan si pria berwajah dingin.

"Kau hebat Sasuke, aktingmu sangat keren." ucap sang sutradara itu lagi.

"Dan kau manisku sayang, aku suka sekali aktingmu hari ini."

"Diamlah baka aniki, kau sutradara termesum yang pernah kukenal." ucap si pria pemeran utama aka Sasuke.

"Aku setuju, ada apa denganmu Itachi, aku juga di pasangkan dengan adikmu yang juga mesum." ucap si wanita pemeran utama.

"Dan apa-apaan itu tadi, kau membuka pengait braku, dan hampir melepas celanaku, itu tidak ada dalam skenario untung saja aku membelakangi kamera." ucap wanita itu lagi, dan menatap tajam Sasuke.

"Hah,...kau berlebihan kakakku suka pada aktingku, dan lagi pula kau tidak perlu malu seluruh tubuhmu itu tidak ada bedanya di tutup atau tidak, maksudku, tubuhmu itu sudah di lihat banyak orang." ucap Sasuke panjang dan lebar.

"Kau..." si wanita menggeram.

"Sudahlah Hinata, lagi pula dengan akting Sasuke yang tidak ada dalam skenario justru menambah akting alami dari kalian, lihat kejantanan Sasuke sampai menegang tadi" ucap sutradara yang di panggil Itachi, Sasuke mendengus.

"Baka, ...hanya orang yang tidak normal seperti dirimu yang tidak akan menegang jika berhadapan dengan wanita tanpa pakaian." bela Sasuke pada dirinya.

"Kalian profesional, sudah pengambilan gambar untuk hari ini selesai." ucap Itachi lagi.

"Ayo sayang, aku ingin makan malam denganmu." ucap Itachi kemudian merangkul pundak Hinata, mereka berdua meninggalkan lokasi syuting dan juga Sasuke yang masih berada di sana, semua kru membereskan semua properti syuting untuk adegan selanjutnya.

"Dasar baka, aku di bodohinya, dia memasangkanku dengan calon kakak iparku sendiri, Itachi sialan." ucap Sasuke, ponselnya bergetar karena ada panggilan.

"Hallo sayang,...hm...baiklah aku akan ke apartementmu sekarang." Sasuke mengakhiri panggilan di ponselnya kemudian bergegas untuk meninggalkan lokasi syuting.

Sementara itu Hinata dan Itachi sudah berada di restoran mewah untuk makan malam, sebagai seorang sutradara dan artis, Itachi dan Hinata cukup terkenal di kalangan masyarakat, terlihat dari para pengunjung restoran yang menyapa mereka.

Hinata duduk berhadapan dengan Itachi suasana restoran yang romantis membuat Hinata terpesona.

"Kau suka sayang?" tanya Itachi, Hinata hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Pesanlah apa yang kau inginkan" ucap Itachi setelah seorang pelayan menghampiri dan memberikan buku menu.

Mereka masih menikmati makan malam mewah dengan banyak menu makanan, Hinata sangat menyukai masakan lezat tersebut, memang selera makan Hinata sangatlah bagus, dan Itachi menyukainya.

"Mm, ...Itachi boleh aku bertanya?" Hinata berkata dengan ragu, Itachi mengangguk sambil tersenyum.

"Tentang peranku, kenapa kau memasangkanku dengan Sasuke, apa kau tidak cemburu, aku ini kekasihmu,...dan di surat kontrak aku hanya akan berciuman dengannya, dan kostumku itu..." ucap Hinata, Itachi hanya tersenyum geli.

"Aduh sayang, tentang kostum kau kan sudah biasa, sebagai model majalah pria dewasa kau pernah memakai yang jauh lebih sexy, dan tentang Sasuke aku tidak cemburu dia adikku, lagi pula kau kan belum mencintaiku sayang." jawab Itachi.

"Aku memang belum mencintaimu, tapi aku akan berusaha." ucap Hinata dengan yakin, Itachi hanya tersenyum dan mengangguk.

Awal pertemuan Hinata dan Itachi adalah di agensi tempat Hinata bernaung sebagai model majalah pria dewasa yang kebetulan tempat yang sama di mana adiknya Sasuke juga bekerja di sana, sedangkan Itachi adalah sutradara film dewasa, Itachi membaca dan melihat foto Hinata dalam sebuah artikel majalah pria dewasa.

Saat itu Itachi menawarkan sebuah peran untuk Hinata di saat yang sama pria itu juga menawarkan peran pada adiknya, Hinata yang tertarik masuk ke dunia film menerima tawaran Itachi dan langsung di berikan peran utama, Itachi mengajak Hinata menjalin sebuah hubungan, awalnya Hinata menolak dengan alasan tidak punya perasaan apapun pada Itachi, tapi Itachi meyakinkannya bahwa cinta bisa muncul belakangan.

Sudah satu tahun Hinata dan Itachi punya ikatan yang di sebut kekasih, sampai saat ini Hinata masih belum mencintai Itachi, entah kenapa padahal Itachi adalah salah satu pria most wanted yang ada di jepang, wajahnya yang tampan, tubuh yang ideal, dan juga punya karir yang menjanjikan, siapa yang tidak mau, berbeda sekali dengan adiknya yang arogan dingin dan juga seorang playboy, Hinata pernah menjadi partner Sasuke untuk sebuah produk parfum ternama, bahkan mereka pernah menjadi trending topic sebagai pasangan paling panas di tahun ini, karena pose mereka berdua.

Secret Passions

"Hm,...ini lezat sekali, kau pintar memasak." ucap Sasuke, sambil mengecup pipi wanita bersurai merah muda di depannya.

"Kau suka?" tanya si wanita.

"Ya, Sakura tentu saja, kau cantik, pintar memasak, seorang dokter, pokoknya aku suka." jawab Sasuke pada kekasihnya yang bernama Sakura.

"Haha, ...aku bertanya tentang masakannya bukan tentang diriku!" Sakura tertawa.

"Sama saja." jawab singkat Sasuke.

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Sakura sambil membereskan piring kotor bekas makan malam mereka.

"Seperti biasa, Itachi puas dengan aktingku."

"Jangan bilang kau tidak mengikuti skenario lagi." Sakura tertawa, Sasuke seringkali membuat adegannya sendiri tanpa mengikuti skenario.

"Apalagi pada Hinata, dia bisa mengamuk." Sasuke memutar matanya.

"Ya kau benar, tadi dia marah padaku karena aku membuka pengait branya, ...aww..." Sakura memukul tangan Sasuke dengan sendok.

"Kau ini, tentu saja dia marah, dia tidak suka di perlakukan seperti itu." Sakura sedikit kesal dengan Sasuke.

"Ck,...dia berpura-pura marah, aku yakin sebenarnya dia suka ku perlakukan seperti itu, ...kau tahu wanita seperti Hinata akan suka tubuhnya di gerayangi." ucap Sasuke datar.

"Wanita seperti Hinata?, memangnya Hinata seperti apa? dia itu temanku jangan menilainya sembarangan." ucap Sakura.

"Mungkin dia memang temanmu tapi kalian berbeda, kau gadis yang terhormat, kau gadis baik-baik, bagiku Hinata tidak berbeda dengan..."

"Cukup, jangan bicarakan dia lagi, moodku jadi buruk." ucap Sasuke.

"Baiklah, tapi baik ataupun buruk dia temanku, walaupun itu dulu saat di SMA, aku masih ada pekerjaan, ada operasi jam 9, kau masih mau di sini?" tanya Sakura, Sasuke hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku mau menemui Itachi di rumah." jawab Sasuke.

Sasuke menemui Itachi, kali ini pria itu sedang berada di rumah orang tuanya.

"Oi, baka otoutou kau lama sekali." ucap Itachi, saat Sasuke masuk ke kamar lamanya.

"Ada apa kau menyuruhku kemari." tanya Itachi.

"Aku ingin bicara tentang kontrak kerja." jawab Sasuke.

"Aku ingin kau mengganti pemeran wanitanya, siapa saja asal jangan Hinata, aku tidak nyaman." lanjut Sasuke.

"Kau ini kenapa, hanya dia yang cocok memerankannya, kau tahu alasanku memilihnya, dia punya wajah yang polos yang justru menjadi nilai plus saat di kamera, apalagi saat dia berakting menatapmu dengan matanya yang menggoda, aku suka sekali." ucap Itachi tersenyum penuh arti.

"Dia itu kekasihmu, apa kau tidak cemburu?" tanya Sasuke kesal.

"Tidak, aku justru suka sekali saat kau menyentuhnya." ucap Itachi tanpa beban.

"Dasar sakit jiwa, kau terlalu banyak membaca artikel bodoh yang membuat otakmu jadi bodoh." Sasuke semakin kesal pada kakaknya.

"Ya kau benar, aku sering membaca artikel yang menceritakan seorang suami yang suka sekali melihat istrinya di gauli pria lain, dan karena itulah wajah polos Hinata sangat cocok untuk kujadikan seperti itu, makannya aku selalu memasangkan Hinata dengan pria lain, Yahiko, Gaara, Sasori, Toneri, Naruto, Sai, aku suka sekali melihat Hinata beradegan panas dengan pria lain, tapi akhir-akhir ini aku sering membayangkan kalau kau yang menyentuhnya, kau tahu tubuh kalian sangat cocok saat bersentuhan, dan dari semua model kaulah yang paling kusukai untuk pasangan Hinata." ucap Itachi panjang lebar.

"Kau memang gila Itachi, mana mungkin ada pria seperti dirimu yang suka melihat kekasihnya di sentuh orang lain, kau harus memeriksakan otakmu itu pada psikolog."

"Sudahlah itu cuma akting, baka,...lagi pula Hinata tidak tahu niatku yang sebenarnya, dan dia belum mencintaiku jadi aku tak perlu merasa bersalah padanya."

"Wah, ternyata kau lebih bodoh lagi, menjalin hubungan dengan wanita yang tidak mencintaimu."

"Berhenti mengataiku bodoh, ...baka..., pokoknya lakukan saja pekerjaanmu." Itachi pergi meninggalkan Sasuke yang dongkol.

Secret Passions

... Di lokasi syuting...

Pasangan muda itu tengah makan malam, siwanita mengenakan mini dress yang sexy, si pria hanya mengenakan celana panjang olahraga dan kaos putih.

"Sunsuke apa kau menyukai masakannku?" tanya si wanita, pria yang di panggil Sunsuke itu tersenyum.

"Tentu saja Yumi, kau yang terbaik." wanita bernama Yumi itu tersenyum.

"Apa kau menginap hari ini?" tanya Yumi, Sunsuke menarik tubuh Yumi duduk di pangkuannya.

"Maafkan aku, aku harus pulang istriku sedang menungguku." Yumi menundukkan kepalanya, nasib seorang selingkuhan memang seperti itu, saat di butuhkan mereka di puja, tapi saat si pria bosan mereka pergi begitu saja.

"Tapi sebelum pulang, aku ingin kau memberi bekal untukku." Sunsuke membalikkan tubuh Yumi dan sekarang tubuh mereka berhadapan kedua kaki Yumi duduk di atas dua paha Sunsuke.

Sunsuke mencium gemas Yumi, sampai Yumi terjengkang, tapi kedua tangan Sunsuke menyangga tubuh Yumi.

Sunsuke menyingkap mini dress Yumi sampai pakaian dalamnya terlihat, Sunsuke juga melepas tali dress di tengkuk Yumi, hingga melorot dan memperlihatkan bra hitam yang di pakai Yumi, kecupan demi kecupan dirasakan Yumi di lehernya, Sunsuke mengangkat tubuh Yumi tanpa mengubah posisinya, Yumi melingkarkan kakinya di pinggang Sunsuke.

Tali bra yang berada di bahu kiri Yumi, di turunkan sampai lengannya, Sunsuke menciumi bahu polos itu, sedangkan Yumi meremas rambut belakang Sunsuke.

Cut...cut...

Hinata dan Sasuke menghentikan aktingnya, Sasuke menurunkan Hinata dengan hati-hati, Hinata segera membenahi mini dressnya yang berantakan, saat berbalik tanpa sengaja gelang yang di pakaianya tersangkut di kaos putih yang di pakai Sasuke.

Hinata kesulitan saat mengurai rantai gelang yang tersangkut di baju Sasuke, dan membuat Sasuke kesal.

"Bisakah lebih cepat." ucap Sasuke dengan ketus.

"Tunggu, ini sulit sekali, rantainya tersangkut." ucap Hinata.

"Kalau begitu putuskan saja." ucap Sasuke lagi.

"Tidak boleh, gelang ini sangat berarti bagiku." tidak biasanya Hinata seperti itu, wanita ini biasanya ketus pada Sasuke.

"Kau membuatku kesal, kau membuatku menunggu." Sasuke membuka kaosnya dan tangan Hinata sedikit terbawa ke atas karena gelangnya masih tersangkut, sehingga dada mereka kembali saling menyentuh, dada bidang Sasuke terekspos, membuat wajah Hinata merona.

"Maaf... bajumu jadi rusak." ucap Hinata, Sasuke pergi begitu saja, Hinata menghela napasnya.

"Ada apa sayang?" Itachi menghampiri Hinata.

"Gelangku tersangkut dan baju adikmu rusak." ucap Hinata lemah.

"Sudah jangan dipikirkan dia memang tidak sabaran." ucap Itachi, Hinata hanya menganggukan kepalanya.

Hinata pulang ke rumahnya, saat tiba di halaman rumah Hinata terkejut, halaman rumahnya penuh dengan sampah dan kotoran, padahal tadi pagi semua tampak bersih, tapi sekarang?, Hinata menghela napas lelah, dia sudah biasa mendapatkan hal seperti ini, semua adalah hasil karya hatersnya yang sebagian besar adalah para ibu rumah tangga, semenjak berperan sebagai Yumi enam bulan lalu, Hinata selalu mendapat hujatan dari para hatersnya hanya karena Yumi adalah selingkuhan dari Sunsuke aka Sasuke di tambah adegan panasnya yang di lakukan bersama Sasuke, membuat para fans fanatik pria itu marah besar.

Hinata memasuki kamarnya, menanggalkan pakaiannya kemudian melenggang ke kamar mandi, air hangat yang mengguyur tubuhnya terasa menyegarkan rasa penat yang dirasakannya berkurang, Hinata mengusapkan busa sabun di tubuhnya secara merata, pikiran Hinata menerawang, entah apa yang dia pikirkan tak ada yang tahu.

Setelah mandi Hinata duduk di sofa ruang tv, menyalakan layar kaca tersebut dan tatapanya di fokuskan pada benda tersebut.

"Tengah malam seperti ini masih ada acara gosip." gumam Hinata, di tv saat ini memang sedang menayangkan acara infotainment.

'Artis sexy Hinata Hyuga, ternyata memiliki haters yang banyak itu di karenakan perannya sebagai wanita selingkuhan.'

Hinata mematikan kembali tvnya kemudian pergi ke kamarnya untuk tidur.

Siang ini Hinata mendatangi lokasi syuting padahal tidak ada jatah pengambilan gambar untuknya, tapi Itachi memaksanya datang, dan dengan terpaksa Hinata menyetujuinya.

Hinata duduk di salah satu sudut tempat syuting, Sasuke tengah beradu akting dengan Yamanaka Ino yang berperan sebagai Reina atau istri dari Sunsuke.

"Aktingmu selalu bagus Sasuke." ucap Ino, kedua tangan mulusnya di kalungkan di leher Sasuke.

"Kau juga Ino." jawab Sasuke dengan merangkul pinggang Ino, Hinata hanya menggelengkan kepala saat melihat adegan romantis Ino dan Sasuke.

Hinata menghampiri Itachi yang sudah selesai dengan pekerjaanya.

"Kita akan pergi ke Mansion Uchiha, ibu mengundangku makan malam." ucap Itachi.

"Tapi..."

"Sasuke juga akan membawa Sakura, karena dia juga di undang."ucap Itachi lagi.

"Ooh..." jawab Hinata singkat.

Mansion megah bergaya istana berdiri kokoh dengan segala kemewahanya, di salah satu ruangan tepatnya di ruang makan, tiga orang wanita dan tiga orang pria tengah bercengkrama, lebih tepatnya lima orang karena satu orang di antara mereka hanya diam.

"Sakura-chan bagaimana pekerjaanmu?" tanya nyonya rumah Mikoto Uchiha.

"Baik bibi, semua lancar." jawab Sakura di sertai senyuman manis.

"Sasuke pintar mencari pasangan, kau gadis terhormat dan juga gadis baik-baik, pantas Sasuke menyukaimu." Hinata tersenyum mendengar ucapan Mikoto, wanita itu sedang memuji calon menantunya.

"Terima kasih." jawab Sakura.

Setelah selesai makan Sakura pergi ke kamar Sasuke, sedangkan Hinata duduk sendiri di ruang tamu karena Sasuke dan Itachi berada di ruang keluarga bersama ayah dan ibunya, entah apa yang mereka bicarakan.

Hinata melihat Sasuke yang keluar dari ruang keluarga menuju dapur.

"Boleh kupinjam toiletnya?" Hinata bertanya pada Sasuke.

"Silahkan..." setelah selesai dengan ritual perempuanya Hinata keluar dari toilet dan melihat Sasuke yang masih di dapur, pria itu tampak membuat minuman segar mungkin untuk Sakura.

Hinata bermaksud melangkah lagi tapi sebuah suara menghentikannya.

"Itachi segeralah menikah dan carilah gadis baik-baik untukmu, usiamu sudah 30 tahun, kapan kau akan menikah?"

"Lihatlah Sasuke, dia sudah mendapat calon istri yang terbaik, jangan berhubungan dengan perempuan yang tidak jelas asal- usulnya." itu adalah suara Mikoto.

Sasuke melihat ke arah Hinata, wanita itu menatapnya sekilas, Hinata pergi kembali ke ruang tamu dan mengambil tas selempangnya, wanita itu kembali menghampirinya.

"Aku permisi, katakan pada Itachi aku masih ada urusan dan sampaikan terima kasihku pada ibumu untuk makan malamnya." Hinata pergi meninggalkan Sasuke dan semakin menjauhinya.

Sasuke masih menatap kepergian Hinata, punggung kecilnya terlihat semakin menjauh, wanita yang satu tahun lebih muda darinya itu terus melangkah.

Sasuke ingat Hinata adalah adik kelasnya di SMA, dulu Hinata adalah gadis lugu dan polos, tapi sekarang dia berubah menjadi wanita yang menggoda, Sasuke yakin banyak pria di luar sana yang sering bermasturbasi dengan membayangkan kemolekan tubuh Hinata.

Sasuke mengakui terkadang dirinya juga tergoda dengan wanita itu apalagi sekarang mereka sering beradegan intim di depan kamera.

Sasuke juga mengakui wajah polos Hinata menjadi nilai lebih, wajah bak gadis lugu itu, bisa menjadi binal saat kamera menyala, intinya Hinata sangat profesional.

Secret Passion

Dua jam setelah kepulangannya dari Mansion Uchiha, Hinata kembali merendam tubuhnya di dalam jacuzzi yang berada di kamar mandi super mewahnya, kali ini dia tidak bisa menenangkan pikirannya, tinggal di rumah mewah sendirian membuat dirinya kesepian.

Hinata memijit pangkal hidungnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya, sejak tadi ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan nama Itachi tertera di dalamnya, dengan malas Hinata menjawab panggilan tersebut.

"Hallo, ...aku baik-baik saja, ... tidak perlu,...aku sedang beristirahat,...baiklah,...selamat malam." seperti biasanya Itachi menanyakan keadaan Hinata dan berakhir dengan perintah tentang kontrak yang harus di kerjakan Hinata.

Ting-tong..

Hinata mendengar suara bel rumahnya berbunyi, melihat jam yang terdapat dalam ponselnya.

"Jam 11, siapa yang bertamu tengah malam seperti ini?" Hinata membilas tubuhnya sebentar lalu memakai kimono handuknya yang berwarna putih bersih, Hinata menuju pintu rumah yang jaraknya cukup jauh, rambutnya masih basah sehingga meneteskan air di ujung rambutnya.

Hinata melangkah seandainya tamu itu perampok dia tidak tahu atau salah satu haters yang ingin membunuhnya, sebenarnya Hinata sedikit takut.

Ting-tong..

Dengan ragu Hinata membuka pintunya, tatapannya terpaku matanya tidak berkedip.

"Apa tawaranmu masih berlaku?." Hinata masih menatap tidak percaya pada orang yang baru saja bertanya padanya.

"S-Sasuke apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hinata, untuk apa Sasuke datang kerumahnya tengah malam seperti ini, pria itu masuk begitu saja, Hinata menutup pintunya.

"Aku bertanya padamu, sekali lagi, apa tawaranmu waktu itu masih berlaku?" bukannya menjawab pertanyaan Hinata, Sasuke malah bertanya untuk kedua kalinya.

"Eh?,..tawaran apa?" Hinata tidak mengerti dengan ucapan Sasuke.

"Satu tahun lalu, sebelum kau menjalin hubungan dengan kakakku, kau pernah menawarkannya padaku,..." Sasuke menghentikan ucapannya, dan mendekati Hinata.

"One night stand, hm?" ucap Sasuke, tangan kanannya mengusap pipi kiri Hinata yang masih dingin karena baru saja berendam, mata Hinata membola.

"Bicara apa kau ini?, itu sudah tidak berlaku." Hinata mendengus dan menepis tangan Sasuke, Hinata membalikkan tubuhnya, tapi Sasuke menariknya hingga punggung Hinata menabrak dada bidangnya.

"Ayolah, Hinata, kau mau pergi kemana?" Sasuke melingkarkan tanganya di perut Hinata.

"Aku mau ke kamarku, aku akan berpakaian dulu." ucap Hinata, wanita itu berusaha lepas dari pelukan tangan Sasuke.

"Tidak perlu, karena aku akan merobeknya." Sasuke mencium leher Hinata yang berbau harum.

"Lepaskan aku, apa yang membuatmu berpikir tawaran itu masih berlaku, aku tahu dari dulu sampai sekarang kau hanya menganggapku jalang rendahan yang tidak pantas bersanding dengan kakakmu yang mesum itu, kau juga tak pernah bersikap baik padaku... dan sekarang kau ingin bercinta dengan jalang sepertiku, apa alasanku harus mau tidur denganmu?." wanita itu tertawa meremehkan.

"Jangan terlalu naif seperti itu, apa ruginya, kita akan saling memuaskan, lagi pula Itachi tidak akan tahu kalau kita melakukannya sekali saja." ucap Sasuke datar, Hinata tampak berpikir, terlepas dari pelukan Sasuke wanita itu berbalik, kedua tangannya melingkari pundak Sasuke.

"Apa di luar sana kau kehabisan wanita lalu mencariku, dan... bukankah tadi kau bersama kekasihmu, Haruno?"

"Itu tidaklah penting." Sasuke mengangkat Hinata di depan tubuhnya, langkahnya pasti menuju lantai dua di mana kamar Hinata berada, Sasuke memang pernah ke rumah Hinata dan tahu letak kamar Hinata, waktu itu Itachi menyuruhnya menjemput Hinata, kebetulan wanita itu juga sedang berkemas di kamarnya.

Sasuke menurunkan Hinata saat sudah sampai di kamarnya, tanpa ragu tangannya merangkul tubuh Hinata, mencium bibirnya dengan gemas, deru napasnya terasa hangat di wajah Hinata.

Hinata menanggalkan pakaian Sasuke bagian atas, dada bidangnya terekspos, Hinata menelan ludahnya, wanita itu benar-benar gugup, wajahnya memerah sempurna.

Sasuke menanggalkan celananya, dan Hinata semakin salah tingkah.

"Kenapa apa kau malu?" Sasuke menarik tubuh Hinata kembali, kedua tangannya merangkum wajah Hinata kemudian mereka berciuman lagi.

Tangan Sasuke menyelinap untuk menarik tali kimono handuk yang Hinata pakai, Hinata terkesiap saat menyadarinya dengan segera dia menghentikan gerakan tangan Sasuke, Hinata menggelengkan kepalanya.

"J-Jangan, maafkan aku,...kurasa aku tidak bisa melakukannya, p-pulanglah Sasuke." Hinata tampak begitu gugup napasnya tidak teratur.

"Kenapa apa kau ragu?" tanya Sasuke disertai dengan mencium bibir Hinata pelan.

"Ini tidak benar." ucap Hinata singkat, Hinata menurunkan tangan Sasuke yang tengah merangkum wajahnya.

"Jangan membuat aku bertambah buruk di mata keluargamu." Hinata menggigit bibir bawahnya, Sasuke menghela napasnya.

"Apa kau teringat pada Itachi, bukankah kau tidak mencintainya?" Sasuke harus menahan hasratnya untuk sementara, Hinata tampak labil dan juga ragu.

"Tidak bukan itu, aku...a-aku..." Sasuke mengernyitkan alisnya, ada apa dengan Hinata, tapi Sasuke tidak bisa berhenti sekarang, libidonya sudah terlanjur naik dan dia harus menuntaskan hasratnya.

"Dengar sayang, jangan bersikap seperti remaja labil, tunjukan kemahiranmu melayani pria." Sasuke meremas pundak Hinata.

"Aku sudah tidak bisa menahannya lagi."

"Tapi,... kyaa..." ucapan Hinata terpotong, Sasuke menarik kencang tali kimononya dan sekarang handuk tersebut sudah berada di lantai dan tergeletak begitu saja.

Sasuke melihat tubuh Hinata yang telanjang, seringaian terpatri di wajahnya.

"Jadi seperti inikah tubuhmu tanpa busana, ah aku menyesal menolak tawaranmu tahun lalu."

"Pantas saja Itachi mempertahankanmu, rupanya dia suka sekali pada tubuhmu ini." Hinata memalingkan wajahnya saat mendengar ucapan Sasuke.

Sasuke menarik Hinata duduk di pangkuannya setelah melepas satu-satunya pelindung tubuh yang masih mekekat yaitu celana dalam, dengan posisi seperti ini tubuh intim mereka saling bersentuhan, selain itu dada Hinata berada tepat di depan wajahnya.

Sasuke menyentuh dada kiri Hinata benda kenyal tersebut terasa kencang di telapak tangannya titik pusatnya mengeras saat Sasuke memilinnya.

"Aaaahhh..." lenguhan pelan keluar dari bibir Hinata.

Mata mereka bertemu, dapat Sasuke lihat tatapan sayu Hinata yang menggoda, Itachi benar wajah polos Hinata punya daya tarik tersendiri, wajah polos yang tetap cantik walaupun tanpa make up yang begitu menggemaskan saat ini.

Sasuke merasakan kejantanannya semakin menegang, sementara Hinata kewanitaannya sudah basah dan juga licin, Sasuke kembali menyeringai saat mengetahui hal itu.

"Kau lihat kau bahkan sudah basah." bisik Sasuke dengan suara yang terdengar menggoda, wajah Hinata memerah.

"Jangan malu, kau sangat menggoda sayang."

Sasuke merebahkan Hinata dan menciumnya lagi lebih dalam, ketika pasokan udara habis Sasuke melepas ciumannya, Hinata terengah dadanya naik turun, dan hal itu tidak luput dari tatapan Sasuke,baginya Hinata sangat sexy.

Sasuke berpikir ingin mendapatkan servis terbaik dari Hinata, jadi dia berpikir untuk mendominasi Hinata.

"Katakan bagaimana cara Itachi memuaskanmu?" Sasuke bertanya tapi Hinata tidak menjawabnya.

"Lupakan, kau hanya perlu menikmati gayaku, hm?" Hinata menganggukan kepalanya.

Sasuke menyentuh kewanitaan Hinata dan mengusapnya pelan, Hinata bergerak gelisah saat merasakan nikmatnya usapan tangan Sasuke.

"Hhhh...Sasu..." Sasuke tersenyum puas saat Hinata mengerang dan menyebut namanya.

"Jangan di tahan lepaskan saja desahanmu itu." tubuh Hinata tersentak-sentak, Sasuke tahu kalau Hinata orgasme.

"Kau suka, itu belum apa-apa, aku akan membuatmu lebih puas lagi." Sasuke mengarahkan kejantannya di lubang senggama Hinata, Sasuke sedikit kesulitan karena kewanitaan Hinata terasa sempit.

"Kenapa sempit sekali." ucap Sasuke, kedua tangan Hinata meremas sprei yang sudah sedikit kusut.

"Aackkkhh..." Hinata menjerit saat Sasuke menekan kembali kewanitaannya.

"Ekspresimu berlebihan, tidak perlu menjerit seperti itu, memangnya kau ini perawan yang baru pertama kali bercinta?" ucap Sasuke dengan menahan gairahnya.

"Tapi ini memang sakit Sasuke." ucap Hinata dengan mengerang.

"Sudah nikmati saja."

Blesss...

"Aackkkhhh..." Hinata menjerit jauh lebih keras saat Sasuke menghentakkan kewanitaanya, sudut matanya terlihat menggenang.

Sasuke sedikit khawatir, walaupun sudah mencium Hinata, tetap saja wanita itu kesakitan, Sasuke menyentuh kewanitaan Hinata yang basah dan semakin terkejut saat melihat darah yang begitu banyak keluar dari kewanitaan Hinata.

"Darah? ,...Hinata kau?" Sasuke merangkum wajah Hinata.

"Sasuke, aku, aku memang masih perawan." ucap Hinata, tangannya menyentuh punggung tangan Sasuke yang berada di wajahnya.

"Tidak apa-apa teruskan saja, aku baik-baik saja." ucap Hinata.

"Baiklah aku akan lebih lembut." ucap Sasuke, dia mencium kening Hinata.

To be continue.

Hai...hai...aisya datang lagi bawa fict baru hehe...

Sambil nunggu Bukan Romeo dan Juliet kelar aku publish yang ada dulu udah lama nich fict nongkrong di doc manager...besok aku update yang Romeo itu ea...

Maukah kalian membaca fict ini ?

Review, follow dan favoritnya di tunggu...

Semoga kalian suka...

Salam aisyaeva...